Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM FISIKA MENENTUKAN

TITIK BERAT SUATU BENDA

Guru Mata Pelajaran: Ibu Dedeh Kusdiah S.pd

Disusun oleh:

1. Hilya Auliya
2. Sindi Gusliani Khoerunnisa

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT 2017/2018


SMA NEGERI 1 PARIGI
Jl. Babakan Ardiyasa No. 62 Karang Jaladri
Kode Pos 46393 No/Fax (0265) 2641 021
Parigi – Pangandaran
KATA PENGANTAR

Puji Syukur mari kita panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini diwaktu yang tepat. Tak lupa,
penulis haturkan terimakasih kepada Ibu Dedeh selaku guru mata pelajaran dan Ibu Poppy
selaku guru yang turut andil dalam ujian praktikum fisika. Disamping itu penulis menyadari
dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan . Namun, penulis telah berusaha
dengan sejujur-jujurnya dan dengan sebenar-benarnya dalam menyusun laporan ini. Semoga
apa yang ada dalam laporan ini bisa bermanfaat sebagai bahan pembelajaran dan penuis juga
menerima kritik dan saran dari pembaca laporan ini.

Penulis
BAB I
A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukkan titik berat bidang homogen
berdasarkan letak titik potong garis-garis berat.

B. DASAR TEORI
Setiap benda terdiri atas partikel-partikel yang masing-masing memiliki berat. Resultan
dari seluruh berat partikel disebut gaya berat benda. Titik tangkap gaya berat inilah yang
dinamakan titik berat.

Sebuah benda terdiri atas banyak partikel. Setiap partikel mempunyai massa. Oleh karena
itu, tiap partikel mempunyai berat dan titik berat yang berbeda-beda. Partikel-partikel
tersebut masing-masing mempunyai gaya berat W1, W2, W3,.., Wn dengan resultan gaya
berat W. Resultan dari seluruh gaya berat benda yang terdiri atas bagian-bagian kecil benda
dinamakan gaya berat.

Pusat massa dan titik berat suatu benda memiliki pengertian yang sama, yaitu suatu titik
tempat berpusatnya massa atau berat dari benda tersebut. Perbedaanya adalah letak pusat
massa suatu benda tidak dipengaruhi oleh medan gravitasu, sehingga letaknya tidak selalu
berhimpit dengan letak titik beratnya.. titik berat suatu benda adalah suatu titik pada benda
tersebut atau disekitar benda tersebut dimana berat semua bagian benda terpusat pada titik
tersebut.

Apabila suatu benda homogen (kerapatan sebagian benda sama atau benda tersusun dari
baha sejenis) dan bentuk benda simetris (misalnya persegi, persegi panjang, lingkaran) maka
titik berat benda berhimpit dengan pusat massa benda yang terletak di tengah-tengah benda
tersebut. Untuk segitiga, pusat massa terletak pada 1/3h dimana h= tinggi segitiga.

Semua benda di bumi mempunyao berat. Berat suatu benda dapat dianggap terkonsentrasi
pada satu titik yang disebut pusat gravitasi atau titik berat. Pada titik berat ini gaya-gaya yang
bekerja menghasilkan momen resultan sama dengan nol. Karena itulah benda yang ditumpu
pada titik beratnya akan berada dalam keseimbangan statik. Dengan kata lain titik berat
adalah titik tangkap dari semua gaya yang bekerja. Contoh berikut ini menunjukkan
bagaimana menentukkan letak resultan gaya yang sejajar.

a) Titk berat benda homogen satu dimensi (garis), untuk benda-benda berbentuk
memanjang seperti kawat, massa benda dianggap diwakili oleh panjangnya (satu
dimensi).
b) Titik berat benda-benda homogen berbentuk luasan (dua dimensi), jika tebal
diabaikan maka benda dapat dianggap berbentuk luasan (dua dimensi).
c) Titik berat benda-benda homogen berdimensi tiga, letak titik berat dari gabungan
beberapa benda pejal homogen berdimensi tiga.
Titik berat benda homogen berbentuk luasan yang bentuknya teratur terletak pada sumbu
simetrinya. Untuk bidang segi empat, titik berat diperpotongan diagonalnyaa dan untuk
lingkaran terletak dipusat lingkaran. Jika bentu benda simetris dan benda homogen maka titik
berat berhimpit dengan pusat massa benda, dimana titik berat dan pusat massa terletak di
tengah-tengah benda tersebut. Sebaliknya jika benda homogen tetapi tidak simetris maka
posisi titik berat benda dapat ditentukan menggunakan rumus Xo dan Yo. Benda berbentuk
luasan atau berdimensi dua merupakan benda yang ketebalannya dapat diabaikan sehingga
benda homogen berbentuk luasan dapat ditruliskan sebagai berikut.

a. Koordinat titik berat benda pada sumbu x

𝑨𝟏𝑿𝟏 + 𝑨𝟐𝑿𝟐 + 𝑨𝟑𝑿𝟑 + ⋯ 𝑨𝒏𝑿𝒏


𝑿𝒐 =
𝑨𝟏 + 𝑨𝟐 + 𝑨𝟑+. . 𝑨𝒏

b. Koordinat titik berat benda pada sumbu y


𝑨𝟏𝒀𝑰 + 𝑨𝟐𝒀𝟐 + 𝑨𝟑𝒀𝟑 + ⋯ 𝑨𝒏𝒀𝒏
𝒀𝒐 =
𝑨𝟏 + 𝑨𝟐 + 𝑨𝟑 + ⋯ 𝑨𝒏
Keterangan:
X= titik tengah benda pada sumbu x
Y= titik tengan benda pada sumbu y
A= luas benda

C. ALAT DAN BAHAN

1. Kardus
2. Mistar
3. Benang
4. Beban
5. Gunting
6. Cutter
7. Jarum pentul
8. Pensil

D. LANGKAH KERJA
1. Beri ukuran 20 x 8 x 4 cm dengan menggunakan pensil pada kardus untuk huruf L,
kemudian potong menggunakan gunting dan rapihkan sisinya menggunakan gunting
2. Buatlah lubang dengan menggunakan jarum pentul, lubang 1 kemudian gantung
benang pengukur tegak lurus melalui lubang tersebut. Berilah tanda pada kardus
sepanjang kedudukan benang pengukur tegak lurus, yang selanjutnya disebut garis
berat.
3. Buatlah lubang kedua, lubang 2 kemudian kembali benang pengukur tegak lurus
melalui lubang keuda, berilah tanda garis pada kardus sepanjang kedudukan benang
pengukuran sepanjang garis lurus.
4. Kedua garis yang telah dibuat langkah 2 dan 3 akan berpotongan. Potongan inilah
yang merupakan titik berat karton tersebut.
5. Untuk menguji lebih lanjut posisi titik berat yang telah diperoleh. Buatlah lubang
ketiga. Lubaang 3 lakukan lagi langkah diatas. Garis berat yang ketiga juga
memotong pada itik yang sama.

E. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1. Dari data pengamatan diperoleh:

Benda berbentuk huruf L

A1= 8×20 = 160

A2= 4×4= 16

X1= 4

X2= 10

Y1 = 10

Y2 = 2

2. Dari data perhitungan diperoleh:

𝐴1. 𝑋1 + 𝐴2. 𝑋2
𝑋𝑜 =
𝐴1 + 𝐴2
160.4 + 16.10
𝑋𝑜 =
160 + 16
800
𝑋𝑜 =
176
800
𝑋𝑜 = = 4,5
176

𝐴1. 𝑌𝐼 + 𝐴2. 𝑌2
𝑌𝑜 =
𝐴1 + 𝐴2
160.10 + 16.2
𝑌𝑜 =
160 + 16
1632
𝑌𝑜 = = 9,3
176
3. Pembahasan

Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan untuk menentukan letak titik berat
bidang luasan baik teratur maupun tidak teratur dapat dilakukan dengan cara membuat tiga
buah titik secara sembarang sebagai acuan untuk membuat garis lurus sehingga ketiga garis
akan berpotongan dimana untuk menguji keseimbangan benda tersebut dapat dilakukan
dengan cara meletakkan benda tersebut diatas salah satu jari, apabila benda tersebut tidak
bergerak benda tersebut dapat dikatakan dalam keadaan seimbang, sedangkan apabila benda
tersebut bergerak maka benda tersebut dapat dikatakan dalam keadaan tidak seimbang. Hal
ini juga dapat dilakukaan untuk menentukkan titik berat benda yang terdiri dari dua atau lebih
bidang datar.

Titik perpotongan ketiga garis dapat dikatakan titik berat apabila benda dalam keadaan
seimbang ketika diletakkan diatas salah satu jari dimana letak jari tepat pada perpotongan
ketiga garis tersebut dan ketika benda diletakkan diatas salah satu jari dimana letak jari tidak
pada perpotongan ketiga garis benda tersebut bergelayutan.

Menentukan titik berat suatu bidang yang teratur tidak hanya dengan percobaan tetapi
juga dapat dilakukan dengan menghitung yaitu menentukan koordinat titik berat benda
tersebut. Untuk mencari koordinat titik berat benda dapat dilakukan dengan cara mencari
nilai titik tengah pada sumbu x dan y yang didapatkan dengan cara mengalikan nilai x dengan
luas benda, sedangkan untuk nilai y didapatkan dengan cara mengalikan nilai y dengan luas
kemudian dibagi dengan jumlah luas benda tersebut.
BAB II
PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN


Benda luasan apapun baik yang beraturan maupun yang tidak beraturan memiliki titik
berat atau pusat massa. Setiap benda tersebut tidak akan atau tidak mungkin akan memiliki
titik berat yang sama satu sama lain. Dari hasil praktikum yaang telah dilakukan ini,
pengukuran titik berat dapat dilakukan degan dua cara yaitu dengan cara pengukuran dan
perhitungan. Dimana percobaan dilakukan sesuai prosedur kerja yang benar dan harus
sistematis. Sedangkan perhitungan dapat dilakukan dengan cara mencari koordinat x dan y
menggunakan rumus dimana koordinat tersebut merupakan titik berat. Apabila data hasil
percobaan dan data hasil perhitungan berbeda, hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor,
seperti gangguan angin dan kurangnya ketelitian saat melakukan percobaan.

Sebaiknya lebih sabar dalam melaksanakan praktikum guna memperoleh hasil praktikum
yang maksimal dan benar. Selain itu, lebih baik memilih kardus yang masih bagus dan tidak
rusak sehingga massa pojok tdak menganggu kesetimbangan kardus dan ketika memotong
dan membentuk kardus jangan sampai merusak kardus. Haruss lebih hati-hati dan teliti saat
memotongnya.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai