Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

“TITIK BERAT BENDA”

Disusun oleh :

Rosa Lintang Ardea

SMA N 1 KALIBAWANG

2019/2020
A. Tujuan
Menentukan letak titik berat dari benda tegar.

B. Dasar Teori

Suatu benda tegar dapat mengalami gerak translasi (gerak lurus) dan gerak
rotasi. Benda tegar akan melakukan gerak translasi apabila gaya yang diberikan pada
benda tepat mengenai suatu titik yang disebut titik berat. Benda akan seimbang ketika
diletakkan di titik beratnya.
Titik berat adalah suatu titik kesetimbangan suatu benda ataupun suatu bangun
baik itu panjang maupun luas dan volume. Benda ukurannya dapat diabaikan sehingga
dapat digambarkan sebagai suatu titik materi, disebut partikel. Gerak yang terjadi pada
partikel hanyalah gerak translasi. Gerak translasi adalah gerak yang tidak menyebabkan
gerak rotasi. Oleh karena itu, satu-satunya syarat agar suatu partikel seimbang adalah
resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol.
∑F = 0
Jika partikel terletak pada bidang x-y, maka suatu kesetimbangan dapat ditulis:
∑Fx = 0 (resultan pada sumbu x)
∑Fy = 0 (resultan pada sumbu y)
Ketika partikel seimbang, partikel itu ada dalam keadaan diam (seimbang statis)
atau bergerak dengan kecepatan konstan (seimbang dinamis). Apabila ada tiga buah
gaya yang seimbang, maka resultan dua buah gaya akan sama besar dan berlawanan
arah dengan gaya yang lain. Hasil bagi setiap besar gaya dengan sudut sinus di
seberangnya pun selalu bernilai sama.
Konsep Titik Berat
Semua benda di bumi mempunyai berat. Berat suatu benda dapat dianggap
terkonsentrasi pada satu titik yang disebut pusat gravitasi atau titik berat. Pada titik
berat ini gaya-gaya yang bekerja menghasilkan momen resultan sama dengan nol.
Karena itulah benda yang ditumpu pada titik beratnya akan berada dalam keseimbangan
statis.
Letak titik berat dari suatu benda secara kuantitatif dapat ditentukan dengan
perhitungan sebagai berikut:
Keterangan:
A1 = Luas Bidang 1
A2 = Luas bidang 2
x1 = Absis titik berat benda 1
x2 = Absis titik berat benda 2
y1 = Ordinat titik berat benda 1
y2 = Ordinat titik berat benda 2

C. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktek ini meliputi :
 Karton
 Statif
 Benang
 Pemberat
 Penggaris

D. Prosedur Percobaan
1. Memotong karton dan bentuk benda yang telah ditentukan.
2. Melubangi benda pada bagian pinggir, kemudian benda digantung pada statif
dengan seutas tali dan dibawahnya diberi pemberat.
3. Menunggu benda sampai seimbang, kemudian tarik garis lurus dari tali sampai
ujung yang dilubangi.
4. Dengan cara yang sama, benda digantung melalui ujung lubang yang lai.
Selanjutnya ditarik garis lurus dari tali sampai ujung yang dilubangi.
5. Dengan cara yang sama pula, benda dilubangi serta digantung, setelah seimbang
ditarik garis lurus dari tali ke ujung yang di lubangi.
6. Perpotongan ketiga garis tersebut pada satu titik merupakan titik berat benda
E. Data Percobaan
A1 450cm2 X1 7,5cm Y1 15cm
A2 30cm2 X2 17,5cm Y2 3cm
A3 30cm2 X3 17,5cm Y3 15cm
A4 30cm2 X4 17,5cm Y4 27cm

F. Analisa Data
Koordinat pada sumbu x :
x1A1+x2A2+x3A3+x4A4𝑥 7,5.450+17,5.30+17,5.30+17,5.30 4950
𝑥= = = = 9,16
A1+A2+A3+A4 450+30+30+30 540

Koordinat pada sumbu y :


y1A1+y2A2+y3A3+y4A4 15.450+3.30+15.30+27.30 8100
𝑦= = = = 15
A1+A2+A3+A4 450+30+30+30 540

Titik berat benda pada (9,16 , 15)

G. Kesimpulan
Pengukuran titik berat benda dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui
percobaan dan penghitungan dari data yang telah diperoleh.
Hasil titik berat benda berbentuk E pada saat percobaan adalah (10,15)
sedangkan hasil titik berat benda dari analisa data adalah (9,16,15). Antara hasil
percobaan dan hasil dari analisa data didapatkan hasil yang berbeda pada titik koordinat
sumbu x, hal tersebut dikarenakan ketidak telitian saat mengukur dan ketidak telitian
dalam menarik garis saat melakukan percobaan.

Anda mungkin juga menyukai