Anda di halaman 1dari 14

BAB VI

KADAR LUMPUR AGREGAT


(AGREGAT KASAR DAN HALUS)

I. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

- Hari / Tanggal percobaan : jum’at, 20 desember 2019


- Lokasi percobaan : Laboratorium Teknik Sipil UMSU

II. TUJUAN PRAKTIKUM

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan presentase kadar lumpur yang


terkandung dengan agregat halus dan kasar,kadar lumpur kurang sari 5%
merupakan ketentuan dalam peraturan bagi penggunaan agregat halus pembuatan
beton

III. PERALATAN

1. Saringan No. 4, ¾” ,3/8”, dan No. 200


2. Neraca digital
3. Oven
4. Kain lap
5. Ember berisi air
6. Wadah
7. Sekop
8. PAN
9. Sarung tangan

IV. BAHAN YANG DIGUNAKAN

1. Agregat halus (pasir) lolos saringan No. 4


2. Agregat kasar (batu pecah) lolos saringan 3/8”
V. TEORI

Lumpur biasanya tercampur pada pasir dalam jumlah yang cukup


banyak,lumpur dapat mengulangi hambatan beton karena cenderung menghambat
hidrasi semen (persenyawaan semen dengan air) keadaan akan bertambah bentuk
apabila lumpur berbentuk lapisan yang menyelimuti agregat,sehingga mencegah
adhesi semen.
Pasir yang dapat digunakan sebagai agregat untuk pembuatan beton harus
memiliki kandungan lumpur dibawah 5% dari berat kering.
Kandungan lumpur tidak saja berpengaruh pada agregat halus tapi juga pada
agregat kasar sehingga dapat merusak mutu beton.
Adanya lumpur menyebabkan bertambahnya air pengaduk yang dibutuhkan
dalam pembuatan beton
VI. TEORI TAMBAHAN

Tanah liat dan lumpur yang sering terdapat dalam agregat mungkin terbentuk
gumpalan atau lapisan yang menutupi lapisan agregat,tanah liat dan lumpur pada
permukaan butiran agregat dan mengurangi kekuatan dalam antara pasta semen
dan agregat sehingga dapat mengurangi kekuatan dan ketahanan beton.
Lumpur dan debu halus hasil pemecahan batu adalah partikel berukuran
0,0075 adanya lumpur dan tanah liat menyebabkan bertambahnya air pengaduk
yang diperlukan dalam pembuatan beton,disamping itu pula akan menyebabkan
kurangnya ikatan antara pasta semen dan agregat sehingga akan menyebabkan
penurunan kekuatan beton yang bersangkutan serta menambahkan penyusutan dan
creep.
Karena pengaruh buruknya ini maka kadar lumpur yang dikandung oleh
suatu agregat pentingnya untuk diuji (diketahui) dan jumlahnya di dakam agregat
dibatasi yaitu tidak boleh lebih dari 5% untuk agregat halus dan 1% untuk agregat
kasar (PBI 71 hal 23 pasal 5) ,Jika memang kadar lumpur melebihi dari standart
yang telah ditentukan maka agregat harus dicuci kembali sampai kadar lumpurnya
rendah atau dengan cara mengganti agregat

Sumber: http//document.tips/document/kadar-lumpur.html
VII. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


2. Mengambil sample agregat halus yang lolos saringan no.4 sebanyak 600gr
3. Mengambil sample agregat kasar yaitu yang lolos saringan ¾” dan tertahan
disaringan 3/8” sebanyak 1700gr
4. Memasukkan sample kedalam wadah masing-masing dan mencucinya
dengan air dan menyaring halus dan saringan 3/8 untuk agregat kasar
5. Mencuci kembali sampel-sampel hingga air terlihat jernihc
6. Mengeringkan sampel dan memasukkannya selama ± 24jam
7. Mengeluarkan sampel setelah ± 24jam kemudian menimbangnya dan
mencatatnya
8. Melakukan ulang normal 2 i/d 7 untuk mendapatkan sampel 2
9. Membersihkan wadah yang digunakan dan mengembalikan wadah
ketempatnya
VIII. ANALISA DATA

 Kadar Lumpur
o Agregat halus lolos saringan No. 4”
Contoh 1 :
a. Berat contoh kering (A) = 600 gram
b. Berat kering contoh setelah di cuci (B) = 576 gram
c. Berat kotoran agregat lolos saringan No. 200 (C) =A–B
= 600 – 576
= 24 gram
d. Persentase kotoran agregat lolos
C
saringan No. 200 setelah di cuci (%) = A x 100%
24 gr
= 600 gr x 100%

= 4%
Contoh 2 :
a. Berat contoh kering (A) = 600 gram
b. Berat kering contoh setelah di cuci (B) = 589 gram
c. Berat kotoran agregat lolos saringan No. 200 (C) =A–B
= 600 – 589
= 11 gram
d. Persentase kotoran agregat lolos
C
saringan No. 200 setelah di cuci(%) = A x 100%
11 gr
= 600 gr x 100%

= 1,83 %
 Rata-rata
1. Berat contoh kering (A)
Sampel I + Sampel II 600 + 600
= = = 600 gr
2 2

2. Berat kering contoh setelah dicuci (B)


Sampel I + Sampel II 576 + 589
= = = 582,5 gr
2 2

3. Berat kotoran agregat lolos saringan No. 200 (C)


Sampel I + Sampel II
=
2
24 + 11
= = 17,5 gr
2
4. Persentase kotoran agregat lolos saringan No. 200 setelah dicuci (%)
Sampel I + Sampel II
=
2
4 + 1,83
=
2
= 2.915 %
Contoh 1 :
Agregat kasar lolos saringan 1,5”
a. Berat contoh kering (A) = 1700 gr
b. Berat kering contoh setelah di cuci (B) = 1697 gr
c. Berat kotoran agregat lolos saringan No. 200 (C) =A–B
= 1700 – 1697
= 3 gr
d. Persentase kotoran agregat lolos
C
saringan No. 200 setelah di cuci(%) = A x 100%
3 gr
= 1700 gr x 100%

= 0.176 %
Contoh 2 :
a. Berat contoh kering (A) = 1700 gr
b. Berat kering contoh setelah di cuci (B) = 1672 gr
c. Berat kotoran agregat lolos saringan No. 200 (C) =A–B
= 1700 – 1672
= 28 gr
d. Persentase kotoran agregat lolos
C
saringan No. 200 setelah di cuci(%) = A x 100%
28 gr
= 1700 gr x 100%

= 1,647 %
 Rata-rata
5. Berat contoh kering (A)
Sampel I + Sampel II 1700 + 1700
= = = 1700 gr
2 2

6. Berat kering contoh setelah dicuci (B)


Sampel I + Sampel II 1697 + 1672
= = = 1684.5 gr
2 2

7. Berat kotoran agregat lolos saringan No. 200 (C)


Sampel I + Sampel II
=
2
3 + 28
= = 15.5 gr
2
8. Persentase kotoran agregat lolos saringan No. 200 setelah dicuci (%)
Sampel I + Sampel II
=
2
0,176 + 1,647
=
2
= 1.823 gr
LABORATORIUM BETON
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
JL. KAPTEN MUKHTAR BASRI NO. 3 MEDAN 20238

PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR AGREGAT KASAR

Nama Kelompok : 8A
Tanggal Percobaan : 20 Desember 2019

Agregat Halus Lolos Saringan No. 4 mm Contoh I Contoh II Rata-rata


Berat contoh kering : A (gr) 1700 1700 1700
Berat kering contoh setelah dicuci : B (gr) 1697 1672 1684,5
Berat kotoran agregat lolos saringan (No. 200)
3 28 15,5
Setelah dicuci : C (gr)

Persentase kotoran agregat lolos saringan (No.


200) setalah dicuci (%) 0,176% 1,647% 1,823%

PELAKSANA LAB.BETON ASISTEN LAB.BETON

( RIZKY EFRIDA,ST.MT) (LIDYA MEGA RIZKY S,ST)


LABORATORIUM BETON
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
JL. KAPTEN MUKHTAR BASRI NO. 3 MEDAN 20238

PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR AGREGAT HALUS

Nama Kelompok : 8A
Tanggal Percobaan : 20 Desember 2019

Agregat Kasar Lolos Saringan No. 4 mm Contoh I Contoh II Rata-rata


Berat contoh kering : A (gr) 600 600 600
Berat kering contoh setelah dicuci : B (gr) 576 589 582.5

Berat kotoran agregat lolos saringan (No. 200)


24 11 17,5
Setelah dicuci : C (gr)

Persentase kotoran agregat lolos saringan (No.


4% 1,83% 2,915%
200) setalah dicuci (%)

PELAKSANA LAB.BETON ASISTEN LAB.BETON

( RIZKY EFRIDA,ST.MT) (LIDYA MEGA RIZKY S,ST)


IX. GAMBAR ALAT DAN FUNGSI

1.Saringan No.3/8

Berfungsi untuk menyaring agregat kasar

2. Saringan No.4

Berfungsi untuk menyaring agregat


halus

3. Saringan No.3/4

Berfungsi untuk menyaring agregat


Kasar
4. Ember

Berfungsi untuk tempat mencuci

sampel yang akan dicek kadar lumpurnya

5. Neraca Digital

Berfungsi untuk menimbang agregat atau

Benda uji dan wadah

6. Oven

Berfungsi untuk mengeringkan agregat

Yang basah
7. Kain Lap

Berfungsi untuk mengeringkan agregat

Kasar setelah direndam air

8.PAN

Berfungsi untuk tempat agregat halus

Saat melakukan penyaringan


X. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan
1) Dari percobaan yang dilakukan maka didapat persentase kotoran/kadar
lumpur agregat lolos saringan no.200 setelah dicuci rata-rata adalah
- Agregat halus = 2,915%
- Agregat kasar = 1,827%
Karena persentase kadar lumpur agregat halus lolos saringan no.200
setelah dicuci untuk agregat halus <5% maka agregat halus dapat dipakai
untuk campuran beton dan untuk agregat kasar <1% maka bisa dipakai
untuk campuran beton
2) Kandungan lumpur tidak saja berpengaruh pada agregat halus
3) Kadar lumpur yang terkandung dalam beton dengan jumlah yang
cukup banyak dan akan mempengaruhi kekuatan beton
b. Saran
1) Diharapkan bisa menambah jumlah alat khususnya saringan dan oven
2) Diharapkan untuk menambah agregat halus dan kasar atau material-
material lainnya dengan jumlah yang cukup
3) Diharapkan ada petugas kebersihan di laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai