Anda di halaman 1dari 9

DISUSUN OLEH :

Nama kelompok : Kelompok 3

Anggota kelompok : - Kristin Novianti Gea


- Megawani Nazara
- Erlina Gulo
- Jefri Kristover Harefa
- Murni Hayati Zalukhu
- Marni Harefa
- Nikita Tri Cahyani Zendrato

Kelas : XI - MIPA 2

Mapel. : Fisika

Guru pengasuh : Ibu Trimawarti Nazara

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Waktu pelaksanaan


Praktikum titik berat benda dilaksankan pada :
Hari, tanggal : Kamis, 30 September 2021
Waktu : 10.00 – 11.00 WIB
Tempat : Kelas XI – Mipa 2

1.2 Kompetisi dasar


4.1 Membuat karya yang menerapkan konsep titik berat dan kesetimbangan benda tegar.

1.3 Indikator
Mempresentasikan hasil percobaan tentang titik berat benda.

1.4 Materi pokok


Titik Berat

1.5 Tujuan
Siswa dapat menentukan letak titik berat benda.

1.6 Dasar teori

Suatu benda tegar dapat mengalami gerak translasi (gerak lurus) dan gerak rotasi. Benda tegar
akan melakukan gerak translasi apabila gaya yang diberikan pada benda tepat mengenai suatu
titik yang disebut titik berat. Benda akan seimbang ketika diletakkan di titik beratnya.

Titik berat adalah suatu titik kesetimbangan suatu benda ataupun suatu bangun baik itu panjang
maupun luas dan volume. Benda ukurannya dapat diabaikan sehingga dapat digambarkan
sebagai suatu titik materi, disebut partikel. [1]

Sebuah benda terdiri atas banyak partikel. Setiap partikel mempunyai massa. oleh karena itu, tiap
partikel mempunyai berat dan titik berat yang berbeda-beda. Partikel-partikel tersebut masing-
masing mempunyai gaya berat w1, w2, w3, …, wn dengan resultan gaya berat w. Resultan dari
seluruh gaya berat benda yang terdiri atas bagian-bagian kecil benda dinamakan gaya berat. Titik
tangkap gaya berat inilah yang disebut titik berat [2]

Sebuah sebuah partikel dikatakan dalam keadaan setimbang jika partikel tersebut tidak
mengalami percepatan, artinya jumlah vektor dari gaya gaya yang bekerja pada benda adalah
nol , ΣF =0. Syarat keduanya adalah benda tidak memiliki kecenderungan untuk berotasi. Jadi
resultan torsi luar yang bekerja pada benda harus sama dengan nol, Στ=0.[3]

Ketika partikel seimbang, partikel itu ada dalam keadaan diam (seimbang statis)atau bergerak
dengan kecepatan konstan (seimbang dinamis). Apabila ada tiga buah gayayang seimbang, maka
resultan dua buah gaya akan sama besar dan berlawanan arah dengan gaya yang lain. Hasil bagi
setiap besar gaya dengan sudut sinus di seberangnya pun selalu bernilai sama.

Letak titik benda dari suatu benda secara kuantitatif dapat ditentukan dengan perhitungan sebagai
berikut [2]
Titik Berat Benda-Benda Homogen Berbentuk Ruang (Dimensi Tiga)

BAB 2

METODE
A. Alat dan Bahan
 Bahan :
Kertas karton yang digunakan sebagai objek yang dipakai untuk melakukan praktik
percobaan titik berat.

 Alat :
 Gunting, untuk memotong kertas karton membentuk bangun datar yang diperlukan
dalam percobaan.
 Pensil (2 buah), dipakai untuk membantu menemukan titik berat.
 Benang, untuk menentukan garis yang dapat digunakan dalam menentukan titik
berat.
 Pulpen, untuk menebalkan garis yang ditemukan.
 Penggaris, untuk membantu meluruskan garis yang ditemukan.

B. Prosedur/Langkah Kerja
1) Potong kertas sehingga membentuk bidang seperti gamabr berikut :
15 cm

10 cm 20 cm
12 cm

10 cm 10 cm
2) Buatlah lubang pada titik A, B, C, dengan menggunakan ujung pulpen sebagai tempat
untuk memasukkan benang.
3) Ikatkan pensil pada salah satu ujug benang dan gantung benang melalui lubang A dan
berikan tanda pada kertas karton menggunakan garis putus-putus sepanjang kedudukan
benang.
4) Ulangi langkah 3 (tiga) untuk lubang B dan C.
5) Tarik titik potong garis-garis putus dari A, B, C, yang merupakan posisi titik berat
benda tersebut.
6) Ulangi langkah 1-5 untuk benda B

C. Data Hasil Percobaan

Titik koordinat x dan y berdasarkan percobaan


No. Benda
x y
1 I 5 7,3
2 II  5  7

D. Analisa Data dan Percobaan

 Analisa data berdasarkan teori


Titik koordinat x dan y berdasarkan teori
No. Benda
x y
1 I 5 7,0068
2 II  5 8,67

a. Benda A
1) Untuk sumbu x

2) Untuk sumbu y
Jadi titik berat benda A = (5;7,0068)

b. Benda B
1) Untuk sumbu x

2) Untuk sumbu Y

Jadi, titik berat benda B = (5;8,675)


 Analisa data kesalahan percobaan
Titik koordinat x dan y berdasarkan
No. Benda kesalahan percobaan
x y
1 I  0 0,2932
2 II  0  1,675

 PEMBAHASAN

Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan untuk menentukan letak titik berat bidang homogen
baik teratur maupun tidak teratur dapat dilakukan dengan cara membuat tiga buah titik secara
sembarang sebagai acuan untuk membuat garis lurus sehingga ketiga garis akan berpotongan dimana
untuk menguji keseimbangan benda tersebut dapat dilakukan dengan cara meletakkan benda tersebut
diatas salah satu jari, apabila benda tersebut tidak bergerak benda tersebut dapat dikatakan dalam
keadaan seimbang, sedangkan apabila benda tersebut bergerak maka benda tersebut dapat dikatakan
dalam keadaan tidak seimbang. Hal ini juga dapat dilakukan untuk menentukan titik berat benda yang
terdiri dari dua atau lebih bidang datar.

Menentukan titik berat suatu bidang homogen yang teratur tidak hanya dengan percobaan tetapi juga
dapat dilakukan dengan menghitung yaitu menentukan koordinat titik berat benda tersebut. Untuk
mencari koordinat titik berat benda dapat dilakukan dengan cara mencari nilai titik tengah pada sumbu
x dan y yang didapatkan dengan cara mengalikan nilai x dengan luas kemudian dibagi dengan jumlah
luas benda, sedangkan untuk nilai y didapatkan dengan cara mengalikan nilai y dengan luas kemudian
dibagi dengan jumlah luas benda tersebut. Begitu juga dengan benda yang terdiri dari dua bidang datar
dimana masing – masing bidang diwakili dengan nilai x dan y yang berbeda dan juga luas yang berbeda.
Sedangkan untuk ketebalan benda diabaikan

Pada percobaan terdapat beberapa hasil data yang berbeda dengan dengan data hasil perhitungan
berdasarkan teori. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya seperti ganguan dari luar dan
gangguan dari dalam.

Penyebab dari berbedanya data hasil percobaan dengan data hasil hitung yang bersumber dari luar
diantaranya seperti adanya gangguan angin saat melakukan percobaan, hal ini mengakibatkan kesalahan
penarikkan garis menggunakan tali saat melakukan percobaan, sedangkan untuk gangguan dari dalam
yaitu seperti kurangnya ketelitian dan kecerobohan pelaku pratikum, hal ini mengakibatkan kurang
tepatnya data yang didapatkan, sehingga data hasil percobaan dengan data hasil hitung berbeda.

BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan, pengukuran titik berat dapat di lakukan dengan dua cara yaitu
percobaan dan perhitungan. Dimana percobaan dilakukan sesuai dengan prosedur kerja. Sedangkan
perhitungan dapat di lakukan dengan cara mencari koordinat x dan y menggunakan rumus dimana
koordinat tersebut merupakan titik berat. Apabila data hasil percobaan dan data hasil perhitungan
berbeda, hal ini di karenakan oleh beberapa faktor, seperti gangguan angin dan kurangnya ketelitian saat
melakukan percobaan.

Titik berat benda A berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan adalah (5 ; 7,3). Kesalahan
percobaan terjadi pada koordinat titik y yaitu sebesar 0,2932 cm yang seharusnya titik berat benda A
adalah (5; 7,0068).

Titik berat benda B berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan adalah (5 ; 7) dengan kesalahan
terjadi pada koordinat titik y yaitu sebesar sebesar 1,67 cm yang seharusnya titik berat benda B adalah
(6 ; 8,675).

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA
[3] Indrajit, D. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Fisika IPA Kelas 11. Jakarta: Setia Purnama Inves.

[2]Nurachmadani, S. (2009). Fisika 2 Untuk SMA/MA Kelas 11. Jakarta: Grahadi.

[1]Widodo, T. (2009). Fisika Untuk SMA. Jakarta: CV Mefi Caraka.

Anda mungkin juga menyukai