Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara sistematis ilmu pengetahuan alam khususnya fisika bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pembelajaran

dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi pengetahuan,

keterampilan dan sikap secara utuh. Pembelajaran fisika diarahkan untuk

scientific inquiry dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk

memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar dalam

kehidupan sehari-hari untuk menemukan pemecahan masalah-masalah yang

dapat diidentifikasikan. Penerapan konsep fisika yang dilaksanakan secara inkuiri

ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan

bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan

hidup. Oleh karena itu pembelajaran fisika menekankan pada pemberian

pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan

keterampilan proses dan sikap ilmiah.

B. Tujuan Pembuatan Karya Inovasi

Karya Inovasi fisika pokok bahasan Titik Kesetimbangan (Pusat Massa)

kelas XI semester 2,tujuan pembelajaran dapat menentukan pusat massa atau titik

1
berat benda luasan (segitiga, persegi panjang, dan setengah lingkaran). Dalam

pembuatan alat peraga pusat massa bertujuan untuk:

1. Untuk menentukan koordinat pusat massa atau titik berat benda luasan

dengan menggunakan benda dua dimensi.

2. Membandingkan koordinat titik berat benda hasil perhitungan secara teori

dengan hasil pengamatan secara langsung secara langsung.

C. Manfaat pembuatan karya inovasi

Manfaat pembuatan Alat Pelajaran Pusat Massa adalah :

1. Untuk siswa dapat memperkaya khasanah pengetahuan tentang

kesetimbangan benda tegar khususnya titik berat benda atau pusat

massa, sehingga alat pelajaran ini dapat digunakan sebagai alat bantu

pelajaran pada pokok bahasan pusat massa benda.

2. Untuk Guru dapat menambah wawasan dan pengetahuan guru dalam

memahami dan menerapkan proses pembelajaran Fisika di SMA agar

pembelajaran lebih Efektif, Aktif, Kreatif dan Menyenangkan sehingga

aktivitas dan daya serap belajar siswa semakin meningkat.

3. Untuk sekolah diharapkan dapat memberikan sumbangan yang

bermanfaat dan berguna dalam rangka memperbaiki proses proses

pembelajaran Fisika di SMA Negeri 3 Tanjung Raja, dalam rangka

menciptakan pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan

menyenangkan.

2
BAB II

RANCANGAN/ DESAIN / CARA PEMBUATAN ALAT PELAJARAN

A. Alat dan Bahan yang digunakan dalam pembuatan Alat Pelajaran

Dalam pembuatan alat pelajaran pusat massa benda, alat dan bahan yang

digunakan adalah sebagai berikut:

1. Kertas Karton Padi

2. Lem

3. Kertas Folio

4. Penggaris

5. Gunting

6. Spidol

Gambar 1. Alat dan Bahan

3
B. Prosedur Cara Pembuatan

1. Kertas karton padi digunting membentuk bangun segitiga sama kaki

dengan ukuran tinggi segitiga : 20 cm dan lebar alas segitiga: 16 cm

2. Kertas Karton padi digunting membentuk bangun persegi panjang dengan

ukura panjang : 18 cm dan lebar : 10 cm

3. Kertas Karton padi digunting membentuk busur setengan lingkaran dengan

Ukuran diamater busur : 18 cm dan jari – jari : 9 cm

Gambar 2. Membuat bangun ruang

4. Setelah semua bangun ruang sudah terbentuk, setiap kelompok dapat

langsung mencari titik berat benda-benda tersebut secara langsung, dengan

4
cara meletakan masing-masing benda di atas jari telunjuk, sampai

ditemukannya titik berat benda tersebut.

Gambar 3. Mencari pusat massa benda secara langsung

5. Tandai koordinat titik berat benda dengan spidol warna.

6. Membuat sumbu horizontal (x) dan sumbu vertikal (y) di kertas folio.

Gambar 4. Membuat sumbu x dan sumbu y

7. Menempelkan benda luasan yang telah terbentuk pada kertas folio.

5
Gambar 5. Menempelakan bangun ruang di kertas folio

8. Setelah benda ditempel, lalu siswa dapat menentukan titik berat masing-

masing benda secara teoritis dan matematis. Pertama-tama menghitung

luasan masing-masing benda, kemudian menentukan xi , x2 , y1 dan y2

setiap bangun ruang.

Gambar 6. Mencari pusat massa benda secara perhitungan dan teoritis

6
9. Kemudian menghitung koordinat titik pusat massa benda luasan dengan

persamaan sebagai berikut :

x=
∑ x i A = x 1 A 1+x A 2+ …+ x n A n
i 2

∑ Ai A1+ A2+ An

y=
∑ y i A i = y 1 A 1 + y 2 A + …+ y
2 n An

∑ A i A1 + A2 +…+ A n
10. Setelah hasil perhitungan koordinat titik pusat massa benda luasan dengan

menggunakan persamaan tersebut diperoleh, maka siswa dapat

membandingan hasil koordinat titik pusat massa secara teori dengan

hasil yang diperoleh secara pengamatan langsung benda luasan tersebut.

7
BAB III

PENGGUNAAN ALAT PERAGA

A. Standar Kompetensi

Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam

menyelesaikan masalah.

B. Kompetensi dasar

Memformulasikan hubungan antara konsep torsi momentum sudut dan

momen inersia berdasarkan hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah

benda tegar.

C. Materi Ajar

Sebuah benda terdiri atas banyak partikel. Setiap partikel mempunyai

massa. oleh karena itu, tiap partikel mempunyai berat dan titik berat yang

berbeda-beda. Partikel-partikel tersebut masing-masing mempunyai gaya berat

w1, w2, w3, ..., wn dengan resultan gaya berat w. Resultan dari seluruh gaya berat

benda yang terdiri atas bagian-bagian kecil benda dinamakan gaya berat. Titik

tangkap gaya berat inilah yang disebut titik berat (Zo). (Setya Nurachmandani,

2009)

Resultan dari gaya berat masing-masing partikel itulah yang kemudian

disebut dengan berat benda (W). (Tri Widodo, 2009)

8
Pusat massa dan titik berat suatu benda memiliki pengertian yang sama,

yaitu suatu titik tempat berpusatnya massa/berat dari benda tersebut.

Perbedaannya adalah letak pusat massa suatu benda tidak dipengaruhi oleh medan

gravitasi, sehingga letaknya tidak selalu berhimpit dengan letak titik beratnya.

(Anonimus, 2012)

Titik berat suatu benda adalah suatu titik pada benda tersebut atau di

sekitar benda tersebut di mana berat semua bagian benda terpusat pada titik

tersebut.

Apabila suatu benda homogen (kerapatan sebagian benda sama atau benda

tersusun dari bahan sejenis) dan bentuk benda simetris (misalnya persegi, persegi

panjang, lingkaran) maka titik berat benda berhimpit dengan pusat massa benda

yang terletak di tengah-tengah benda tersebut. Untuk segitiga, pusat massa

terletak pada 1/3 h, di mana h = tinggi segitiga.

Semua benda di bumi mempunyai berat. Berat suatu benda dapat dianggap

terkonsentrasi pada satu titik yang di sebut pusat gravitasi atau titik berat. Pada

titik berat ini gaya-gaya yang bekerja menghasilkan momen resultan sama dengan

nol. Karena itulah benda yang di tumpu pada titik beratnya akan berada dalam

keseimbangan statik. Dengan kata lain titik berat adalah titik tangkap dari semua

gaya yang bekerja. Contoh berikut ini menunjukkan bagaimana menentukan letak

resultan gaya yang sejajar.

9
a.       Titik berat benda homogen satu dimensi (garis), untuk benda-benda

berbentuk memanjang seperti kawat , massa benda dianggap diwakili oleh

panjangnya (satu dimensi).

b.      Titik berat benda-benda homogen berbentuk luasan (dua dimensi), Jika tebal

diabaikan maka benda dapat dianggap berbentuk luasan (dua dimensi).

c.       Titik berat benda-benda homogen berdimensi tiga, letak titik berat dari

gabungan beberapa benda pejal homogen berdimensi tiga.

Titik berat benda homogen berbentuk luasan yang bentuknya teratur

terletak pada sumbu simetrinya. Untuk bidang segi empat, titik berat

diperpotongan diagonalnya, dan untuk lingkaran terletak dipusat

lingkaran. (Dahlia Sylviana, 2015)

Jika bentuk benda simetris dan benda homogen maka titik berat berhimpit

dengan pusat massa benda, di mana titik berat dan pusat massa terletak di tengah-

tengah benda tersebut. Sebaliknya jika benda homogen tetapi tidak simetris maka

posisi titik berat benda dapat ditentukan menggunakan rumus berikut :

Koordinat titik berat benda pada sumbu x :

x=
∑ x i A = x 1 A 1+x A 2+ …+ x n A n
i 2

∑ Ai A1+ A2+ An

Koordinat titik berat benda pada sumbu y :

y=
∑ y i A i = y 1 A 1 + y 2 A + …+ y
2 n An

∑ A i A1 + A2 +…+ A n

10
Keterangan: 

x = titik tengah benda pada sumbu x,

y = titik tengah benda pada sumbu y,

A = luas benda

D. Penggunaan Alat Pelajaran Dalam Pembelajaran.

Dalam pembelajaran,

1. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok masing masing kelompok


beranggotakan 4 orang.
2. Setiap kelompok diminta untuk membuat benda dua dimensi berbentuk
persegi panjang, segitiga sama kaki dan busur setengan lingkaran, dengan
ukuran yang telah ditentukan.
3. Setelah benda-benda tersebut selesai dibuat, siswa diminta untuk mencari
titik berat benda-benda tersebut dengan cara meletakan masing-masing
benda diatas jari telunjuk.
4. Setelah berhasil menemukan titik berat benda, siswa diminta untuk
menandai titik koordinatnya dengan spidol warna.
5. Setiap kelompok juga diminta untuk menentukan titik berat benda-benda
tersebut secara teoritis dan perhitungan matematis.

Gambar 7. Menentukan titik berat benda secara perhitungan matematis

11
6. Siswa berdiskusi membahas perbandingan hasil yang diperoleh baik secara
pengamatan maupun secara teoritis.

Gambar 8. Perbandingan hasil secara pengamatan dan secara perhitungan matematis

7. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil pengamatan.

Berdasarkan dari pengamatan yang telah dilakukan untuk menentukan

letak titik berat benda dua dimensi dapat dilakukan dengan cara membuat garis

diagonal pada masing-masing benda sehingga ketiga garis akan berpotongan

dimana untuk menguji keseimbangan benda tersebut dapat dilakukan dengan cara

meletakkan benda tersebut diatas salah satu jari, apabila benda tersebut tidak

bergerak benda tersebut dapat dikatakan dalam keadaan seimbang, sedangkan

apabila benda tersebut bergerak maka benda tersebut dapat dikatakan dalam

keadaan tidak seimbang. Hal ini juga dapat dilakukan untuk menentukan titik

berat benda yang terdiri dari dua atau lebih bidang datar.

Titik perpotongan ketiga garis dapat dikatakan titik berat apabila benda dalam

keadaan seimbang ketika diletakkan diatas salah satu jari dimana letak jari tepat

pada perpotongan  ketiga garis tersebut dan ketika benda diletakkan diatas salah

12
satu jari dimana letak jari tidak pada perpotongan ketiga garis benda tersebut

bergelayutan.

Menentukan titik berat suatu bidang homogen yang teratur tidak hanya dengan

percobaan tetapi juga dapat dilakukan dengan menghitung yaitu menentukan

koordinat titik berat benda tersebut. Untuk mencari koordinat titik berat benda

dapat dilakukan dengan cara mencari nilai titik tengah pada sumbu x dan y yang

didapatkan dengan cara mengalikan nilai x dengan luas kemudia dibagi dengan

jumlah luas benda, sedangkan untuk nilai y didapatkan dengan cara mengalikan

nilai y dengan luas kemudian dibagi dengan jumlah luas benda tersebut. Begitu

juga dengan benda yang terdiri dari dua bidang datar dimana masing – masing

bidang diwakili dengan nilai x dan y yang berbeda dan juga luas yang berbeda.

Sedangkan untuk ketebalan benda diabaikan.

Dari hasil pengamatan didapatkan data yang sama dengan data yang didapat dari

hasl perhitungan secara teoritis. Jika terdapat perbedaan data hasil pengamatan

dengan data hasil hitung yang bersumber dari luar diantaranya seperti adanya

gangguan angin saat melakukan percobaan, hal ini mengakibatkan kurangnya

konsentrasi seseorang saat melakukan perboaan, sedangkan untuk gangguan dari

dalam yaitu seperti kurangnya ketelitian dan kecerobohan pelaku, hal ini akan

mengakibatkan kurang tepatnya data yang didapatkan, sehingga data hasil

percobaan dengan data hasil hitung akan berbeda.

13
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pengamatan yang telah dilakukan, pengukuran titik berat dapat di

lakukan dengan dua cara yaitu pengamatan dan penghitungan. Dimana

pengamatan dilakukan sesuai dengan prosedur kerja. Sedangkan penghitungan

dapat di lakukan dengan cara mencari koordinat x dan y menggunakan rumus

dimana koordinat tersebut merupakan titik berat.  Apabila data hasil pengamatan

dan data hasil perhitungan berbeda, hal ini di karenakan oleh beberapa faktor,

seperti gangguan angin dan kurangnya ketelitian saat melakukan percobaan.

B. Saran

Pengamatan sebaiknya dilakukan di tempat yang tenang agar konsentrasi

saat melakukan pengamatan tidak terganggu dan juga sebaiknya meningkatkan

ketelitian ketika melakukan pengamatan agar didapatkan data yang sama dari data

hasil pengamatan dengan data hasil hitung.

Semoga laporan pembuatan alat pelajaran pada pokok bahasan titik pusat

massa ini bermanfaat bagi kita semua

14
DAFTAR PUSTAKA

Widodo, Tri. 2009. Fisika untuk SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan,


Departemen Pendidikan Nasional (BSE).

Nurachmandani, Setya. 2009.Fisika 2 untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta : Pusat


Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional (BSE).

Chasanah, Risdiyani. 2010. Fisika untuk SMA/MA. Klaten : PT. Intan Pariwara

15

Anda mungkin juga menyukai