Anda di halaman 1dari 2

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang
berjudul "Titik Berat Benda". Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini, maka kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dra. Hj. Yenny Fatma, selalu guru
fisika.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 3 Agustus 2017

Kelompok 2

Tujuan: Untuk menyelidiki titik berat benda beraturan dan tidak beraturan bentuknya

Dasar Teori:

Semua benda di bumi mempunyai berat. Berat suatu benda dapat dianggap terkonsentrasi pada
satu titik yang di sebut pusat gravitasi atau titik berat. Pada titik berat ini gaya-gaya yang bekerja
menghasilkan momen resultan sama dengan nol. Karena itulah benda yang di tumpu pada titik
beratnya akan berada dalam keseimbangan statik. Dengan kata lain titik berat adalah titik tangkap
dari semua gaya yang bekerja. Contoh berikut ini menunjukkan bagaimana menentukan letak
resultan gaya yang sejajar.

● Titik berat benda homogen satu dimensi (garis), untuk benda-benda berbentuk memanjang
seperti kawat , massa benda dianggap diwakili oleh panjangnya (satu dimensi)
● Titik berat benda-benda homogen berbentuk luasan (dua dimensi), Jika tebal diabaikan
maka benda dapat dianggap berbentuk luasan (dua dimensi).
● Titik berat benda-benda homogen berdimensi tiga, letak titik berat dari gabungan beberapa
benda pejal homogen berdimensi tiga.

Titik berat benda homogen berbentuk luasan yang bentuknya teratur terletak pada sumbu
simetrinya. Untuk bidang segi empat, titik berat diperpotongan diagonalnya, dan untuk lingkaran
terletak dipusat lingkaran

Telah dikatakan sebelumnya bahwa suatu benda tegar dapat mengalami gerak translasi (gerak lurus)
dan gerak rotasi. Benda tegar akan melakukan gerak translasi apabila gaya yang diberikan pada
benda tepat mengenai suatu titik yang yang disebut titik berat.
Titik berat merupakan titik dimana benda akan berada dalam keseimbangan rotasi (tidak mengalami
rotasi). Pada saat benda tegar mengalami gerak translasi dan rotasi sekaligus, maka pada saat itu
titik berat akan bertindak sebagai sumbu rotasi dan lintasan gerak dari titik berat ini
menggambarkan lintasan gerak translasinya.

Alat/Bahan:
1. Kardus
2. Gunting
3. Benang
4. Pemberat, misalnya paku
5. Statif

Langkah kerja:
1. Menggunting kardus sehingga membentuk bidang tidak beraturan.
2. Menyusun alat dan bahan.
3. Menentukan 2 titik (misal A dan B) pada bidang tersebut.
4. Menggantungkan benda dengan benang di A. Biarkan hingga benda diam. Mengamati benda
penggantung vertikal. Lalu, melukiskan garis perpanjangan benda tersebut (l1)

5. Menggantungkan benda kembali pada bagian yang lain, yaitu titik B. Benang akan vertikal dan
membuat garis perpanjangan benang (l2)

6. Mengamati perpotongan garis yang terjadi.

Pertanyaan

1. Apakah 1 titik sembarang dapat menentukan titik berat benda tak beraturan? Mengapa
demikian?
2. Jika jumlah titik sembarang ada tiga atau lebih, apakah ada pengaruhnya terhadap posisi titik
berat? Jelaskan jawabannya!
3. Diskusikan hasil pengamatan dengan teman-teman sekelompok!
Jawaban

1. Tidak, karena untuk menentukan titik berat benda berdasarkan titik perpotongan.
Sedangkan titik perpotongan diperlukan 2 garis.
2. Tidak ada, karena titik berat merupakan pusat massa dari benda yang digantungkan
tersebut. Dan pusat massa tidak mungkin berubah. Sehingga perpotongannya terletak pada
satu titik saja.

Kesimpulan

Jadi titik berat dapat diketahui dengan menentukan titik potong dari satu atau lebih lengan momen.
Dan titik berat tidak akan berubah-ubah.

Anda mungkin juga menyukai