I. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III. PERALATAN
Tanah liat dan lumpur yang sering terdapat dalam agregat mungkin terbentuk
gumpalan atau lapisan yang menutupi lapisan agregat,tanah liat dan lumpur pada
permukaan butiran agregat dan mengurangi kekuatan dalam antara pasta semen
dan agregat sehingga dapat mengurangi kekuatan dan ketahanan beton.
Lumpur dan debu halus hasil pemecahan batu adalah partikel berukuran
0,0075 adanya lumpur dan tanah liat menyebabkan bertambahnya air pengaduk
yang diperlukan dalam pembuatan beton,disamping itu pula akan menyebabkan
kurangnya ikatan antara pasta semen dan agregat sehingga akan menyebabkan
penurunan kekuatan beton yang bersangkutan serta menambahkan penyusutan dan
creep.
Karena pengaruh buruknya ini maka kadar lumpur yang dikandung oleh
suatu agregat pentingnya untuk diuji (diketahui) dan jumlahnya di dakam agregat
dibatasi yaitu tidak boleh lebih dari 5% untuk agregat halus dan 1% untuk agregat
kasar (PBI 71 hal 23 pasal 5) ,Jika memang kadar lumpur melebihi dari standart
yang telah ditentukan maka agregat harus dicuci kembali sampai kadar lumpurnya
rendah atau dengan cara mengganti agregat
Sumber: http//document.tips/document/kadar-lumpur.html
VII. PROSEDUR PERCOBAAN
Kadar Lumpur
o Agregat halus lolos saringan No. 4”
Contoh 1 :
a. Berat contoh kering (A) = 600 gram
b. Berat kering contoh setelah di cuci (B) = 576 gram
c. Berat kotoran agregat lolos saringan No. 200 (C) =A–B
= 600 – 576
= 24 gram
d. Persentase kotoran agregat lolos
C
saringan No. 200 setelah di cuci (%) = A x 100%
24 gr
= 600 gr x 100%
= 4%
Contoh 2 :
a. Berat contoh kering (A) = 600 gram
b. Berat kering contoh setelah di cuci (B) = 589 gram
c. Berat kotoran agregat lolos saringan No. 200 (C) =A–B
= 600 – 589
= 11 gram
d. Persentase kotoran agregat lolos
C
saringan No. 200 setelah di cuci(%) = A x 100%
11 gr
= 600 gr x 100%
= 1,83 %
Rata-rata
1. Berat contoh kering (A)
Sampel I + Sampel II 600 + 600
= = = 600 gr
2 2
= 0.176 %
Contoh 2 :
a. Berat contoh kering (A) = 1700 gr
b. Berat kering contoh setelah di cuci (B) = 1672 gr
c. Berat kotoran agregat lolos saringan No. 200 (C) =A–B
= 1700 – 1672
= 28 gr
d. Persentase kotoran agregat lolos
C
saringan No. 200 setelah di cuci(%) = A x 100%
28 gr
= 1700 gr x 100%
= 1,647 %
Rata-rata
5. Berat contoh kering (A)
Sampel I + Sampel II 1700 + 1700
= = = 1700 gr
2 2
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
JL. KAPTEN MUKHTAR BASRI NO. 3 MEDAN 20238
Nama Kelompok : 8A
Tanggal Percobaan : 20 Desember 2019
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
JL. KAPTEN MUKHTAR BASRI NO. 3 MEDAN 20238
Nama Kelompok : 8A
Tanggal Percobaan : 20 Desember 2019
1.Saringan No.3/8
2. Saringan No.4
3. Saringan No.3/4
5. Neraca Digital
6. Oven
Yang basah
7. Kain Lap
8.PAN
a. Kesimpulan
1) Dari percobaan yang dilakukan maka didapat persentase kotoran/kadar
lumpur agregat lolos saringan no.200 setelah dicuci rata-rata adalah
- Agregat halus = 2,915%
- Agregat kasar = 1,827%
Karena persentase kadar lumpur agregat halus lolos saringan no.200
setelah dicuci untuk agregat halus <5% maka agregat halus dapat dipakai
untuk campuran beton dan untuk agregat kasar <1% maka bisa dipakai
untuk campuran beton
2) Kandungan lumpur tidak saja berpengaruh pada agregat halus
3) Kadar lumpur yang terkandung dalam beton dengan jumlah yang
cukup banyak dan akan mempengaruhi kekuatan beton
b. Saran
1) Diharapkan bisa menambah jumlah alat khususnya saringan dan oven
2) Diharapkan untuk menambah agregat halus dan kasar atau material-
material lainnya dengan jumlah yang cukup
3) Diharapkan ada petugas kebersihan di laboratorium.