Anda di halaman 1dari 35

KERUSAKAN JALAN PERKERASAN

kaku/rigid

TIPE, PENYEBAB DAN PERBAIKANNYA


Kerusakan pada perkerasan kaku dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Deformasi (deformation): yaitu berupa pemompaan (pumping), blow-up/buckling,
penurunan atau patahan (settlement or faulting), punch-out, rocking.
2. Retak (cracks): yaitu berupa retak memanjang (longitudinal cracks), melintang
(transversal cracks), diagonal (diagonal cracks), berkelok-kelok (meandering cracks),
pecah/retak sudut (corner breaks/cracks), tekuk (warping cracks), susut (shrinkage
cracks), bersilangan pelat pecah (shattered slab intersecting cracks), pelat terbagi
(divided slab), retak daya tahan (durability “D” cracks).
3. Pinggir turun (lane/shoulder drop-off).
4. Disintegrasi: yaitu scaling/map cracking/crazing, gompal (spalling), agregat licin
(polished aggregate), pop-outs.
5. Tambalan dan galian utilitas (patching and utility cuts)
6. Lubang (potholes)
7. Kerusakan penutup sambungan (joint seal damage)
8. Batang dowel macet (frozen dowel bars)
9. Persilangan jalan rel (railroad crossing)
Pemompaan (pumping):
Pemompaan adalah peristiwa terpompanya butiran halus pasir, lempung dan/atau lanau
bersama air di sepanjang celah sambungan transversal atau longitudinal, dan pinggir
perkerasan, akibat gerakan naik turun berulang-ulang pelat beton akibat beban lalu lintas.
Faktor penyebab kerusakan:
Tahap awal dari pemompaan lapis fondasi berupa material granuler sama dengan
pemompaan pada tanah dasar berbutir halus. Suatu rongga terbentuk oleh beban yang
berulang-ulang pada material fondasi. Rongga-rongga ini awalnya adalah akibat dari
pemadatan lapis fondasi atau tanah dasar yang tidak baik, atau dapat pula , rongga berasal
dari butiran halus yang terkumpul di dalam lapis fondasi akibat deformasi permanen yang
berlebihan pada bagian lapis fondasi sebelah atas. Kemudian air masuk ke dalam rongga,
jika material granuler gradasinya padat, maka material akan tetap di bawah pelat sampai
terangkat oleh pengaruh defleksi pelat akibat beban berulang dari lalu lintas.
Cara perbaikan:
1. Menutup retakan atau celah sambungan dengan material pengisi (joint seal).
2. Menyuntikkan (grouting) material pengisi ke dalam rongga di bawah pelat yang retak
(under seal).
Blow-up/buckling
Blow-up/buckling:
Blow-up/buckling adalah rusaknya perkerasan beton akibat tekuk (buckling) lokal
dari perkerasan beton. Biasanya terjadi pada retakan atau sambungan melintang
yang mengalami tegangan tekan yang tinggi, yaitu jika material keras mengisi
sambungan sehingga menghambat pemuaian pelat beton, akibatnya ujung pelat
beton terangkat secara lokal dan tekuk terjadi di dekat sambungannya. Hal ini sering
terjadi selama musim kemarau panjang, dimana pelat memuai secara berlebihan.
Cara menghindari blow-up adalah dengan merawat sambungan dengan
membersihkan secara reguler, agar ruang ekspansi tersedia saat beton memuai.
Faktor penyebab kerusakan:
Sambungan pelat terisi dengan material keras (material tidak mudah mampat: pasir,
kerikil)sehingga menghambat pemuaian pelat beton.
Cara perbaikan:
1. Menambal di kedalaman parsial atau di seluruh kedalaman.
2. Penggantian pelat
Penurunan atau patahan ( settlement or faulting):
Penurunan atau patahan adalah beda elevasi dua pelat beton pada sambungan atau
retakan.Patahan biasanya terjadi akibat tidak adanya transfer beban di antara dua pelat yang
diikuti dengan pemadatan atau penyusutan volume lapisan tanah di bawah pelat tersebut,
biasanya tanpa adanya alat transfer beban (dowel) pada sambungan.
Faktor penyebab kerusakan:
1. Beban kejut lalu lintas yang bergerak di atas sambungan.
2. Dukungan tanah dasar dan lapis fondasi buruk.
3. Pelat tertekuk atau bergelombang akibat perubahan temperatur atau beda kelembaban.
4. Hilangnya butiran halus material lapis fondasi akibat aksi pemompaan (pumping).
5. Perubahan volume tanah dasar.
Cara perbaikan:
1. Patahan diasah.
2. Mengembalikan pelat ke posisinya semula dengan cara pengisian rongga di bagian
dasar/di bawah pelat beton (undersealing).
3. Untuk beda elevasi kurang dari 25 mm, diberikan lapis perata, dan pengisi retakan.
4. Bila beda elevasi > 25 mm, perbaikan dilakukan dengan menambal, atau dengan
mengganjal pelat dengan pasak yang diikuti dengan lapis tambahan aspal (overlay).
Rocking
Punch-out:
Punch-out adalah kerusakan lokal pada perkerasan beton yang pecah menjadi
beberapa bagian yang relatif kecil sering diikuti dengan tenggelamnya pecahan
pelat. Mempunyai banyak perbedaan bentuk, biasanya didefinisikan dari retakan dan
sambungan, atau retak yang berjarak dekat (biasanya berjarak 1,5 m).
Faktor penyebab kerusakan:
1. Pelat perkerasan beton yang terlalu tipis
2. Pengecoran beton buruk.
Cara perbaikan:
1. Retakan diisi.
2. Penambalan di seluruh kedalaman pelat yang pecah.
Rocking:
Rocking adalah fenomena dinamik yang berupa gerakan vertikal (naik-turun) pada
sambungan atau retakan akibat beban lalu lintas. Biasanya terjadi akibatnya
turunnya tanah dasar atau pemompaan lapisan pendukung di bawah pelat sehingga
dukungan dari bawah hilang. Kondisi ini dapat menyebakan pelat mengalami patah
permanen.
Faktor penyebab kerusakan:
1. Pemadatan yang buruk pada lapis fondasi bawah.
2. Tanah dasar buruk.
3. Terjadi beda penurunan pada tanah dasar.
4. Hilangnya butiran halus pada lapis fondasi bawah atau tanah dasar akibat
pemompaan.
Cara perbaikan:
1. Penutupan retak dengan bahan pengisi retakan (crack filling).
2. Penutupan sambungan dengan pengisi sambungan (joint sealing).
3. Jika mungkin, pelat yang patah diangkat ke posisi semula dan diikuti dengan
pengisian dengan bahan pengisi (misalnya, grouting dengan semen).
Retak memanjang dan retak melintang
Retak memanjang:
Retak memanjang adalah retak individual atau tidak saling berhubungan satu sama
lain yang memanjang di sepanjang perkerasan, bisa juga nampak sebagai individu
maupun sekelompok retakan yang sejajar.
Faktor penyebab kerusakan:
1. Beda penurunan pada tanah dasar.
2. Susut lateral, karena pelat terlalu lebar.
3. Sambungan memanjang terlalu dekat dengan jalur lintasan lalu lintas.
4. Sambungan memanjang terlalu dangkal.
5. Pelat kurang tebal.
Cara perbaikan:
1. Untuk celah yang kecil < 5 mm, dilakukan pengisian celah. Retakan dibersihkan
dan ditutup untuk mencegah infiltrasi air ke dalam perkerasan.
2. Untuk celah yang lebih besar > 5 mm, dilakukan pembangunan kembali pelat
secara lokal.
3. Penambalan di seluruh kedalaman.
Retak melintang:
Retak melintang adalah retak individual atau tidak saling berhubungan satu sama lain, yang
melintang perkerasan beton. Jika pelat yang panjang dibangun, retak melintang dapat
timbul akibat pelengkungan atau kontraksi yang berlebihan dari pelat. Perkerasan kaku yang
tidak dilengkapi dengan penulangan untuk perubahan temperatur, akan mempunyai resiko
mengalami retak melintang yang lebar yang makin melebar.
Faktor penyebab kerusakan:
1. Penyusutan beton selama masa perawatan dan pelat beton terlalu panjang.
2. Adanya rocking (gerakan vertikal naik-turun pada sambungan atau retakan oleh beban
dinamis lalu lintas.
3. Pelat beton kurang tebal.
Cara perbaikan:
1. Untuk celah yang kecil < 5 mm, dilakukan pengisian celah. Retakan dibersihkan dan
ditutup untuk mencegah infiltrasi air ke dalam perkerasan.
2. Untuk celah yang lebih besar > 5 mm, dilakukan pembangunan kembali pelat secara
lokal.
3. Penambalan di seluruh kedalaman.
Retak diagonal dan retak berkelok-kelok
Retak diagonal:
Retak diagonal adalah retak individual atau tidak saling berhubungan satu sama
lainyang menyilang secara diagonal perkerasan beton. Penyebab kegagalan struktur
semacam ini adalah akibat memadatnya tanah dasar berupa pasir halus, sehingga
mengurangi kekuatannya dalam mendukung pelat. Kondisi ini menyebabkan
pecahnya pelat betonakibat tegangan yang berlebihan dalam pelat.
Faktor penyebab kerusakan:
1. Susutnya beton selama masa perawatan dan panjang pelat yang berlebihan.
2. Penurunan tanah dasar dan perkerasan.
3. Pelat beton kurang tebal.
4. Pelat mengalami rocking.
Cara perbaikan:
Sama dengan perbaikan pada retak memanjang dan melintang
Retak berkelok-kelok:
Retak berkelok-kelok adalah retak yang berkelok-kelok yang bersifat individual yang
tidak berhubungan satu sama lain.
Faktor penyebab kerusakan:
1. Penyusutan pelat selama masa pengeringan beton dengan panjang pelat yang
berlebihan.
2. Pelat beton kurang tebal.
3. Pelat mengalami rocking.
4. Penurunan perkerasan dan tanah dasar.
Cara perbaikan:
Sama dengan perbaikan pada retak memanjang dan melintang.
Pecah sudut/retak sudut
Pecah/retak sudut:
Pecah/retak sudut adalah retakan atau pecahan yang terjadi pada sudut pelat beton,
dengan bentuk pecahan berupa segitiga. Pecahan beton memotong sambungan pada jarak
≤ setengah dari spanjang pelat di kedua sisi panjang dan lebarnya diukur dari sudut pelat.
Pecah sudut berbeda dengan gompal sudut, dimana pecah sudut berkembang memotong
keseluruhan pelat secara vertikal, sedang gompal sudut adalah gompal yang memotong
sambungan dengan sudut tertentu.
Faktor penyebab kerusakan:
1. Beban lalu lintas berulang yang berlebihan dan kurangnya dukungan tanah dasar.
Kurangnya dukungan tanah dasar diakibatkan oleh aksi pemompaan, atau hilangnya
transfer beban pada sambungan memanjang dan melintang.
2. Pelat beton kurang tebal.
Cara perbaikan:
1. Pengisian retak untuk retakan < 3 mm. Retakan dibersihkan dan ditutup untuk
mencegah infiltrasi air ke dalam perkerasan.
2. Penambalan di seluruh kedalaman.
3. Untuk celah yang > 5 mm, dapat dilakukan pembangunan kembali pelat secara lokal.
Retak tekuk dan retak susut
Retak tekuk:
Retak tekuk dapat terjadi secara acak jika perkerasan beton dibangun tanpa sambungan.
Retak memanjang dapat terjadi bila ada beda gerakan pelat beton yang diikuti dengan
rusaknya pelat beton akibat tekuk.Retak tekuk memanjang tidak begitu berbahaya bila pelat
dibuat bertulang untuk menanggulangi perubahan tempetarur. Retak tekuk juga dapat
terjadi dalam arah melintang, jika pelat terlalu panjang. Tapi retak ini juga tidak mengganggu
asalkan transfer beban dapat disediakan oleh tulangan temperatur dan gesekan antar
butiran.
Faktor penyebab kerusakan:
1. Perubahan temperatur. Perubahan panjang karena kenaikan suhu, menghasilkan
tegangan tinggi pada sumbu permukaan perkerasan beton, sehingga pelat retak karena
tertekuk.
2. Beban lalu lintas cenderung memperparah atau menambah munculnya retakan.
Cara perbaikan:
1. Untuk celah yang kecil < 5 mm, dilakukan pengisian celah. Retakan dibersihkan dan
ditutup untuk mencegah infiltrasi air ke dalam perkerasan.
2. Untuk celah yang > 5 mm, dapat dilakukan pembangunan kembali pelat secara lokal.
Retak susut:
Retak susut adalah retak rambut yang biasanya hanya beberapa sentimeter dan
tidak berkembang memotong seluruh pelat. Retak ini terjadi saat waktu perawatan
beton dan biasanya kedalaman retak tidak sampai memotong seluruh ketebalan
pelat.
Faktor penyebab kerusakan:
Penyusutan beton pada waktu masa perawatan.
Cara perbaikan:
Tidak perlu diperbaiki.
1. Retak bersilangan pelat pecah
2. Pelat terbagi
3. Retak daya tahan (durability “D” cracking)
Retak bersilangan pelat pecah:
Retak bersilangan adalah retak yang memecahkan pelat beton menjadi 4 atau lebih
kepingan, akibat beban lalu lintas berlebihan dan/atau dukungan yang buruk.
Faktor penyebab kerusakan:
1. Beban berlebihan dan kurangnya dukungan lapis fondasi bawah dan tanah dasar.
2. Kelelahan pelat beton atau pecahnya pelat beton merupakan kelanjutan dari beberapa
macam tipe retakan.
3. Pelat beton kurang tebal.
Cara perbaikan:
1. Pembangunan kembali pelat beton di area pecah secara lokal.
2. Jika problemnya melebar, pembangunan kembali perkerasan dengan lapis tambahan
(overlay) aspal.
Pelat terbagi:
Pelat terbagi adalah retakan yang membagi pelat menjadi 4 atau lebih bagian pecahan
akibat beban berlebihan, atau oleh buruknya dukungan pelat.
Faktor penyebab kerusakan:
Beban kendaraan berlebihan dan/atau dukungan di bawah pelat buruk.
Cara perbaikan:
1. Retak ditutup jika lebarnyalebih dari 3 mm
2. Penggantian pelat.
Retak daya tahan:
Retak daya tahan atau retak “D” disebabkan oleh ekspansi, yaitu akibat proses beku-
cair dari agregat besar yang dengan berjalannya waktu secara berangsur-angsur
memecahkan beton. Kerusakan ini nampak berupa retakan-retakan yang berada di
dekat sambungan atau retakan. Akibat beton retak-retak di dekat sambungan atau
retakan, endapan berwarna gelap sering dijumpai di sekitar retak “D” ini. Tipe
kerusakan ini kadang-kadang dapat mengakibatkan disintegrasi pelat secara
keseluruhan.
Faktor penyebab kerusakan:
Ekspansi yang timbul akibat proses beku-cair dari agregat besar yang dengan
berjalannya waktu secara berangsur-angsur yang memecahkan beton.
Cara perbaikan:
1. Penambalan di seluruh kedalaman.
2. Sambungan direkonstruksi.
3. Penggantian pelat beton.
Pinggir turun:
Kerusakan berupa bagian bahu turun relatif terhadap perkerasan, juga dapat terjadi akibat
erosi bahu.
Faktor penyebab kerusakan:
1. Akibat beda penurunan antara bahu jalan dan perkerasan.
2. Erosi bahu jalan.
3. Tebal rencana bahu yang tidak tepat.
4. Pemadatan bahu jalan atau drainase tidak baik.
Cara perbaikan:
1. Jika beda tinggi relatif kecil dan bahu jalan berupa aspal,
maka aspal panas dapat ditempatkan pada bagian yang elevasinya berbeda.
2. Jika beda tingginya besar, bahu jalan harus ditinggikan dengan penambahan lapisan.
3. Jika penyebabnya adalah drainase yang buruk, maka drainase diperbaiki.
4. Jika bahu jalan tidak diperkeras, maka dilakukan pembongkaran dan material yang buruk
diganti dengan material yang baik, kemudian dipadatkan.
a) Pengelupasan (scaling) b) Gompal (spalling)
Pengelupasan (scaling):
Map cracking (crazing) menunjukkan suatu bentuk jaringan retak dangkal, halus atau retak
rambut yang berkembang hanya di permukaan perkerasan beton akibat pekerjaan akhir
beton yang berlebihan yang mungkin mengakibatkan scaling. Scaling merupakan
pengelupasan permukaan beton semen secara berangsur-angsur akibat hilangnya mortar
yang diikuti dengan hilangnya agregat, atau hilangnya agregat akibat gangguan yang diikuti
dengan hilangnya mortar.
Faktor penyebab kerusakan:
1. Pencampuran adukan beton buruk.
2. Agregat kotor yang menyebabkan lanau dan lempung mengalir ke permukaan saat
proses penyelesaian.
3. Perawatan/pengeringan beton kurang baik.
4. Siklus beku-cair, hilangnya lapisan es.
Cara perbaikan:
1. Pelat diganti.
2. Penambalan parsial atau di seluruh kedalaman.
3. Pada area yang rusak pada kedalaman ≤ 10 mm, perbaikan sementara dapat dilakukan
dengan menggunakan penutup larutan emulsi aspal.
4. Jika kerusakan perkerasan dalam, perkerasan harus ditutup dengan beton aspal sebagai
lapis tambahan (overlay).
Gompal:
Gompal pada sambungan dan sudut adalah pecah atau disintegrasi dari beton pada
bagian pinggir perkerasan, sambungan atau retakan pada arah memanjang atau
melintang. Gompal tidak meluas ke seluruh pelat, tapi hanya memotong sebagian
sambungan atau retakan di sudut.
Faktor penyebab kerusakan:
1. Akibat dari penutupan sambungan atau retakan yang buruk, sehingga
memungkinkan material keras masuk ke dalam lubang sambungan atau retakan.
2. Gompal terjadi akibat panas yang menyebakan pelat memuai. Pemuaian ini
memecahkan beton pada sambungan atau retakan yang terisi oleh material
keras, karena pemuaian pelat menjadi tertahan.
3. Dowel yang digunakan untuk alat transfer beban memotong sambungan
ekspansi, tidak diletakkan dalam posisi sejajar dengan sumbu dan permukaan
perkerasan; atau dowel tidak lurus atau licin sehingga pelat beton tidak bebas
mengembang dan menyusut.
Cara perbaikan:
1. Penambahan pada sebagian kedalaman untuk kedalaman gompal > 50 mm.
2. Pelapisan tambahan tipis untuk kedalaman gompal < 50 mm.
Agregat licin (polished aggregate) dan popouts
Agregat licin:
Agregat licin adalah tergosoknya partikel agregat di permukaan perkerasan sehingga
permukaannya menjadi licin dan mengkilat karena aus.
Faktor penyebab kerusakan:
1. Kualitas agregat campuran beton tidak bagus sehingga oleh beban lalu lintas permukaan
perkerasan menjadi aus dan licin terutama saat basah atau hujan. Hal ini akibat dari
penggunaan batuan alami yang tidak dipecah (berbentuk bulat/tidak kubikal).
2. Kualitas mortar pada permukaan tidak baik.
3. Pengecoran beton kurang baik, sehingga mengakibatkan naiknya air semen ke
permukaan.
Cara perbaikan:
1. Permukaan perkerasan ditutup dengan aspal yang tahan aus.
2. Dibuat alur-alur kecil untuk membuat permukaan perkerasan menjadi lebih kasar.
Popouts:
Popouts adalah pecahan kecil-kecil perkerasan akibat aksi kombinasi beku-cair dan ekspansi
agregat yang menyebabkan material perkerasan lepas dan menyebar di permukaan,
biasanya berdiameter antara 25-100 mm dengan kedalaman 13-50 mm.
Faktor penyebab kerusakan:
Aksi kombinasi beku cair dan ekspansi agregat yang menyebabkan material lepas dan
menyebar di permukaan.
Cara perbaikan:
Tidak perlu diperbaiki.
Tambalan dan galian utilitas (patching and utility cuts):
Tambalan adalah area perkerasan asli yang telah dibongkar dan diganti dengan material
pengisi. Penambalan sering dilakukan karena di bawah perkerasan ada utilitas yang harus
diperbaiki, sehingga kurangnya pemadatan saat penambalan kembali mengakibatkan
penurunan dan kerusakan pada area penambalan.
Faktor penyebab kerusakan:
1. Pemadatan tambalan kurang.
2. Cara penambalan tidak benar.
Cara perbaikan:
1. Tambalan di bongkar dan lapisan fondasi bawah
dipadatkan lagi lalu dilakukan penambalan.
2. Perbaikan sementara dapat dilakukan dengan
menambal perkerasan yang rusak di permukaan.
Lubang:
Lubang adalah kerusakan berbentuk cekungan akibat penurunan permukaan perkerasan
beton, dengan tidak memperlihatkan pecahan-pecahan bersudutseperti gompal. Pada
kerusakan lubang, perkerasan beton pecah dan amblas. Kedalaman lubang dapat
bertambah oleh pengaruh air.
Faktor penyebab kerusakan:
1. Retak lokal di dalam tulangan yang terbuka.
2. Aksi pembekuan.
3. Penempatan dowel terlalu dekat dengan permukaan.
4. Retakan atau kerusakan lain yang tidak segera ditutup.
Cara perbaikan:
1. Penambalan beton yang rusak di permukaan untuk
perbaikan sementara.
2. Penambalan di seluruh kedalaman untuk perbaikan
permanen.
Kerusakan penutup sambungan:
Kerusakan penutup sambungan adalah sembarang kondisi yang memungkinkan tanah atau
batuan berkumpul pada sambungan, atau infiltrasi air yang berlebihan masuk ke dalam
sambungan. Masuknya material keras pada tanggul-tanggul kecil akibat kerusakan penutup
sambungan akan menghalangi pemuaian arah horisontal sehingga akan mengakibatkan
gompal.
Faktor penyebab kerusakan:
1. Aus dan lapuknya bahan penutup sambungan.
2. Persiapan pemasangan penutup sambungan buruk.
3. Bentuk penutup dan kualitas bahan penutup tidak baik.
4. Kurangnya adhesi bahan penutup terhadap dinding
sambungan.
5. Bahan penutup sambungan kurang atau terlalu banyak di
dalam sambungan.
6. Pemompaan dan rocking pada pelat.
Cara perbaikan:
Penggantian bahan penutup sambungan.
Persilangan jalan rel:
Kerusakan pada persilangan jalan rel dapat berupa amblas atau benjolan di sekitar
dan/atau antara lintasan rel.
Faktor penyebab kerusakan:
1. Amblasnya perkerasan, sehingga timbul beda elevasi
antara permukaan perkerasan dengan permukan rel.
2. Pelaksanaan pekerjaan perkerasan atau pemasangan
rel yang buruk.
Cara perbaikan:
1. Penambalan parsial.
2. Rekonstruksi persilangan jalan rel.

Anda mungkin juga menyukai