Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

“TITIK BERAT”

Oleh :

Nama : Ni Putu Tia Adnyani


Nomor : 32
Kelas : XI MIPA 7

SMA NEGERI 1 GIANYAR


Th ajaran 2018/2019
I. Tujuan :
1. Menentukan titik berat secara praktik
2. Menentukan titik berat secara perhitungan.
II. Landasan Teori
Sebuah benda terdiri atas banyak partikel. Setiap partikel mempunyai massa. oleh
karena itu, tiap partikel mempunyai berat dan titik berat yang berbeda-beda. Partikel-
partikel tersebut masing-masing mempunyai gaya berat w1, w2, w3, ..., wn dengan resultan
gaya berat w. Resultan dari seluruh gaya berat benda yang terdiri atas bagian-bagian kecil
benda dinamakan gaya berat. Titik tangkap gaya berat inilah yang disebut titik berat (Zo).
Resultan dari gaya berat masing-masing partikel itulah yang kemudian disebut dengan
berat benda (W).
Pusat massa dan titik berat suatu benda memiliki pengertian yang sama, yaitu
suatu titik tempat berpusatnya massa/berat dari benda tersebut. Perbedaannya adalah
letak pusat massa suatu benda tidak dipengaruhi oleh medan gravitasi, sehingga letaknya
tidak selalu berhimpit dengan letak titik beratnya. Titik berat suatu benda adalah suatu
titik pada benda tersebut atau di sekitar benda tersebut di mana berat semua bagian benda
terpusat pada titik tersebut.
Apabila suatu benda homogen (kerapatan sebagian benda sama atau benda
tersusun dari bahan sejenis) dan bentuk benda simetris (misalnya persegi, persegi
panjang, lingkaran) maka titik berat benda berhimpit dengan pusat massa benda yang
terletak di tengah-tengah benda tersebut. Untuk segitiga, pusat massa terletak pada 1/3 h,
di mana h = tinggi segitiga.
Semua benda di bumi mempunyai berat. Berat suatu benda dapat dianggap
terkonsentrasi pada satu titik yang di sebut pusat gravitasi atau titik berat. Pada titik berat
ini gaya-gaya yang bekerja menghasilkan momen resultan sama dengan nol. Karena
itulah benda yang di tumpu pada titik beratnya akan berada dalam keseimbangan statik.
Dengan kata lain titik berat adalah titik tangkap dari semua gaya yang bekerja. Contoh
berikut ini menunjukkan bagaimana menentukan letak resultan gaya yang sejajar.
a) Titik berat benda homogen satu dimensi (garis), untuk benda-benda berbentuk
memanjang seperti kawat , massa benda dianggap diwakili oleh panjangnya (satu
dimensi).
b) Titik berat benda-benda homogen berbentuk luasan (dua dimensi), Jika tebal
diabaikan maka benda dapat dianggap berbentuk luasan (dua dimensi).
c) Titik berat benda-benda homogen berdimensi tiga, letak titik berat dari gabungan
beberapa benda pejal homogen berdimensi tiga.
d) Titik berat benda homogen berbentuk luasan yang bentuknya teratur terletak pada
sumbu simetrinya. Untuk bidang segi empat, titik berat diperpotongan diagonalnya.
 Rumus Titik Berat
Jika bentuk benda simetris dan benda homogen maka titik berat berhimpit dengan
pusat massa benda, di mana titik berat dan pusat massa terletak di tengah-tengah
benda tersebut. Sebaliknya jika benda homogen tetapi tidak simetris maka posisi titik
berat benda dapat ditentukan menggunakan rumus berikut :
Koordinat titik berat benda pada sumbu x :Xo

Koordinat titik berat benda pada sumbu y :Yo

Keterangan:
x = titik tengah benda pada sumbu x,
y = titik tengah benda pada sumbu y,
A = luas benda

III. Alat dan Bahan


1. Selembar karton
2. Mistar
3. Seutas benang dan beban untuk meluruskan benang
4. Gunting
5. Statif
6. Millimeter block
IV. Langkah Kerja
1. Siapkan karton yang telah digunting berbentuk huruf F
2. Lubangi karton seperti pada gambar
3. Gantung benang berbeban pada statif
4. Gantung karton berbentuk huruf F melalui lubang nomor satu pada statif
5. Tariklah garis pada karton yang berimpit dengan benang berbeban yang diletakan
didepan karton menggunakan pena
6. Ulangi langkah ke 4 dan 5 untuk lubang nomor 2 dan 3
7. Tandai titik perpotongan garis garis diagonal yang telah diperoleh
8. Tempelkan karton pada kertas millimeter block ( 1 kotak = 1 cm)
9. Tentukan koordinat titik berat dari karton huruf F tersebut berdasakan hasil
percobaan.

V. Data Hasil Pengamatan

Kegiatan Hasil Pengamatan

Menentukan letak titik berat bidang


homogen dan titik koordinatnya secara
(terlampir pada halaman terakhir)
praktik pada karton F sesuai gambar yang
telah ditempeli pada kertas millimeter
block.
1. Data praktikum
Letak garis berpotongan lubang 1,2,3 ketika diberi atau digantungkan benang dan
diukur dengan benang berbeban melalui lubang tersebut adalah sebagai berikut :

Lubang Memotong di
Sumbu X0 Sumbu Y0
1 5.5 18
2 5.5 18
3 5.5 18

2. Data perhitungan

II

III
I

 Bangun 1
A1 = p x l
= 30 x 6 = 180 cm2
X1 = ½ x 6 = 3 cm
Y1 = ½ x 30 = 15 cm
 Bangun 2
A2 = p x l
= 12 x 6 = 72 cm2
X2 = ½ x 18 = 9 cm
Y2 = 24 + ½ x 6 = 27 cm

 Bangun 3
A3 = p x l
= 6 x 6 = 36 cm2
X3 = 6 + ½ x 6 = 9 cm
Y3 = 12 + ½ x 6 = 15 cm

VI. Analisis Data


1. Secara Praktikum
Lubang 1,2,3 digantungkan barang pengukur tegak lurus memotong sumbu
(5.5,18). dari percobaan yang telah dilakukan, telah didapatkan titik beratnya berada
pada perpotongan 3 buah garis diagonal yang didapat dari percobaan dengan
menggunakan benang yang diisi beban dan digantung kemudian di tarik garis.
Dengan menggunakan perpotongan ketiga koordinat garis, maka didapatkanlah titik
potong itu sebagai titik berat.
Dari percobaan tersebut dapat diketahui bahwa letak titik berat bidang
homogeny berbentuk F berada pada koordinat (5.5,18)
2. Secara Perhitungan

VII. Pembahasan
1. Benda yang permukaannya rata bila di tarik garis dari titik beratnya lalu dipotong
maka akan memnghasilkan potongan yyang mempunyai berat yang sama. Hal ini
memyebabkan titik berat benda berada pada titik dimana dapat dikatakan titik
seimbang suatu benda sehingga jika dipotong menjadi dua benda satu akan memiliki
berat yang sama dengan potongan benda dua, walaupun masing-masing potongan
dalam bentuk yang berbeda-beda.
2. Terjadi sedikit perbedaan antara data hasil percobaan pratikum dengan hasil
perhitungan, hal itu disebabkan karena kurangnya ketelitian saat bekerja.
VIII. Pertanyaan
1. Bagaimanakah letak titik berat yang diperoleh secara praktik pada karton berbentuk
huruf F diatas?
2. Tuliskan contoh aplikasi mengenai titik berat dalam kehidupan sehari-hari!
IX. Jawaban Pertanyaan
1. Lubang 1,2,3 digantungkan barang pengukur tegak lurus memotong sumbu (5.5,18).
dari percobaan yang telah dilakukan, telah didapatkan titik beratnya berada pada
perpotongan 3 buah garis diagonal yang didapat dari percobaan dengan menggunakan
benang yang diisi beban dan digantung kemudian di tarik garis. Dengan
menggunakan perpotongan ketiga koordinat garis, maka didapatkanlah titik potong
itu sebagai titik berat.
2. Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Desain kursi sesuai tinggi badan


Kursi didesain sesuai dengan tinggi badan sedemikian rupa sehingga stabil
ketika kursi itu diduduki oleh orang yang sesuai dengan ukuran badannya. Dasar
tumpuan kursi berupa empat buah kaki kursi panjangnya didesain sekitar sama
dengan panjang kaki seseorang. Tujuan dari pengukuran ini adalah saat kursi
diduduki maka keadaan kursi akan seimbang.
2. Desain pedang samurai
Pedang samurai didesain dengan gagang lebih berat dari badan pedang dan
gagang pedang dibuat lebih panjang dari pedang pada umumnya sehingga titik
berat yang membentuk lintasan parabola ketika diayunkan dengan berputar akan
terletak belakang batas gagang pedang, oleh karena itulah pegangan pedang
biasanya diletakan disekitar titik ini, agar memudahkan sesorang untuk
mengendalikan pedang tersebut.
3. Mengayunkan tongkat pemukul kasti
Ketika bermain kasti, tingkan yang kita gunakan untuk memukul bola kita
ayunkan dengan sedikit berputar. Gerakan pemukul tersebut membentuk lintasan
gerak translasi yang sedang dijalani dimana lintasan tersebut berbentuk parabola.
Tongkat kasti ini berputas pada porosnya, yaitu berbusat di titik beratnya. Dan
secara keseluruhan benda bergerak dalam lintasan parabola yang merupakan
lintasan dari posisi titik berat benda tersebut.

X. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Setiap benda memiliki titik berat. Untuk mencari titik berat dari suatu benda
yang memiliki bentuk yang beraturan maupun tidak beraturan dapat dilakukan
dengan cara yang sederhana. Perpotongan dua buah garis atau lebih yang vertikal
dapat menemukan titik berat dari suatu benda.
Namun, untuk benda yang bentuknya simetris, dapat kita ketahui titik
beratnya melalui rumus sebagai berikut :

X0 = A1X1 + A2X2 + . . . . + AnXn


A1 + A2 + . . . . + An

Y0 = A1Y1 + A2Y2 + . . . . + AnYn


A1 + A2 + . . . . + An
2. Saran
Dalam melakukan suatu percobaan, praktikum maupun penelitian lakukanlah
dengan sangat teliti, agar nantinya tidak ada perbedaan data di akhir

Anda mungkin juga menyukai