Anda di halaman 1dari 13

PERHITUNGAN W18/ESAL

A. EQUEVALENT SINGLE AXLE LOAD / ESAL


 Volume total lalulintas berpengaruh pada geometric jalan (ingat di matakuliah Rekayasa
Lalulintas)
 Prosentase lalulintas/ berat kendaraan berpengaruh pada desain struktur perkerasan
jalan
 Kendaraan ringan seperti sepeda motor, mobil pribadi hamper tidak berpengaruh pada
desain perkerasan jalan
 Sebaliknya kendaraan niaga/ angkutan berat seperti truck, trailer dll sangat
berpengaruh pada esain perkerasan & umur rencana jalan

Dalam perencanaan jalan methode AASTHOO (american Assosiation of State Higway


Transportation Officials) ,
berbagai beban gandar dikonversikan kedalam nilai ekivalensi sumbu standart .
 Besarnya beban standart = 18Kip (80 kN = 8,16 ton)
Kip = kilo pons
 Karena beban standart = 18 kip, maka penulisan total volume lalulintas selama umur
rencana dituliskan = W18..
 artinya semua bebansumbu lalulintas
dikonversikan kedalam beban sumbu standart
18kip, atau 8,16 ton.
 Cara mengkonversikan beban kedalam beban sumbu standart = beban sumbu X angka
Ekivalensi
 Angka Ekivalensi = rasio sembarang beban dibagi beban standart 18 kip.
(artinya satu kali lintasan setelah dibagi beban 18kip menghasilkan tingkat kerusakan yg
sama seperti beban standart 18 kip yg lewat diatas permukaan jalan.

Gambar3.2 : beban standar 8,16ton= 18kip


A.1 ANGKA EKIVALENSI UNTUK PERKERASAN LENTUR
Angka ekivalensi untuk perkerasan lentur dihitung dengan memperhatikan :
 Angka struktur Namber (SN )
 Kemampuan pelayanan akhir / terminal serviceability (Pt)

Angka Ekivalensi/ E, tidak begitu sensitive terhadap SN, dalam beberapa kasus nilai SN
sering diambil = 5.

(Lihat lampiran A.1 s/d A.9. (sesuai dengan Pt=2,0 , Pt=2,5 atau Pt=3,0)

Untuk perkerasan lentur/ aspal, AASTHO 1993 mengembangkan factor ekivalensi beban, yg
dinyatakan dalam Faktor beban gandar ekivalensi (Equivalensi Axle Load Faktor, EALF). Yaitu
kerusakan yg diakibalkan oleh berbagai macam beban lalulintas dan konfigurasi beban gandar
terhadap standart tertentu.
Yaitu

Faktor beban gandar ekivalensi, untuk berbagai jenis beban gandar lihat table 3.7 dibawah
ini :

Jumlah beban gandar standart yg menghasilkan kerusakan yg sama, atau factor ekivalensi dinyatakan
dalam persamaan dibawah ini :
Cara yg lebih praktis untuk mencari angka ekivalensi anda tidak usah mengunakan rumus diatas,

namun anda langsung bisa menggunakan lampiran A.1 s/d A.9. (sesuai dengan Pt=2,0 , Pt=2,5 atau
Pt=3,0)

Setelah didapat besarnya angka ekivalensi/ E sesuai beban sumbu pada lampiran A.1 s/d A.9,

anda tingal menjumlahkan angka ekivalensi / E roda depan + angka ekivalensi roda belakang.

Atau lihat rumus 4.6 seperti dibawah :

E kendaraan = ∑ E sumbu……………………..4.6

Konfigurasi beban gandar dan factor ekivalensi berbagai beban dapat dilihat seperti

Dari table diatas anda dapat menghitung besarnya angka ekivalensi berdasarkan besarnya
beban sumbu kendaraan .
Contoh.1 :
Dalam perencanaan jalan dilewati Truk (1.22) , truck bermuatan maks = 25ton (gunakan
prosentase muatan seperti table.3.10).
dalam perencanaan perkerasan lentur diambil SN = 3,0 dan
Pt = 2,5, hitunglah angka ekivalensi truk tersebut. (gunakan lampiran A1.4 s/d A1.6 )
 Beban sumbu depan = 14.000 pon
 Beban sumbu belakang = 34.000 pon

Penyelesaian :
 Beban gandar roda depan = 25% x 25ton = 6,25 ton (sumbu tunggal)
 Beban gandar roda belakang = 75% x 25 ton = 18,75 ton(sumbu tandem)

Angka ekivalensi di cari melalui table A1.4, dan table A1.5

1. Beban roda depan (sumbu tungal) = 6,25 ton setara 6,4ton = 14kips , dari table A 1.4 didapat E1 = 0,35

2. Beban roda belakang (sumbu tandem)= 18,75 setara 19,1ton = 42kips, dari table A1.5 didapat E2 = 2,49

Jadi besarnya angka ekivalensi truk 1.22 bermuatan 25 ton = E = E1 + E2


E = 0,35 + 2,49 = 2,84

A.2 Angka ekivalensi untuk erkerasan kaku


Angka ekivalensi untuk perkerasan kaku dipengaruhi oleh tebal plat beton/ D, dan indek
pelayanan akhir/ Pt.
Untuk mencari angka ekivalensi / E, anda gunakan table B.1 s.d B.9…
AASTHO 1993 telah meningkatan indeks pelayanan akhir/ Pt sampai dengan 3,0 ( Pt = 2,0,
Pt = 2,5 dan Pt = 3,0)
Contoh .2

B. Faktor Distribusi lajur (DL) & distribusi arah (DD) ada yg menulis DA
Jumlah beban gandar ekivalensi = jumlah total lalulintas dari seluruh lajur dengan 2 arah
lintasan.
AASTHO (1993) menyarankan factor distribusi arah ( D D ) bervariasi antara ( 0,3 – 0,7 ).
Umumnya factor distribusi arah DD diambil = 0,5.
Kecuali dengan alas an khusus, truk – truk dalam 1 arah bemuatan penuh, sedang yg lain
kosong.

Besarnya koefisien arah DD dapat dilihat pada table 3.14.


Sedangkan factor distribusi lajur DL dapat dilihat pada table 3.13
C. Faktor Umur Rencana = N
Dalam penulisan materi yg lalu Faktor Umur Rencana di tuliskan dengan simbul R.

Faktor umur rencana yaitu angka yg dipergunakan untuk menghitung repetisi lalulintas selama
umur rencana.

( 1+i )UR −1
Factor umur rencana = N = ………………4.10
i

Untuk berbagai nilai factor umur rencana / N dapat dilihat pada table 4.10 dibawah ini

Apabila umur rencana yg ditetapkan tidak ada dalam table 4.10 , anda harus menghitung factor umur
rencana / N , mengunakan rumus diatas
D. Vaicheclel Damage Factor = VDF

Untuk berbagai jalan raya dan kondisi jalan yg berbeda, maka besarnya angka
ekivalensi memiliki besaran yg berbeda.

(Tergantung kondisi topografi jalan & tingkat perekonomian wilayah)

missal :

 Jalan yg menanjak kendaraan akan mengurangi jumlah muatannya.


 Pada daerah datar dan perekonomian yg maju, missal daerah pabrik yg
muatannya berat, maka kendaraan niaga akan membawa beban muatan maksimum
 pada daerah datar, namun perekonomian kurang ramai, darah pabrik tapi bukan
muatan berat, maka kendaraan naga akan membawa muatan sedang

Angka ekivalensi identic dengan nilai Vehicle Damage Factor / VDF dan VDF Desain
Sebagai aplikasi & bukti besarnya VDF untuk berbagai daerah nilai VDF dapat anda
lihat pada table 2.13 dibawah.
(Dari bukunya ARI SURYAWAN)

Berbagai nilai VDF desain dapat dilihat pada table 2.13 dibawah ini.

( Menurut NASRAA, BINAMARGA, PUSTRAN 2002 DLL)


E. Repetisi Beban Selama Umur Rencana/ W18
Beban lalulintas menurut AASTHO 1993, dinyatakan dalam repetisi lintasan sumbu
standar selama umur rencana (W18), sesuai rumus 4.8 :

W18 = ∑ LHRT x Ei x DA x DL x 365 X N…………….4.8


Repetisi beban selama umur rencana = W18 = ESAL itulah nantinya yang akan
dipakai untuk merencakan-
Struktur perkerasan ( baik perkerasan kaku maupun perkerasan lentur)

Contoh.3 Perhitungan ESAL, perkerasan lentur

Hitunglah jumlah Equevaent Singel Axle (ESAL) atau Traffic Desain , untuk perencanaan jalan lentur
dengan SN = 5 dan Indeks Pelayanan akhir / Pt = 2,0. Dengan factor pertumbuhan lalu-lintas yg tidak
seragam untuk berbagai jenis kendaraan, seperti pada table 4.11 dibawah ini . jalan yg direncanakan
2 lajur 2 arah (sesuaikan DA & DL ) sesuai table 3.13 & 3.14).

Ekivalensi kendaraan gunakan table yg sudah ada…

Table 4.11 LHR perhari & pertumbuhan lalilintas per-jenis kendaraan

jenis kendaraan LHR Ekendaraan Faktor pertumbuhan


kend./hari/2arah lalulintas ( i )
Mobil penumpang
1.1 5925 0,0003 6
Truk 1.22 372 1,456 5
Truk 1.22 + 22 30 1,657 3
Bus 1.22 35 0,458 2
Penyelesaian :

Dari table 3.13 & table 3.14 didapat : a. Factor distribusi arah = DD = 0,5

b. Faktor distribusi lajur = DL = 1,0

Umur rencana = UR = 15 tahun

Factor pertumbuhan lalulintas perlu dihitung per-jenis kendaraan karena pertumbuhan masing – masing
kendaraan yg berbeda beda..

Secara ringkas perhitungan ESAL dapat ditampilkan pada table 4.12 berikut :

(Perhitungan selengkapnya lihat lampiran exel )

W18 = ∑ LHRT x Ei x DA x DL x 365 X N…………….4.8

jenis kendaraan LHR Ekendaraan DA DL 365 N W18


kend./hari/2arah
23,2759698
mobil penumpang 1.1 5925 0,0003 0,5 1,0 365 8 7.551
21,5785635
Truk 1.22 372 1,456 0,5 1,0 365 9 2.132.994
18,5989138
Truk 1.22 + 22 30 1,657 0,5 1,0 365 9 168.731
17,2934169
bus 1.22 35 0,458 0,5 1,0 365 2 50.591
W18 2.359.867

Sehingga besarnya lalu-lintas selama umur rencana = W18 = 2,359x 106

Contoh.4 Perhitungan ESAL, perkerasan kaku

Hitunglah jumlah Equevaent Singel Axle (ESAL) atau Traffic Desain , untuk perencanaan jalan
perkerasan jalan kaku/ rejid, apabila tebal plat = 10 in. d an Indeks Pelayanan akhir / Pt = 2,5. Dengan
factor pertumbuhan lalu-lintas = I = 4% ( seragam untuk berbagai jenis kendaraan) seperti pada table
4.12 dibawah ini . jalan yg direncanakan 2 lajur 2 arah (sesuaikan DA & DL ) sesuai table 3.13 & 3.14).

Ekivalensi kendaraan gunakan table yg sudah ada…


TABEL 4.12 : VOLUME LALU-LINTAS

N
o Type kendaraan LHR VDF
1 sedan, jip 10242 0,005
2 pick -up, combi 2545 0,2717
3 truck, 2 as micro truck 4691 0,2717
4 bus kecil 311 0,2717
5 bus besar 3142 0,3006
6 truck 2 as H 3262 2,4159
7 truck 3 as 1727 2,7416
8 trailer 4 as, truck ganden 706 3,9083
9 truck semi trailer 848 4,1718

Penyelesaian :

Dari table 3.13 & table 3.14 untuk jalan 2 lajur, 2 arah didapat :

a. Factor distribusi arah = DD = 0,5

b. Faktor distribusi lajur = DL = 1,0

Umur rencana = UR = 20 tahun


Factor pertumbuhan lalulintas = 4% = 0,04

Secara ringkas perhitungan ESAL dapat ditampilkan pada table 4.13 berikut :

(Perhitungan selengkapnya lihat lampiran exel )

TABEL : 4.13 PERHITUNGAN EXAL

No Type kendaraan LHR Ekendaraan DA DL 365 N W18

1 sedan, jip 10.242 0,005 0,5 1 365 29,78 278.319


2 pick -up, combi 2.545 0,2717 0,5 1 365 29,78 3.758.071
3 truck, 2 as micro truck 4.691 0,2717 0,5 1 365 29,78 6.926.959
4 bus kecil 311 0,2717 0,5 1 365 29,78 459.238
5 bus besar 3.142 0,3006 0,5 1 365 29,78 5.133.135
6 truck 2 as H 3.262 2,4159 0,5 1 365 29,78 42.830.237
7 truck 3 as 1.727 2,7416 0,5 1 365 29,78 25.732.619
8 trailer 4 as, truck ganden 706 3,9083 0,5 1 365 29,78 14.996.163
9 truck semi trailer 848 4,1718 0,5 1 365 29,78 19.226.795
TOTAL W18 = 119.341.536

TOTAL W18 = ESAL = 11,934 X 10^7


Jadi besarnya volume lalulintas sealam umur rencana 20 tahun, dan pertumbuhan lalulintas

i = 4% per- tahun = 11,934 x 107

Anda mungkin juga menyukai