Anda di halaman 1dari 15

MATERI AJAR BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING BIDANG STUDI FISIKA

TITIK BERAT

Oleh:
Nama Mahasiswa : Mudawali

Nomor Peserta : 201502606736


Bidang Studi : Pendidikan Profesi Guru

PENDIDIKAN PROFESI GURU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU

2021
KATA PENGANTAR

Piji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, taufiq dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan Materi Ajar momen gaya Berbasis Problem Based Learning
yang sederhana ini. Sholawat dan salam senantiasa penulis sampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telat mengantarkan umat manusia dari zaman Jahiliyah menuju
zaman yang ilmu pengetahuan seperti yang dapat kita rasakan saat ini.
Materi Ajar Titik Berat ini penulis susun untuk memenuhi tugas dan tagihan
mahasiswa PPG Dalam Jabatan tahun 2021 Universitas Bengkulu pada tahap perancangan
pembelajaran untuk siklus 3. Materi ajar ini dikembangkan dengan mengedepankan
pendekatan Higher Order Thinking Skill (HOTS) dan mengintegrasikan kerangka berpikir
technological, pedagogical, content knowledge (TPACK)
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan materi ajar ini. Terimakasih atas kerja keras dan masukan berharganya
dan semoga materi ajar ini bermanfaat untuk siapa saja yang menggunakannya.
.

Nurussalam, Juni 2021

Mudawali

1
BAB I PENDAHULUAN

A. Kompetensi Dasar
Menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik berat, dan momentum sudut pada benda tegar
(statis dan dinamis) dalam kehidupan sehari-hari.
B. Indikator pencapaian kompetensi
1. Memahami konsep titik berat benda
2. Menentukan letak titik berat benda homogen melalui perhitungan
3. Menganalisis permasalahan dengan konsep titik berat yang terdapat dalam kehidupan
sehari hari.
C. Tujuan pembelajaran
1. Melalui percobaan dan diskusi peserta didik dapat mengindentifikasi konsep momen
inersia benda titik dan benda kontinu dengan sesuai
2. Melalui percobaan dan diskusi peserta didik dapat memahami teorema sumbu sejajar
dengan tepat
3. Melalui diskusi peserta didik dapat menentukan momen inersia benda titik dan benda
kontinu dengan tepat
4. Melalui diskusi peserta didik dapat menganalisis masalah konstektual dengan konsep
momen inersia dengan sesuai.
5. Melalui presentasi peserta didik dapat memaparkan hasil diskusi tentang momen inersia
dengan terampil

2
BAB II INTI
A. Permasalahan Konstektual

Menara pisa adalah menara yang sudah berdiri selama ratusan tahun dengan kondisi miring.
Inilah yang membuat Menara pisa istimewa. Ketika bangunan lain mengalami
kemiringan, maka akhirnya bangunan tersebut akan runtuh, lain halnya dengan Menara
ini. Sejak Menara ini mengalami kemiringan, sampai detik ini menara pisa tetap kokoh
berdiri. Apa yang menyebabkan menara pisa tidak roboh?adakah kaitannya dengan titik
berat?

B. Dasar Teori

Titik berat benda tegar


Pada dasarnya setiap benda terdiri atas partikel-partikel dengan jumlah tak terhingga yang
masing-masing partikel mempunyai massa-massa tertentu. Perhatikan gambar 1. Jika benda
tersebut berada dalam medan gravitasi maka masing-masing partikel tersebut mempunyai berat
(w1, w2, w3, ...., wn).
Resultan gaya-gaya berat dari masing-masing partikel itulah yang kemudian disebut dengan
berat benda (W) dan titik tangkap gaya berat itu disebut dengan titik berat.
Pernahkan kalian meletakkan pensil atau penggaris di jari? Seperti gambar 1.14. Cobalah sekarang.
Dimanakah letaknya agar bisa seimbang? Tentu kalian bisa memperkirakan bahwa tempatnya ada
ditengah-tengah pensil atau penggaris tersebut. Titik tepat diatas jari kalian itulah yang merupakan titik
berat batang pensil atau penggaris. Berarti apakah titik berat itu? Dengan memperhatikan contoh itu
maka titik berat dapat didefinisikan sebagai titik tempat keseimbangan gaya berat.

Titik berat dapat didefinisikan sebagai titik tempat


keseimbangan gaya berat.

Setiap benda terdiri dari partikel-partikel. Tiap-tiap partikel mempunyai massa tertentu. Titik tempat
berpusatnya massa benda tersebut disebut titik pusat massa. Perbedaan titik pusat massa dengan titik
berat adalah letak pusat massa suatu benda tidak dipengaruhi oleh medan grafitasi, sehingga letaknya
tidak selalu berhimpit dengan titik berat.

3
Untuk menentukan titik berat suatu benda dapat menggunakan koordinat titik tangkap
gaya resultan.

y (x1 , y1)
y1
Zo(xo , yo)
y
y2 (x2 , y2)
w1
Gambar 1.13 Titik Berat w w2 Gambar 1.14 titik berat batangan
homogen ada ditengah
x1 x x2 x

Gambar 1.15 titik berat benda

dari gambar 1.15 diatas koordinat titik berat benda dapat dihitung menggunakan persamaan
:

w1 . x1 + w2 . x 2 w1 . y 1 + w2 . y 2
x o= yo=
w1 + w 2 w1 + w2
;

Karena w = m.g, jika diketahui massa benda maka persamaannya menjadi :

m1 . x1 +m 2 . x 2 m1 . y 1 + m2 . y 2
xo= yo=
m 1 +m 2 m 1 + m2
;

Titik berat benda homogen berbentuk luasan ( dua dimensi ) :

A 1. x 1+ A 2. x 2 A 1 . y1 + A 2 . y2
x o= y o=
A 1+ A 2 A1 + A 2
;

Titik berat benda homogen berbentuk garis ( satu dimensi ) :

4
ℓ1 . x1 +ℓ 2 . x 2 ℓ1 . y 1 + ℓ2 . y 2
x o= y o=
ℓ1 +ℓ 2 ℓ 1 + ℓ2
;

Titik berat beberapa benda homogen yang berdimensi satu, dua dan tiga dapat dilihat pada
tabel berikut!

Tabel 1.2 Titik berat benda homogen berbentuk garis

Tabel 1.3 Titik berat benda homogen berdimensi 2

5
Tabel 1.4 Titik berat benda berdimensi tiga

6
Tabel 1.5. Titik berat benda pejal 3 dimensi

7
Contoh Soal

Sebuah batang homogen panjangnya 6 meter dan beratnya 8 Newton. Diujung kanan
batang dimasukkan beban kecil dengan berat 4 Newton, seperti tampak pada gambar,
tentukan titik berat sistem batang dan beban!

Penyelesaian:

Ambil titik A sebagai titik acuan:

W1 = 8 N, X1 = 3 m, W2 = 4 N, X2 = 6 m

Titik berat sistem terhadap sumbu Y:

Contoh Soal 2
Perhatikan gambar berikut!

8
Tentukan koordinat titik berat bangun tersebut.
Pembahasan:

Berdasarkan rumus titik berat, diperoleh:

54 72
Jadi, koordinat titik berat bangun tersebut adalah ( , ) atau (2,45; 3,27)
22 22
Contoh Soal 3
Perhatikan gambar berikut!

9
Tentukanlah ordinat titik berat benda tersebut (bidang teratur) jika diukur dari alasnya. Pembahasan:

Konsep benda tegar dalam kehidupan sehari hari.

10
Penggunaan konsep benda tegar dalam kehidupan sehari-hati sangatlah banyak ditemui seperti
pembuatan jembatan gantung dan desain dalam pembuatan mobil balap. Dalam pembelajaran fisika
konsep benda tegar sangatlah sederhana, tetapi dalam kehidupan sehari-hari konsep ini harus
diterapkan dengan sangat teliti dan jelas sehingga tidak mengalami kesalahan dalam penerapannya.
Untuk lebih jelasnya, mari pelajari penjelasan dibawah ini.

a. Pembuatan jembatan gantung


Sebelum membuat jembatan gantung para insinyur melakukan perhitungan dengan sangat
teliti. Mereka meneliti berapa gaya yang harus dimiliki menara penyangga jembatan gantung agar
cukup kuat mengimbangi berat jembatan maupun beban lalu lintas diatasnya sehingga gaya total
sama dengan nol. Dalam keadaan demikian, jembatan gantung tetap dalam keseimbangan.
Dalam kenyataan di alam, untuk kekuatan jembatan tidak sesederhana itu dengan hanya
memperhitungkan gaya berat beban jembatan serta beban kendaraan saja karena jembatan yang
ada di sungai dipengaruhi juga oleh kekuatan alamseperti angin dan kuat arus air di bawahnya.
Sehingga jangan sampai jembatan yang sudah dibangun malah roboh karena tiupan angin dari
samping seperti yang terjadi pada jembatan Kukur di Kalimantan yang roboh bukan karena factor
fisika atau gaya luar melainkan karena adanya prinsip keseimbangan yang diabaikan.
b. Desain dalam pembuatan mobil balap
Suatu benda akan lebih stabil bila titik beratnya lebih rendah dari titik alas atau tumpuannya
lebih lebar. Hal ini yng mengakibatkan badan mobil balap dibuat rendah serta lebar. Dengan bentuk
seperti ini diharapkan sebuah mobil balap lebih sulit terguling sewaktu menempuh lintasan tikungan
dengan kecepatan tinggi. Selain pada mobil balap bentuk ini diterapkan pula pada mobil-mobil
dengan akselerasi tinggi seperti sedan karena walaupun bobotnya kecil dengan kecepatan tinggi akan
memiliki energy kinetic yang besar. Coba bandingkan denganmobil bentuk lain yang dirancang
dengan tingkat kecepatan akselerasi yang rendah seperti truk, bus, dan kendaraan besar lainnya.

Evaluasi
1. Tiga buah partikel diletakkan pada sistem koordinat Cartesius sebagai berikut. Massa 1 kg di (0,0),
massa 2 kg di (2,1) dan massa 3 kg di (1,5). Dengan semua jarak diukur dalam meter. Letak titik
berat sistem partikel adalah....
A. (1,3) C. (1/6, 7/6) E. (3/6, 7/6)
B. (7/6, 17/6) D. (2, 17/6)
2. Koordinat titik berat dari bangun seperti gambar dibawah adalah....

11
A. [(4,3), 5] C. (7,4) E. [(4,3), 4]
B. [(3,4), 4] D. (4,4)
3. Perhatikan gambar dibawah ini!

Koordinat titik berat bidang yang diarsir adalah....


A. (1/3, 4) C. (5/3, 4) E. (7/3, 4)
B. (4/3, 4) D. (2,4)
4. Perhatikan gambar dibawah ini!

II

Benda I : Kubus Homogen yang rusuknya masing-masing 10 m.


Benda II : Piramida Homogen tingginya 8 m dan sisi alas = rusuk kubus.
Titik berat susunan benda tersebut adalah....
A. 5 meter dari alas bawah kubus
B. 5,93 meter dari alas bawah kubus
C. 6,47 meter dari alas bawah kubus
D. 7 meter dari alas bawah kubus
E. 7,5 meter dari alas bawah kubus
5. Seorang anak bermassa 100 kg berada diatas jembatan papan kayu bermassa 100 kg yang
diletakkan diatas dua tonggak A dan C tanpa dipaku. Sebuah tong berisi air bermassa total 50 kg
diletakkan di titik B.

12
Jika jarak AB= 2 m , BC=3 m dan AD= 8 m, jarak terjauh anak dapat melangkah dari titik C agar
papan kayu tidak terbalik adalah....
A. 1 m
B. 1,5 m
C. 2 m
D. 2,5 m
E. 3 m
6. Seorang mahasiswa sedang mengembangkan sebuah game fisika tentang titik berat
dengan prototipe seperti berikut.

Persegi memiliki sisi 3cm. Segitiga samakaki memiliki alas 3cm dan tinggi 3cm. Apabila
game memberikan tantangan untuk merancang titik berat dengan posisi (1,5 ; 2,3). Maka
susunan yang tepat adalah....

A.

B.

C.

D.

E.

Kunci Jawaban

1 B

13
2 E

3 E

4 C

5 D

6 B

DAFTAR PUSTAKA

Bambang, dkk. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Depdiknas: Jakarta
Handayani, Sri dan Ari Damari. 2009. Fisika untuk SMA /MA Kelas XI. Depdiknas: Jakarta
Nurachmandani, Setya. 2009. Fisika2 untuk SMA /MA Kelas XI. Depdiknas: Jakarta
Kanginan, Marthen. 2017. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Triwidodo. 2009. Fisika untuk SMA /MA Kelas XI. Depdiknas: Jakarta

14

Anda mungkin juga menyukai