Anda di halaman 1dari 18

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2017

BAB 6 Titik Berat


Kelompok 17

BAB 6
TITIK BERAT

6.1 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum titik berat adalah sebagaiberikut:
1. Menghitung titik berat dari suatu benda atau bangun.
2. Mempelajari konsep titik berat dalam kehidupan sehari-hari.
3. Memahami dan mengetahui titik berat suatu benda

6.2 Dasar Teori


Suatu benda tegar berada pada keadaan setimbang mekanis bila, relatif terhadap
suatu kerangka acuan inersial, yaitu dengan syarat sebagai berikut.
1. Percepatan linier pusat massanya nol.
2. Percepatan sudutnya mengelilingi sembarang sumbu tetap dalam kerangka
acuan ini juga nol.
Persyaratan di atas tidak mengharuskan benda tersebut dalam keadaan diam,
karena persyaratan pertama membolehkan benda bergerak dengan kecepatan pusat
massanya konstan, sedangkan persyaratan kedua membolehkan benda berotasi
dengan kecepatan sudut rotasi yang konstan juga.

Bila benda benar-benar diam (relatif terhadap suatu kerangka acuan), yaitu ketika
kecepatan linier pusat massanya dan kecepatan sudut rotasinya terhadap
sembarang sumbu tetap, bernilai nol keduanya, maka benda tegar tersebut
dikatakan berada dalam kesetimbangan statik. Bila suatu benda tegar berada
dalam keadaan setimbang statik, maka kedua persyaratan di atas untuk
kesetimbangan mekanik akan menjamin benda tetap dalam keadaan setimbang
statik. Persyaratan pertama ekuivalen dengan persyaratan bahwa total gaya
eksternal yang bekerja pada benda tegar sama dengan nol.

Sedangkan persyaratan kedua ekuivalen dengan persyaratan bahwa total torka


eksternal yang bekerja pada benda tegar sama dengan nol. Dalam kasus ini yang

85
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2017 86
BAB 6 Titik Berat
Kelompok 17

akan ditinjau hanyalah kesetimbangan benda tegar di dalam pengaruh gaya


eksternal yang konservatif. Karena gayanya adalah gaya konservatif, maka
terdapat hubungan antara gaya yang bekerja dengan energi potensial. Keadaan
seimbang terjadi ketika nilai Fx = 0, kondisi ini tidak lain adalah syarat titik
ekstrem untuk fungsi energi potensial U(x). Andaikan saja titik seimbang ini kita
pilih sebagai posisi x = 0. Fungsi energi potensial dapat di ekspansikan.
Bila a2 > 0 maka pergeseran kecil dari titik seimbang, memunculkan gaya yang
mengarahkan kembali ke titik seimbang. Keseimbangan ini disebut keseimbangan
stabil.
Bila a2 > 0 maka pergeseran sedikit dari titik setimbang, memunculkan gaya yang
menjauhkan dari titik seimbangnya. Keseimbangan ini disebut keseimbangan
labil.
Bila a2 = 0 maka pergeseran sedikit dari titik seimbang tidak memunculkan gaya.
Keseimbangan ini disebut keseimbangan netral.
Suatu benda tegar dapat mengalami gerak translasi (gerak lurus) dan gerak rotasi.
Benda tegar akan melakukan gerak translasi dan rotasi sekaligus, maka pada saat
itu titik berat akan bertindak sebagai sumbu rotasi dan lintasan gerak dari titik
berat ini menggambarkan lintasan gerak translasinya. Untuk benda yang
berbentuk garis (suatu dimensi), letak titik beratnya berada ditengah-tengah garis.
Misalkan sebuah kawat dengan panjang 6m, maka titik beratnya berada pada jarak
3m dari ujungnya. Letak atau posisi titik berat yaitu terletak pada perpotongan
diagonal ruangan untuk benda homogen berbentuk teratur, dan terletak pada
perpotongan garis kedua garis vertikal untuk benda sembarang.

6.3 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum titik berat ini adalah :
6.3.1 Alat
Alat-alat tersebut antara lain :
1. Benang kasur
2. Gunting
3. Pisau cutter
4. Kertas millimeter block
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2017 87
BAB 6 Titik Berat
Kelompok 17

5. Statif

6.3.2 Bahan
Bahan tersebut adalah penampang berbentuk Z, W, dan Y.

6.3.3 Gambar Alat dan Bahan

Gambar 6.1 Statif Gambar 6.2 Cutter dan Benang


Kasur

Gambar 6.3 Benda uji dan Gambar 6.4 Milimeter blok


penggaris

6.4 Prosedur Kerja


Adapun beberapa tahapan yang dilakukan pada praktikum titik berat adalah,
sebagai berikut:
1. Melubangi penampang
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2017 88
BAB 6 Titik Berat
Kelompok 17

Gambar 6.5 Melubangi penampang

2. Melewati lubang A, masukkan benang ke dalam lubang

Gambar 6.6 Memasukkan benang pada lubang A


Laporan Praktikum Fisika Dasar 2017 89
BAB 6 Titik Berat
Kelompok 17

3. Menyiapkan sketsa yang sudah dilubangi dan diberi benang untuk diangkat.

Gambar 6.7 Menggantungkan sketsa yang telah diberi benang pada statif

4. Menggoyangkan sampai saat diam posisinya tak berubah (bukti bahwa karton
tergantung bebas).

Gambar 6.8 Karton sketsa tegantung bebas


Laporan Praktikum Fisika Dasar 2017 90
BAB 6 Titik Berat
Kelompok 17

5. Dengan menggunakan pensil, membuat tanda titik (silang) ditepi bawah karton
tepatnya di belakang benang, kemudian tuliskan huruf A’ di samping titik
tersebut.

Gambar 6.9 Memberi tanda pada karton sesuai dengan letak benang

6. Mengulangi langkah 1 sampai 4, tetapi dengan menggunakan lubang B dan C


untuk memperoleh titik (tanda silang) B’ dan C’.
7. Menarik sumbu x dan y sesuai arah garis pada kertas milimeter dengan bantuan
skala milimeter tersebut, tentukan absis dan ordinat untuk Z1, Z2 , Z3.
8. Mencatat nilai absis dan ordinat, dapat diperjelas pada gambar.
9. Catat nilai absis dan ordinat sketsa penampang pada laporan sementara.
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2017 91
BAB 6 Titik Berat
Kelompok 17

6.5 Diagram Alir


Untuk lebih memperjelas prosedur percobaan yang telah dijelaskan di atas, dapat
dilihat Gambar 6.10
Mulai

Melewati lubang A, masukkan benang kasur ke dalam lubang

Menyiapkan sketsa yang sudah dilubangi dan diberi benang untuk


diangkat ke atas

Menggoyangkan (ke kiri atau ke kanan) karton sampai saat diam


posisinya tak berubah (bukti bahwa karton tergantung bebas),

Dengan menggunakan pensil, membuat tanda titik (silang) ditepi


bawah karton tepatnya di belakang benang, kemudian tuliskan huruf
A’ di samping titik tersebut

Mengulangi langkah 1 sampai 4, tetapi dengan menggunakan lubang


B dan C untuk memperoleh titik (tanda silang) B’ dan D’

Menarik sumbu x dan y sesuai arah garis pada kertas milimeter


dengan bantuan skala milimeter tersebut, tentukan absis dan ordinat
untuk Z1, Z2 , Z3.

Mencatat nilai absis dan ordinat

Mencatat nilai absis dan ordinat sketsa penampang 2 pada laporan


sementara

Selesai

Gambar 6.10 Diagram Alir


Laporan Praktikum Fisika Dasar 2017 92
BAB 6 Titik Berat
Kelompok 17

6.6 Data Hasil Percobaan


Data hasil percobaan dari praktikum titik berat adalah sebagai berikut:
Pengukuran secara praktis
1. Penampang Z

Gambar 6.11 Ukuran penampang Z Gambar 6.12 Letak titik berat


penampang Z
Koordinat penampang Penampang Z = (10,2 ; 16,6)

2. Penampang Y

Gambar 6.13 Ukuran penampang Y Gambar 6.14 Letak titik berat


penampang Y
Koordinat penampang Y = (16,1 ; 19,7)
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2017 93
BAB 6 Titik Berat
Kelompok 17

3. Penampang W

Gambar 6.15 Ukuran penampang W Gambar 6.16 Letak titik berat

Koordinat penampang W = (16,1 ; 13,2)

6.7 Analisis Data


Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka didapatkan koordinat
titik berat sebagai berikut:
1. Penampang Z = (10,2 ; 16,6)
2. Penampang Y = (16,1 ; 19,7)
3. Penampang W = (16,1 ; 13,2)

6.7.1 Perhitungan Titik Berat Secara Analitis


1. Pada penampang Z

Gambar 6.17 Pembagian zona


Laporan Praktikum Fisika Dasar 2017 94
BAB 6 Titik Berat
Kelompok 17

Zona I
A=PxL
= 117,99
X=½P
= 10,35
Y=½L
= 29,25
Zona II
A=PxL
= 289,8
X=½P
= 10,35
Y=½L
= 16,05
Zona III
A=PxL
= 117,99
X=½P
= 10,35
Y=½L
= 2,85

Koordinat Titik Berat:


X 1. A 1+ X 2. A 2
X0 ¿ =
A 1+ A 2

X I . A I + X II . A II + X III . A III 10,35. 117,99+10,35 . 289,8+10,35 .117,99


= =¿10,35
A I + A II + A III 117,99+289,8+117,99
Y I . A I +Y II . A II +Y III . A III 29,25. 117,99+16,05 . 289,8+2,85 .117,99
Y0 = = =
A I + A II + A III 117,99+289,8+117,99
16,05

Kesalahan Relatif untuk penampang Z di titik X


Laporan Praktikum Fisika Dasar 2017 95
BAB 6 Titik Berat
Kelompok 17

∣ X ( act )−X (th)∣ | X ( act )− X (th)| |10,2−10,35|


KR = x 100 % x 100 %= x 100 %=¿
X (th) X (th) 10,35
1,449%
Ketelitian:
K = 100% - KR = 100% -1,449% = 98,550%
Kesalahan Relatif untuk penampang Z di titik Y
∣ X ( act )−X (th)∣ ∣Y ( act )−Y (th) ∣
KR = x 100 % x 100 %
X (th) Y (th)

|Y ( act )−Y (th )| |16,6−16,05|


x 100 %= x 100 %=¿3,426%
X (th) 16,05
Ketelitian:
K = 100% - KR = 100% - 3,426% = 96,573%

2. Pada penampang Y

Gambar 6.18 Pembagian Zona


Zona I
(a+ b)x t
AI =
2
= 142,04
XI = ½ a + x
= 8,92
YI = h-e
= 26,42
Zona II
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2017 96
BAB 6 Titik Berat
Kelompok 17

(a+ b) x t
AII =
2
= 142,04
XII = ½ a + x
= 23,18
YII = h-e
= 26,42

Zona III
AIII = ½ a x t
= 42,8
XIII = ½ P
= 16,05
YIII = 1/3 t
= 18,37
Zona IV
AIV = P x L
= 167,99
XIV = ½ P
= 16,05
YIV = ½ L
= 7,85

Koordinat Titik Berat:


X 1. A 1+ X 2. A 2 X I . A I + X II . A II + X III . A III + X IV . A IV
X0 ¿ =
A 1+ A 2 A I + A II + A III + Aiv
8,92. 142,04+23,18 . 142,04+16,05 . 42,8+16,05 . 167,99
¿
117,99+142,04 +42,8+167,99
= 16,05
Y I . A I +Y . A II +Y III . A III +Y IV . A IV Y 1 . A 1+Y 2. A 2
Y0 =
A I + A II + A III + A iv A 1+ A 2
826,42. 142,04+26,42 . 142,04+18,37 . 42,8+7,85 . 167,99
¿
142,04 +142,04+ 42,8+167,99
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2017 97
BAB 6 Titik Berat
Kelompok 17

= 19,419
Kesalahan Relatif untuk penampang Y di titik X
| X ( act )− X (th)| |16,1−16,05| ∣ X ( act )−X (th)∣
KR = x 100 %= x 100 %=¿ x 100 %
X (th) 16,05 X (th)
0,311%
Ketelitian:
K = 100% - KR = 100% - 0,311% = 99,688%
Kesalahan Relatif untuk penampang Y di titik Y

|Y ( act )−Y (th)| |19,75−19,419|


KR = x 100 %= x 100 %=¿
X (th) 19,419

∣ X ( act )−X (th)∣ ∣Y ( act )−Y (th) ∣


x 100 % x 100 % 1,699%
X (th) Y (th)
Ketelitian:
K = 100% - KR = 100% - 1,699% = 98,300%

3. Pada penampang W

Gambar 6.19 Pembagian zona


Zona Ia
AIa = a x t
= 174,99
XIa = ½ a + x
= 4,6
YIa = ½ t
= 15,35
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2017 98
BAB 6 Titik Berat
Kelompok 17

Zona Ib
AIb = a x t
= 174,99
XIb = ½ a + x
= 27,5
YIb = ½ t
= 15,35
Zona IIa
(a+ b)x t
AIIa =
2
= 65,94
XIIa = ½ a + x
= 11,89

YIIa = h-e
= 5,46
Zona IIb
(a+ b)x t
AIIb =
2
= 65,94
XIIb = ½ a + x
= 20,21
YIIb = h-e
= 5,46
Zona III
(a+ b) x t
AIII =
2
= 127,4403
XIII = ½ a + x
= 16,05
YIII = h-e
= 16,55
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2017 99
BAB 6 Titik Berat
Kelompok 17

Zona IV
(a+ b) x t
AIV =
2
= 30,18
XIV = ½ a + x
= 16,05
YIV = h-e
= 11,07

Koordinat Titik Berat:


X Ia . A Ia + X Ib . A Ib + X IIa . A IIa + X IIb . A IIb + X III . A III + X IV . A IV
X0 =
A Ia + A Ib + A IIa + A IIb + A III + Aiv
X 1. A 1+ X 2. A 2
¿
A 1+ A 2

4,6 . 174,99+ 27,5 .174,99+16,05 . 65,94+16,05 . 65,94+16,05 .127,4403+16,05 . 30,18


¿
174,99+174,99+65,94 +65,94+127,4403+30,18
= 16,05
Y 1 . A 1+Y 2. A 2 Y Ia . A Ia +Y Ib . A Ib +Y IIa . A IIa +Y IIb . A IIb +Y III . A III + Y IV . A IV
Y0 =
A 1+ A 2 A Ia + A Ib + A IIa + A IIb + A III + Aiv
=
15,35. 174,99+15,35 .174,99+5,46 . 65,94+5,46 . 65,94+ 16,55. 127,4403+11,07 . 30,18
¿
117,99+174,99+ 65,94+65,94+ 127,4403+ 30,18
=13,34753763
Kesalahan Relatif untuk penampang W di titik X
| X ( act )− X (th)| |16,1−16,05| ∣ X ( act )−X (th)∣
KR = x 100 %= x 100 %=¿ x 100 %
X (th) 16,05 X (th)
0,3115%
Ketelitian:
K = 100% - KR = 100% - 0,311% = 99,688%
Kesalahan Relatif untuk penampang W di titik Y
|Y ( act )−Y (th )| |13,2−13,34753763|
KR = x 100 %= x 100 %= 1,105%
X (th) 13,34753763
Ketelitian:
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2017 100
BAB 6 Titik Berat
Kelompok 17

K = 100% - KR = 100% - 1,105% = 98,894%

6.8 Pembahasan
Adapun letak atau posisi titik berat yaitu terletak pada perhitungan diagonal ruang
untuk benda homogen berbentuk teratur, dan terletak pada perpotongan garis
vertikal pada benda sembarang. Perbandingan hasil percobaan secara praktis dan
analitis dapat dilihat pada Tabel 6.1
Tabel 6.1 Perbandingan hasil percobaan secara praktis dan teoritis penampang
“W, Y, Z”
Jenis penampang Secara Praktis Secara Analitis
Z (10,2 ; 16,6) (10,35 ; 16,05)
Y (16,1 ; 19,7) (16,05 ; 19,419)
W (16,1 ; 13,2) (16,05 ; 13,347)

Dari tabel di atas terlihat bahwa perbedaan hasil percobaan secara praktis dan
analitis tidak jauh berbeda dengan hasil sebagai berikut :
1. Ketelitian penampang Z dititik :
a. X sebesar 98,550%, dan kesalahan relatif sebesar 1,449%
b. Y sebesar 96,57321%, dan kesalahan relatif sebesar 3,426%
2. Ketelitian penampang Y dititik :
a. X sebesar 99,688%, dan kesalahan relatif sebesar 0,311%
b. Y sebesar 98,300%, dan kesalahan relatif sebesar 1,699%
3. Ketelitian penampang W dititik :
a. X sebesar 99,688%, dan kesalahan relatif sebesar 0,311%
b. Y sebesar 98,894%, dan kesalahan relatif sebesar 1,105%

Dapat dikatakan bahwa hasil percobaan tidak melenceng jauh dengan teori yang
ada.
Adapun kesalahan pada praktikum ini disebabkan karena:
1. Kurang teliti dalam menarik garis,.
2. Ukuran benda uji kurang presisi,
3. Beban yang kurang stabil,
4. Praktikan yang kurang sabar dikarenakan waktu yang sedikit.
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2017 101
BAB 6 Titik Berat
Kelompok 17

6.9 Aplikasi dalam bidang Teknik Sipil


Aplikasi dalam bidang teknik sipil adalah sebagai berikut:
1. Pembangunan gedung pencakar langit,
Sumber : http://ronny.blog.upi.edu/sistem-struktur-pada-bangunan-gedung-
bertingkat/
2. Perhitungan pondasi dan penentuan jenis pondasi yang akan digunakan.
Sumber :https://sipilusm.wordpress.com/2010/03/08/perhitungan-pondasi/

6.10 Kesimpulan
Ada pun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Dalam pengukuran titik berat secara praktis pada penampang Z adalah (10,2 ;
16,6) sedangkan secara analitis (10,35 ; 16,05), pada penampang Y secara
praktis diperoleh koordinat (16,1 ; 19,7) secara analitis (16,05 ; 19,419)dan
pada penampang W secara praktis diperoleh koordinat (16,1 ; 13,2) sedangkan
secara analitis diperoleh (16,05 ; 13,347).
2. Adapun konsep titik berat dalam kehidupan sehari-hari contohnya adalah
tongkat pemukul kasti, kemudian kita lempar sambil sedikit berputar. Kalau
kita perhatikan secara seksama, gerakan tongkat pemukul tadi dapat kita
gambarkan seperti membentuk suatu lintasan dari gerak translasi yang sedang
dijalani dimana pada kasus ini lintasannya berbentuk parabola. Tongkat ini
memang berputar pada porosnya, yaitu tepat di titik beratnya.
3. Dari percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan, yaitu titik berat
merupakan titik dimana benda berada dalam keseimbangan rotasi ( tidak
mengalami rotasi ), dalam menghitung titik berat dapat menggunakan teori
analitis dan teori praktik.

6.11 Saran
Banyak kesalahan yang terjadi saat praktikum baik kesalahan akibat faktor teknis
maupun nonteknis. Untuk meminimalisir kesalahan sebaiknya seorang praktikan:
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2017 102
BAB 6 Titik Berat
Kelompok 17

1. Mempelajari dan memahami terlebih dahulu modul praktikum sebelum


melaksanakan praktikum agar tidak terjadi kesalahan dalam prosedur.
2. Berhati-hati ketika praktikum karena kesalahan terjadi akibat keteloderan
praktikan.
3. Melakukan praktikum sesuai langkah kerja.
4. Teliti dalam melakukan percobaan.

Anda mungkin juga menyukai