Dosen :
Disusun oleh :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’at-Nya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu utnuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Struktur Bangunan Tinggi.
Penulis tentu menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sepurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk tugas ini, supaya tugas ini nantinya dapat menjadi tugas yang lebih
baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada tugas ini penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan teima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses pengerjaan tugas ini. Demikian, semoga tugas ini dapat bermanfaat.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................................ii
Daftar isi................................................................................................................................iii
Bab I.......................................................................................................................................2
Pendahuluan...........................................................................................................................2
Bab II......................................................................................................................................4
Kajian Teori...........................................................................................................................4
Bab III...................................................................................................................................21
Penutup..................................................................................................................................21
Kesimpulan............................................................................................................................21
Daftar Pusaka.......................................................................................................................22
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Secara umum suatu bangunan harus kuat menahan beban sendiri bangunan tersebut, beban
rencana dan tahan terhadap gaya gempa. Mengingat Indonesia terletak diantara tiga lempeng
tektonik dunia yaitu Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik, juga berada di jalur “The Pacific Ring
of Fire” (cincin api pasifik), yang merupakan jalur gunung api aktif di dunia, dapat disimpulkan
Indonesia sangat rawan terhadap gempa bumi bahkan bencana tsunami. Sehingga perhatian
khusus perlu ditekankan pada gaya gempa yang waktu terjadinya tidak dapat diprediksi.
Bentuk dan penempatan dinding geser dapat disesuaikan dengan bentuk dan denah
bangunan. Pada denah bangunan tertentu, dinding geser dapat dirangkai dan diletakkan pada
inti bangunan. Sistem penempatan dinding geser seperti ini sering juga disebut dengan dinding
inti(corewall).
Core merupakan salah satu bagian terpenting yang menunjukkan kekuatan pada bangunan. Karena
core mampu menahan beban secara vertical dan horizontal sebuah bangunan. Tanpa core, bangunan
tidak akan kuat dan tidak memiliki tempat untuk meletakkan transportasi vertical. Core memiliki
berbagai bentuk menyesuaikan bentuk dan struktur bangunan yang didesain oleh arsitektur. Artinya core
sangat fleksibel dan bermanfaat bagi sebuah bangunan. Sistem struktur bangunan flat plate–core wall
diharapkan dapat memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan terutama dalam menahan gaya
akibat gempa.
Mempelajari salah satu unsur bangunan yaitu ‘core’ ini akan sangat berguna untuk penyusun
maupun pembaca yang belajar dalam bidang studi arsitektur. Walaupun kekuatan sebuah gedung
bukan tugas utama seorang arsitek. Tetapi dengan mengenal dan mempelajarinya akan memberikan
bekal tersendiri bagi seorang arsitek dan menjadikan seorang arsitek yang cerdas. Selain itu desain
struktur bangunan ini juga diharapkan memiliki nilai seni yang tinggi sesuai dengan tren desain
konstruksi bangunan-bangunan di dunia saat ini yang sangat mengedepankan state of the art,
yaitu struktur bangunan dengan nilai seni dan keindahan yang tinggi.
2
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari pembuatan tugas ini adalah untuk memperluas wawasan dalam
upaya penguasaan ilmu arsitektur khususnya tentang core.
Contoh dari inti bangunan dengan bentuk segitiga adalah Hotel Mandarin di
Jakarta Gedung US Steel di Pittsburg Amerika Serikat, Riverside Development di
Brisbane Australia dan Central Plaza di Hongkong.
Bangunan dengan inti bangunan yang terletak di luar titik berat massa
bangunan dan ditempatkan secara acak kurang menguntungkan bagi perencanaan
bangunan tahan gempa. Contoh bangunan yang menggunakan bentuk inti tersebut
adalah Gedung MBf Tower di Penang Malaysia dan Conrad Internationa Centennial
di Singapura.
Luas efisien lantai untuk satu core = 1000-1600m2 (neufert edisi ke-2)
Luas core = 10-20% per satu lantai
Kondisi eksentrisitas tekanan angin tersebut secara teknis dapat terjadi antara
lain adalah karena :
Posisi struktur core wall yang ditempatkan di dalam bangunan. Penempatan
struktur core wall yang dekat kepada pusat bangunan akan memberikan
eksentrisitas tekanan angin yang berkurang, yang juga akan memperkecil
pengaruh gaya torsi yang terjadi. Namun secara praktis untuk membuat
pengaruh gaya torsi tidak ada (nol) sama sekali dalam konstruksi bangunan di
lapangan adalah mustahil, dikarenakan gaya angin yang terjadi tidak pernah
seragam dan simetris.
Sudut datang gaya angin itu sendiri merupakan faktor penentu sebagai
komponen yang mempunyai nilai berbeda untuk setiap sudut datang yang
berbeda, yang sudah tentu akan menghasilkan torsi yang berbeda pula.
Selain itu, yang pasti bentuk bangunan dan lubang-lubang pada struktur core
wall juga dapat mempengaruhi nilai torsi yang timbul.
Menurut Ratna Widyawati (2009) Retak awal (first crack) hubungan balok
kolom terjadi pada saat beton telah melampaui regangan tarik maksimumnya akibat
pembebanan. Setelah terjadi retak awal, maka kuat tarik beton maupun kuat geser
beton akan bernilai nol, sehingga tulangan longitudinal maupun tulangan sengkang
akan mengambil alih tugas beton untuk menahan gaya tarik maupun gaya gesernya.
Pola Retak Hubungan Balok Kolom
Kesimpulan
Core merupakan salah satu hal kecil namun juga hal yang paling penting dalam sebuah
bangunan tinggi. Selain berfungsi sebagai penguat secara horizontal dan vertikal, core juga
berfungsi sebagai tempat untuk meletakan sistem transportasi vertikal dan mekanis. Core
memiliki berbagai macam bentuk yang menyesuaikan dengan fungsinya. Peletakan core juga
sangat penting menyesuaikan dengan bentuk atau struktur bangunan yang didesain. Ukuran
core dipengaruhi oleh system struktur yang dipilih dan jumlah kebutuhan lift.
Bangunan tinggi yang mempunyai struktur core wall, dibuat dengan salah satu
pertimbangan adalah fleksibelitas untuk pengaturan posisi (tata letak) yang akan
memberikan penghematan dan efisiensi maksimum pada bangunan secara keseluruhan.
Inti dari bahan pembuat core dapat menggunakan baja, beton ataupun gabungan
keduanya (beton bertulang) yang disebut sebagai inti structural. Selain itu, inti dari
material lain seperti dinding biasa (batu bata, celcom, dll) disebut sebagai inti non
structural karena tidak terlalu kuat menahan gaya lateral. Posisi perletakan sistim core
pada bangunan tergantung pada titik pusat keseimbangannya, dimana perletakkannya
mempunyai beberapa varian. Penempatan inti bangunan akan berdampak kepada
penempatan jalur distribusi jaringan utilitas
Utilitas bangunan yang diletakkan di dalam core adalah suatu kelengkapan
fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur kenyamanan,
kesehatan, keselamatan, kemudahan komunikasi dan mobilitas dalam bangunan.
Perancangan bangunan harus selalu memperhatikan dan menyertakan fasilitas utilitas
dalam perancangan arsitektur. Hubungan pertemuan balok dan kolom yang berhubungan
dengan core pada perencanaan struktur perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya.
Karena pada pertemuan sambungan balok kolom tersebut memiliki konsentrasi tegangan
yang tinggi dari gaya gempa yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/6452826/CORE_INTI_BANGUNAN1
https://www.academia.edu/39634442/Edoc.site_bab_1_3_struktur_core