Anda di halaman 1dari 42

Hampir semua masalah kinerja perkerasan beton ditentukan oleh

kinerja sambungan.
1. Umum
 Pemeliharaan Jalan, adalah kegiatan
mempertahankan, memperbaiki, menambah
ataupun mengganti bangunan fisik yang telah
ada agar fungsinya tetap dapat dipertahankan
atau ditingkatkan untuk masa yang lebih lama;
 Perawatan Jalan, adalah kegiatan rutin untuk
mempertahankan bangunan fisik yang ada agar
tetap dapat berfungsi seperti yang telah
direncanakan;
2. PROBLEM PEMELIHARAAN

Kerusakan yang memerlukan pekerjaan pemeliharaan dapat


digolongkan dalam 3 katagori sebagai berikut :
a.Kerusakan akibat pekerjaan awal
•Kelemahan pengawasan
•Kelemahan desain
•Mutu material yang kurang baik

b.Kerusakan akibat pemakaian dan waktu


•Keausan permukaan, cuaca, dan abrasi lalu-lintas
•Pemasangan utilitas (listrik, kabel telp, pipa air, dll)
•Kerapuhan joint

c.Kerusakan akibat penyebab khusus


•Kecelakaan lalu-lintas
•Lubang-lubang
•Longsoran
3. BENTUK DAN JENIS KERUSAKAN

Tipe kerusakan yang umum terjadi pada perkerasan kaku dapat


dikelompokkan dalam beberapa tipe kerusakan yang sejenis
berdasarkan model kerusakan, sebagai berikut :
•Deformasi (deformation), tipe kerusakan yang tergolong
deformasi adalah amblas (depression), patahan (faulting),
pumping dan rocking;
•Retak (crack), retak pada perkerasan kaku mempunyai bentuk
yang bermacam-macam, mulai dari retak tunggal sampai retak
yang saling berhubungan. Umumnya tipe retak adalah blok
(block), sudut (corner), diagonal, memanjang (longitudinal),
melintang (transverse), dan tidak beraturan (meandering);
•Kerusakan pengisi sambungan (joint seal defects);
•Gompal (spalling);
•Kerusakan bagian tepi slab/pelat (edge drop-off);
3. BENTUK DAN JENIS KERUSAKAN

• Kerusakan tekstur permukaan (surface texture defects),


kerusakan ini dapat dikelompokkan menjadi keausan agregat
mortar (scalling), kekesatan (polished aggragate);
• Lubang (pothole).

3.1 Deformasi
adalah penurunan permukaan perkerasan sebagai akibat
terjadinya retak atau pergerakan diantara slab/pelat. Tipe
kerusakan ini dikelompokkan sebagai berikut :
a. Amblas (depression)
Amblas adalah penurunan
permanen permukaan slab/pelat
dan umumnya terletak di sepan-
jang retakan atau sambungan.
kerusakan ini dapat menimbulkan
terjadinya genangan air dan seterus
nya masuk melalui sambungan atau
retakan. Kedalaman kritis > 25 mm. Amblas
Kemungkinan penyebab
• Pemadatan lapis pondasi yang kurang baik
• Penurunan tanah dasar yang tidak sama
• Daya dukung tanah dasar yang kurang baik
• Hilangnya butiran halus pada lapis pondasi atau akibat pumping

Akibat lanjutan
• Meluasnya daerah atau slab yang mengalami amblas
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan

Saran penanganan
• Kedalaman amblas > 25 mm, dgn penambalan (patching)
• Kedalaman amblas < 25 mm, dgn lapis perata (levelling)
b. Patahan (faulting)
Patahan adalah berbedaan elevasi antara slab, akibat
penurunan pada sambungan atau retakan

Patahan (faulting)
Kemungkinan penyebab
• Kurangnya daya dukung pondasi bawah atau tanah dasar
• Melengkungnya slab akibat perubahan temperatur dan
kelembaban
• Terjadinya pumping
• Perubahan volume pada tanah dasar
Akibat lanjutan
• Meluasnya area patahan dan slab yang mengalami patahan
• Terjadinya gompal (spalling)
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan

Saran penanganan
• Untuk perbedaan elevasi antar slab < 25 mm, dengan
pemberian lapis perata (levelling) dan pengisian celah retak
(crack filing)
• Untuk perbedaan elevasi antar slab > 25 mm, dengan
penambalan (patching)
c. Pemompaan (pumping)
Pemompaan adalah fenomena, dimana air atau lumpur
keluar (terpompa) melalui sambungan atau retakan yang
ditimbulkan oleh defleksi slab akibat lalu-lintas.
Pemompaan dapat mengurangi daya dukung lapis pondasi
karena timbulnya rongga di bawah slab (pada lapis pondasi /
pondasi bawah) dan umumnya tidak dapat diamati secara
visual kecuali setelah turun hujan.

Pumping
Kemungkinan penyebab
• Kadar air yang berlebihan pada tanah dasar
• Akibat infiltrasi air melalui celah sambungan atau retakan
Akibat lanjutan
• Akan terjadi rocking dan retak
• Meluasnya area atau slab yang mangalami pumping
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan

Saran penanganan
• Penutupan celah sambungan (joint sealing)
• Penyuntikan bahan pengisi/semen (grouting)
d. Rocking
Rocking adalah fenomena, dimana terjadi pergerakan
vertikal pada sambungan atau retakan yang disebabkan oleh
lalu-lintas. Rocking dapat disebabkan oleh pemompaan.
Keberadaan rocking tidak dapat diamati secara visual, akan
tetapi dapat dirasakan bila kendaraan melintas di atas slab
yang mengalami rocking.

Rocking
Kemungkinan penyebab
• Pemompaan (pumping)
• Kurangnya daya dukung sub-base atau tanah dasar
• Perbedaan daya dukung pada tanah dasar
Akibat lanjutan
• Retak yang akan diikuti patahan (faulting) permanen
• Meluasnya area slab yang mangalami rocking
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan

Saran penanganan
• Pengisian celah retak (crack filling)
• Penutupan celah sambungan (joint sealing)
• Penyuntikan bahan pengisi/semen (grouting)
3. BENTUK DAN JENIS KERUSAKAN

3.2 Retak (crack)


Tipe-tipe ratak yang umum terjadi pada perkerasan kaku
dikelompokkan sebagai berikut :
a. Retak blok (block crack)
Retak blok adalah retak saling berhubungan yang
membentuk rangkaian blok berbentuk segi empat dan
umumnya ukuran blok lebih besar dari 1 m. Pola retak blok
berkembang dari retak tunggal atau berbentuk terbuka menjadi
retak saling berhubungan, sehingga membentuk jaringan
tertutup.

Retak blok
Kemungkinan penyebab
• Ketebalan slab yang tidak cukup
• Kehilangan daya dukung dari pondasi atau tanah dasar
• Terjadinya penurunan pada tanah dasar

Akibat lanjutan
• Meluasnya area slab yang mengalami retak
• Terjadinya patahan (faulting)
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan

Saran penanganan
• Untuk retak blok lebar retak < 5 mm, penanganan dengan
pengisian retak dengan aspal (crack filling)
• Untuk retak blok lebar retak > 5 mm, penanganan dengan
rekonstruksi satu slab
b. Retak sudut (corner crack)
Retak sudut adalah retak yang memotong secara diagonal dari
tepi atau sambungan memanjang ke sambungan melintang

Retak sudut (corner crack)

Kemungkinan penyebab
• Tebal slab yang tidak cukup
• Kehilangan daya dukung pondasi atau tanah dasar
Akibat lanjutan
• Meluasnya area slab yang mengalami retak
• Terjadinya patahan atau gompal (spalling)
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan

Saran penanganan
• Retak sudut tanpa pecah, penanganannya dengan pengisian
celah retak (crack filing)
• Retak sudut yang disertai terjadinya pecah, penanganannya
dengan rekonstruksi partial
c. Retak diagonal (diagonal crack)
Retak diagonal adalah retak yang tidak berhubungan dan
garis retakannya memotong slab.

Retak diagonal
Kemungkinan penyebab
• Terjadinya penurunan badan jalan
• Tebal slab yang tidak cukup
• Terjadinya penyusutan dini selama perawatan berhubungan
dengan terlambatnya pembuatan sambungan melintang
• Terjadinya rocking

Akibat lanjutan
• Meluasnya area atau slab yang mangalami retak
• Terjadinya patahan atau gompal
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan

Saran penanganan
• Untuk lebar retak < 5 mm, penanganan dengan pengisian celah
retak dengan aspal (crack filling)
• Untuk lebar retak > 5mm, penanganan dengan rekonstruksi
setempat (parsial)
d. Retak memanjang (longitudinal crack)
Retak memanjang adalah retak yang tidak berhubungan dan
merambat kearah memanjang slab, dimulai sebagai retak
tunggal atau serangkaian retak yang mendekati sejajar.

Retak memanjang
Kemungkinan penyebab
• Perbedaan penurunan pada tanah dasar
• Tebal slab yang tidak cukup
• Sambungan memanjang terlalu dangkal
Akibat lanjutan
• Meluasnya area dan slab yang mangalami retak
• Terjadinya patahan atau gompal
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan

Saran penanganan
• Untuk lebar retak < 5 mm, penanganan dengan pengisian celah
retak dengan aspal (crack filling)
• Untuk lebar retak > 5mm, penanganan dengan rekonstruksi
setempat (parsial)
d. Retak tidak beraturan (meandering crack)
Retak tidak beraturan adalah retak yang tidak berhubungan
polanya tidak beraturan dan umumnya berupa retak
tunggal.

Retak tidak beraturan


Kemungkinan penyebab
• Tebal slab yang tidak cukup dan pemotongan sambungan
(sawing) yang terlambat
• Penyusutan dini akibat ketidak sempurnaan perawatan
• Terjadinya pumping dan rocking
• Terjadinya amblas

Akibat lanjutan
• Meluasnya area dan slab yang mangalami retak
• Terjadinya patahan atau gompal
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan

Saran penanganan
• Untuk lebar retak < 5 mm, penanganan dengan pengisian celah
retak dengan aspal (crack filling)
• Untuk lebar retak > 5mm, penanganan dengan rekonstruksi
satu slab
e. Retak melintang (transverse crack)
Retak melintang adalah retak yang tidak berhubungan dan
retakannya merambat ke arah melintang slab.

Retak melintang
Kemungkinan penyebab
• Tebal slab yang tidak cukup dan pemotongan sambungan
(sawing) yang terlambat
• Terjadinya pumping dan rocking
Akibat lanjutan
• Meluasnya area dan slab yang mangalami retak
• Terjadinya patahan atau gompal
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan

Saran penanganan
• Untuk lebar retak < 5 mm, penanganan dengan pengisian celah
retak dengan aspal (crack filling)
• Untuk lebar retak > 5mm, penanganan dengan rekonstruksi
setempat (parsial)
3. BENTUK DAN JENIS KERUSAKAN

3.3 Kerusakan bahan pengisi sambungan


Cara pembuatan bahan pengisi sambungan secara umum
dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu :
• Bahan pengisi yang dibuat di lapangan, dituangkan ke dalam
sambungan. Umumnya jenis ini adalah aspal karet yang
dituangkan secara panas, jenis lainnya adalah elastomer.
• Bahan pengisi yang dibuat di pabrik, yang disisipkan atau
dimasukkan ke dalam sambungan yang telah dibuat
sebelumnya.

Kerusakan bahan pengisi sambungan


Kerusakan ini dapat menyebabkan
• Masuknya bahan lain yang keras ke dalam sambungan
• Bahan tersebut dapat menghalangi pemuaian horisontal slab
• yang menyebabkan tegangan, sehingga dapat menimbulkan gompal dan
retak
• Masuknya air permukaan yang dapat mengakibatkan pumping dan
rocking
Kemungkinan penyebab
• Pengausan dan pelapukan bahan pengisi
• Kualitas bahan pengisi yang rendah
• Kurangnya kelekatan bahan pengisi terhadap dinding sambungan
• Terlalu banyak atau tidak cukup bahan pengisi di dalam sambungan
Akibat lanjutan
• Akan terjadi pumping dan rocking
• Meningkatkan kebisingan
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan
Saran penanganan
Penggantian bahan pengisi sambungan (joint sealing)
3. BENTUK DAN JENIS KERUSAKAN

3.4 Gompal (spalling)


Gompal adalah pecah yang umumnya terjadi pada bagian tepi
permukaan slab, sambungan, sudut atau retakan. Kedalaman
gompal bervariasi hingga lebih dari 50 mm

Gompal (spalling)
Kemungkinan penyebab
• Infiltrasi material yang tidak elastis ke dalam sambungan atau retakan
• Pelemahan pada tepi sambungan akibat pelaksanaan
• Korosi tulangan (tie bar dan dowel)
• Kesalahan pemasangan dowel
• Mutu agregat campuran beton yang rendah

Akibat lanjutan
• Meluasnya area slab yang mengalami gompal
• Dapat menimbulkan kerusakan yang lebih parah
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan

Saran penanganan
• Untuk retak blok lebar retak > 50 mm, penanganan dengan
penambalan (patching)
• Untuk retak blok lebar retak < 50 mm, penanganan dengan pelapisan
ulang tipis (sufacing)
3. BENTUK DAN JENIS KERUSAKAN

3.5 Penurunan tepi perkerasan (edge drop-off)


Penurunan tepi perkerasan adalah penurunan yang terjadi
pada bahu jalan yang berdekatan dengan tepi slab

Penurunan bagian tepi slab


Kemungkinan penyebab
• Selama konstruksi, pekerjaan akhir yang dikerjakan secara
berlebihan
• Kualitas agregat yang rendah
• Perawatan slab beton selama pelaksanaan kurang sempurna
• Kurangnya kandungan semen pada lokasi tersebut

Akibat lanjutan
• Meluasnya area atau slab yang mengalami scalling
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan

Saran penanganan
• Pelapisan ulang tipis (white topping atau black topping)
3. BENTUK DAN JENIS KERUSAKAN

3.6 Kerusakan tekstur permukaan (surface texture deficiencies)


Kerusakan tekstur permukaan adalah kerusakan atau keausan
yang berkaitan dengan kualitas beton sampai dengan
kedalaman 20 mm dari permukaan. Ada 2 jenis kerusakan
tekstur permukaan, yaitu keausan mortar yang diikuti lepasnya
agregat dan tekstur permukaan yang rendah baik mikro
(polishing) maupun makro (kedalaman tekstur).
1) Keausan akibat lepasnya mortar dan agregat (scalling)
adalah kerusakan atau keausan dari slab dgn kedalaman 12 mm
yang mengakibatkan aus atau lepasnya mortar beton yang
diikuti dengan lepasnya agregat pada bagian yang mengalami
kerusakan
Kemungkinan penyebab
• Kesalahan pada saat pelaksanaan
• Drainase bahu jalan yang kurang baik
• Material pada bahu jalan yang tidak stabil

Akibat lanjutan
• Masuknya air ke bawah perkerasan
• Dapat menimbulkan kerusakan yang lebih parah
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan

Saran penanganan
• Untuk penurunan < 15 mm, pengisian celah sambungan
• Untuk penurunan > 15 mm, perataan (levelling)
3. BENTUK DAN JENIS KERUSAKAN

2) Keausan agregat (polished aggregate)


Kekesatan yang rendah adalah kerusakan yang diakibatkan
rendahnya tekstur mikro atau makro. Umumnya, rendah- nya
tekstur mikro disebabkan oleh ausnya (polishing) agregat kasar
pada permukaan beton atau akibat penggunaan agregat bulat
dan licin. Penurunan tekstur makro terjadi karena pengausan
mortar beton pada perkerasan. Kekesatan yang rendah,
meskipun kadang-kadang dapat dikenali, akan tetapi tidak
dapat diukur secara visual.
Kemungkinan penyebab
• Agregat yang secara alami licin
• Tumpahan bahan yang licin (minyak)
• Sisa larutan perawatan pada tekstur mikro
• Kualitas mortar pada permukaan yang kurang baik
• Penyelesaian akhir secara pedoman yang berlebihan,
mengkibatkan naiknya air semen ke permukaan slab

Akibat lanjutan
• Meluasnya area atau slab yang mengalami kerusakan
• Membahayakan pengguna jalan

Saran penanganan
• Pengaluran (grooving)
• Pelapisan ulang tipis (white topping atau black topping)
3. BENTUK DAN JENIS KERUSAKAN

3.7 Lubang (pothole)


Lubang adalah pelepasan mortar dan agregat pada bagian
permukaan perkerasan yang membentuk cekungan dengan
kedalaman lebih dari 15 mm dan tidak memperlihatkan
pecahan-pecahan yang bersudut seperti pada gompal.
Kedalamannya dapat berkembang dengan cepat dengan adanya
air.

Lubang (pothole)
Kemungkinan penyebab
• Retak setempat
• Penempatan dowel terlalu dekat ke permukaan perkerasan
• Akibat kerusakan atau retakan yang tidak segera ditutup

Akibat lanjutan
• Meluasnya ukuran lubang
• Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan

Saran penanganan
• Penambalan (patching)
Early-Age Cracking : Akibat penguapan berlebihan

Typical plastic shrinkage cracks

Map cracking (Crazing)

Deep plastic shrinkage cracks


LANJUTAN

Antara lain akibat dari :


- Perubahan suhu mendadak,
menimbulkan lenting.
- Agregat kering menyerap lembab
mengakibatkan susut.
- Daya dukung tanah tidak
seragam.
- Beton belum kuat.

Random transverse crack


(Drying Shrinkage Cracking)

Random longitudinal crack


CONTOH KERUSAKAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)
CONTOH KERUSAKAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai