Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

MENENTUKAN KESEIMBANGAN TITIK BERAT


BENDA

Disusun untuk Memenuhi


Tugas Mata Pelajaran
Fisika yang Dibimbing
oleh
Ibu Dermawati Sihombing,
S.Pd
Disusun untuk Memenuhi
Tugas Mata Pelajaran
Fisika yang Dibimbing
oleh
Ibu Dermawati Sihombing,
S.Pd
Disusun untuk Memenuhi
Tugas Mata Pelajaran
Fisika yang Dibimbing
oleh
Ibu Dermawati Sihombing,
S.Pd
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Fisika Yang Dibimbing Oleh

Ibu Intan Puspa, S.Pd.


Disusun Oleh Kelompok VI:

Agata Idesria
Gabriella Satriani
Maulana Fajar
Nikodemus
Refina Margareta

XI MIPA 5

SMA NEGERI 17 BATAM


Kavling Bukit Seroja Jl. Dapur 12, Sungai Pelunggut, Kec. Sagulung, Kota Batam,
Kepulauan Riau 29425

Tahun Ajaran 2022/2023


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Waktu Pelaksanaan Praktikum
Praktikum titik berat benda tegar dilaksanakan pada :

Hari,tanggal : Kamis, 28 Juli 2022

Waktu : 12.45 – 14.15

Tempat : Kelas XI MIA 5

1.2 Tujuan Praktikum


Dengan terlaksananya percobaan yang telah dilakukan, adapun tujuan dari

percobaan tersebut, ialah :

1. Melakukan percobaan untuk menentukan letak titik berat suatu benda

2. Untuk menentukan keseimbangan pada suatu benda

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan titik berat?

2. Bagaimana cara menentukan titik berat dari sebuah benda?

3. Dimanakah letak atau posisi titik berat dari sebuah benda beraturan dan

tidak beraturan?

1.4 Hipotesis
Titik berat suatu benda adalah suatu titik pada benda dimana berat semua bagian terpusat
pada titik tersebut. Apabila suatu benda homogen dan bentuk simetris, maka titik berat
benda berhimpit dengan pusat massa benda yang terletak di tengah-tengah benda
tersebut.

Semua benda di dunia ini mempunyai berat. Berat suatu benda dapat dianggap
terkonsentrasi pada suatu titik yang disebut pusat gravitasi atau titik berat. Pada titik berat
ini gaya-gaya yang bekerja menghasilkan momen resultan=0. Untuk benda yang tidak
beraturan, posisi Titik Berat Benda terletak pada perpotongan tiga garis vertikal atau
lebih.

1.5 Dasar Teori


Suatu benda tegar dapat mengalami gerak translasi (gerak lurus) dan gerak rotasi. Benda
tegar akan melakukan gerak translasi apabila gaya yang diberikan pada benda tepat
mengenai suatu titik yang disebut titik berat. Benda akan seimbang ketika diletakkan di
titik beratnya.

Titik berat adalah suatu titik kesetimbangan suatu benda ataupun suatu bangun baik itu
panjang maupun luas dan volume. Benda ukurannya dapat diabaikan sehingga dapat
digambarkan sebagai suatu titik materi, disebut partikel. Gerak yang terjadi pada partikel
hanyalah gerak translasi. Gerak translasi adalah gerak yang tidak menyebabkan gerak
rotasi. Oleh karena itu, satu-satunya syarat agar suatu partikel seimbang adalah resultan
gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol.

∑F = 0

Jika partikel terletak pada bidang x-y, maka suatu kesetimbangan dapat ditulis:

∑Fx = 0 (resultan pada sumbu x)

∑Fy = 0 (resultan pada sumbu y)

Ketika partikel seimbang, partikel itu ada dalam keadaan diam (seimbang statis) atau
bergerak dengan kecepatan konstan (seimbang dinamis). Apabila ada tiga buah gaya yang
seimbang, maka resultan dua buah gaya akan sama besar dan berlawanan arah dengan
gaya yang lain. Hasil bagi setiap besar gaya dengan sudut sinus di seberangnya pun selalu
bernilai sama.

Konsep Titik Berat

Semua benda di bumi mempunyai berat. Berat suatu benda dapat dianggap terkonsentrasi
pada satu titik yang disebut pusat gravitasi atau titik berat. Pada titik berat ini gaya-gaya
yang bekerja menghasilkan momen resultan sama dengan nol. Karena itulah benda yang
ditumpu pada titik beratnya akan berada dalam keseimbangan statis.

Letak titik berat dari suatu benda secara kuantitatif dapat ditentukan dengan perhitungan
sebagai berikut:

Koordinat titik berat benda pada sumbu x:

A 1. X 1+ A 2 X 2
X=
A 1+ A 2

A 1. Y 1+ A 2.Y 2
Y=
A 1+ A 2

Keterangan:

A1 = Luas Bidang 1


A2 = Luas bidang 2
X1 = Titik berat benda 1
X2 = Titik berat benda 2
Y1 = Titik berat benda 1
Y2 = Titik berat benda 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Alat dan Bahan
1. Gunting
2. Paku tembok
3. Paku pin
4. Kardus
5. Benang
6. Pena
7. Sterofoam
8. Penggaris
9. Penghapus
10. Spidol

2.2 Langkah Kerja


1‌ . Potong kardus menjadi dua bagian dengan syarat satu berbentuk beraturan dan satu
berbentuk tidak beraturan.

2‌ . Ambil double tip lalu tempelkan double tip dibalik styrofoam, lalu tempelkan
styrofoam pada dinding.

‌3. Setelah itu lubangi kardus yang tidak beraturan pada tiga titik sembarang.

‌4. Lalu lubangi juga kardus yang beraturan pada tiga titik yang sembarang juga.

5‌ . Ambil benang dan kaitkan pada paku tembok, setelah itu ambil paku pin dan kaitkan
pada ujung benamg yang masih kosong.

6‌ . Ambil kardus beraturan yang sudah di lubangi lalu tancapkan pada styrofoam, dengan
menggunakan paku tembok yang sudah terikat pada benang (paku pin sebagai beban).

7‌ . Goyangkan kardus dan benang yang sudah ditancapkan, lalu tunggu sampai benang
berhenti dan menunjukkan sebuah garis arah jatuhnya beban.

8‌ . Tandai garis dengan menggunakan pensil, dan lakukan hal tersebut pada dua lubang
lain nya, sampai anda mendapatkan titik berat nya.

9‌ . Ambil kardus tidak beraturan dan lakukan hal yang sama, seperti yang Anda lakukan
pada kardus beraturan.

2.3 Hasil Pengamatan

KORDINAT TITIK BERAT BENDA HASIL PERCOBAAN KORDINAT TITIK BERAT BENDA BERDASARKAN TEORI KESALAHHAN PERCOBAAN
NO BENDA
X Y X Y X Y
1 A 10 9,9 9,9 9,6 0,1 0,3

2.4 Analisis Data (Berdasarkan Teori )


Benda A
Diketahui:

1
X1 = . 11 = 5,5cm
2

1
X2 = . 23 = 11,5cm
2

1
Y1 = 10. + 13= 18cm
2

1
Y2 = 13 . = 6,5cm
2

A1 = P . L

= 11.10

= 110cm

A2 = P . L

= 23.13

= 229cm

Ditanya:

a. X0

b. Y0

Penyelesaian:

A 1. X 1+ A 2. X 2
a. Xo =
A 1= A 2

( 11.10 ) .5,5+ ( 23.13 ) .11,5


=
110+299

110.5,5+ 299.11,5
=
409
605+3.438,5
=
409

4.045,5
=
409

=9,88630807cm

A 1. Y 1+ A 2.Y 2
b. Y0 =
A 1+ A 2

110.18+ 299.6,5
=
110+ 299

1.980+1.943,5
=
409

3.923,5
=
409

= 9,5929095354523cm

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, telah didapatkan titik beratnya yaitu berada pada
perpotongan dari 3 (tiga) buah garis yang didapat dari percobaan dengan menggunakan
beban yang digantung pada benang yang kemudian benang bergantung beban tersebut
digantungkan pada pines lalu pada saat keadaan benda seimbang dibuat garis sesuai arah
benang yang telah diikatkan beban tersebut. Dengan menggunakan ketiga garis yang
telah diperoleh dari perobaan, didapatkan titik potong pada benda sebagai titik berat
benda.

3.2 Saran
Untuk melakukan percobaan diatas , diharapkan untuk teliti dalam menghitung dan
mengukur titik berat suatu benda karena apabila terdapat kesalahan maka hasilnya tidak
sama dengan rumus yang ditetapkan. Dan diharapkan untuk mencari tempat yang
suasananya aman dan cocok untuk praktek seperti materi ini.

Anda mungkin juga menyukai