Anda di halaman 1dari 8

Jumat, 1 Agustus 2022

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA MENENTUKAN TITIK BERAT

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

MENENTUKAN TITIK BERAT

PENYUSUN :
1. WULAN SUCI ADRINAWATI (33) (KETUA KELOMPOK)
2. AYUNIA FITRIA SALSABILA (5)
3. DIVA FADHILA SUKMAWATI (7)
4. ENDAH MUKTI HANDAYANI (8)
5. LISNA SITI AMINAH (18)
6. NISRINA ALFA FEBRIANTI (23)
7. SRI ROHMIYATI (30)
SMA NEGERI 1 CEPOGO

Tahun Pelajaran 2022/2023

A. Tujuan
Menentukan letak titik berat bidang homogen baik yang teratur maupun yang tidak teratur.
B. Landasan Teori
Sebuah benda terdiri atas banyak partikel. Setiap partikel mempunyai massa. oleh
karena itu, tiap partikel mempunyai berat dan titik berat yang berbeda-beda. Partikel-partikel
tersebut masing-masing mempunyai gaya berat w1, w2, w3, ..., wn dengan resultan gaya berat
w. Resultan dari seluruh gaya berat benda yang terdiri atas bagian-bagian kecil benda
dinamakan gaya berat. Titik tangkap gaya berat inilah yang disebut titik berat (Zo). (Setya
Nurachmandani, 2009)
Resultan dari gaya berat masing-masing partikel itulah yang kemudian disebut dengan
berat benda (W). (Tri Widodo, 2009)
Pusat massa dan titik berat suatu benda memiliki pengertian yang sama, yaitu suatu titik
tempat berpusatnya massa/berat dari benda tersebut. Perbedaannya adalah letak pusat massa
suatu benda tidak dipengaruhi oleh medan gravitasi, sehingga letaknya tidak selalu berhimpit
dengan letak titik beratnya. (Anonimus, 2012)
Titik berat suatu benda adalah suatu titik pada benda tersebut atau di sekitar benda
tersebut di mana berat semua bagian benda terpusat pada titik tersebut.
Apabila suatu benda homogen (kerapatan sebagian benda sama atau benda tersusun dari
bahan sejenis) dan bentuk benda simetris (misalnya persegi, persegi panjang, lingkaran) maka
titik berat benda berhimpit dengan pusat massa benda yang terletak di tengah-tengah benda
tersebut. Untuk segitiga, pusat massa terletak pada 1/3 h, di mana h = tinggi segitiga.
Semua benda di bumi mempunyai berat. Berat suatu benda dapat dianggap
terkonsentrasi pada satu titik yang di sebut pusat gravitasi atau titik berat. Pada titik berat ini
gaya-gaya yang bekerja menghasilkan momen resultan sama dengan nol. Karena itulah benda
yang di tumpu pada titik beratnya akan berada dalam keseimbangan statik. Dengan kata lain
titik berat adalah titik tangkap dari semua gaya yang bekerja. Contoh berikut ini menunjukkan
bagaimana menentukan letak resultan gaya yang sejajar.
a. Titik berat benda homogen satu dimensi (garis), untuk benda-benda berbentuk memanjang
seperti kawat , massa benda dianggap diwakili oleh panjangnya (satu dimensi).
b. Titik berat benda-benda homogen berbentuk luasan (dua dimensi), Jika tebal diabaikan maka
benda dapat dianggap berbentuk luasan (dua dimensi).
c. Titik berat benda-benda homogen berdimensi tiga, letak titik berat dari gabungan beberapa
benda pejal homogen berdimensi tiga.
Titik berat benda homogen berbentuk luasan yang bentuknya teratur terletak pada
sumbu simetrinya. Untuk bidang segi empat, titik berat diperpotongan diagonalnya, dan untuk
lingkaran terletak dipusat lingkaran. (Dahlia Sylviana, 2015)

Rumus Titik Berat


Jika bentuk benda simetris dan benda homogen maka titik berat berhimpit dengan pusat
massa benda, di mana titik berat dan pusat massa terletak di tengah-tengah benda tersebut.
Sebaliknya jika benda homogen tetapi tidak simetris maka posisi titik berat benda dapat
ditentukan menggunakan rumus berikut :
Koordinat titik berat benda pada sumbu x :
Xo
Koordinat titik berat benda pada sumbu y :
Yo

Keterangan:
x = titik tengah benda pada sumbu x,
y = titik tengah benda pada sumbu y,
A = luas benda
C. Alat dan Bahan
1. Alat
✓ Statif
✓ Gunting
✓ Penggaris
✓ Silet
✓ Pemberat
✓ pensil
2. Bahan
✓ kardus
✓ Tali
D. Prosedur Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
2. Buatlah 4 pola beraturan yang berbeda, dan 1 tidak beraturan pada kardus,
3. Gunting kardus sesuai dengan pola yang telah dibentuk,
4. Buatlah 3 lubang pada pinggir pinggir kardus dengan 3 titik yang berbeda,
5. Gantungkan beban pada tali, lalu pasang pada statif,
6. Gantung kardus di depan tali yang di beri beban pada statif,
7. Tarik garis lurus dari lubang ke tali, sehingga di dapatkan perpotongan dari ketiga garis yang
ada,
8. Lakukan langkah ke 6 dan 7 pada titik yang berbeda,
9. Ukur koordinat X0 dan Y0 dari titik tengahnya,
10. Catat hasilnya pada tabel.

E. Data Hasil Percobaan


Tabel data pengamatan titik berat
NO BENDA X0 Y0
1 Persegi panjang 17 cm 8,5 cm

2 Segitiga 9 cm 3 cm
3 Persegi dan segitiga 17 cm 6,8 cm

4 Setengah lingkaran 8 cm 5 cm
5 Daun 10 cm 5 cm

F. Analisis Data
1. Persegi panjang
y =8,5 cm
l =17 cm
Y0 = y/l t
=8,5/17 t
=1/2 t
2. Segitiga
y =3 cm
l =9 cm
Y0 =y/l t
=3/9 t
=1/3 t
3. Segitiga dan persegi
• Panjang dan lebar persegi=10 cm
• Alas tinggi segitiga=10,7 cm
• A=luas
• Y=jarak titik seimbang
Y0=A1Y1+A2Y2 / A1 + A2
= 100.2/5+35 2/5 / 100 + 35
= 40+14/135
=0,4=2/5
4. Setengah lingkaran
y = 5 cm
R= 8 cm
Ypm = 4R/3π
= 4.8/3.3,15
=32/9.45
=3,39

5. Daun
• Panjang = 10 cm
5 cm

G. Pembahasan
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan untuk menentukan letak titik berat
bidang homogen baik teratur maupun tidak teratur dapat dilakukan dengan cara membuat tiga
buah titik secara sembarang sebagai acuan untuk membuat garis lurus sehingga ketiga garis
akan berpotongan dimana untuk menguji keseimbangan benda tersebut dapat dilakukan dengan
cara meletakkan benda tersebut diatas salah satu jari, apabila benda tersebut tidak bergerak
benda tersebut dapat dikatakan dalam keadaan seimbang, sedangkan apabila benda tersebut
bergerak maka benda tersebut dapat dikatakan dalam keadaan tidak seimbang. Hal ini juga
dapat dilakukan untuk menentukan titik berat benda yang terdiri dari dua atau lebih bidang
datar.
Titik perpotongan ketiga garis dapat dikatakan titik berat apabila benda dalam keadaan
seimbang ketika diletakkan diatas salah satu jari dimana letak jari tepat pada perpotongan
ketiga garis tersebut dan ketika benda diletakkan diatas salah satu jari dimana letak jari tidak
pada perpotongan ketiga garis benda tersebut bergelayutan.
Menentukan titik berat suatu bidang homogen yang teratur tidak hanya dengan
percobaan tetapi juga dapat dilakukan dengan menghitung yaitu menentukan koordinat titik
berat benda tersebut. Untuk mencari koordinat titik berat benda dapat dilakukan dengan cara
mencari nilai titik tengah pada sumbu x dan y yang didapatkan dengan cara mengalikan nilai x
dengan luas kemudia dibagi dengan jumlah luas benda, sedangkan untuk nilai y didapatkan
dengan cara mengalikan nilai y dengan luas kemudian dibagi dengan jumlah luas benda
tersebut. Begitu juga dengan benda yang terdiri dari dua bidang datar dimana masing – masing
bidang diwakili dengan nilai x dan y yang berbeda dan juga luas yang berbeda. Sedangkan
untuk ketebalan benda diabaikan.
Pada percobaan pertama untuk bidang persegi data hasil percobaan dengan data hasil
hitung didapatkan data yang sama sedangkan untuk percobaan kedua sampai keempat yang
menggunakan benda yang terdiri dari dua bidang datar didapatkan data hasil percobaan dengan
data hasil hitung tidak sama hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya seperti
ganguan dari luar dan gangguan dari dalam.

Penyebab dari berbedanya data hasil percobaan dengan data hasil hitung yang
bersumber dari luar diantaranya seperti adanya gangguan angin saat melakukan percobaan, hal
ini mengakibatkan kurangnya konsentrasi seseorang saat melakukan perboaan, sedangkan
untuk gangguan dari dalam yaitu seperti kurangnya ketelitian dan kecerobohan pelaku, hal ini
akan mengakibatkan kurang tepatnya data yang didapatkan, sehingga data hasil percobaan
dengan data hasil hitung akan berbeda.

H. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, pengukuran titik berat dapat di lakukan dengan
dua cara yaitu percobaan danpenghitungan. Dimana percobaan dilakukan sesuai dengan
prosedur kerja. Sedangkan penghitungan dapat di lakukan dengan cara mencari koordinat x
dan y menggunakan rumus dimana koordinat tersebut merupakan titik berat. Apabila data hasil
percobaan dan data hasil perhitungan berbeda, hal ini di karenakan oleh beberapa faktor, seperti
gangguan angin dan kurangnya ketelitian saat melakukan percobaan.

I. Saran
Bagi teman-teman yang ingin melakukan praktikum sebaiknya dilakukan di tempat
yang tenang agar konsentrasi saat melakukan percobaan tidak terganggu dan juga sebaiknya
meningkatkan ketelitian ketika melakukan percobaan agar didapatkan data yang sama dari data
hasil percobaan dengan data hasil hitung.

Kardus yang sedang di gantungkan pada statif tepat di depan benang yang di gantungkan
beban untuk mendapatkan titik perpotongan garis.
DAFTAR PUSTAKA
file:///E:/New%20folder/Zonailmuku_%20Laporan%20praktikum%20titik%20berat.html
file:///E:/New%20folder/Laporan%20Praktikum%20Titik%20Berat%20_%20Dahlia%20Sylv
iana%20%E3%83%84.html
file:///E:/New%20folder/Titik%20berat%20_%20Fisika%20SMA%20Kelas%20XI.html
Widodo, Tri. 2009. Fisika untuk SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional (BSE).
Nurachmandani, Setya. 2009.Fisika 2 untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional (BSE).

Anda mungkin juga menyukai