Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

(TITIK BERAT)

DISUSUN OLEH :
1. ALFIANSYAH A.D.S
2. ADELA ALICSYA AGATHA
3. FIFI TRIANA
4. NUR INDAH ARIES
5. RINA SETYA NINGRUM

SMA MUHAMMADIYAH 3 TULANGAN-SIDOARJO


TAHUN AJARAN 2016-2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Waktu Pelaksanaan Praktikum


Praktikum Titik Berat dilaksanakan pada :
Hari, tanggal : Senin , 29 Agustus 2016
Waktu : 10.00-11.30 WIB
Tempat : Kelas XI IPA 1

1.2. Tujuan
Untuk menentukan koordinat titik berat benda berbentuk F dan Pulau

1.3 Hipotesis
Titik berat berada di tengah benda

1.4 Variabel
a. Manipulasi : ukuran pulau, titik uji
b. Respon : Hasil titik berat
c. Kontrol : Gambar F dan Pulau Sulawesi

1.5. Dasar Teori


Sebuah benda tersusun atas partikel-partikel berukuran kecil yang mempunyai berat.
Resultan dari berat partikel-partikel kecil itu membentuk resultan gaya berat yang
mempunyai titik tangkap. Titik tangkap dari resultan gaya tersebut disebut titik berat benda.
Dengan demikian dapat didefinisikan bahwa Titik Berat suatu benda merupakan titik
tangkap resultan semua gaya berat yang bekerja pada setiap partikel penyusun benda tersebut.
Jika bentuk benda simetris (misalnya : Persegi, Persegi panjang, Lingkaran, Segitiga, dll) dan
benda homogen (kerapatan sebagian benda sama atau benda tersusun dari bahan sejenis)
maka titik berat berhimpit dengan pusat massa benda, di mana titik berat dan pusat massa
terletak di tengah-tengah benda tersebut. Untuk segitiga, pusat massa terletak pada 1/3 h, di
mana h = tinggi segitiga. Titik yang terdapat di tengah-tengah benda merupakan titik berat
benda.
Sedangkan jika benda homogen tetapi tidak simetris maka posisi titik berat benda dapat
ditentukan menggunakan rumus berikut :

Keterangan :
A = Luas benda
x = Titik tengah benda padasumbu x
y = Titik tengah benda padasumbu y

Jika benda homogen tersebut bentuknya beraturan seperti segilima beraturan, segienam
beraturan, atau segi-n beraturan maka titik berat ada pada sumbu simetrinya.
Untuk bangun 2 dimensi segiempat (persegi maupun persegi panjang) titik berat berada
pada perpotongan diagonalnya.
Untuk bangun datar lingkaran titik berat berada pada pusat lingkaran.

Letak / Posisi Titik Berat :

1.Terletak pada perpotongan diagonal ruang untuk benda homogen berbentuk teratur.
2. Terletak pada perpotongan kedua garis vertikal untuk benda sembarang.
3. Bisa terletak di dalam atau diluar bendanya tergantung pada homogenitas dan bentuknya.
BAB II

LAPORAN PRAKTIKUM

2.1. Alat & Bahan


1. Pola huruf F
2. Pola Pulau (Sulawesi)
3. Sterofoam
4. Tali dan beban
5. Kertas milimeter ukuran A3

2.2. Langkah Kerja


1. Membuat pola sesuai dengan objek yang diukur dengan kertas milimeter
2. Membuat garis bilangan pada pola
3. Menentukan 3 titik sembarang
4. M enggantung pola beserta beban dan tali pada titik yang pertama
5. Menabali dengan garis arah jatuhnya beban
6. Lakukan pada 2 titik bagian yang lain
7. Menentukan titik berat benda berdasarkan percobaan dan hitungan rumus
8. Menentukan koordinat titik berat

2.3. Hasil Pengamatan


No. Benda X0 Y0
1. Huruf (F) 12cm 9,4cm
2. Pulau Sulawesi 7,2cm 13,8cm

2.4 Analisis data


Dari praktikum Titik Berat yang telah dilaksanakan dapat dibuat pembahasan dari hasil data
pengamatan Titik Berat, yaitu sebagai berikut.

Benda bangun F memiliki Titik Berat yaitu ( X0 ; Y0 ) = ( 12 ; 9,4 ).


Dan gambar pulau Sulawesi memiliki Titik Berat yaitu ( X0 ; Y0 ) = ( 7,2 ; 13,8 ).
2.5 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, telah didapatkan titik beratnya yaitu berada pada
perpotongan dari 3 (tiga) buah garis yang didapat dari percobaan dengan menggunakan beban
yang digantung pada benang yang kemudian benang bergantung beban tersebut digantungkan
pada pines lalu pada saat keadaan benda seimbang dibuat garis sesuai arah benang yang telah
diikatkan beban tersebut. Dengan menggunakan ketiga garis yang telah diperoleh dari
perobaan, didapatkan titik potong pada benda sebagai titik berat benda.
Pada bangun F titik beratnya berada pada titik (12; 9,4).

Ciri keadaan benda seimbang yaitu pada saat di titik perpotongan ketiga garis tersebut
ditancapkan paku pada karton tidak bergelayutan / bergerak ke sana ke mari, sedangkan saat
paku ditancapkan pada lubang bagian sisi-sisi samping karton yang berbentuk bangun F,
yang memiliki titik berat terletak pada koordinat ( 12 ; 9,4 ) serta Pulau Sulawesi, yang titik
beratnya terletak pada koordinat ( 7,2 ; 13,8 ) mengalami pergerakan ke sana ke mari.
Ini membuktikan bahwa titik perpotongan ketiga garis tersebut adalah titik berat dari bangun
tersebut.

2.6. Gambar - gambar Praktikum


BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

Dari praktikum Titik Berat yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Setiap benda memiliki titik berat.


2. Untuk mencari titik berat dari suatu benda yang memiliki bentuk yang beraturan maupun
tidak beraturan dapat dilakukan dengan cara yang mudah dan sederhana yaitu titik berat dari
suatu benda didapat dari perpotongan tiga buah garis atau lebih yang ada pada benda tersebut.
3. Posisi Titik Berat benda terletak pada perpotongan diagonal sisi untuk benda homogen
berbentuk teratur. Sedangkan untuk benda sembarang posisi Titik Berat benda terletak pada
perpotongan tiga garis vertikal / lebih.

3.2. Saran

1. Persiapkan dan periksa (cek) terlebih dahulu semua peralatan dan bahan yang akan
digunakan dalam kegiatan praktikum Titik Berat.
2. Lakukan semua langkah kerja dalam kegiatan praktikum Titik Berat secara tertib, sistematis
(berurutan) dan benar.
3. Lakukan praktikum dengan kompak dan menjalin kerja sama antar anggota kelompok dan
ciptakan suasana yang kondusif.
4. Pada saat membuat 3 (tiga) lubang pada benda, jangan buat lubang pada posisi tegak lurus
atau segaris / lurusnya lubang yang sebelumnya telah dibuat, karena apabila dibuat lubang
pada posisi tegak lurus atau segaris / lurusnya lubang yang sebelumnya telah dibuat maka 2
(dua) lubang tersebut hanya akan menghasilkan 1 (satu) garis lurus saja. Dan akhirnya nanti
hanya akan menghasilkan 2 garis saja untuk menentukan titik perpotongan. Sedangkan pada
praktikum Titik Berat ini dibutuhkan 3 (tiga) garis untuk menentukan titik perpotongan pada
benda.
5. Beban pada tali yang dipasang pada statif sebaiknya diletakkan pada bagian belakang
benda, supaya lebih mudah memberi tanda pada saat keadaan benda seimbang.
6. Pada saat menentukan koordinat X0 dan Y0 dari titik tengah benda, sebaiknya jiplak /
gambarlah benda pada selembar kertas supaya lebih mudah dalam menentukan koordinat X0
dan Y0 dari titik tengah benda tersebut.
7. Ambillah gambar setiap percobaan untuk digunakan sebagai bukti, arsip / dokumentasi
percobaan yang telah kalian lakukan.
8. Catat setiap hasil data pengamatan secara objektif (sesuai kenyataan).

Anda mungkin juga menyukai