Angka Ekivalensi/ E, tidak begitu sensitive terhadap SN, dalam beberapa kasus nilai SN
sering diambil = 5.
(Lihat lampiran A.1 s/d A.9. (sesuai dengan Pt=2,0 , Pt=2,5 atau Pt=3,0)
Untuk perkerasan lentur/ aspal, AASTHO 1993 mengembangkan factor ekivalensi beban, yg
dinyatakan dalam Faktor beban gandar ekivalensi (Equivalensi Axle Load Faktor, EALF). Yaitu
kerusakan yg diakibalkan oleh berbagai macam beban lalulintas dan konfigurasi beban gandar
terhadap standart tertentu.
Yaitu
Faktor beban gandar ekivalensi, untuk berbagai jenis beban gandar lihat table 3.7 dibawah
ini :
Jumlah beban gandar standart yg menghasilkan kerusakan yg sama, atau factor ekivalensi dinyatakan
dalam persamaan dibawah ini :
Cara yg lebih praktis untuk mencari angka ekivalensi anda tidak usah mengunakan rumus diatas,
namun anda langsung bisa menggunakan lampiran A.1 s/d A.9. (sesuai dengan Pt=2,0 , Pt=2,5 atau
Pt=3,0)
Setelah didapat besarnya angka ekivalensi/ E sesuai beban sumbu pada lampiran A.1 s/d A.9,
anda tingal menjumlahkan angka ekivalensi / E roda depan + angka ekivalensi roda belakang.
E kendaraan = ∑ E sumbu……………………..4.6
Konfigurasi beban gandar dan factor ekivalensi berbagai beban dapat dilihat seperti
Dari table diatas anda dapat menghitung besarnya angka ekivalensi berdasarkan besarnya
beban sumbu kendaraan .
Contoh.1 :
Dalam perencanaan jalan dilewati Truk (1.22) , truck bermuatan maks = 25ton (gunakan
prosentase muatan seperti table.3.10).
dalam perencanaan perkerasan lentur diambil SN = 3,0 dan
Pt = 2,5, hitunglah angka ekivalensi truk tersebut. (gunakan lampiran A1.4 s/d A1.6 )
Beban sumbu depan = 14.000 pon
Beban sumbu belakang = 34.000 pon
Penyelesaian :
Beban gandar roda depan = 25% x 25ton = 6,25 ton (sumbu tunggal)
Beban gandar roda belakang = 75% x 25 ton = 18,75 ton(sumbu tandem)
1. Beban roda depan (sumbu tungal) = 6,25 ton setara 6,4ton = 14kips , dari table A 1.4 didapat E1 = 0,35
2. Beban roda belakang (sumbu tandem)= 18,75 setara 19,1ton = 42kips, dari table A1.5 didapat E2 = 2,49
B. Faktor Distribusi lajur (DL) & distribusi arah (DD) ada yg menulis DA
Jumlah beban gandar ekivalensi = jumlah total lalulintas dari seluruh lajur dengan 2 arah
lintasan.
AASTHO (1993) menyarankan factor distribusi arah ( D D ) bervariasi antara ( 0,3 – 0,7 ).
Umumnya factor distribusi arah DD diambil = 0,5.
Kecuali dengan alas an khusus, truk – truk dalam 1 arah bemuatan penuh, sedang yg lain
kosong.
Faktor umur rencana yaitu angka yg dipergunakan untuk menghitung repetisi lalulintas selama
umur rencana.
( 1+i )UR −1
Factor umur rencana = N = ………………4.10
i
Untuk berbagai nilai factor umur rencana / N dapat dilihat pada table 4.10 dibawah ini
Apabila umur rencana yg ditetapkan tidak ada dalam table 4.10 , anda harus menghitung factor umur
rencana / N , mengunakan rumus diatas
D. Vaicheclel Damage Factor = VDF
Untuk berbagai jalan raya dan kondisi jalan yg berbeda, maka besarnya angka
ekivalensi memiliki besaran yg berbeda.
missal :
Angka ekivalensi identic dengan nilai Vehicle Damage Factor / VDF dan VDF Desain
Sebagai aplikasi & bukti besarnya VDF untuk berbagai daerah nilai VDF dapat anda
lihat pada table 2.13 dibawah.
(Dari bukunya ARI SURYAWAN)
Berbagai nilai VDF desain dapat dilihat pada table 2.13 dibawah ini.
Hitunglah jumlah Equevaent Singel Axle (ESAL) atau Traffic Desain , untuk perencanaan jalan lentur
dengan SN = 5 dan Indeks Pelayanan akhir / Pt = 2,0. Dengan factor pertumbuhan lalu-lintas yg tidak
seragam untuk berbagai jenis kendaraan, seperti pada table 4.11 dibawah ini . jalan yg direncanakan
2 lajur 2 arah (sesuaikan DA & DL ) sesuai table 3.13 & 3.14).
Dari table 3.13 & table 3.14 didapat : a. Factor distribusi arah = DD = 0,5
Factor pertumbuhan lalulintas perlu dihitung per-jenis kendaraan karena pertumbuhan masing – masing
kendaraan yg berbeda beda..
Secara ringkas perhitungan ESAL dapat ditampilkan pada table 4.12 berikut :
Hitunglah jumlah Equevaent Singel Axle (ESAL) atau Traffic Desain , untuk perencanaan jalan
perkerasan jalan kaku/ rejid, apabila tebal plat = 10 in. d an Indeks Pelayanan akhir / Pt = 2,5. Dengan
factor pertumbuhan lalu-lintas = I = 4% ( seragam untuk berbagai jenis kendaraan) seperti pada table
4.12 dibawah ini . jalan yg direncanakan 2 lajur 2 arah (sesuaikan DA & DL ) sesuai table 3.13 & 3.14).
N
o Type kendaraan LHR VDF
1 sedan, jip 10242 0,005
2 pick -up, combi 2545 0,2717
3 truck, 2 as micro truck 4691 0,2717
4 bus kecil 311 0,2717
5 bus besar 3142 0,3006
6 truck 2 as H 3262 2,4159
7 truck 3 as 1727 2,7416
8 trailer 4 as, truck ganden 706 3,9083
9 truck semi trailer 848 4,1718
Penyelesaian :
Dari table 3.13 & table 3.14 untuk jalan 2 lajur, 2 arah didapat :
Secara ringkas perhitungan ESAL dapat ditampilkan pada table 4.13 berikut :