Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

TITIK BERAT

Disusun Oleh : XI MIPA 3


Anggota :
1. Fero Viguna
2. Liana Dwi Hasanah
3. Niken Zahra Aulia
4. Zayyinaa Aulia Rahmah

SMA Negeri 1 Majenang


Tahun Pelajaran 2018/2019
TITIK BERAT BENDA HOMOGEN
A. Tujuan
Menentukan titik berat benda homogen

B. Landasan Teori
Sebuah benda terdiri atas banyak partikel. Setiap partikel mempunyai
massa. oleh karena itu, tiap partikel mempunyai berat dan titik berat yang
berbeda-beda. Partikel-partikel tersebut masing-masing mempunyai gaya
berat w1, w2, w3, ..., wn dengan resultan gaya berat w. Resultan dari seluruh
gaya berat benda yang terdiri atas bagian-bagian kecil benda dinamakan gaya
berat. Titik tangkap gaya berat inilah yang disebut titik berat (Zo). (Setya
Nurachmandani, 2009).
Resultan dari gaya berat masing-masing partikel itulah yang kemudian
disebut dengan berat benda (W). (Tri Widodo, 2009)
Pusat massa dan titik berat suatu benda memiliki pengertian yang
sama, yaitu suatu titik tempat berpusatnya massa/berat dari benda tersebut.
Perbedaannya adalah letak pusat massa suatu benda tidak dipengaruhi oleh
medan gravitasi, sehingga letaknya tidak selalu berhimpit dengan letak titik
beratnya. (Anonimus, 2012)
Titik berat suatu benda adalah suatu titik pada benda tersebut atau di
sekitar benda tersebut di mana berat semua bagian benda terpusat pada titik
tersebut.
Apabila suatu benda homogen (kerapatan sebagian benda sama atau
benda tersusun dari bahan sejenis) dan bentuk benda simetris (misalnya
persegi, persegi panjang, lingkaran) maka titik berat benda berhimpit dengan
pusat massa benda yang terletak di tengah-tengah benda tersebut. Untuk
segitiga, pusat massa terletak pada 1/3 h, di mana h = tinggi segitiga.
Semua benda di bumi mempunyai berat. Berat suatu benda dapat
dianggap terkonsentrasi pada satu titik yang di sebut pusat gravitasi atau titik
berat. Pada titik berat ini gaya-gaya yang bekerja menghasilkan momen
resultan sama dengan nol. Karena itulah benda yang di tumpu pada titik
beratnya akan berada dalam keseimbangan statik. Dengan kata lain titik berat
adalah titik tangkap dari semua gaya yang bekerja. Contoh berikut ini
menunjukkan bagaimana menentukan letak resultan gaya yang sejajar.
a. Titik berat benda homogen satu dimensi (garis), untuk benda-benda
berbentuk memanjang seperti kawat , massa benda dianggap diwakili oleh
panjangnya (satu dimensi).
b. Titik berat benda-benda homogen berbentuk luasan (dua dimensi), Jika
tebal diabaikan maka benda dapat dianggap berbentuk luasan (dua
dimensi).
c. Titik berat benda-benda homogen berdimensi tiga, letak titik berat dari
gabungan beberapa benda pejal homogen berdimensi tiga.

Titik berat benda homogen berbentuk luasan yang bentuknya teratur


terletak pada sumbu simetrinya. Untuk bidang segi empat, titik berat
diperpotongan diagonalnya, dan untuk lingkaran terletak dipusat
lingkaran. (Dahlia Sylviana, 2015)
Rumus Titik Berat
Jika bentuk benda simetris dan benda homogen maka titik berat
berhimpit dengan pusat massa benda, di mana titik berat dan pusat massa
terletak di tengah-tengah benda tersebut. Sebaliknya jika benda homogen
tetapi tidak simetris maka posisi titik berat benda dapat ditentukan
menggunakan rumus berikut :

C. Alat dan Bahan


- Kardus
- Paku
- Penjepit dan statif
- Benang
- Gunting
- Beban
- Kertas grafik
- Neraca Ohauss

D. Urutan Kerja
1. a. Ambil kardus, kemudian gunting sehingga menghasilkan bentuk
b. Buatlah lubang A dan B pada kardus tersebut
c. Gantungkan kardus pada lubang A dengan benang
d. Tandai bagian bawah kardus yang dilalui oleh benang (sebut titik A’)
e. Ulangi percobaan di atas, dengan menggantungkan kardus pada
lubang B, hingga di dapat titik B’
f. Hubungkan A dengan A’ dan B dengan B’
g. Kemudian tentukan titik berat pada bangun tersebut
h. Potonglah kardus melalui garis AA’ menjadi dua bagian sehingga
diperoleh bangun I dan bangun II.
i. Kemudian timbanglah masing-masing potongan tadi.
2. a. Buatlah lubang C dan D pada kardus bangun
c. Gantungkan kardus bangun I pada lubang C dengan benang
d. Tandai bagian bawah kardus yang dilalui oleh benang (sebut titik C’)
e. Ulangi percobaan di atas, dengan menggantungkan kardus pada
lubang D, hingga didapat titik D’.
f. Hubungkan C dengan C’ dan D dengan D’.
g. Kemudian tentukan titik berat pada bangun I tersebut.
h. Ulangi langkah tersebut pada bangun II dengan menggunakan titik E
dan F.

3. a. Satukan kembali kedua potongan kardus tersebut (bangun I dan bangun


II) dengan cara ditempelkan di atas kertas grafik.
b. Buatlah koordinat kartesius pada kertas grafik untuk menetukan
koordinat.
b. Carilah X0, X1, Y1, X2, Y2
C. Kemudian tentukan koordinat titik beratnya.

E. Data Hasil Percobaan


Tabel data pengamatan titik berat

NO BENDA X0 Y0
1 Persegi 5 cm 5 cm

2 6,25 cm 7,8 cm
Persegi dan    lingkaran
3 Persegi dan segitiga 9,3 cm 6,4 cm

4 6,3 cm 7,6 cm
Segitiga dan   lingkaran
5 Bintang 3,7 cm 2,7 cm

  
F. Analisis Data
Diketahui:

X1   =  9,5 cm
       = 0,0095 m
Y1   = 13 cm
        = 0,013 m
X2 = 20 cm
Y2 = 0,02
M1= 10,1 gr
M2= 10,37 gr
Ditanya: (X0,Yo) ?
Jawab:
X0= M1.X1+M2.X2 : M1+M2
= 10,1 . 9,5 + 10,37 . 20 : 10,1 + 10,37
= 303,35 : 20,37
= 14,9 cm
Y0= M1.Y1 + M2Y2 : M1+M2
= 10,1 . 13 + 10,37 . 15 : 20,37
= 286,85 : 20,37
= 14,1 cm
Jadi, (X0,Y0)=(14,9 ; 14,1 cm)

F. Pembahasan

Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan untuk menentukan letak titik
berat bidang homogen baik teratur maupun tidak teratur dapat dilakukan dengan cara
membuat tiga buah titik secara sembarang sebagai acuan untuk membuat garis lurus
sehingga ketiga garis akan berpotongan dimana untuk menguji keseimbangan benda
tersebut dapat dilakukan dengan cara meletakkan benda tersebut diatas salah satu jari
atau alat penjepit dan statif, apabila benda tersebut tidak bergerak benda tersebut
dapat dikatakan dalam keadaan seimbang, sedangkan apabila benda tersebut bergerak
maka benda tersebut dapat dikatakan dalam keadaan tidak seimbang. Hal ini juga
dapat dilakukan untuk menentukan titik berat benda yang terdiri dari dua atau lebih
bidang datar.

G. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan, pengukuran titik berat dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu percobaan dan perhitungan. Dimana percobaan dilakukan
sesuai dengan prosedur kerja. Sedangkan perhitungan dapat dilakukan dengan cara
mencari koordinat x dan y menggunakan rumus dimana koordinat tersebut
merupakan titik berat. Apabila data hasil percobaan dan data hasil perhitungan
berbeda, hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor, seperti gangguan angin dan
kurangnya konsntrasi dan ketelitian saat melakukan percobaan.

Anda mungkin juga menyukai