(Rigid Pavement)
Sejarah Perkerasan Kaku
• Pertama kali digunakan di kota Bellefontaine, negara bagian
Ohio, Amerika Serikat, pada tahun 1891.
LONGITUDINAL JOINT, WITH TIE BAR LONGITUDINAL JOINT, WITH TIE BAR
1 LAJUR
3.0 s/d 3.6 m
Paling umum digunakan sebelum dekade 1970-an.
Jarak transverse joint (sambungan melintang)
dibuat antara 4 – 6 m.
Rumus umum jarak sambungan 18-20 x
tebal pelat (beton tebal 20 cm, jarak sambungan
3,6 - 4,0 m) (beton tebal 30 cm, jarak sambungan
5,4 - 6,0 m).
Transverse joint boleh tanpa dowel bars (tulangan
sambungan) bila jalan tersebut tidak dilewati truk,
bila jalan tersebut dilewati oleh truk, Transverse joint
harus dengan dowel bars.
Umur pelayanan antara 20 – 25 tahun.
JOINTED REINFORCED CONCRETE PAVEMENT(JRCP)
= Perkerasan-Beton-Bertulangan Bersambungan
1 LAJUR
1 LAJUR
3.0 s/d 3.6 m
1 LAJUR
3.0 s/d 3.6 m
1 LAJUR
3.0 s/d 3.6 m
TULANGAN PRATEKAN
t = tebal perkerasan
tanah subgrade
Bila salah satu atau kombinasi dari hal dibawah ini terjadi :
Tanah dasar berupa tanah yang teguh, atau tanah dari jenis berbutir (kepasiran)
Tanah dasar mudah diresapi dan mengalirkan air hujan (tanah granular atau berpori-pori)
Pelaksanaan konstruksi jalan tidak mensyaratkan perlunya ada lapisan tanah dasar yang tetap teguh dilewati alat-
alat berat, selama pekerjaan perkerasan dilaksanakan.
Susunan Perkerasan Jalan Beton
Semen
2. DENGAN LAPISAN PERANTARA
t = tebal perkerasan
lapisan perantara
tanah subgrade
Lapisan perantara :
Sebetulnya disebut sebagai lapisan base
(base course = lapis pondasi atas)
Tetapi sebagian besar orang menyebut sebagai lapisan subbase (=lapis pondasi bawah), karena
material yang dipakai menyerupai material subbase pada perkerasan lentur.
Kapan Diperlukan Lapisan Perantara
(Subbase)?
Bila salah satu atau kombinasi dari hal dibawah ini terjadi :
Tanah dasar kemungkinan menjadi jenuh selama musim hujan (lapisan
subbase berfungsi untuk mencegah efek “pumping”)
Tanah berupa tanah yang sulit mengalirkan air hujan (dari tanah dominan
lempung atau lanau)
Tanah dasar dapat dipengaruhi “efek pembekuan” (frost action selama musim
dingin, bukan di daerah tropis)
Selama pelaksanaan konstruksi jalan, tanah dasar mudah menjadi rusak
akibat dilalui alat-alat berat, sehingga diperlukan adanya lapisan perkerasan
yang relatif teguh selama waktu pelaksanaan
Material untuk Lapisan Perantara
(Subbase)
1. LAPISAN SIRTU
Sirtu dipadatkan 100% kepadatan Modified Proctor. Tebal minimum 20 cm, atau sesuai kebutuhan peninggian
badan jalan.
2. LAPISAN SOIL-CEMENT
Campuran tanah sirtu + cement kadar 5% - 6%, dipadatkan dengan kadar air yang diperlukan sampai dengan
95% kepadatan Modified Proctor
Tebal minimum : 15 cm, untuk jalan lokal / biasa 20 cm, untuk jalan utama.
3. LAPISAN ECONOCONCRETE
Beton mutu rendah, setara K 75 – K 125 Tebal minimum sama dengan lapisan soil-cement.
Jenis Sambungan Perkerasan Beton
1. SAMBUNGAN MELINTANG (TRANSVERSE JOINT)
Terdiri dari : - sambungan susut (contraction joint)
- sambungan konstruksi (construction joint)
- sambungan muai (expansion joint)
12,5 16 300 30
CATATAN :
15,0 19 350 30
Dowel Bar pada sambungan melintang
17,5 22 350 30 boleh tidak digunakan apabila jalan tidak
dilewati truk.
20,0 25 350 30
22,5 29 400 30
25,0 32 450 30
UKURAN TIE BAR
(Portland Cement Association, PCA, 1975)
12,5 12 600 75
15,0 12 600 75
17,5 12 600 75
20,0 12 600 75
22,5 12 750 90
25,0 16 750 90
MUTU BETON PERKERASAN KAKU
(disarankan)
Mutu Beton
Jenis Jalan Raya Kokoh Tekan 28 hari, c’
kg/cm2 MPa
Tebal tersebut relatif tidak banyak dipengaruhi oleh kondisi tanah dasar (subgrade)
Jadi, Ay = 0,4% x Ab
Ay = jumlah luas penampang tulangan
potongan melintang susut
Ab = luas penampang beton
PENULANGAN UNTUK JRCP DAN
CRCP (lanjutan)
Untuk pelat beton tebal sampai dengan 30 cm, tidak perlu tulangan
rangkap. Cukup tulangan sejajar ditengah-tengah tebal penampang.
TRANSVERSAL JOINT
1 LAJUR
3.0 s/d 3.6 m
A
LONGITUDINAL JOINT LONGITUDINAL JOINT
TRANSVERSAL JOINT
A B B
1 LAJUR
3.0 s/d 3.6 m
1 LAJUR
3.0 s/d 3.6 m
1 LAJUR
3.0 s/d 3.6 m
30 cm
76 cm
SUB BASE 20 cm
SUB GRADE
30 cm
76 cm
SUB BASE 20 cm
SUB GRADE
30 cm
SUB BASE 20 cm
SUB GRADE
EXPANSION JOINTS
Groove 1/8” to 1/4”
Seal
wide and 1” deep 3
First 1:4 Slope
slab h 0.2 h
0.1 h
Deformed tiebar
¼t
BENTUK GERGAJI
5
Perencanaan Tebal
Perkerasan Kaku
Metode AASHTO 1993
Parameter yang perlu diperhatikan
1. Umur Pelayanan
2. Perancangan lalu lintas, ESAL
3. Kemampuan pelayanan akhir, Pt
4. Kemampuan pelayanan awal, P0
5. Kehilangan kemampuan pelayanan, ∆PSI
6. Reliabilitas, R
7. Deviasi Standar Normal, Zr
8. Deviasi Standar Keseluruhan, S0
9. Modulus reaksi tanah dasar, k
10. Kuat tekan beton, f’c
11. Modulus elastisitas beton, Ec
12. Kuat lentur beton, Sc’
13. Koefisien Drainase, Cd
14. Koefisien penyaluran beban, J
Reabilitas (R)
• Merupakan tingkat kemungkinan bahwa perkerasan akan tetap
memuaskan selama masa pelayanan.
• Nilai R mengakomodasi kemungkinan ketidaktepatan hitungan
volume lalin dan kinerja perkerasan
• Nilai R yang tinggi menunjukan kinerja yang lebih baik, namun
membutuhkan tebal perkerasan yang lebih tebal
• Nilai R adalah 50%-99.99%
Reabilitas
Nilai R, %
Tipe jalan
Perkotaan (urban) Pedesaan (rural)
Jalan bebas hambatan (freeway) 90 – 99.9 85 – 99.9
Utama 85 – 99 80 – 95
Arteri 80 – 99 75 – 95
Kolektor 80 – 95 75 – 95
Lokal 50 – 80 50 – 80
Hubungan R dengan Zr
R (%) Zr R (%) Zr
50 0.000 93 -1.476
60 - 0.253 94 -1.555
70 -0.524 95 -1.645
75 -0.674 96 -1.751
80 -0.841 97 -1.881
85 -1.037 98 -2.054
90 -1.282 99 -2.327
91 -1.340 99.9 -3.090
92 -1.405 99.99 -3.750
Deviasi Standar Keseluruhan (S0)
• Untuk perkerasan lentur: S0 diantara 0.40 s/d 0.50
• Untuk perkerasan kaku: S0 diantara 0.3 s/d 0.40
Modulus Tanah Dasar (k)
• Berdasarkan nilai CBR maka perhitungan modulus resilient (MR)
psi
Shell Oil Co. dan Asphalt Institute (MS-23)
MPa
0.711
𝑀𝑅=5409
( 𝐶𝐵𝑅 ) 𝑝𝑠𝑖 U.S Army Waterway Experiment Station
0.64
𝑀𝑅=1,500
( 𝐶𝐵𝑅 ) 𝑝𝑠𝑖 Transport and Road Research Laboratory
Modulus Tanah Dasar (k)
• Berdasarkan nilai MR maka perumusan nilai k:
𝑀𝑅
𝑘=
19.4
Kemampuan Pelayanan dan
Kehilangan Pelayanan
• AASHTO menyarankan untuk perkerasan beton digunakan nilai P0 4.5
• Untuk Pt (kemampuan layanan akhir) dibagi menjadi 3:
• Jalan Raya Utama, pt = 2.5 atau 3
• Jalan Raya lalin rendah, pt = 2.0
• Jalan Raya minor, pt = 1.5
• ∆PSI (Kehilangan pelayanan) = p0 - pt
Mutu Beton
• Persamaan berdasarkan ACI-89
𝐸𝑐=3
3𝑊 1.5
𝑐 √ 𝑓𝑐
Ec : Modulus Elastisitas (psi)
Wc : berat volume beton (KN/m3) 14 s/d 24 KN/m3
𝐸𝑐=57,000
√ 𝑓𝑐 Fc : kuat tekan beton (psi)
Sc’ : kuat lentur (flexural strength) psi
𝑆 𝑐 ′ =7.5 √ 𝑓𝑐
𝐸 𝑐=7600 𝑆𝑐′
Koefisien Drainase (Cd)
• Koefisien pengaliran C (DPU-Bina Marga, 1990)
𝑇 𝑗𝑇h
𝑃= × ( 1 − 𝐶 ) × 100
8790