kinerja sambungan.
1. Umum
Pemeliharaan Jalan, adalah kegiatan
mempertahankan, memperbaiki, menambah
ataupun mengganti bangunan fisik yang telah
ada agar fungsinya tetap dapat dipertahankan
atau ditingkatkan untuk masa yang lebih lama;
Perawatan Jalan, adalah kegiatan rutin untuk
mempertahankan bangunan fisik yang ada agar
tetap dapat berfungsi seperti yang telah
direncanakan;
2. PROBLEM PEMELIHARAAN
3.1 Deformasi
adalah penurunan permukaan perkerasan sebagai akibat
terjadinya retak atau pergerakan diantara slab/pelat. Tipe
kerusakan ini dikelompokkan sebagai berikut :
a. Amblas (depression)
Amblas adalah penurunan
permanen permukaan slab/pelat
dan umumnya terletak di sepan-
jang retakan atau sambungan.
kerusakan ini dapat menimbulkan
terjadinya genangan air dan seterus
nya masuk melalui sambungan atau
retakan. Kedalaman kritis > 25 mm. Amblas
Kemungkinan penyebab
• Pemadatan lapis pondasi yang kurang baik
• Penurunan tanah dasar yang tidak sama
• Daya dukung tanah dasar yang kurang baik
• Hilangnya butiran halus pada lapis pondasi atau akibat pumping
Akibat lanjutan
• Meluasnya daerah atau slab yang mengalami amblas
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan
Saran penanganan
• Kedalaman amblas > 25 mm, dgn penambalan (patching)
• Kedalaman amblas < 25 mm, dgn lapis perata (levelling)
b. Patahan (faulting)
Patahan adalah berbedaan elevasi antara slab, akibat
penurunan pada sambungan atau retakan
Patahan (faulting)
Kemungkinan penyebab
• Kurangnya daya dukung pondasi bawah atau tanah dasar
• Melengkungnya slab akibat perubahan temperatur dan
kelembaban
• Terjadinya pumping
• Perubahan volume pada tanah dasar
Akibat lanjutan
• Meluasnya area patahan dan slab yang mengalami patahan
• Terjadinya gompal (spalling)
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan
Saran penanganan
• Untuk perbedaan elevasi antar slab < 25 mm, dengan
pemberian lapis perata (levelling) dan pengisian celah retak
(crack filing)
• Untuk perbedaan elevasi antar slab > 25 mm, dengan
penambalan (patching)
c. Pemompaan (pumping)
Pemompaan adalah fenomena, dimana air atau lumpur
keluar (terpompa) melalui sambungan atau retakan yang
ditimbulkan oleh defleksi slab akibat lalu-lintas.
Pemompaan dapat mengurangi daya dukung lapis pondasi
karena timbulnya rongga di bawah slab (pada lapis pondasi /
pondasi bawah) dan umumnya tidak dapat diamati secara
visual kecuali setelah turun hujan.
Pumping
Kemungkinan penyebab
• Kadar air yang berlebihan pada tanah dasar
• Akibat infiltrasi air melalui celah sambungan atau retakan
Akibat lanjutan
• Akan terjadi rocking dan retak
• Meluasnya area atau slab yang mangalami pumping
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan
Saran penanganan
• Penutupan celah sambungan (joint sealing)
• Penyuntikan bahan pengisi/semen (grouting)
d. Rocking
Rocking adalah fenomena, dimana terjadi pergerakan
vertikal pada sambungan atau retakan yang disebabkan oleh
lalu-lintas. Rocking dapat disebabkan oleh pemompaan.
Keberadaan rocking tidak dapat diamati secara visual, akan
tetapi dapat dirasakan bila kendaraan melintas di atas slab
yang mengalami rocking.
Rocking
Kemungkinan penyebab
• Pemompaan (pumping)
• Kurangnya daya dukung sub-base atau tanah dasar
• Perbedaan daya dukung pada tanah dasar
Akibat lanjutan
• Retak yang akan diikuti patahan (faulting) permanen
• Meluasnya area slab yang mangalami rocking
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan
Saran penanganan
• Pengisian celah retak (crack filling)
• Penutupan celah sambungan (joint sealing)
• Penyuntikan bahan pengisi/semen (grouting)
3. BENTUK DAN JENIS KERUSAKAN
Retak blok
Kemungkinan penyebab
• Ketebalan slab yang tidak cukup
• Kehilangan daya dukung dari pondasi atau tanah dasar
• Terjadinya penurunan pada tanah dasar
Akibat lanjutan
• Meluasnya area slab yang mengalami retak
• Terjadinya patahan (faulting)
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan
Saran penanganan
• Untuk retak blok lebar retak < 5 mm, penanganan dengan
pengisian retak dengan aspal (crack filling)
• Untuk retak blok lebar retak > 5 mm, penanganan dengan
rekonstruksi satu slab
b. Retak sudut (corner crack)
Retak sudut adalah retak yang memotong secara diagonal dari
tepi atau sambungan memanjang ke sambungan melintang
Kemungkinan penyebab
• Tebal slab yang tidak cukup
• Kehilangan daya dukung pondasi atau tanah dasar
Akibat lanjutan
• Meluasnya area slab yang mengalami retak
• Terjadinya patahan atau gompal (spalling)
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan
Saran penanganan
• Retak sudut tanpa pecah, penanganannya dengan pengisian
celah retak (crack filing)
• Retak sudut yang disertai terjadinya pecah, penanganannya
dengan rekonstruksi partial
c. Retak diagonal (diagonal crack)
Retak diagonal adalah retak yang tidak berhubungan dan
garis retakannya memotong slab.
Retak diagonal
Kemungkinan penyebab
• Terjadinya penurunan badan jalan
• Tebal slab yang tidak cukup
• Terjadinya penyusutan dini selama perawatan berhubungan
dengan terlambatnya pembuatan sambungan melintang
• Terjadinya rocking
Akibat lanjutan
• Meluasnya area atau slab yang mangalami retak
• Terjadinya patahan atau gompal
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan
Saran penanganan
• Untuk lebar retak < 5 mm, penanganan dengan pengisian celah
retak dengan aspal (crack filling)
• Untuk lebar retak > 5mm, penanganan dengan rekonstruksi
setempat (parsial)
d. Retak memanjang (longitudinal crack)
Retak memanjang adalah retak yang tidak berhubungan dan
merambat kearah memanjang slab, dimulai sebagai retak
tunggal atau serangkaian retak yang mendekati sejajar.
Retak memanjang
Kemungkinan penyebab
• Perbedaan penurunan pada tanah dasar
• Tebal slab yang tidak cukup
• Sambungan memanjang terlalu dangkal
Akibat lanjutan
• Meluasnya area dan slab yang mangalami retak
• Terjadinya patahan atau gompal
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan
Saran penanganan
• Untuk lebar retak < 5 mm, penanganan dengan pengisian celah
retak dengan aspal (crack filling)
• Untuk lebar retak > 5mm, penanganan dengan rekonstruksi
setempat (parsial)
d. Retak tidak beraturan (meandering crack)
Retak tidak beraturan adalah retak yang tidak berhubungan
polanya tidak beraturan dan umumnya berupa retak
tunggal.
Akibat lanjutan
• Meluasnya area dan slab yang mangalami retak
• Terjadinya patahan atau gompal
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan
Saran penanganan
• Untuk lebar retak < 5 mm, penanganan dengan pengisian celah
retak dengan aspal (crack filling)
• Untuk lebar retak > 5mm, penanganan dengan rekonstruksi
satu slab
e. Retak melintang (transverse crack)
Retak melintang adalah retak yang tidak berhubungan dan
retakannya merambat ke arah melintang slab.
Retak melintang
Kemungkinan penyebab
• Tebal slab yang tidak cukup dan pemotongan sambungan
(sawing) yang terlambat
• Terjadinya pumping dan rocking
Akibat lanjutan
• Meluasnya area dan slab yang mangalami retak
• Terjadinya patahan atau gompal
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan
Saran penanganan
• Untuk lebar retak < 5 mm, penanganan dengan pengisian celah
retak dengan aspal (crack filling)
• Untuk lebar retak > 5mm, penanganan dengan rekonstruksi
setempat (parsial)
3. BENTUK DAN JENIS KERUSAKAN
Gompal (spalling)
Kemungkinan penyebab
• Infiltrasi material yang tidak elastis ke dalam sambungan atau retakan
• Pelemahan pada tepi sambungan akibat pelaksanaan
• Korosi tulangan (tie bar dan dowel)
• Kesalahan pemasangan dowel
• Mutu agregat campuran beton yang rendah
Akibat lanjutan
• Meluasnya area slab yang mengalami gompal
• Dapat menimbulkan kerusakan yang lebih parah
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan
Saran penanganan
• Untuk retak blok lebar retak > 50 mm, penanganan dengan
penambalan (patching)
• Untuk retak blok lebar retak < 50 mm, penanganan dengan pelapisan
ulang tipis (sufacing)
3. BENTUK DAN JENIS KERUSAKAN
Akibat lanjutan
• Meluasnya area atau slab yang mengalami scalling
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan
Saran penanganan
• Pelapisan ulang tipis (white topping atau black topping)
3. BENTUK DAN JENIS KERUSAKAN
Akibat lanjutan
• Masuknya air ke bawah perkerasan
• Dapat menimbulkan kerusakan yang lebih parah
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan
Saran penanganan
• Untuk penurunan < 15 mm, pengisian celah sambungan
• Untuk penurunan > 15 mm, perataan (levelling)
3. BENTUK DAN JENIS KERUSAKAN
Akibat lanjutan
• Meluasnya area atau slab yang mengalami kerusakan
• Membahayakan pengguna jalan
Saran penanganan
• Pengaluran (grooving)
• Pelapisan ulang tipis (white topping atau black topping)
3. BENTUK DAN JENIS KERUSAKAN
Lubang (pothole)
Kemungkinan penyebab
• Retak setempat
• Penempatan dowel terlalu dekat ke permukaan perkerasan
• Akibat kerusakan atau retakan yang tidak segera ditutup
Akibat lanjutan
• Meluasnya ukuran lubang
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan
Saran penanganan
• Penambalan (patching)
Early-Age Cracking : Akibat penguapan berlebihan