Anda di halaman 1dari 1

1.

Jelaskan tingkat kesulitan yang dihadapi para perancang bangunan tinggi dibandingkan dengan
bangunan rendah ?

Jawab : dalam merancang bangunan tinggi tentunya banyak yang lebih di perhatikan dan lebih menantang
daripada bangunan rendah atau hanya satu lantai, seperti:

Tahap arsitektural dalam bangunan tinggi , yaitu Tahapan ini harus melalui proses programatik yang
meliputi dengar pendapat dengan pemilik proyek, kelayakan proyek, Planning Advice dari
Pemerintah daerah, batasan dan lingkup proyek beserta potensi lahan yang bisa digali dari
sebuah proyek bangunan tinggi. Proses programatik juga merencanakan dan menganalisa
berbagai kegiatan dan fungsi ruang yang berujung pada perencanaan luasan dan pembagian
ruang dalam lantai -lantainya. Dalam perencanaan arsitektural ini juga diperhatikan tentang
prinsip-prinsip struktural yang harus dipenuhi, dalam arti secara arsitektural perancangan
struktur bangunan tinggi sudah harus memperhatikan prinsip -prinsip struktural.

Tahap struktural yaitu memperluas cakupan d esain kedalam perancangan struktural yang
mencakup perhitungan pembebanan, perencanaan desain struktur seperti portal, core, kolom
dan balok, termasuk analisa mekanikal elektrikal yang bekerja dalam sistem arsitektural.
Penyelidikan tanah untuk menentukan pondasi juga berlangsung dalam tahap ini.

2. Mengapa perancangan bangunan tinggi untuk fungsi kantor sewa relatif lebih sulit dibandingkan dengan
fungsi hotel dan apartemen ?

Jawab :

Kantor sewa merupakan bangunan komersial, yang oleh sebab itu aspek utama yang harus diperhatikan dan
dipenuhi adalah EFISIENSI. Pada perencanaan maupun perancangan harus dipertimbangkan
pengaturan/layout-nya agar mendatangkan keuntungan bagi pemilik bangunan tersebut.

Faktor pertimbangan dalam perencanaan bangunan kantor sewa dapat diklasifikaskan menjadi tiga kelompok
yakni, faktor ekonomi, faktor konstruksi, dan faktor lingkungan ekologi. Pada kesempatan ini, akan dipaparkan
tentang faktor pertimbangan dari sisi KONSTRUKSI.

Sebagai bangunan komersial, dalam perencanaan maupun perancangan kantor sewa harus memperhatikan
aspek efisiensi dan efektivitas. Pentingnya kedua aspek ini akan berdampak pada beberapa hal :

a. Perancangan yang efisien dari sisi pembiayaan

b. Penataan ruang yang efisien, memaksimalkan ruang sewa sehingga dapat menghasilkan keuntungan,
minimal 60% dari luas total bangunan harus dapat disewakan

c. Efektif dalam arti bangunan yang dirancang harus sesuai dengan fungsi yang diwadahi sehingga
meminimalkan ruang non-fungsional

d. Penataan ruang, jalur sirkulasi, dan fasilitas layanan harus merata agar dapat memenuhi tuntutan semua
penyewa/tenant.

Dua hal penting yang harus diperhatikan dari sisi konstruksi pada bangunan kantor sewa adalah Teknologi dan
Modul Ruang Sewa.

1. Teknologi Bangunan Kantor Sewa

Bangunan kantor sewa memerlukan rancangan yang dapat mengakomodasi perkembangan teknologi, karena
selain merupakan bangunan komersial, bangunan kantor sewa juga identik dengan kemudahan dan
kenyamanan layanan. Teknologi yang dimaksud meliputi teknologi pembangunan itu sendiri (material maupun
sistem struktur), teknologi infrastruktur bangunan (utilitas bangunan), serta teknologi pengelolaan bangunan
(teknologi komunikasi, pengamanan, pemeliharaan, serta layanannya).

2. Modul Ruang Sewa

Dalam perancangan gedung kantor sewa, modul ruang menjadi penting karena berpengaruh pada seberapa
banyak ruang yang bisa disewakan dan menghasilkan keuntungan bagi pemilik bangunan. Adapun klasifikasi
modul ruang sewa dibagi menjadi tiga yakni, small space, medium space dan large space.

3. Bagaimana bangunan tinggi dapat memfasilitasi kebutuhan para penyandang tuna daksa (handicap
people) ?

Anda mungkin juga menyukai