BAB 6
TITIK BERAT
6.1 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum titik berat adalah sebagaiberikut:
1. Menghitung titik berat dari suatu benda atau bangun.
2. Mempelajari konsep titik berat dalam kehidupan sehari-hari.
3. Memahami dan mengetahui titik berat suatu benda
Bila benda benar-benar diam (relatif terhadap suatu kerangka acuan), yaitu ketika
kecepatan linier pusat massanya dan kecepatan sudut rotasinya terhadap
sembarang sumbu tetap, bernilai nol keduanya, maka benda tegar tersebut
dikatakan berada dalam kesetimbangan statik. Bila suatu benda tegar berada
dalam keadaan setimbang statik, maka kedua persyaratan di atas untuk
kesetimbangan mekanik akan menjamin benda tetap dalam keadaan setimbang
statik. Persyaratan pertama ekuivalen dengan persyaratan bahwa total gaya
eksternal yang bekerja pada benda tegar sama dengan nol.
85
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2017 86
BAB 6 Titik Berat
Kelompok 17
5. Statif
6.3.2 Bahan
Bahan tersebut adalah penampang berbentuk Z, W, dan Y.
3. Menyiapkan sketsa yang sudah dilubangi dan diberi benang untuk diangkat.
Gambar 6.7 Menggantungkan sketsa yang telah diberi benang pada statif
4. Menggoyangkan sampai saat diam posisinya tak berubah (bukti bahwa karton
tergantung bebas).
5. Dengan menggunakan pensil, membuat tanda titik (silang) ditepi bawah karton
tepatnya di belakang benang, kemudian tuliskan huruf A’ di samping titik
tersebut.
Gambar 6.9 Memberi tanda pada karton sesuai dengan letak benang
Selesai
2. Penampang Y
3. Penampang W
Zona I
A=PxL
= 117,99
X=½P
= 10,35
Y=½L
= 29,25
Zona II
A=PxL
= 289,8
X=½P
= 10,35
Y=½L
= 16,05
Zona III
A=PxL
= 117,99
X=½P
= 10,35
Y=½L
= 2,85
2. Pada penampang Y
(a+ b) x t
AII =
2
= 142,04
XII = ½ a + x
= 23,18
YII = h-e
= 26,42
Zona III
AIII = ½ a x t
= 42,8
XIII = ½ P
= 16,05
YIII = 1/3 t
= 18,37
Zona IV
AIV = P x L
= 167,99
XIV = ½ P
= 16,05
YIV = ½ L
= 7,85
= 19,419
Kesalahan Relatif untuk penampang Y di titik X
| X ( act )− X (th)| |16,1−16,05| ∣ X ( act )−X (th)∣
KR = x 100 %= x 100 %=¿ x 100 %
X (th) 16,05 X (th)
0,311%
Ketelitian:
K = 100% - KR = 100% - 0,311% = 99,688%
Kesalahan Relatif untuk penampang Y di titik Y
3. Pada penampang W
Zona Ib
AIb = a x t
= 174,99
XIb = ½ a + x
= 27,5
YIb = ½ t
= 15,35
Zona IIa
(a+ b)x t
AIIa =
2
= 65,94
XIIa = ½ a + x
= 11,89
YIIa = h-e
= 5,46
Zona IIb
(a+ b)x t
AIIb =
2
= 65,94
XIIb = ½ a + x
= 20,21
YIIb = h-e
= 5,46
Zona III
(a+ b) x t
AIII =
2
= 127,4403
XIII = ½ a + x
= 16,05
YIII = h-e
= 16,55
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2017 99
BAB 6 Titik Berat
Kelompok 17
Zona IV
(a+ b) x t
AIV =
2
= 30,18
XIV = ½ a + x
= 16,05
YIV = h-e
= 11,07
6.8 Pembahasan
Adapun letak atau posisi titik berat yaitu terletak pada perhitungan diagonal ruang
untuk benda homogen berbentuk teratur, dan terletak pada perpotongan garis
vertikal pada benda sembarang. Perbandingan hasil percobaan secara praktis dan
analitis dapat dilihat pada Tabel 6.1
Tabel 6.1 Perbandingan hasil percobaan secara praktis dan teoritis penampang
“W, Y, Z”
Jenis penampang Secara Praktis Secara Analitis
Z (10,2 ; 16,6) (10,35 ; 16,05)
Y (16,1 ; 19,7) (16,05 ; 19,419)
W (16,1 ; 13,2) (16,05 ; 13,347)
Dari tabel di atas terlihat bahwa perbedaan hasil percobaan secara praktis dan
analitis tidak jauh berbeda dengan hasil sebagai berikut :
1. Ketelitian penampang Z dititik :
a. X sebesar 98,550%, dan kesalahan relatif sebesar 1,449%
b. Y sebesar 96,57321%, dan kesalahan relatif sebesar 3,426%
2. Ketelitian penampang Y dititik :
a. X sebesar 99,688%, dan kesalahan relatif sebesar 0,311%
b. Y sebesar 98,300%, dan kesalahan relatif sebesar 1,699%
3. Ketelitian penampang W dititik :
a. X sebesar 99,688%, dan kesalahan relatif sebesar 0,311%
b. Y sebesar 98,894%, dan kesalahan relatif sebesar 1,105%
Dapat dikatakan bahwa hasil percobaan tidak melenceng jauh dengan teori yang
ada.
Adapun kesalahan pada praktikum ini disebabkan karena:
1. Kurang teliti dalam menarik garis,.
2. Ukuran benda uji kurang presisi,
3. Beban yang kurang stabil,
4. Praktikan yang kurang sabar dikarenakan waktu yang sedikit.
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2017 101
BAB 6 Titik Berat
Kelompok 17
6.10 Kesimpulan
Ada pun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Dalam pengukuran titik berat secara praktis pada penampang Z adalah (10,2 ;
16,6) sedangkan secara analitis (10,35 ; 16,05), pada penampang Y secara
praktis diperoleh koordinat (16,1 ; 19,7) secara analitis (16,05 ; 19,419)dan
pada penampang W secara praktis diperoleh koordinat (16,1 ; 13,2) sedangkan
secara analitis diperoleh (16,05 ; 13,347).
2. Adapun konsep titik berat dalam kehidupan sehari-hari contohnya adalah
tongkat pemukul kasti, kemudian kita lempar sambil sedikit berputar. Kalau
kita perhatikan secara seksama, gerakan tongkat pemukul tadi dapat kita
gambarkan seperti membentuk suatu lintasan dari gerak translasi yang sedang
dijalani dimana pada kasus ini lintasannya berbentuk parabola. Tongkat ini
memang berputar pada porosnya, yaitu tepat di titik beratnya.
3. Dari percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan, yaitu titik berat
merupakan titik dimana benda berada dalam keseimbangan rotasi ( tidak
mengalami rotasi ), dalam menghitung titik berat dapat menggunakan teori
analitis dan teori praktik.
6.11 Saran
Banyak kesalahan yang terjadi saat praktikum baik kesalahan akibat faktor teknis
maupun nonteknis. Untuk meminimalisir kesalahan sebaiknya seorang praktikan:
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2017 102
BAB 6 Titik Berat
Kelompok 17