Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum Fisika Terapan 2018

BAB 6 Titik Berat


Kelompok 33

BAB 6
TITIK BERAT

6.1 Tujuan
Adapun tujuan dari titik berat adalah sebagai berikut:
1. Menghitung titik berat dari suatu benda atau bangun.
2. Mempelajari konsep titik berat dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menentukan kesetimbangan pada suatu benda atau bangun.
4. Memahami dan mengetahui titik berat suatu benda

6.2 Dasar Teori


Suatu benda tegar berada pada keadaan setimbang mekanis, bila relative terhadap
suatu kerangka acuan inersial, yaitu dengan syarat sebagai berikut.
1. Percepatan linier pusat massanya nol.

2. Percepatan sudutnya mengelilingi sembarang sumbu tetap dalam kerangka


acuan ini juga nol.

Persyaratan di atas tidak mengharuskan benda tersebut dalam keadaan diam,


karena persyaratan pertama membolehkan benda bergerak dengan kecepatan pusat
massanya konstan, sedangkan persyaratan kedua membolehkan benda berotasi
dengan kecepatan sudut rotasi yang konstan juga.

Bila benda benar-benar diam (relatif terhadap suatu kerangka acuan), yaitu ketika
kecepatan linier pusat massanya dan kecepatan sudut rotasinya terhadap
sembarang sumbu tetap, bernilai nol keduanya, maka benda tegar tersebut
dikatakan berada dalam kesetimbangan statik. Bila suatu benda tegar berada
dalam keadaan setimbang statik, maka kedua persyaratan di atas untuk
kesetimbangan mekanik akan menjamin benda tetap dalam keadaan setimbang
statik. Persyaratan pertama ekuivalen dengan persyaratan bahwa total gaya
eksternal yang bekerja pada benda tegar sama dengan nol.

92
Laporan Praktikum Fisika Terapan 2018
BAB 6 Titik Berat 93
Kelompok 33

Sedangkan persyaratan kedua ekuivalen dengan persyaratan bahwa total torka


eksternal yang bekerja pada benda tegar sama dengan nol. Dalam kasus ini yang
akan ditinjau hanyalah kesetimbangan benda tegar di dalam pengaruh gaya
eksternal yang konservatif. Karena gayanya adalah gaya konservatif, maka
terdapat hubungan antara gaya yang bekerja dengan energi potensial. Keadaan
seimbang terjadi ketika nilai Fx = 0, kondisi ini tidak lain adalah syarat titik
ekstrem untuk fungsi energi potensial U(x). Andaikan saja titik seimbang ini kita
pilih sebagai posisi x = 0. Fungsi energi potensial dapat di ekspansikan.

Bila a2 > 0 maka pergeseran kecil dari titik seimbang, memunculkan gaya yang
mengarahkan kembali ke titik seimbang. Keseimbangan ini disebut keseimbangan
stabil.
Bila a2 > 0 maka pergeseran sedikit dari titik setimbang, memunculkan gaya yang
menjauhkan dari titik setimbangnya. Kesetimbangan ini disebut kesetimbangan
labil.
Bila a2 = 0 maka pergeseran sedikit dari titik seimbang tidak memunculkan gaya.
Keseimbangan ini disebut keseimbangan netral.

Suatu benda tegar dapat mengalami gerak translasi (gerak lurus) dan gerak rotasi.
Benda tegar akan melakukan gerak translasi dan rotasi sekaligus, maka pada saat
itu titik berat akan bertindak sebagai sumbu rotasi dan lintasan gerak dari titik
berat ini menggambarkan lintasan gerak translasinya. Untuk benda yang
berbentuk garis (suatu dimensi), letak titik beratnya berada ditengah-tengah garis.
Misalkan sebuah kawat dengan panjang 6m, maka titik beratnya berada pada jarak
3m dari ujungnya. Letak atau posisi titik berat yaitu terletak pada perpotongan
diagonal ruangan untuk benda homogen berbentuk teratur, dan terletak pada
perpotongan garis kedua garis vertikal untuk benda sembarang.
Laporan Praktikum Fisika Terapan 2018
BAB 6 Titik Berat 94
Kelompok 33

6.3 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum titik berat ini adalah :
6.3.1 Alat
Alat-alat tersebut antara lain :
a. Benang kasur
b. Gunting
c. Pisau cutter
d. Kertas millimeter block

6.3.2 Bahan
Bahan tersebut adalah penampang berbentuk “Y” , “Z”, “W”

6.4 Gambar Alat dan Bahan

Gambar 6.1 Penampang

Gambar 6.2 Benang


Laporan Praktikum Fisika Terapan 2018
BAB 6 Titik Berat 95
Kelompok 33

6.5 Prosedur Kerja


Adapun beberapa tahapan yang dilakukan pada praktikum titik berat adalah,
sebagai berikut:
1. Melewati lubang A, masukkan benang jahit ke dalam lubang, seperti Gambar

Gambar 6.3 Memasukkan benang ke lubang


2. Menyiapkan sketsa yang sudah dilubangi dan diberi benang untuk diangkat ke atas,
dapat dilihat pada Gambar

Gambar 6.4 Menyiapkan sketsa


3. Menggoyangkan (ke kiri atau ke kanan) karton sampai saat diam posisinya tak
berubah (bukti bahwa karton tergantung bebas), seperti Gambar
Laporan Praktikum Fisika Terapan 2018
BAB 6 Titik Berat 96
Kelompok 33

Gambar 6.5 Menggantung kertas


4. Dengan menggunakan pensil, membuat tanda titik (silang) ditepi bawah karton
tepatnya di belakang benang, kemudian tuliskan huruf A’ di samping titik
tersebut, seperti Gambar

Gambar 6.6 Menuliskan tanda


5. Mengulangi langkah 1 sampai 4, tetapi dengan menggunakan lubang B dan D
untuk memperoleh titik (tanda silang) B’ dan D’, dapat dilihat pada Gambar
Laporan Praktikum Fisika Terapan 2018
BAB 6 Titik Berat 97
Kelompok 33

Gambar 6.7 Memberi tanda B’ Gambar 6.8 Memberi tanda D’


6. Menarik sumbu x dan y sesuai arah garis pada kertas milimeter dengan bantuan
skala milimeter tersebut, tentukan absis dan ordinat untuk Z1, Z2 , Z3.
7. Mencatat nilai absis dan ordinat, dapat diperjelas pada Gambar

Gambar 6.9 Mencatat koordinat


8. Catat nilai absis dan ordinat sketsa penampang pada laporan sementara

Gambar 6.10 Mencatat pada laporan sementara


Laporan Praktikum Fisika Terapan 2018
BAB 6 Titik Berat 98
Kelompok 33

6.6 Diagram Alir

Mulai

Melewati lubang A, masukkan benang jahit ke dalam lubang

Menyiapkan sketsa yang sudah dilubangi dan diberi benang untuk


diangkat ke atas

Menggoyangkan (ke kiri atau ke kanan) karton sampai saat diam


posisinya tak berubah (bukti bahwa karton tergantung bebas),

Dengan menggunakan pensil, membuat tanda titik (silang) ditepi


bawah karton tepatnya di belakang benang, kemudian tuliskan huruf
A’ di samping titik tersebut

Mengulangi langkah 1 sampai 4, tetapi dengan menggunakan lubang


B dan D untuk memperoleh titik (tanda silang) B’ dan D’

Menarik sumbu x dan y sesuai arah garis pada kertas milimeter


dengan bantuan skala milimeter tersebut, tentukan absis dan ordinat
untuk Z1, Z2 , Z3.

Mencatat nilai absis dan ordinat

Catat nilai absis dan ordinat sketsa penampang 2 pada laporan


sementara

Selesai

Gambar 6.11 Diagram alir praktikum titik berat


Laporan Praktikum Fisika Terapan 2018
BAB 6 Titik Berat 99
Kelompok 33

6.7 Data Hasil Percobaan


Data hasil percobaan dari praktikum titik berat adalah sebagai berikut:
Pengukuran secara praktis

Gambar 6.12 Sketsa Penampang Y Gambar 6.13 Sketsa Koordinat Y


Koordinat: (16,9 , 19,5)

Gambar 6.14 Sketsa Penampang Z Gambar 6.15 Sketsa Koordinat Z


Koordinat (11 , 17,1)
Laporan Praktikum Fisika Terapan 2018
BAB 6 Titik Berat 100
Kelompok 33

Gambar 6.16 Sketsa Penampang W Gambar 6.17 Sketsa Koordinat W


Koordinat (16,3 , 14,4)

6.8 Analisis Data


Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka didapatkan koordinat
titik berat sebagai berikut:
1. Penampang Z = (11 , 17,1)
2. Penampang Y = (16,9 , 19,5)
3. Penampang W = (16,3 , 14,4)
6.8.1 Perhitungan Titik Berat Secara Analitis
1. Pada penampang “ Y “

Gambar 6.18 Sketsa pembagian zona Y


Laporan Praktikum Fisika Terapan 2018
BAB 6 Titik Berat 101
Kelompok 33

Zona I Zona III


X1= 15,7 X3 = 26.25
Y1= 16,55 Y3 = 27,17
A1= 357,48 A3 = 91,67
Zona II Zona IV
X2= 5,15 X4 = 15,7
Y2= 27,17 Y4 = 30
A2= 91,67 A4 = 50,20

Koordinat Titik Berat:

�1 �1 +�2 �2 +�3 �3 −�4 �4


X0 = �1 +�2 +�3 −�4

5397,948+472,1005+2406,3375−788,14
= 490,62
7488,246
= 490,62
= 15,3

�1 �1 +�2�2+�3�3−�4�4
Y0 = �1+�2+�3−�4

5916,294+2490,6739+2490,6739−1506
=
490,62

= 88563,354
490,62
= 20,06

Kesalahan Relatif untuk penampang “ Y “ di titik X

∣� ��� −�(�ℎ)∣ 16,9−15,3


KR = �(�ℎ)
� 100% = 15,3
� 100 % = 0,10457%
Ketelitian:
K = 100% - KR = 99,89543 %
Kesalahan Relatif untuk penampang “ Y “ di titik Y

∣Y act -Y(th)∣ 19,5−20,06


KR = Y(th)
x 100% =
20,06
� 100% = 0,0279 %
Ketelitian:
K = 100% - KR = 99,9721 %
Laporan Praktikum Fisika Terapan 2018
BAB 6 Titik Berat 102
Kelompok 33

2. Pada penampang “ Z “

Gambar 6.19 Sketsa Pembagian Zona Z


Zona I Zona III
X1= 10,15 X3 = 10,15
Y1= 2,9 Y3 = 29,5
A1= 117,74 A3 = 117,74
Zona II
X2= 10,15
Y2= 16,2
A2= 79,04

Koordinat Titik Berat:

�1 �1 +�2 �2 +�3 �3
X0=
�1 +�2 +�3

1195,061+802,256+1195,061
= 314,52

3253,317
= 314,52
= 10,3
Laporan Praktikum Fisika Terapan 2018
BAB 6 Titik Berat 103
Kelompok 33

�1�1+�2�2 +�3 �3
Y0 = �1 +�2 +�3

341,446+1280,448+3473,33
= 314,52

5095,224
= 314,52
= 16,2
Kesalahan Relatif untuk penampang “ Z “ di titik X

∣� ��� −�(�ℎ)∣ 11−10,3


KR = �(�ℎ)
� 100% = 10,3
� 100% = 0,6796 %
Ketelitian:
K = 100% - KR = 99,3204 %
Kesalahan Relatif untuk penampang “ Z “ di titik Y
∣Y act -Y(th)∣ 17,1−16,2
KR = Y(th)
x 100% = 16,2
� 100% = 0,5556 %

Ketelitian:
K = 100% - KR = 99,4444 %

3. Pada penampang “ W “

Gambar 6.20 Sketsa Pembagian Zona W


Zona I Zona IV Zona VII
X1= 4,82 X4 = 19,725 X7 = 15,95
Y1= 15,4 Y4 = 2,65 Y7 = 13,75
A1= 178,64 A4 = 29,494 A7 = 51,502
Zona II Zona V
X2= 27,08 X5 = 12,3722
Y2= 15,4 Y5 = 8,7
A2= 178,64 A5 = 36,677
Laporan Praktikum Fisika Terapan 2018
BAB 6 Titik Berat 104
Kelompok 33

Zona III Zona VI


X3 = 12,175 X6 = 19,5278
Y3 = 2,65 Y6 = 8,7
A3 = 29,494 A6 = 35,677
Koordinat Titik Berat:
�1�1+�2�2+�3�3+�4�4+�5�5+�6�6+�7�7
X0 = �1+�2+�3+�4+�5+�6+�7
= 15,95
�1�1+�2�2+�3�3+�4�4+�5�5+�6�6+�7�7
Y0 = �1+�2+�3+�4+�5+�6+�7
= 12,9606

Kesalahan Relatif untuk penampang “ W “ di titik X

∣� ��� −�(�ℎ)∣ 16,3−15,95


KR = �(�ℎ)
� 100% = 15,95
� 100 % = 0,2194 %
Ketelitian:
K = 100% - KR = 99,7806 %
Kesalahan Relatif untuk penampang “ W “ di titik Y

∣Y act -Y(th)∣ 14,4−12,9606


KR = Y(th)
x 100% = 12,9606
� 100% = 0,1110%
Ketelitian:
K = 100% - KR = 99,889 %

6.9 Pembahasan
Adapun letak atau posisi titik berat yaitu terletak pada perhitungan diagonal ruang
untuk benda homogen berbentuk teratur, dan terletak pada perpotongan garis
vertikal pada benda sembarang. Perbandingan hasil percobaan secara praktis dan
analitis dapat dilihat pada Tabel 6.1
Tabel 6.1 Perbandingan hasil percobaan secara praktis dan teoritis penampang Y
Secara Praktis Secara Analitis
(16,9 , 19,5) (15.3 , 20,06)
Dari tabel di atas terlihat bahwa perbedaan hasil percobaan secara praktis dan
analitis tidak jauh berbeda dengan ketelitian penampang “ Y” di atas 97% dan
kesalahan relatif di bawah 3%. Dapat dikatakan bahwa hasil percobaan tidak
melenceng jauh dengan teori yang ada.
Laporan Praktikum Fisika Terapan 2018
BAB 6 Titik Berat 105
Kelompok 33

Perbandingan hasil percobaan secara praktis dan analitis dapat dilihat pada Tabel
6.2
Tabel 6.2 Perbandingan hasil percobaan secara praktis dan teoritis penampang Z
Secara Praktis Secara Analitis
(11 , 17,1) (15,3 , 20,06)

Dari tabel di atas terlihat bahwa perbedaan hasil percobaan secara praktis dan
analitis tidak jauh berbeda dengan ketelitian penampang “ Z di atas 98% dan
kesalahan relatif di bawah 2%. Dapat dikatakan bahwa hasil percobaan tidak
melenceng jauh dengan teori yang ada.
Perbandingan hasil percobaan secara praktis dan analitis dapat dilihat pada Tabel
6.3
Tabel 6.3 Perbandingan hasil percobaan secara praktis dan teoritis penampang W
Secara Praktis Secara Analitis
(16,3 , 14,4) (15.95 , 12.96)

Dari tabel di atas terlihat bahwa perbedaan hasil percobaan secara praktis dan
analitis tidak jauh berbeda dengan ketelitian penampang “ W “di atas 99% dan
kesalahan relatif di bawah 1%. Dapat dikatakan bahwa hasil percobaan tidak
melenceng jauh dengan teori yang ada.

Kesalahan pada praktikum ini disebabkan karena:


1. kurang teliti dalam meletakan sampel di tempat uji.
2. kurang teliti dalam membaca hasil.

6.10 Aplikasi dalam Bidang Teknik Sipil


Percobaan titik berat dapat diaplikasikan dalam bidang teknik sipil adalah sebagai
berikut:
a. Analisa struktur bangunan.
b. Analisa penempatan beban pada pemodelan bangunan.
Laporan Praktikum Fisika Terapan 2018
BAB 6 Titik Berat 106
Kelompok 33

c. Pembuatan penampang balok jembatan.


d. Pembangunan jembatan agar tidak roboh menahan beban.
e. Pembangunan gedung agar tidak roboh jika terjadi gempa bumi.

6.11 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum mengenai titik berat adalah sebagai berikut:
a. Dalam pengukuran titik berat secara praktis didapat koordinat titik berat dari
setiap benda yang diuji yaitu ( 16,9 ; 19,5) untuk huruf Y, (16,3 ; 14,4) untuk
huruf W, ( 11 ; 17,1 ) untuk huruf Z.
b. Dalam pengukuran titik berat secara analisis didapat koordinat titik berat dari
setiap benda yang diuji yaitu ( 15,3 ; 20,06 ) untuk huruf Y, (15,95 ; 12,96)
untuk huruf W dan ( 10,3 ; 16,2 ) untuk huruf Z.
c. Dalam perhitungan secara praktis dan analitis didapatkan hasil yang tidak
terlalu jauh berbeda dengan ketelitian di atas 99% dan kesalahan relatif di
bawah 1%

6.12 Saran
Dalam melakukan percobaan yang perlu diperhatikan bagi praktikan, antara lain
sebagai berikut :
a. Menguasai materi atau bahan yang akan diuji/dipraktekan.
b. Mencatat setiap data yang telah diperoleh.
c. Mengambil setiap data (berupa gambar), sebagai bukti data atas keabsahan dari
hasil praktikum yang telah dilakukan

Anda mungkin juga menyukai