“ TITIK BERAT ”
DISUSUN OLEH :
SMA N I KALIBAWANG
T.A. 2017/2018
A.TUJUAN PERCOBAAN
B.DASAR TEORI
Benda tegar akan melakukan gerak translasi apabila gaya yang diberikan pada benda
tepat mengenai suatu titik yang yang disebut titik berat.Titik berat merupakan titik dimana
benda akan berada dalam keseimbangan rotasi (tidak mengalami rotasi). Pada saat benda
tegar mengalami gerak translasi dan rotasi sekaligus, maka pada saat itu titik berat akan
bertindak sebagai sumbu rotasi dan lintasan gerak dari titik berat ini menggambarkan lintasan
gerak translasinya.
Di dalam hampir semua persoalan mekanika, g (percepatan gravitasi) boleh dianggap
seragam pada seluruh bagian benda , karena ukuran benda relative kecil dibanding jarak yang
dapat menyebabkan perubahan gravitasi yang cukup berarti. Dengan demikian pusat massa
dan pusat gravitasi dapat diambil sebagai titik yang sama. Keberhimpitan ini dapat
digunakan untuk menentukan pusat massa sebuah keping tipis yang bentuknya tidak
beraturan.
Untuk benda-benda yang mempunyai bentuk sembarang letak titik berat dicari dengan
perhitungan. Perhitungan didasarkan pada asumsi bahwa kita dapat mengambil beberapa titik
dari benda yang ingin dihitung titik beratnya dikalikan dengan berat di masing-masing titik
kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah berat pada tiap-tiap titik. dikatakan titik
berat juga merupakan pusat massa di dekat permukaan bumi, namun untuk tempat yang
ketinggiannya tertentu di atas bumi titik berat dan pusat massa harus dibedakan.
Pusat massa dan titik berat suatu benda memiliki pengertian yang sama.
1. PUSAT MASSA
Koordinat pusat massa dari benda-benda diskrit, dengan massa masing-masing m 1, m2,....... ,
mi ; yang terletak pada koordinat (x1,y1), (x2,y2),........, (xi,yi) adalah:
Y
X = ∑mixi /mi
= ∑miyi /mi
2. TITIK BERAT (X,Y)
Koordinat titik berat suatu sistem benda dengan berat masing-masing w 1, w2, ........., wi ; yang
terletak pada koordinat (x1,y1), (x2,y2), ............, (xi,yi) adalah:
Y
X = ∑wiyi /wi
= ∑wiyi /wi
C.ALAT DAN BAHAN
1. Karton
2. Statif
3. Benang
4. Pemberat
5. Penggaris
D.PROSEDUR PERCOBAAN
E.DATA PERCOBAAN
X1 X2 Y1 Y2 A1 A2
13 cm 19,5 cm 16,5 cm 30 cm 858 cm 66,5 cm
A1 = p x l
= 33 x 26
= 858 cm2
Y0 = 1/3 t
= 1/3. 9
= 3 cm
Y2 = 6 + 24
= 30 cm
A2 = ½ a t
=1/2 .13.9
= 66,5 cm2
F.ANALISA DATA
∑X = X1A1 – X2A2
A1-A2
858 – 66,5
= 9.857,25
791,5
= 12,45 cm
∑Y = Y1A1 – Y2A2
A1-A2
858 – 66,5
= 12.860,25
791,5
= 16,25 cm
E.JAWAB PERTANYAAN
1.Tentukan titik berat benda secara analisis dari data yang diperoleh
2.Bandingkan hasil titik berat benda dari hasil analisis dan percobaan
∑Y = Y1A1 – Y2A2
A1-A2
=16,5.858 – 19,5. 66,5
858 – 66,5
= 12.860,25
791,5
= 16,25 cm
Dari ketiga garis yang telah dihubungkan,dan seharusnya dapat diperoleh titik
berat.Tetapi,percobaan diatas gagal karena kurangnya ketelitian dalam penarikan garis
khususnya garis ketiga.Pada penarikan titik berat yang ketiga garisnya terlalu
dipaksakan sehingga kurang realistis dan titik dari pertemuan ketiga garis tidak sesuai
dengan X dan Y yang dicari melalui rumus diatass Selain itu,percobaan juga
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti angin di sekitar tempat percobaan
sehingga penarikan garis tidak valid.Jadi,dari beberapa faktor yang mempengaruhi
percobaan,Percobaan penentuan “Titik Berat ” diatas dapat dinyatakan gagal.