Yusri Darmadi
Ika Rahmatika Chalimi
“NIEUW BRUSSEL” DI KALIMANTAN:
PERAN STRATEGIS SUKADANA PADA ABAD KE-19
Penulis :
Yusri Darmadi
Ika Rahmatika Chalimi
Desain Sampul :
Peta Sukadana pada tahun 1890 yang dibuat oleh Topographisch Bureau
Batavia
(Sumber: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia) Inset: Beberapa
foto Objek Sejarah di Sukadana saat ini (Koleksi Tim Peneliti)
Desain Isi :
Safitriyani
Anggota IKAPI
ISBN :
Hak cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku,
tanpa izin tertulis dari penulis dan penerbit.
Percetakan Amara Books
Isi diluar tanggung jawab percetakan
KATA PENGANTAR
Tim Peneliti
iii
DAFTAR ISI
v
vi | “Nieuw Brussel’’ Di Kalimantan: peran strategis sukadana pada abad ke-19
Lampiran-Lampiran .................................................................... 61
Foto-Foto ........................................................................................ 81
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1 Kata archipel atau archipelago sesungguhnya adalah laut yang ditaburi sekumpulan
pulau, yang pada hakekatnya berbeda dengan pengertian ‘kepulauan’ yang merupakan
kelompok pulau yang dikelilingi laut. Jadi, istilah archipelagic state sebaiknya
diterjemahkan dengan ‘negara laut’ atau ‘negara bahari’ daripada ‘negara kepulauan’
karena yang dasar adalah laut dan pulau-pulau terletak di dalamnya. Lihat A.B. Lapian,
Laut, Pasar dan Komunitas Budaya, Makalah Kongres Nasional Sejarah 1996 Sub
Tema Dinamika Sosial Ekonomi III, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
RI, 1997, hal. 141.
1
2 | ’’Nieuw Brussel’’ Di Kalimantan: peran strategis sukadana pada abad ke-19
’
Gambar 1. Perubahaan Nama Kerajaan Tanjungpura
Sumber: https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/kalimantan-4/sultan-
of-matan tanjungpura/attachment/1000000000000000000000/ akses tanggal
17/04/2017 jam 09.14
2 Lapis besar berasal dari bahasa Persia. Orang Eropa menyebutnya Bezoar, orang
Melayu menyebutnya dengan nama: Geliga, Guliga, Mestika, Batu Ular atau Buntat
Gemala. Lihat I.H. Burkhill, A Dictionary of the Economic Products of the Malay
Peninsula, Kuala Lumpur, 1966.
Pendahuluan | 3
3 Entrepot berasal dari kata Latin inner (di antara) dan postitum (lokasi), berarti sebuah
tempat yang berada di antara. Dalam konteks tulisan ini, entrepot adalah kota-
kota pelabuhan yang terbentuk dan berkembang di kawasan pantai Asia Tenggara
akibat dari jaringan perdagangan internasional dan persimpangan antara Cina, India,
Persia, Arab, dan Eropa. Sebuah entrepot adalah sebuah kota kecil dengan beberapa
komoditas lokal. Hampir seluruh barang yang diperdagangkan adalah barang dagangan
internasional yang transit di tempat tersebut. Lihat Peter J. M. Nas, Masa Lau dalam
Masa Kini: Arsitektur di Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009, hal. 81.
Pendahuluan | 5
B. Permasalahan
C. Ruang Lingkup
D. Tujuan
E. Manfaat
F. Tinjauan Pustaka
G. Metode
Teknik Penelitian
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia definisi teknik
penelitian yaitu cara untuk melakukan suatu pemeriksaan
yang teliti, penyelidikan, kegiatan pengumpulan, analisis dan
penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif
untuk memecahkan persoalan atau menguji suatu hipotesis
untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum (Kamisa, 1997:532
dan 536). Sedangkan teknik penelitian yang digunakan peneliti
selama proses penelitian yaitu studi literatur, studi dokumentasi
dan wawancara. Teknik tersebut digunakan dalam upaya
Pendahuluan | 9
Pelaksanaan Penelitian
Menurut Kuntowijoyo (2013:69), penelitian sejarah
memupunyai lima tahap, yaitu pemilihan topik, pengumpulan
sumber, verifikasi (kritik sejarah, keabsahan sumber), interpretasi:
analisis dan sintesis, dan yang terakhir ialah penulisan
(historiografi). Adapun langkah-langkah penelitian ini mengacu
pada proses metodologi penelitian sejarah, yaitu:
10 | ’’Nieuw Brussel’’ Di Kalimantan: peran strategis sukadana pada abad ke-19
1. Pemilihan Topik
Sebagai langkah awal dalam penelitian ini, peneliti melakukan
persiapan mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan
peristiwa-peristiwa di Sukadana pada masa lalu yaitu dimulai dari
pemilihan topik dan aspek-aspek lainnya. Menurut Kuntowijoyo
(2013:70) pemilihan topik didasarkan pada kedekatan emosional
dan kedekatan intelektual. Dua syarat ini, subyektif dan obyektif,
sangat penting karena peneliti akan bekerja dengan baik jika merasa
senang dan mampu. Alasan pemilihan topik dalam penelitian ini
sesuai dengan program pemerintah yakni memperkuat jati diri
sebagai negara maritim sehingga topik penelitian ini yaitu sejarah
maritim.
3. Kritik
Setelah berbagai sumber berhasil dikumpulkan, peneliti tidak
langsung menerima dengan begitu mudah yang tercantum dan
tertulis pada sumber-sumber tersebut. Sumber-sumber sejarah
Pendahuluan | 11
5. Historiografi
Kegiatan terakhirdalam penelitian ini ialah melaporkan
seluruh hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Dalam tahap ini seluruh kemampuan peneliti dikerahkan,
bukan hanya kemampuan teknis penggunaan kutipan-kutipan
dan catatan-catatan dari sumber Arsip Negara, catatan kontrolir,
dan wawancara mengenai peran strategis Sukadana pada abad
ke-19, tetapi yang terutama ialah pengguanaan pikiran-pikiran
kritis dan analisis sehingga menghasilkan sintesis dari seluruh
hasil penelitian atau dalam suatu penemuan utuh. Sistematika
penulisan dibagi kedalam lima bagian yang memuat pendahuluan,
gambaran umum wilayah Sukadana, perdagangan di Sukadana
abad ke-19, pembahasan, dan terakhir adalah kesimpulan.
Penggunaan metode historis dalam penelitian didukung
juga dengan pendekatan interdisipliner, dalam hal ini sebagai
alat bantu dalam menganalisis suatu permasalahan. Pendekatan
interdisipliner adalah pendekatan yang menggunakan disiplin
ilmu sosial secara berimbang, tanpa ada yang dominan. Oleh
karena itu, penelitian ini memerlukan ilmu bantu, yaitu ekonomi,
politik dan geografi.
Peranan ilmu bantu dalam penelitian ini, yaitu:
a. Ekonomi, konsep ekonomi dalam penelitian ini digunakan
untuk menjelaskan mengenai transaksi perdagangan yang
terjadi di Sukadana sebagai daerah transito perdagangan
baik dari timur maupun barat Nusantara.
b. Politik, bahasan utama penelitian ini adalah mengenai
peran strategis Sukadana sebagai daerah transito
perdagangan baik dari timur maupun barat yang terletak
pada jalur pelayaran dan perdagangan di Nusantara.
Maka kacamata politik harus digunakan untuk mengkaji
mengenai persaingan dalam merebut daerah perdagangan.
c. Geografi, konsep geografi diperlukan dalam penelitian
ini karena terdapat penjelasan mengenai lokasi penelitian
yaitu Sukadana yang terletak pada jalur pelayaran dan
Pendahuluan | 13
H. Sistematika
1) Bab I : PENDAHULUAN
Merupakan bab pendahuluan yang memaparkan latar
belakang masalah penelitian yang diangkat oleh peneliti.
Selain itu, pada bagian ini juga terdapat rumusan masalah,
tujuan penelitian yang hendak dicapai oleh peneliti, ruang
lingkup penulisan dan manfaat penelitian serta sistematika
dari penulisan juga dimuat pada bab pendahuluan.
2) Bab II : GAMBARAN UMUM WILAYAH
Merupakan penjelasan mengenai letak geografis wilayah
Sukadana pada abad ke-19.
3) Bab III : PERDAGANGAN DI SUKADANA PADA ABAD
KE-19
Merupakan hasil penelitian dengan sub bab 1.)
Perdagangan di Sukadana sebelum dan sesudah Traktat
London (1800-1828), 2.) Perdagangan pada masa “Nieuw
Brussel” (1828-1845), dan sub bab 3.) Perdagangan pasca
“Nieuw Brussel” (1845-1900)
4) Bab IV : KESIMPULAN
Bab ini merupakan bab terakhir yang akan mengungkapkan
kesimpulan dan juga saran dari penelitian yang telah
dilakukan.
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Keadaan Geografis
4 Saat proses pemekaran, setiap kecamatan mengajukan nama untuk diusulkan sebagai
calon nama kabupaten baru. Kecamatan Sukadana mengusulkan nama Muara Palung,
Kecamatan Pulau Maya juga mengusulkan nama yang sama yaitu Muara Palung.
Kecamatan Teluk Batang mengusulkan nama Kayong Utara, dan Kecamatan Simpang
Hilir mengajukan nama Matan Raya. Pencabutan undi dilakukan dua kali. Pada
penarikan yang pertama keluarlah nama Kayong Utara. Kemudian dilakukan lagi
penarikan yang kedua, dan lagi lagi keluar nama Kayong Utara. Sehingga panitia
menetapkan Kayong Utara sebagai nama kabupaten yang akan diusulkan ke tingkat
lebih lanjut (Berdasarkan pernyataan Andi Rahman, Ketua Tim Pemekaran Kecamatan
Pulau Maya).
15
16 | ’’Nieuw Brussel’’ Di Kalimantan: peran strategis sukadana pada abad ke-19
Keluarga kerajaan
Pengikut keluarga
Tanpa pekerjaan
Nama
pegunungan
Pedagang
Penduduk
Pengrajin
kerajaan
Pendeta
Nelayan
Kampung
Jumlah
Melayu
Jumlah
Petani
Bugis
Jawa
Cina
Bali
Sukadana 12 16 2 7 31 2 7 77 50 19 319 12 21 10 1 6 438
Pulau Dato - 9 - - - - - 9 - - 14 3 3 1 - - 21
Pekajangan - 6 - - - - - 6 - - 24 - - - - - 24
Setegar - 9 - - - - - 9 - - 55 - - - - - 55
Taba - 16 - 2 - - - 18 - - 98 2 - 5 - - 105
Rawang
Mulia - 30 - 2 2 - - 34 - - 179 - 1 2 - - 182
Pelirangan - 10 - - 10 - - 20 - - 13 110 - - - - 123
Sedahan, - 5 - - - - - 5 - - 4 17 - - - - 21
juga
Pasedahan
Senebing - 7 - - - - - 7 - - 21 22 - - - - 43
Lobang - 6 - - - - - 6 - - - 32 - - - - 32
Tedung
a. Suku Dayak
Suku Dayak di Kabupaten Ketapang dapat dikelompokkan
daya Kelemantan yang tersebar pada wilayah aliran sungai.
1. Dayak Pesaguan, yang berada di wilayah Sungai Pesaguan.
Sub suku dayak Pesaguan mendiami wilayah di sekitar
aliran sungai pesaguan. Beberapa diantaranya adalah desa
kemuning (biutak) di Kec. Matan Hilir Selatan. Di Kec.
Tumbang Titi seperti Jelayan, Tumbang Titi, Lalang Panjang,
Batumas, Beringin, Serengkah. Kec. Malyu rayak dan Kec.
Pemahan. Menurut Yan Sukanda dan F. Raijin (dalam Dinas
Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga, Kabupaten Ketapang,
2010:36) Dayak Pesaguan adalah sebuah kelompok masyarakat
yang tinggal di sepanjang sungai pesaguan bagian hulu dan
sekitarnya termasuk anak-anak sungai. Ada kelompok kecil
yang termasuk wilayah pemukiman mereka antara lain 1)
Kelompok Sorongkah Onam (pesaguan hulu) salah satu
daerah tua dan berpengaruh di seluruh kelompok masyarakat
dayak pesaguan, 2) kelompok Kekubang Jelayan (pesaguan
tengah) mendiami wilayah sekitar sungai pesaguan mulai
dari Tumbang titi sampai dengan sukadamai, 3) Kelompok
Batu tajam mendiami wilayah sebelah barat Tumbang titi, 4)
Kelompok Mahawa (pesaguan kanan) mendiami daerah paling
selatan dari Kec. Tumbang Titi yang berbatasan langsung
dengan Kec. Jelai hulu.
Gambaran Umum | 21
b. Suku Melayu
Melayu di wilayah ini dikenal dengan nama Melayu Kayung.
Menurut beberapa tradisi lisan (D. Has 2005: 4) seperti kisah Tuk
Upui dan Tuk Bubud yang dipercaya sebagai nenek moyang
Tanah Kayung, dengan demikian Melayu maupun Dayak adalah
dari keturunan yang sama. Sementara dari kisah danau Pateh
Inte dan Demung Juru menjelaskan bahwa terpisahnya orang
Darat (Ulu) dengan orang Laut saat malapetaka di pemukiman
yang sekarang menjadi danau Demung Juru dan Pateh Inte yang
terletak di desa Ulak Medang Kecamatan Muara Pawan. Orang-
orang mengungsi ke hilir, inilah yang menjadi cikal bakal Melayu
Kayung. Sedangkan yang mengungsi ke hulu merupakan cikal
bakal orang Darat (Ulu) saat abad ke-18 disebut Dayak oleh orang
Inggris.
Kemudian terjadi percampuran dengan penduduk pendatang
karena orang Melayu menetap di pesisir pantai. Oleh karena
itu, saat ini Melayu Kayung merupakan gabungan dari beberapa
suku, antara lain: pendatang dari Jawa (Prabu Jaya), pendatang
dari Palembang (Sang Maniaka), pendatang dari Bugis (Daeng
Manambon), pendatang dari Brunai (Raja Tengah), pendatang dari
Arab, pendatang dari Siak (Tengku Akil), dan para pendatang lain
yang bergabung dan mengaku dirinya Melayu Kayung (D. Has
2005: 6).
c. Suku Bugis
Di Sukadana terdapat desa Pangkalan Buton yang di duga
merupakan tempat pertama kali suku Bugis datang di Kalimantan
Barat. Kampung Bugis tersebut didirikan seorang kerabat
Kesultanan Pontianak, Syarif Achmad yang mempersunting Daeng
Madiana, seorang gadis Bugis (Sudarto 2010: 51).
Berdasarkan Het Kronijk van Sambas en Soekadana, Sultan
Mohamad Tsafiudin adalah saudara Ratu Suria Kusuma, yang
26 | ’’Nieuw Brussel’’ Di Kalimantan: peran strategis sukadana pada abad ke-19
d. Cina
Berdasarkan Regeerings Almanak voor Nederlandsch-Indie 1895,
masyarakat Cina di afdeling Soekadana dipimpin oleh seorang
Laothaij5 der Chinezen bernama Hioe Thai Long. Berdasarkan data
yang telah dijelaskan dalam tabel jumlah penduduk Sukadana
pada tahun 1855, jumlah orang Cina ada 6 orang. Dengan
demikian, terjadi pertambahan jumlah penduduk Cina selama 40
tahun sekitar 100-200 orang.
Menurut Ketua Majelis Umat Khong Fu Tsu Apeng Sanjaya,
marga-marga Cina yang tercatat pada tahun 2007 ada 18 marga,
antara lain: Lim, Tan, Lie, Tio, Can, Ng, Kang, Iap, Heng, Huang,
Jie, Lai, Teng, Io, Cua, Kho, Ciu, dan Cu (Ikhsan 2007: 32).
5 Laothaij atau Laothai (M: laoda) adalah kepala pemukiman kecil Cina, lihat Heidhues
2003: 280.
28 | ’’Nieuw Brussel’’ Di Kalimantan: peran strategis sukadana pada abad ke-19
BAB III
PERDAGANGAN DI SUKADANA PADA
ABAD KE-19
6 Orang Laut (orang Portugal menyebutnya: Cellati atau Sallati, dari kata Melayu salat
atau selat) kadang-kadang disebut Rayat, dalam arti bawahan dari kerajaan Johor,
dan nama terakhir ini disamakan oleh orang Melayu dengan bajak laut. Terutama
29
30 | ’’Nieuw Brussel’’ Di Kalimantan: peran strategis sukadana pada abad ke-19
tinggal di Kepulauan Riau, juga tersebar di Bangka, Belitung, Pantai Barat Borneo, dan
Kepulauan Karimata. Lihat Pieter Johannes Veth, Ibid., hal. 345 – 349. Sedangkan AB
Lapian merujuk David E. Sopher menjelaskan dalam hubungan dengan Kerajaan Riau
dan Johor, Suku Laut ini dikenal dengan nama ‘Rakyat’, untuk membedakan mereka
dari rakyat lainnya mereka juga disebut Rakyat Laut. Lihat AB Lapian, Orang Laut Bajak
Laut Raja Laut Sejarah Kawasan Laut Sulawesi Abad XIX, Jakarta: Komunitas Bambu,
2011, hal. 109.
7 Batin adalah gelar pemimpin Orang Laut.
Perdagangan Di Sukadana Pada Abad Ke-19 | 31
8 Mengenai Pulau Salah Nama, berdasarkan tradisi lisan, sebelumnya nama pulau
tersebut merupakan nama ujung daging alat kelamin perempuan (K*****t) karena pulau
tersebut menjadi tempat pembuangan daging tersebut setelah Islam masuk yang
mewajibkan sunat bagi perempuan. Tetapi karena penamaan tersebut tidak pantas,
maka digantilah nama pulau tersebut menjadi Pulau Salah Nama. Versi lainnya menrut
Gusti Nukmah (Anak Gusti Mulia/Raja Simpang), dahulu Pulau tersebut bernama Pulau
Butuh yang artinya alat kelamin laki-laki. Konon alat kelamin Tumenggung Kendal
Bahurekso di buang di Pulau ini.
Perdagangan Di Sukadana Pada Abad Ke-19 | 37
9 1 kati = 6¼ ons.
Perdagangan Di Sukadana Pada Abad Ke-19 | 39
mereka tidak mampu dan jika jalan itu ditempuh, maka pengorbanan
itu sia-sia (Soedarto 1989: 127).
A. Kesimpulan
53
54 | “Nieuw Brussel’’ Di Kalimantan: peran strategis sukadana pada abad ke-19
B. Saran
Arsip
Almanak van Nederlandsch Indie voor het jaar 1831, Batavia:
Ter Lands Drukkerij.
Regeerings Almanak voor Nederlandsch-Indie 1895, Tweede Gedeelte,
Kalender en Personalia, Batavia: Landsdrukkerij.
Buku dan Laporan Penelitian
Barth, J.P.J., 1896. Overzicht der Afdeeling Soekadana, Verhandelingen
van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en
Wetenschappen (VBG), Deel L. 2ᵉ Stuk. Batavia: Albrecht
& Cᵒ ‘S Hage: M. Nijhoff.
Dewall, H. Von, Matan, 1862. Simpang, Soekadana, de Karimata-
eilanden en Koeboe (Wester-afdeeling van Borneo), dalam
Mr. J. A. Van der Chijs, Tijdschrift voor Taal-, Land- en
Volkenkunde, Bataviaasch Genootschap van Kunsten en
Wetenschappen (TBG), Deel XI, Batavia: Lange & Co ‘Shage:
M. Nijhoff.
Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda & Olahraga Kabupaten
Ketapang, 2010, Kumpulan Adat Istiadat & Hukum Adat
Dayak Kabupaten Ketapang, Ketapang: CV. Madya Jasa.
Has, M. Dardi D. 2014, Sejarah Kerajaan Tanjungpura, Ketapang:
Yayasan Sultan Zainuddin I dan Smart Educational Center.
55
56 | ’’Nieuw Brussel’’ Di Kalimantan: peran strategis sukadana pada abad ke-19
Nas, Peter J. M., 2009. Masa Lau dalam Masa Kini: Arsitektur di
Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Netscher, E., 1853. Kronijk van Sambas en van Soekadana; in
het Oorspronkelijk Maleisch, Voorzien van de Vertaling
en Aanteekeningen, dalam Dr. P. Bleeker, Mr. L. W. C.
Keuchenius, J. Muunicli en E. Netscher, Tijdschrift voor
Taal-, Land- en Volkenkunde, Bataviaasch Genootschap van
Kunsten en Wetenschappen (TBG), Deel I, Batavia: Lange &
Co.
Sarifuddin, tanpa tahun, Sebuah Kota Tua di Kaki Bukit Laut.
Soedarto. 1989, Naskah Sejarah Perjuangan Rakyat Kalimantan Barat
1908-1950, Pemerintah Daerah Tk. I Kalimantan Barat.
Soekanto, Soerjono, 1978. Kamus Hukum Adat, Bandung: Penerbit
Alumni.
Sudarto, Yudo, 2010, Catatan Warisan Budaya (Cultural Heritage)
di Kerajaan Tanjungpura, Ketapang: Dinas Kebudayaan
Pariwisata Pemuda dan Olahraga.
Veth, Pieter Johannes, 1854. Borneo’s Westerafdeeling Geographisch,
Statistich, Historisch, voorafgegaan door eene algemeene schets
des ganschen eilands, Eerste deel. Met platen. Zaltbommel,
Joh Noman en Zoon.
_________________, 1856, Borneo’s Westerafdeeling Geographisch,
Statistich, Historisch, voorafgegaan door eene algemeene schets
des ganschen eilands, Tweede deel. Met platen. Zaltbommel,
Joh Noman en Zoon.
_________________, 1869. Aardrijksundig en Statistisch Wordenboek
van Nederlandsch Indie R-Z, Amsterdam: P.N. Van Kampen.
58 | ’’Nieuw Brussel’’ Di Kalimantan: peran strategis sukadana pada abad ke-19
Jurnal
Donald, Goudie, Syair Perang Siak. An Example of a misunderstood
but rewarding eighteenth Century Malay Text. In: Archipel,
volume 20, 1980. De la philologie à l’histoire.
Makalah
Lapian, A.B., Laut, Pasar dan Komunitas Budaya, Makalah Kongres
Nasional Sejarah 1996 Sub Tema Dinamika Sosial Ekonomi
III, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI,
1997.
Internet
https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/
kalimantan-4/sultan-of-matan tanjungpura/
attachment/1000000000000000000000/ akses tanggal
17/04/2017 jam 09.14.
DAFTAR INFORMAN
4. Nama : Sarifuddin
Pekerjaan : Sejarahwan Sukadana
8. Nama : Miftahudin
Pekerjaan : Kayong TV
59
60 | “Nieuw Brussel’’ Di Kalimantan: peran strategis sukadana pada abad ke-19
Peta Sukadana pada tahun 1846 – 1848 yang dibuat oleh Von Gaffron
(Sumber: J. Pijnappel, 1860, Bechrijving van Het Westelijke Gedeelte van de Zuid-
en Oosterafdeeling van Borneo (de Afdeeling Sampit en de Zuidkust), Bijdragen tot
de Taal-, Land- en Volkenkunde van Nederlandsch-Indië, 7de Deel, [Nieuwe
Volgreeks, 3e Deel], pp. 243-346, Brill)
61
62 | “Nieuw Brussel’’ Di Kalimantan: peran strategis sukadana pada abad ke-19
Peta Tematik Sukadana pada tahun 1858 yang dibuat oleh R. Everwijn
(Sumber: http://maps.library.leiden.edu/apps/s7#focus)
Peta Sukadana pada tahun 1890 yang dibuat oleh Topographisch Bureau
Batavia
(Sumber: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia)
Lampiran-Lampiran | 63
Pasal 1
Sultan mengakui bahwa pemerintah Belanda merupakan
penguasa tunggal dan penuh negeri Matan, Simpang dan Brussel
(Sukadana) dan menyatakan dirinya memiliki kewajiban untuk
setia kepada pemerintah, khususnya karena peningkatan martabat
dirinya.
Pasal 2
Daerah matan tidak lagi termasuk dalam gabungan negeri
Matan, Simpang dan Brussel (Sukadana) yang disebut sebagai
“Nieuw Brussel” sehingga negeri ini hanya meliputi negeri
Simpang dan Sukadana tua (Brussel) dan berada di bawah
kekuasaan Residen Pontianak. Batas-batas negeri yang benar akan
ditentukan kemudian hari antara daerah-daerah tersebut.
Pasal 3
Raja Pribumi yang akan diakui pemerintah sebagai raja matan,
adalah orang yang mau datang di daerah yang termasuk kerajaan
Nieuw Brussel, menghormati Sultan, menunjukkan sikap ramah
dan bersahabat dengan Sultan.
Pasal 4
Pelabuhan Brussel (Sukadana) akan menjadi pelabuhan
yang statusnya sama dengan pelabuhan Sambas dan Pontianak,
sebagaimana yang ditentukan oleh Residen resolusi 18 Februari
1833, Staatsblad no 8 pasal 9.
Pasal 5
Semua jenias pajak, tanpa kecuali dibayar kepada pemerintah
dan dikumpulkan oleh seorang pejabat, yang ditempatkan di
Brussel, atau oleh pembesar-pembesar orang pribumi, yang diakui
secara tertulis memiliki kemampuan mengumpulkan pajak.
Lampiran-Lampiran | 65
Pasal 6
Perolehan bruto dari semua pendapatan juga biaya
pengumpulan dan pengeluaran untuk sipil, militer, dan pengadilan,
menjadi hak dari pemrintah (Belanda) yang ada di Brussel.
Pemerintahlah yang akan menetapkan penggunaannya dan
untuk ini pemegang kuasa sipil akan membukukan pendapatan,
menghitungkan mencatat pengeluaran dan membuat laporan
sebagaimana yang telah ditentukan oleh Asisten Residen.
Tentang saldo yang ada setelah perhitungan selesai; setelah
verifikasi dan eksaminasi oleh Asisten Residen, disimpan oleh
pejabat (pemegang kuasa sipil), oleh Sultan bisa memperoleh dana
untuk mencukupi kebutuhannya.
Pasal 7
Saldo bersih dari anggaran tadi, dibagi sama besar antara
pemerintah dan Sultan dan dibayarkan oleh pemegang kuasa sipil,
tanpa melihat berapa besar naik turunnya jumlah uang.
Pasal 8
Untuk menjamin agar Sultan tidak mengalami kehidupan
yang miskin, sebagimana hal ini menjadi tujuan dari kesepakatan
ini, kepada Sultan. Selain bagian yang bisa ia terima dari saldo
anggaran : ia beri oleh pemerintah pendapatan pasti sebesar
F.7000 setahun. Jadi jumlah itu F.5040 berupa garam, yang dapat
dijual oleh Sultan. Namun harga garam yang dijual itu tidak
boleh lebih rendah dari harga garam yang dilelapkan pemerintah.
Sultan harus berusaha agar garam itu sampai di tangan penduduk
daerah pedalaman dan ditukar dengan hasil-hasil yang akan bisa
menghidupkan pendapatan dalam negeri dengan Brussel.
Pasal 9
Sultan mengikat diri tidak mengizinkan garam lain masuk
dalam kerajaannya, yang tidak diimpor atas rekening Gubernemen
dari Jawa dan Madura.
66 | ’’Nieuw Brussel’’ Di Kalimantan: peran strategis sukadana pada abad ke-19
Pasal 10
Sultan terikat untuk tetap menaati ketentuan pemerintah dan
keturunannya memberi bantuan kepada pemerintah, tanpa harus
diminta.
Pasal 11
Dari pihak Gubernemen diberi kepada Sukadana untuk kurun
waktu dua tahun kebebasan dari segala pajak, termasuk bea impor
dan ekspor barang-barang asal tempat-tempat yang termasuk
Gubernemen Belanda, atau dari tempat-tempat milik raja-raja
yang bersahabat dengan Gubernemen, walaupun hal itu ditarik di
lain pelabuhan negara.
Pasal 12
Di Brussel akan dibentuk sebuah badan pengadilan, di mana
Sultan bisa menyatakan hak-hak hukumnya. Tentang hukuman
mati, pelaksanaannya harus seizin Residen.
Pasal 13
Tidak penting
Pasal 14
Sultan tidak mempunyai kewenangan dalm hal hukum
masalah-masalah kejahatan kecil sekalipun harus diselesaikan
oleh pemegang kuasa sipil, pejabat pemerintah.
Pasal 15 dan 16
Tidak penting
Pasal 17
Sultan dan penerusnya terikat kepada pemerintah. Ia dengan
segala kekuatan yang ada akan mengikuti peperangan dan
ekspedisi, apabila pemerintah merasa perlu dengan memintanya.
Ia dan pasukan harus menaati perintah-perintah yang dikeluarkan
panglima-panglima darat maupun laut, menunjukkan sikap setia
sebagai seorang vasal yang gagah berani, dan semua itu akan
diperhitungkan (oleh pemerintah).
Lampiran-Lampiran | 67
Pasal 18 dan 19
Tidak penting
Pasal 20
Sejak 1 Juli 1839 Sultan harus mencicil F.2000 setiap tahunnya
kepada pemerintah sebagai cicilan hutangnya. Uang itu bisa
diambil dari pendapatannya yang ditentukan pada pasal 8
Pasal 21
Sementara menunggu pengesahan korak oleh pemerintah,
pembina bagian pendapatan sebagaimana disebut dalam pasal 8
berlaku mulai 1 Mei 1837
Pasal 22
Tidak penting
Pasal 23
Setelah kontrak berjalan 5 tahun lamanya, maka pada 1 Mei
1842 kontrak akan di tinjau kembali dan bila perlu ada perubahan
jika ada semua yang disepakati dan berfaedah.
Demikianlah kontrak ini ditutup.
68 | ’’Nieuw Brussel’’ Di Kalimantan: peran strategis sukadana pada abad ke-19
Pasal 5
Panembahan beserta raja-raja lain dan pembesar-pembesar
Matan, diwajibkan sering berkunjung ke wilayang kerajaan Nieuw
Brussel unutk menunjukkan penghormatannya kepada Sultan.
Pasal 6
Pendapatan Kerajaan Matan yang berasal dari sarang burung
dengan pendapatan lain tanpa kecuali, demikian pula pajak yang
dibayar orang Dayak untuk penggunaan tanah, akan dibagi sama
antara kerajaan dengan pemerintah.
Sementara itu dari pendapatan negeri Matan yang tidak
berada langsung dibawah pengaturan panembahan; panembahan
harus menyetor uang sejumlah F.5000 setahunnya ke kas Negara
yang ada di Nieuw Brussel atau ke Pontianak. Penyetoran
dilakukan setiap enam bulan, terhitung mulai 1 Juli 1837. Pajak,
yang akan dipungut dari penduduk Dayak, tidak boleh lebih dari
ƒ 5 dalam bentuk uang perak, untuk setiap keluarga, dan pajak
ini menggantikan semua jenis pajak dan pungutan monopoli atas
barang-barang kebutuhan hidup mereka, pakaian dan keperluan
lain.
Pajak ini dapat juga diganti dengan pekerjaan yang dilakukan
bagi kepentingan pemerintah; dan untuk itu pembayar pajak
hanya perlu membayar ƒ 2,50 setiap keluarga.
Pasal 7
Untuk semua pendapatan, yang dikumpulkan dengan seizing
atau perintah pemerintah, Panembahan diminta membuat dengan
menyampaikan laporan perhitungan kepada pemegang kuasa sipil
pemerintah yang berada di Nieuw Brussel, setiap 1 Januari dan 1
Juli setiap tahunnya.
Laporan ini disertai penjelasan yang diperlukan, apakah
pendapatan tadi berada di atas ƒ 10.000, dalam mana sebagai
ditetapkan dalam pasal 6, pemerintah dapat bagian dari
pendapatan kerajaan, dan apabila terjadi kenaikan pendapatan,
Pemerintah juga mendapat bagiannya dari kenaikan itu.
70 | ’’Nieuw Brussel’’ Di Kalimantan: peran strategis sukadana pada abad ke-19
Pasal 8
Untuk mengakhiri dan menghindari perselisihan, yang
terutama terjadi karena masalah batas kerajaan; batas antara
kerajaan Matan dan kerajaan Nieuw Brussel akan segera ditetapkan.
Untuk itu, Panembahan atau pembesar yang dipercaya
akan dipertemukan dengan pejabat yang mewakili Sulatan
Nieuw Brussel dan wakil Pemerintah di suatu tempat yang akan
ditentukan oleh pemerintah.
Pasal 9
Dalam ketentuan ini diharapkan agar jalannya aliran sungai-
sungai diperhatikan dan diikuti; pelaksanaan atas akhir dari pasal
5 instruksi dari Panembahan yang tertahan oleh Resolusi Gubernur
Jenderal no. 8 tertanggal 5 Maret 1831 dilakukan, agar sekitar 200-
300 keluarga Dayak dapat dikeluarkan dari daerah kerajaan Matan
dan dimasukkan ke dalam daerah Kerajaan Nieuw Brussel.
Pasal 10
Panembahan harus siap menerima bantuan pemegang kuasa
sipil dalam membuat statistik kerajaan Matan, statistik mana akan
berlaku sebagai dasar yang diakui untuk mengetahui semua tugas
dan keadaan, agar kedamaian hidup dan rasa tentram rakyat
terjamin, dan kesejahteraan rakyat tercapai.
Pasal 11
Panembahan mempunyai kewajiban untuk membayar pension
tahunan kepada saudaranya, Pangeran Cakra Negara, uang sebesar
f1800 selama yang bersangkutan masih hidup.
Separo dari uang itu dibagikan pada keturunan derajat satu
dari Pangeran, dan Panembahan wajib membantu saudaranya itu
untuk mendapatkan penghasilan dari tanah-tanah pertanian yang
diberikan kepadanya; untuk menjamin pendapatan bagi anak-
anaknya.
Pasal 12
Dengan penerimaan uang pension dan ketentuan yang
menguntungkan bagi anak-anaknya, Pangeran Cakra Negara wajib
Lampiran-Lampiran | 71
Pasal 23
Orang-orang Jawa yang dimasukkan oleh perompak laut ke
kerajaan Matan, harus dibebaskan. Mereka yang masih menahan
orang-orang Jawa ini harus dihukum dengan hukuman denda ƒ 50
untuk setiap budak orang Jawa yang dimiliki.
Pasal 24
Di Kayung, Panembahan harus menyediakan sebuah rumah
di dekat rumah kediamannya. Rumah ini yang dilengkapi perabot
rumah tangga, dapat menjadi tempat menginapnya pemegang
kuasa sipil dan menjadi tempat kerjanya.
Didepan rumah harus ada tiang bendera, dan manakala
pemegang kuasa sipil berada ditempat itu, bendera Belanda
dikibarkan.
Demikian pula bendera Belanda dikibarkan pada hari ulang
tahun Raja atau Ratu Belanda, Putra Mahkota Kerajaan dan pada
26 Mei untuk memperingati tercapainya kesepakatan antara
Pemerintahan Belanda dan Kerajaan Matan guna mengakhiri
situasi Matan tanpa pemerintahan dan melindungi keluarga raja,
serta mem memenuhi harapan Panembahan agar Matan menjadi
kerajaan yang mandiri.
Juga oleh pemegang kuasa sipil pada saat seperti itu, akan
dibacakan kontrak yang dihadiri oleh Panembahan dan seluruh
keluarganya.
Ukuran,
bawahannya
Lingga dan
Singapura
Pontianak
Karimata
Belitung
Penyebutan Berat, Jumlah
Jawa
dll.
Besi pikul ─ 8 ─ ─ ─ ─ 8
Sutra, Chin. Celana lembar ─ ─ ─ 23 ─ 340 363
Sutra (kasar) pak ─ ─ ─ ─ ─ 2 2
Lembaran sutra lembar ─ ─ ─ 28 ─ 93 121
EKSPOR
Diekspor ke
Ukuran,
bawahannya
Lingga dan
Berat,
Singapura
Pontianak
Karimata
Serawah
Penyebutan
Sambas
Belitung
dll.
Jawa
Jumlah
Opium bola ─ ─ ─ ─ 3 ─ ─ ─ 3
Kulit pohon pikul ─ 160 ─ ─ ─ ─ ─ ─ 160
Damar ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ 33 33
Kayu gaharu kati ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ 3 3
Getah perca pikul ─ ─ ─ 31 304 ─ ─ 918 1316
Madu ─ ─ 1 ─ ─ ─ ─ ─ 1
Karet kati ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ 17
Kelapa buah ─ ─ 480 ─ 20 ─ ─ ─ 37
Tembaga kati ─ 60 ─ ─ ─ ─ ─ ─ 480
(tua) buah ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ 60
Tikar (Dayak) gulden ─ ─ ─ ─ 60 ─ ─ ─ 60
Koin ─ ─ ─ ─ ─ 350 ─ ─ ─ 350
(tembaga) ─ ─ ─ ─ ─ 200 ─ ─ 2754 200
─ (wadah) kaleng ─ 33745 ─ ─ 425 ─ ─ ─ 3179
─ (perak) hutan ─ ─ ─ ─ 60 10 ─ 10400 60
Minyak buah ─ ─ ─ 130 ─ ─ ─ 300 44164
(kelapa) pikul 25 ─ 68 ─ 150 150 ─ 6 450
Tebu ─ ─ ─ ─ ─ 2 ─ ─ ─ 381
─ (semambu) Paket ─ ─ 433 29 70 ─ ─ ─ 70
Beras krandj ─ ─ 1 ─ 130 ─ 6 ─ 560
Kerang pikul ─ 271 ─ ─ ─ 10 ─ ─ 36
Gula (anaun) ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ 10
Tembakau ─ ─ ─ ─ ─ 13 ─ ─ 284
Tripang ─ ─ 3 ─ ─ ─ 25 ─ ─
Terasi Kati ─ ─ ─ ─ ─ 10 ─ 14 25
Dipan Pikul 2 6 ─ ─ 41 3 ─ ─ 68
(roggen) ─ ─ ─ ─ 36 ─ ─ ─ 41
Ikan (kering) 37 93
Sarang
burung walet
Buah-buahan
Lilin
dari orang-orang kaya ke Jawa dan tempat lain untuk pergi dan
kepala pedalaman di Ketapang dan Koewalan juga langsung ke
Pontianak, tugas ini bisa dilakukan- tidak semua barang yang
diimpor dan diekspor.
Ukuran,
Singapura
Lingga
Penyebutan Berat, Jumlah
Jawa
Bali
dll.
EKSPOR
Diekspor ke
Ukuran,
Banjarmasin
Singkawang
Semarang
Singapura
Kotaringin
Pontianak
Penyebutan Berat, Jumlah
Belitung
dll.
81
82 | “Nieuw Brussel’’ Di Kalimantan: peran strategis sukadana pada abad ke-19
Komplek makam Ratu Soraya (Istri Raja Tengah dari Brunei Darussalam)
86 | ’’Nieuw Brussel’’ Di Kalimantan: peran strategis sukadana pada abad ke-19
Bekas Rumah Kontrolir (Rumah ini terbakar pada tanggal 3 Juli 2017)
90 | ’’Nieuw Brussel’’ Di Kalimantan: peran strategis sukadana pada abad ke-19
Yusri Darmadi
99
100 | “Nieuw Brussel’’ Di Kalimantan: peran strategis sukadana pada abad ke-19