Anda di halaman 1dari 31

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

BAB V
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA
YOGYAKARTA

5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota


RTRW Kota Yogyakarta 2010-2029 menetapkan Kawasan Strategis diarahkan untuk
menetapkan kawasan yang di dalamnya terbentuk Citra Kota sebagai unsur pendukung
kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap tata ruang sekitarnya dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat serta dimaksudkan untuk mewadahi sejarah dan masa depan.

Penetapan Citra Kota


Inti pelestarian Citra Kota terdapat pada 13 lokasi baik bangunan, rumah, taman, jalan
maupun ornamen yang memiliki kekhususan kawasan kota dengan spesifik sebagai berikut:
a. Sumbu Krapyak Kraton Tugu (Jalan DI. Panjaitan, Trikora, Ahmad Yani, Malioboro,
Mangkubumi) sebagai jalur kota yang menyiratkan citra filosofis dan peninggalan
budaya;
b. Masjid Besar Kauman, Masjid Mataram Kotagede, Gereja Antonius Kotabaru, Gereja
Santo Yusuf Bintaran dan Kelenteng Gondomanan sebagai titik kota yang
menyiratkan citra religio-kultural;
c. Kraton Yogyakarta, Puro Paku Alaman dan Tugu sebagai bangunan tetenger kota
yang menyiratkan citra peninggalan sejarah budaya;
d. Alun–alun Utara dan Alun-alun Selatan sebagai titik kota yang menyiratkan citra
budaya;
e. Kota Gede sebagai kawasan kota yang menyiratkan citra budaya;
f. Monumen Sasana Wiratama Tegalrejo, Musium Jendral Sudirman, Musium
Perjuangan, Musium Dewantara Kirtigriya, Monumen Ahmad Dahlan, Benteng
Vredeburg, Gedung Agung, Masjid Syuhada dan bangunan lain yang mempunyai
kaitan dengan sejarah perjuangan sebagai bangunan tetenger kota yang menyiratkan
citra peninggalan sejarah perjuangan;
g. Jalan Suroto, Cik Ditiro sebagai jalur kota yang menyiratkan citra budaya;
h. Kotabaru sebagai kawasan kota yang menyiratkan citra perjuangan;
i. Jalur Route Gerilya Jenderal Sudirman sebagai jalur kota yang menyiratkan citra
sejarah perjuangan;
j. Taman Makam Pahlawan Kusumanegara sebagai titik kota yang menyiratkan citra
peninggalan sejarah perjuangan;
k. Taman Siswa sebagai titik kota yang menyiratkan citra pendidikan;
l. Pasar Bringharjo sebagai titik kota yang menyiratkan citra budaya kegiatan ekonomi;
m. Alur Sungai Winongo, Code dan Sungai Gajahwong sebagai jalur kota yang
menyiratkan citra alami;
n. Gembiraloka sebagai titik kota yang menyiratkan citra alami.

Inti pengembangan citra kota terdapat dilokasi-lokasi sebagai berikut :


RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019
V-1
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

a. Museum Tegalrejo, Museum Perjuangan, Kawasan Beteng Vredeburg, Museum


Dewantara, Museum Biologi, Museum Sonobudoyo dan Kebun plasma nutfah pisang
sebagai tetenger kota yang menyiratkan citra kegiatan budaya dan pendidikan aktif
dan pasif;
b. bangunan-bangunan di dalam kawasan kota baru dengan batas jalan Jenderal
Sudirman, jalan DR. Wahidin, rel KA Lempuyangan, Sungai Code yang masuk dalam
daftar dilindungi menurut Undang-undang Benda Cagar Budaya, sebagai tetenger
yang menyiratkan citra kejuangan serta kegiatan pendidikan aktif dan pasif;
c. Jalan Tegalgendu dan jalan Mondorakan, sebagai jalur kota yang menyiratkan citra
budaya, pariwisata aktif dan pasif;
d. Mandala Krida sebagai titik kota yang menyiratkan citra pendidikan aktif dan pasif;
e. Kraton Yogyakarta, Puro Pakualaman dan Kotagede sebagai tetenger kota yang
menyiratkan citra kegiatan pariwisata pasif;
f. Jalan Mangkubumi, Malioboro, Ahmad Yani, Trikora, jend. Sudirman, pangeran
Diponegoro, Ahmad Dahlan dan Panembahan Senopati sebagai jalur kota yang
menyiratkan citra kegiatan pariwisata pasif;
g. Gembira Loka sebagai kawasan da titik kota yang menyiratkan citra kegiatan
pendidikan dan pariwisata/rekreasi aktif dan pasif;
h. Alun-alun Utara dan Alun-alun Selatan sebagai titik kota yang menyiratkan citra
kegiatan pariwisata aktif dan pasif;
i. Kridosono sebagai tetenger dan titik kota yang menyiratkan citra kegiatan pendidikan
dan pariwisata/rekreasi aktif dan pasif.

Kawasan strategis penyangga citra kota merupakan pembatasan atau penyangga kawasan
yang dapat berupa pembatas fisik maupun non-fisik dari kawasan budaya, pendidikan,
perjuangan dan pariwisata, yang berlokasi sebagai berikut :
a. Jeron Beteng Kraton dan jalan pembatas kawasan Kraton sebagai kawasan,
pembatas dan jalur bercitra budaya dan atau pariwisata;
b. sekitar Puro Pakualaman sebagai pembatas bercitra budaya;
c. Kotagede sebagai kawasan, pembatas dan jalur bercitra budaya dan atau pariwisata;
d. sekitar museum Tegalrejo sebagai pembatas bercitra budaya;
e. Kawasan Malioboro dengan batas jalan Kyai Mojo, jalan Pangeran Diponegoro, jalan
Jenderal Sudirman, Sungai Code, jalan Panembahan Senopati, jalan Ahmad Dahlan,
Sungai Winongo sebagai kawasan, pembatas dan jalur bercitra budaya, parisiwata
dan atau perjuangan;
f. sekitar Alun-alun Utara dan Alun-alun Selatan sebagai pembatas bercitra budaya dan
atau pariwisata;
g. Kawasan Kotabaru dengan batas jalan Jenderal Sudirman, jalan Dr. Wahidin
Sudirohusodo, rel kereta api, Sungai Code, sebagai kawasan, tetenger, pembatas
dan jalur bercitra perjuangan dan atau pendidikan;
h. sekitar Taman makam pahlawan Kusumanegara sebagai pembatas bercitra
perjuangan;
i. koridor Jalan Suroto dan Jalan Cik Di Tiro sebagai kawasan bercitra pendidikan;
RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019
V-2
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

j. sekitar stadion Mandala Krida sebagai pembatas bercitra alami;


k. jalan K.H. Wahid Hasyim, Letjen. S. Parman, Mayjen. MT. Haryono, Mayjen. Sutoyo,
Brigjen Katamso, Menteri Supeno, Perintis Kemerdekaan, Kemasan, Sultan Agung,
Kusumanegara, Ipda Tut Harsono, Laksda Adi Sucipto, AM. Sangaji, Magelang, Kyai
Mojo, HOS. Cokroaminoto, Kapten Piere Tendean, Sugeng Jeroni, Parang Tritis,
Menukan dan jalan imogiri sebagai jalur bercitra pariwisata;
l. jalan Laksda Adisucipto, jalan Letjen. Urip Somoharjo, Jend. Sudirman, Pangeran
Diponegoro, Kyai Mojo, HOS Cokroaminoto sebagai jalur dan pembatas bercitra
pariwisata;
m. sekitar Gembira Loka sebagai pembatas yang bercitra alami.

Pengaturan Inti pelestarian Citra Kota meliputi hal-hal sebagai berikut :


a. Keraton, Puro Paku Alam, Tugu dan tetenger lainnya yang berkaitan dengan sejarah
budaya daerah, tidak boleh diubah bentuk fisiknya, dengan memberi jarak minimal
setinggi komponen yang dilestarikan dan berwujud daerah bebas pandang yang
mengelilingi tetenger;
b. Museum Sonobudoyo, Museum Tegalrejo, Museum Perjuangan, Benteng Verdeburg
dan Gedung Agung tidak boleh diubah bentuk fisiknya, dengan memberi jarak
minimal setinggi komponen yang dilestarikan dan berwujud daerah bebas pandang
yang mengelilinginya;
c. Kotagede dan Kota Baru dibatasi perubahan tatanan fisik kawasannya, dengan
memperhatikan pola keterkaitan bangunan – jalan – ruang terbuka;
d. Sumbu Krapyak – Kraton – Tugu (jalan DI Panjaitan, Trikora, Jend. Ahmad Yani,
Malioboro,Mangkubumi), tidak boleh diubah geometri dan pandangan bebas dikiri
kanan jalan, melalui pembentukan ruang jalan dengan perbandingan antara lebar
jalan dengan tinggi bangunan pembatas sebesar 2 : 1 atau tidak melebihi garis
imajiner sudut 45 derajat dari sumbu jalan kearah samping. Suasana jalur dibentuk
dengan pengaturan tata hijau sebagai pengarah dan pembentuk suasana, estetika
dengan tanaman yang mencerminkan tata hijau lingkungan Keraton;
e. Alun-alun Utara dan Alun-alun Selatan tidak boleh diubah geometri, keterbukaan
ruang dan tata hijaunya;
f. Taman Makam Pahlawan Kusumanegara tidak boleh diubah kesan kekhidmatan dan
keterbukaannya, melalui pemisahan terhadap elemen kota sekelilingnya dengan
jalur/ruang memanjang selebar minimal tanaman peneduh terdekat.
Pengaturan Inti Pengembangan Citra Kota dilakukan sebagai berikut :
 Tetenger/land mark Keraton dan Puro Pakualaman diatur dan dilengkapi dengan
fasilitas kepariwisataan, tanpa harus merubah fisik dan atau menambah kegiatan
aktif yang tidak sesuai dengan kegiatan aslinya;
 Tetenger/land mark Museum Sonobudoyo, museum Tegalrejo, museum Perjuangan
dan benteng Vredeburg dilengkapi dengan fasilitas kepariwisataan, tanpa harus
merubah fisik dan menambah kegiatan aktif yang tidak sesuai dengan kegiatan
utamanya;
 Kawasan Mandala Krida perlu penambahan wadah kegiatan rekreasi aktif
RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019
V-3
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

Gambar 5.1Struktur Ruang Kota Yogyakarta

Sumber: RTRW Kota Yogyakarta 2010 - 2029

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019


V-4
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

Gambar 5.2Pola Ruang Kawasan Lindung Kota Yogyakarta


Sumber: RTRW Kota Yogyakarta 2010 - 2029

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019


V-5
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

Tabel 5.1Arahan RTRW Kota Yogyakartauntuk Bidang Cipta Karya

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

Rencana pola ruang wilayah terdiri atas : Struktur Ruang Kota Yogyakarta bertujuan untuk
a. kawasan lindung Daerah; mengakomodasi fungsi Pusat Kegiatan Nasional
meliputi: (PKN) sebagaimana telah ditetapkan dalam
 kawasan perlindungan setempat; RTRW Nasional serta melaksanakan
 kawasan cagar budaya dan ilmu pengembangan dan pembangunan Daerah
pengetahuan; sebagaimana diamanatkan dalam Rencana
 kawasan rawan bencana; Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
b. kawasan budidaya Daerah; Kota Yogyakarta
 rencana kawasan peruntukan industri mikro, Sistem Perkotaan
kecil dan menengah; a. pengembangan struktur ruang kota;
berada di luar kawasan peruntukan industri  kawasan pusat kota di wilayah Kecamatan
sepanjang tidak bertentangan sifat dominasi Danurejan, Kecamatan Gedongtengen,
kawasan dan Kecamatan Gondomanan;
 rencana kawasan peruntukan pariwisata;  kawasan wisata budaya dikembangkan di
mempertahankan dan mengembangkan kecamatan kraton, kecamatan pakualaman
kualitas ruang dan fasilitas pada kawasan dan Kecamatan Kotagede;
pariwisata terutama pada wilayah pusat kota  Kecamatan Umbulharjo merupakan
yang meliputi kawasan Malioboro dan kawasan prioritas yang harus
kawasan Kraton; dikembangkan dibandingkan dengan
mengembangkan cluster-cluster kawasan kecamatan-kecamatan lain yang relatif
pariwisata seperti kompleks Taman Sari, sudah berkembang.
Prawirotaman, Kotagede, Taman Pintar, b. sistem pusat-pusat pelayanan kota;
museum dan lainnya Sistem pusat-pusat pelayanan
 rencana kawasan peruntukan permukiman; kotadirencanakan membentuk pusat kota,
a. pada kawasan terbangun yang sudah subpusat kota, pusat pelayanan lingkungan
ada dengan cara mengoptimalkan fungsi dan subpusat pelayanan lingkungan
bangunan sekaligus melakukan Sistem pusat-pusat pelayanan kota berlokasi
penataan/peningkatan kualitas ruang; di Kecamatan Danurejan, Kecamatan
b. peremajaan perumahan di kawasan- Gedongtengen, dan Kecamatan
kawasan yang padat dan tidak Gondomanan, subpusat kota tersebar di
memungkinkan lagi dilakukan masing- masing kecamatan, sedangkan pusat
pengembangan secara horisontal, pelayanan lingkungan tersebar di seluruh
antara lain dengan pola pengembangan kelurahan dan sekitar kawasan permukiman
perumahan secara vertikal (apartemen c. fungsi pusat permukman kota
dan rumah susun); Fungsi pusat permukiman kota tersebar
c. pengembangan permukiman skala diseluruh Kecamatan
Sistem Jaringan Energi;
besar dapat dilakukan dengan konsep
konsolidasi lahan; Penyediaan sumber daya atau energi listrik yang
tersedia untuk pelayanan perumahan, industri
d. penanganan kawasan kumuh di tengah
dan kegiatan lainnya dilakukan oleh Perusahaan
kota dengan konsep penataan;
Listrik Negara (PLN) dan beberapa perusahan
e. kawasan kumuh yang tak bisa yang menyediakan secara mandiri (swasta).
dikembangkan dan dikelola dengan cara Sistem Jaringan Telekomunikasi;
seperti tersebut pada huruf d, dilakukan Jaringan telekomunikasi dibedakan menjadi
pemindahan (relokasi). jaringan telekomunikasi yang dikelola oleh
 rencana kawasan peruntukan perdagangan BUMN/BUMD dan swasta lainnya yang
dan jasa dibedakan menjadi jaringan kabel dan jaringan nir
pertumbuhan perdagangan secara linier kabel.
diarahkan sepanjang jalan arteri sekunder Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan;
dan kolektor sekunder a. sistem drainase;
 rencana kawasan peruntukan fasilitas b. sistem persampahan;
pelayanan umum lainnya c. sistem penyediaaan air bersih;
d. sistem pengelolaan limbah
Sitem Jaringan Penerangan Jalan.
(1) Sistem jaringan penerangan jalan
RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019
V-6
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

sebagaimana meliputi penerangan jalan umum,


penerangan jalan kampung dan penerangan jalan
lingkungan yang dikelola oleh pemerintah daerah.
(2) Jaringan penerangan jalan diarahkan
mendukung estetika dan Citra Kota
Sumber : RTRW Kota Yogyakarta 2010 - 2029

Tabel 5.2Identifikasi Kawasan Strategis Kota (KSK) berdasarkan RTRW


LOKASI/ BATAS
KAWASAN STRATEGIS SUDUT KEPENTINGAN
KAWASAN
1. Sumbu Krapyak Kraton
Tugu (Jalan DI. Panjaitan,
Trikora, Ahmad Yani,
Malioboro, Mangkubumi)
sebagai jalur kota yang
menyiratkan citra filosofis
dan peninggalan budaya;
2. Masjid Besar Kauman,
Masjid Mataram Kotagede,
Gereja Antonius Kotabaru,
Gereja Santo Yusuf
Bintaran dan Kelenteng
Gondomanan sebagai titik
kota yang menyiratkan citra
religio-kultural;
3. Kraton Yogyakarta, Puro
Paku Alaman dan Tugu
sebagai bangunan tetenger
kota yang menyiratkan citra
peninggalan sejarah
mempunyai pengaruh besar
budaya;
terhadap tata ruang sekitarnya
4. Alun–alun Utara dan Alun-
Kawasan strategis Inti dan peningkatan kesejahteraan
alun Selatan sebagai titik
pelestarian Citra Kota masyarakat serta dimaksudkan
kota yang menyiratkan citra
untuk mewadahi sejarah dan
budaya;
masa depan
5. Kota Gede sebagai
kawasan kota yang
menyiratkan citra budaya;
6. Monumen Sasana
Wiratama Tegalrejo,
Musium Jendral Sudirman,
Musium Perjuangan,
Musium Dewantara
Kirtigriya, Monumen Ahmad
Dahlan, Benteng
Vredeburg, Gedung Agung,
Masjid Syuhada dan
bangunan lain yang
mempunyai kaitan dengan
sejarah perjuangan sebagai
bangunan tetenger kota
yang menyiratkan citra
peninggalan sejarah
perjuangan;
7. Jalan Suroto, Cik Ditiro

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019


V-7
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

LOKASI/ BATAS
KAWASAN STRATEGIS SUDUT KEPENTINGAN
KAWASAN
sebagai jalur kota yang
menyiratkan citra budaya;
8. Kotabaru sebagai kawasan
kota yang menyiratkan citra
perjuangan;
9. Jalur Route Gerilya
Jenderal Sudirman sebagai
jalur kota yang menyiratkan
citra sejarah perjuangan;
10. Taman Makam Pahlawan
Kusumanegara sebagai titik
kota yang menyiratkan citra
peninggalan sejarah
perjuangan;
11. Taman Siswa sebagai titik
kota yang menyiratkan citra
pendidikan;
12. Pasar Bringharjo sebagai
titik kota yang menyiratkan
citra budaya kegiatan
ekonomi;
13. Alur Sungai Winongo, Code
dan Sungai Gajahwong
sebagai jalur kota yang
menyiratkan citra alami;
14. Gembiraloka sebagai titik
kota yang menyiratkan citra
alami.
1. Museum Tegalrejo,
Museum Perjuangan,
Kawasan Beteng
Vredeburg, Museum
Dewantara, Museum
Biologi, Museum
Sonobudoyo dan Kebun
plasma nutfah pisang
sebagai tetenger kota yang
menyiratkan citra kegiatan
budaya dan pendidikan aktif
mempunyai pengaruh besar dan pasif;
2. bangunan-bangunan di
terhadap tata ruang sekitarnya dalam kawasan kota baru
Kawasan strategis Inti dan peningkatan kesejahteraan dengan batas jalan
pengembangan citra kota masyarakat serta dimaksudkan Jenderal Sudirman, jalan
DR. Wahidin, rel KA
untuk mewadahi sejarah dan Lempuyangan, Sungai
masa depan Code yang masuk dalam
daftar dilindungi menurut
Undang-undang Benda
Cagar Budaya, sebagai
tetenger yang menyiratkan
citra kejuangan serta
kegiatan pendidikan aktif
dan pasif;
3. Jalan Tegalgendu dan jalan
Mondorakan, sebagai jalur
kota yang menyiratkan citra
budaya, pariwisata aktif dan
RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019
V-8
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

LOKASI/ BATAS
KAWASAN STRATEGIS SUDUT KEPENTINGAN
KAWASAN
pasif;
4. Mandala Krida sebagai titik
kota yang menyiratkan citra
pendidikan aktif dan pasif;
5. Kraton Yogyakarta, Puro
Pakualaman dan Kotagede
sebagai tetenger kota yang
menyiratkan citra kegiatan
pariwisata pasif;
6. Jalan Mangkubumi,
Malioboro, Ahmad Yani,
Trikora, jend. Sudirman,
pangeran Diponegoro,
Ahmad Dahlan dan
Panembahan Senopati
sebagai jalur kota yang
menyiratkan citra kegiatan
pariwisata pasif;
7. Gembira Loka sebagai
kawasan da titik kota yang
menyiratkan citra kegiatan
pendidikan dan
pariwisata/rekreasi aktif dan
pasif;
8. Alun-alun Utara dan Alun-
alun Selatan sebagai titik
kota yang menyiratkan citra
kegiatan pariwisata aktif
dan pasif;
9. Kridosono sebagai tetenger
dan titik kota yang
menyiratkan citra kegiatan
pendidikan dan
pariwisata/rekreasi aktif dan
pasif.
1. Jeron Beteng Kraton dan
jalan pembatas kawasan
Kraton sebagai kawasan,
pembatas dan jalur bercitra
budaya dan atau pariwisata;
2. sekitar Puro Pakualaman
sebagai pembatas bercitra
budaya;
mempunyai pengaruh besar 3. Kotagede sebagai
terhadap tata ruang sekitarnya kawasan, pembatas dan
jalur bercitra budaya dan
Kawasan strategis penyangga dan peningkatan kesejahteraan
atau pariwisata;
citra kota masyarakat serta dimaksudkan 4. sekitar museum Tegalrejo
untuk mewadahi sejarah dan sebagai pembatas bercitra
budaya;
masa depan 5. Kawasan Malioboro dengan
batas jalan Kyai Mojo, jalan
Pangeran Diponegoro, jalan
Jenderal Sudirman, Sungai
Code, jalan Panembahan
Senopati, jalan Ahmad
Dahlan, Sungai Winongo
sebagai kawasan,
RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019
V-9
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

LOKASI/ BATAS
KAWASAN STRATEGIS SUDUT KEPENTINGAN
KAWASAN
pembatas dan jalur bercitra
budaya, parisiwata dan atau
perjuangan;
6. sekitar Alun-alun Utara dan
Alun-alun Selatan sebagai
pembatas bercitra budaya
dan atau pariwisata;
7. Kawasan Kotabaru dengan
batas jalan Jenderal
Sudirman, jalan Dr. Wahidin
Sudirohusodo, rel kereta
api, Sungai Code, sebagai
kawasan, tetenger,
pembatas dan jalur bercitra
perjuangan dan atau
pendidikan;
8. sekitar Taman makam
pahlawan Kusumanegara
sebagai pembatas bercitra
perjuangan;
9. koridor Jalan Suroto dan
Jalan Cik Di Tiro sebagai
kawasan bercitra
pendidikan;
10. sekitar stadion Mandala
Krida sebagai pembatas
bercitra alami;
11. jalan K.H. Wahid Hasyim,
Letjen. S. Parman, Mayjen.
MT. Haryono, Mayjen.
Sutoyo, Brigjen Katamso,
Menteri Supeno, Perintis
Kemerdekaan, Kemasan,
Sultan Agung,
Kusumanegara, Ipda Tut
Harsono, Laksda Adi
Sucipto, AM. Sangaji,
Magelang, Kyai Mojo, HOS.
Cokroaminoto, Kapten
Piere Tendean, Sugeng
Jeroni, Parang Tritis,
Menukan dan jalan imogiri
sebagai jalur bercitra
pariwisata;
12. jalan Laksda Adisucipto,
jalan Letjen. Urip
Somoharjo, Jend.
Sudirman, Pangeran
Diponegoro, Kyai Mojo,
HOS Cokroaminoto sebagai
jalur dan pembatas bercitra
pariwisata;
13. sekitar Gembira Loka
sebagai pembatas yang
bercitra alami
Sumber : RTRW Kota Yogyakarta 2010 - 2029

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019


V-10
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

Tabel 5.3Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten/Kota terkait Pembangunan


Infrastruktur Bidang Cipta Karya
MERUPAKAN SUMBER
N USULAN INSTANSI
LOKASI KSK PENDANA
o PROGRAM UTAMA PELAKSANA
(YA / TIDAK) AN
APBN,
APBD,
Danurejan, DinKimpraswil,BLH,
Investasi
Peningkatan fungsi Gedongtengen DinHub,DinParbud,
1 Ya Swasta,
pusat Kota dan DinPerindagkoptan,
dan/atau
Gondomanan dan Bappeda
kerja sama
pendanaan
APBN,
APBD, DinKimpraswil,
Pengembangan/penin Investasi BLH, DinHub,
Seluruh
2 gkatan fungsi Ya Swasta, DinParbud,
kecamatan
subpusat Kota dan/atau DinPerindagkoptan,
kerja sama dan Bappeda
pendanaan
APBD
Penambahan Lahan Piyungan, Kab. Dinas Kimpraswil
3
TPA Piyungan Bantul
Tidak Prov,APBD
Prov,Bappeda, BLH
Kota, APBN
APBD
Pengadaan sarana Seluruh Dinas Kimpraswil
4 Ya Prov,APBD
Truk sampah kecamatan Kota, Dept PU
Kota, APBN
Pembangunan dan APBD
Seluruh Dinas Kimpraswil
5 Pemeliharaan saluran Ya Prov,APBD
kecamatan Kota
air limbah Kota, APBN
Pengembangan Seluruh
6 Ya Kota, APBN PDAM
Instalasi Air Minum kecamatan
Pengembangan Seluruh
7
kecamatan
Ya APBD Kota, PDAM
Distribusi
Pemantapan Fungsi APBN, BLH, Dinas
Sungai Code,
Kawasan Ruang APBD, kerja Kimpraswil
8 Gajahwong dan Ya
Terbuka sama Prov,dan
Winongo
Hijau pendanaan Kimpraswil Kota
Kecamatan APBN,
Pengembangan
Kotagede, APBD, kerja Dinas Pariwisata
9 Pengelolaan Kawasan Ya
Kraton , sama ,Dinas Kebudayaan
Cagar Budaya
Pakualaman pendanaan
Pengembangan, APBN,
Dinas PU/Tata
pemanfaatan, dan Seluruh APBD, kerja
10 Ya Kota, swasta,
pengendalian kecamatan sama
masyarakat
perumahan perkotaan pendanaan
Kecamatan
Pengembangan, APBN,
Ngampilan, Dinas PU/Tata
pemanfaatan, dan APBD, kerja
11 Tegalrejo, Ya Kota, swasta,
pengendalian rumah sama
Mantrijeron dan masyarakat
susun pendanaan
Mergangsan
Sumber : RTRW Kota Yogyakarta 2010 - 2029

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019


V-11
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

5.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang sesuai dengan amanatUUD
1945, maka pemerintahan daerah diharapkan dapat mengatur dan mengurus sendiriurusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, sebagai upaya
untukmempercepat terwujudnya kesejahteraan rakyat melalui peningkatan
pelayanan,pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing
daerah dengan
memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan
dankekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam
kerangka besar itulah, visi, misi dan program kerja walikota terpilih untuklima tahun ke depan
merupakan tahap kedua Rencana Pembangunan Jangka PanjangDaerah 2005 – 2025,
diarahkan untuk membawa masyarakat Kota Yogyakarta menujusuatu kehidupan
masyarakat yang sejahtera, berakhlak, bermartabat, berkarakter dan bermakna. Maka visi
pembangunan Kota Yogyakarta tahun 2012 – 2016 adalah :

“Terwujudnya Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan Berkualitas,berkarakter dan


Inklusif, Pariwisata Berbasis Budaya, dan Pusat Pelayanan Jasa,yang Berwawasan
Lingkungandan Ekonomi Kerakyatan”

Visi Pembangunan Kota Yogyakarta Tahun 2012 - 2016 ini menjadi arah cita citabagi
pembangunan yang secara sistematis bagi penyelenggara pemerintahan daerah
dansegenap pemangku kepentingan pembangunan Kota Yogyakarta .

Dalam mewujudkan visi pembangunan Kota Yogyakarta tahun 2012 – 2016tersebut


ditempuh melalui 4 (empat) misi pembangunan beserta pokok pokokpenjelasannya sebagai
berikut :
1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih
 Memperkuat tata kelola pemerintahan Kota Yogyakarta yang baik,
bersih,berkeadilan, demokratis, dan berlandaskan hukum
2. Mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas
 Mewujudkan pendidikan untuk semua (inklusif)
 Mewujudkan Kota Yogyakarta Sehat
 Memperkuat pembangunan sarana dan prasarana yang berkualitas dan
aksesibelbagi seluruh warga Yogyakarta termasuk warga yang mempunyai
perbedaankemampuan (difabel)
3. Mewujudkan pemberdayaan masyarakat dengan gerakan Segoro Amarto
 Mengembangkan ekonomi kerakyatan
 Memperkuat masyarakat Kota Yogyakarta yang toleran, inklusif, bermoral,beretika,
beradab dan berbudaya
 Memasyarakatkan dan membudayakan gerakan Segoro Amarto
4. Mewujudkan daya saing daerah yang kuat
 Memperkuat Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan yang berkualitas,berkarakter,
dan inklusif
RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019
V-12
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

 Memperkuat dan mengembangkan keterpaduan Kota Yogyakarta sebagai


KotaPariwisata, Kota Budaya dan Kota Perjuangan
 Memperkuat daya saing Kota Yogyakarta yang unggul dalam pelayanan jasa
 Memperkuat Kota Yogyakarta yang nyaman dan ramah lingkungan
 Memperkuat Kota Yogyakarta yang aman, tertib, bersatu dan damai

Berdasarkan pada visi dan misi pembangunan daerah Kota Yogyakarta tahun 2012– 2016
maka disusun tujuan pembangunan selama lima tahun kedepan sebagai
berikutsebagaimana sebagai berikut :
1. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas dengan sasaran :
 Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah daerahyang berkualitas
 Terwujudnya pendayagunaan aparatur pemerintah daerahMeningkatkan kualitas
pelayanan publik
 Terwujudnya pendidikan inklusif untuk semua
 Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau
 Terwujudnya sarana dan prasarana perkotaan yang memadai
 Terwujudnya pelayanan administrasi publik yang baik
2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan gerakan Segoro Amarto dalamrangka
penanggulangan kemiskinan
 Terwujudnya peningkatan kualitas ekonomi masyarakat
 Terwujudnya peningkatan kualitas sosial masyarakat
3. Menguatkan daya saing daerah untuk memajukan kota Yogyakarta
 Terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang unggul
 Terwujudnya perekonomian daerah yang kuat
 Terwujudnya daya dukung pengembangan usaha

Arah kebijakan RPJMD Kota Yogyakarta terkait Misi Ke Satu untuk mewujudkan sarana dan
prasarana perkotaan yang memadai adalah sebagai berikut ini:
 Meningkatkan kualitas sarana danprasarana jalan dan jembatan
 Meningkatkan kualitas talud/bronjong dansaluran pengairan
 Meningkatkan kualitas sistem jaringandrainase
 Meningkatkan kualitas sarana dan prasaranair limbah
 Meningkatakan kualitas sarana danprasarana persampahan
 Meningkatkan kualitas sarana danprasarana dasar pemukiman berbasiskewilayahan
 Meningkatkan pemenuhan kebutuhanbangunan gedung pemerintah sesuaistandar
kebutuhan khususnya yang ada diwilayah dan berwawasan inklusif

Tabel 5.4Indikasi Rencana Program Untuk Mewujudkan Misi Pembangunan Daerah


RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019
V-13
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

Terkait Bidang Keciptakaryaan


Sasaran Program SKPD Pengampu *)

ProgramPeningkatan dan Pemeliharaan SKPD Pengampu


Drainase Drainase
ProgramPengembangan Kinerja SKPD Pengampu Air
Pengelolaan SAL Limbah
Terwujudnya sarana dan
prasarana perkotaan yang ProgramPengembangan Kinerja SKPD Pengampu
memadai Pengelolaan Persampahan Pengelolaan Sampah
SKPD Pengampu Sarana
ProgramPengembangan Sarana dan
Prasarana Dasar Permukiman dan
PrasaranaPermukiman
Meningkatkan pemenuhan SKPD Pengampu
kebutuhan bangunan gedung
ProgramPeningkatan dan Pemeliharaan Peningkatan dan
pemerintah sesuai standar
Bangunan Gedung Pemerintah Pemeliharaan Bangunan
kebutuhan khususnya yang
ada di wilayah Gedung Pemerintah
SKPD Pengampu
ProgramKesiapsiagaan dan Kesiapsiagaan dan
Peningkatan pelayanan Pengendalian Bahaya Kebakaran Pengendalian Bahaya
pengendalian bahaya
Kebakaran
kebakaran serta
penanggulangan SKPD Pengampu
bencana ProgramKesiapsiagaan dan Kesiapsiagaan dan
Penanggulangan Bencana Alam Penanggulangan
Bencana Alam
Sumber : Rancangan RPJMD Kota Yogyakarta 2012 – 2016

Berdasarkan indikasi rencana program maka disusun indikator kinerja daerah sebagiaman
yang disajikan pada table berikut ini.

Tabel 5.5Indikator Kinerja Daerah Menurut Sasaran Strategis


RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019
V-14
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

Visi :
Terwujudnya Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan Berkualitas, berkarakter
dan Inklusif, Pariwisata Berbasis Budaya, dan Pusat Pelayanan Jasa, yang
Berwawasan Lingkungan dan Ekonomi
Misi empat :
Mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas
Strategi:
a. Peningkatan sarana danprasarana perkotaanyang berkualitas.
b. Peningkatan pelayananpengendalian bahayakebakaran sertapenanggulanganbencana

SASARAN INDIKATOR KINERJA


Tersedianya sistem jaringan drainase skala
kawasan dan skala kota
Tidak terjadinya genangan> 2 kali/tahun
Tersedianya sistemairlimbah setempat ygmemadai
Tersedianya sistemair limbah
skalakomunitas/kawasan/kota
prosentase penyediaan fasilitas pengurangan
sampah di perkotaan
Tersedianya sistem penanganan sampah di
perkotaan
Terwujudnya sarana dan prasarana Tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan
1 perkotaan yang memadai pokok minimal sehari-hari
Tersedianya akses air minumyg aman melalui
sistempenyediaan air minumdg jaringan perpipaan
dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dg
kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari sangat
baik)
Cakupan lingkungan yang sehat dan aman yang
didukung dengan PSU
Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan
prasarana dasar permukiman
Terbangunnya RTH kawasan sungai
Peningkatan pelayananpengendalian
Kondisi prasarana dan sarana penanggulangan
2 bahayakebakaran
bencana baik
sertapenanggulanganbencana

Indikator kinerja dan capaian kinerja Misi Empat yaitumemantapkan pengelolaan prasarana
dan sarana, sumberdaya alam dan lingkungan hidup dinyatakan dalam tabel berikut ini.

Tabel 5.6Indikator Kinerja dan Capaian Kinerja Misi Empat :Memantapkan pengelolaan
prasarana dan sarana, sumberdaya alam dan lingkungan hidup
RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019
V-15
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

Kondisi Capaian Kinerja


No Indikator Kinerja Satuan
2009 2011 2012 2013 2014 2015
Kondisi Prasarana dan
3 % 73,17 74 75 76 77 78
sarana perhubungan baik
Kondisi prasarana dan
5 % 35,69 37 38 39 40 41
sarana permukiman baik
Kondisi prasarana dan
6 sarana penanggulangan % 38 40 42,5 45 47,5 50
bencana baik
Kondisi prasarana dan
7 % 8 10,8 13,5 16,2 19 21,6
sarana perekonomian baik
Rata-rata penurunan air
16 cm <40 <40 <40 <40 <40
tanah
17 Alih fungsi lahan pertanian % 0,32 0,30 0,27 0,24 0,20 0,17
18 Tertib pemanfaatan tanah % 80 82 84 86 88 90
Tertib administrasi
19 % 56 58 59 60 61 62
pertanahan
20 RTH Perkotaan % >30 >30 >30 >30 >30 >30
21 Cakupan RDTR % 59,14 65 70 86 91 100
<ambang
22 Kualitas Udara < AB < AB < AB < AB < AB < AB
batas
Kondisi Capaian Kinerja
No Indikator Kinerja Satuan
2009 2011 2012 2013 2014 2015
23 Status Mutu Air Sungai -11s/d-30 -11s/d-30 -11s/d-30 -11s/d-30 -11s/d-30 -11s/d-30
24 Kualitas lahan/tanah <ambang < AB < AB < AB < AB < AB < AB
batas
25 Usaha yang memiliki IPAL % 82,3 83 83,5 84 84,5 85
26 Usaha yang memiliki % 98,71 98,90 99,00 99,10 99,20 99,30
dokumen lingkungan
27 Energi terbarukan bh 293 310 320 330 340 350
terbangun
28 Elektrifikasi % 94 94,50 95,00 95,50 96,00 96,50
Sumber: diolah dari RPJMD Kab. Sleman 2010-2015

5.3 Arahan Peraturan Daerah Bangunan Gedung


Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Bangunan Gedung
mengatur fungsi bangunan gedung merupakan ketetapan pemenuhan persyaratan teknis

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019


V-16
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

bangunan gedung ditinjau dari segi tata bangunan dan lingkungan maupun keandalan
bangunan gedung.

Bangunan gedung yang mempunyai fungsi :


a. fungsi hunian mempunyai fungsi utama sebagai tempat tinggal manusia yang meliputi
rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret, rumah tinggal susun, dan rumah tinggal
sementara;
b. fungsi keagamaan mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan ibadah yang
meliputi bangunan masjid termasuk musholla, bangunan gereja termasuk kapel,
bangunan pura, bangunan vihara dan bangunan kelenteng;
c. fungsi usaha mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan usaha yang
meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian,
perhotelan/penginapan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat
penyimpanan;
d. fungsi sosial dan budaya mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan
sosial dan budaya yang meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan
kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan bangunan gedung pelayanan umum;
e. fungsi khusus mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan yang
mempunyai tingkat kerahasiaan tinggi atau yang penyelenggaraannya dapat
membahayakan masyarakat di sekitarnya dan/atau mempunyai risiko bahaya tinggi yang
meliputi bangunan gedung untuk reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan dan
bangunan sejenisnya yang ditetapkan oleh Menteri; dan
f. fungsi campuran atau ganda adalah bangunan gedung yang memiliki lebih dari satu
fungsi.

Prasarana dan Sarana bangunan gedung berfungsi sebagai berikut :


a. fungsi sebagai pembatas/penahan/pengaman yang meliputi pagar, tanggul/retaining wall,
Turap batas kavling/persil;
b. fungsi sebagai penanda masuk lokasi yang meliputi gapura, gerbang;
c. fungsi sebagai perkerasan yang meliputi jalan, lapangan upacara, lapangan olah raga
terbuka;
d. fungsi sebagai penghubung yang meliputi jembatan, box culvert;
e. fungsi sebagai kolam bawah tanah yang meliputi kolam renang, kolam pengolahan air ,
bak air di bawah tanah, sumur peresapan air hujan, sumur peresapan air limbah, septic
tank;
f. fungsi sebagai menara yang meliputi menara antena, menara bak air dan cerobong.
g. fungsi sebagai monumen yang meliputi tugu, patung;
h. fungsi sebagai instalasi / gardu yang meliputi instalasi listrik, instalasi telepon/
komunikasi, instalasi pengolahan;
i. fungsi reklame/papan nama yang meliputi billboard, papan iklan, papan nama (berdiri
sendiri atau berupa tembok pagar); dan
j. fungsi fasilitas umum.

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019


V-17
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

Setiap bangunan gedung wajib memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis
sesuai dengan fungsi bangunan gedung. Persyaratan administratif bangunan gedung
meliputi:
a. status hak atas tanah, dan atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah;
b. status kepemilikan bangunan gedung; dan
c. izin mendirikan bangunan gedung.

Persyaratan teknis bangunan gedung meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan
keandalan bangunan gedung.Persyaratan keandalan bangunan meliputi persyaratan
keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.

5.4 Arahan Rencana Induk Sistem PAM Kabupaten/Kota (RISPAM)


Penyediaan air bersih Kota Yogyakarta meliputi:
a. sistem air bersih perpipaan yang dikelola Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM),
dan jaringan yang dikelola oleh swasta dan atau masyarakat;
b. sistem air bersih non perpipaan milik perorangan dan berupa sumur di Mandi Cuci
Kakus (MCK) umum dengan menggunakan alat penjernih secara permanen.
Pelayanan sistem penyediaan air bersih diarahkan pada pelayanan individual dan
komunal.Penyediaan air bersih perpipaan dalam rangka peningkatan pelayanannya tersebar
diseluruh Kecamatan secara merata untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota.
Penyediaan air bersih non perpipaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
berpenghasilan rendah.Rencana pengembangan jaringan air minum perpipaan Kota
Yogyakarta di jelaskan melalui gambar di bawah ini.

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019


V-18
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

Gambar 5.3Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum Perpipaan Kota Yogyakarta

5.5 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK)


Sebagai akselerasi untuk mewujudkan kesinambungan pembangunan dengan
memperhatikan RPJM Nasional, dan mengacu pada RPJPD Kota Yogyakarta dan RPJMD
Kota Yogyakarta, maka dapat dijabarkan visi dan misi sanitasi Kota Yogyakarta sebagai
berikut ini.

Tabel 5.7Visi Misi Sanitasi Kota Yogyakarta


Visi Kota Misi Kota Visi Sanitasi Kota Misi Sanitasi Kota
Kota Yogyakarta
sebagai Kota 1. Mewujudkan Terwujudnya Sanitasi Misi Air Limbah Domestik:
Pendidikan tata kelola yang memadai, sehat • Mewujudkan sistem
Berkualitas, pemerintahan dan berwawasan pengelolaan air limbah yang
Pariwisata yang baik dan lingkungan bagi berkelanjutan
Berbasis Budaya bersih. masyarakat Kota • Meningkatkan kualitas layanan
dan Pusat 2. Mewujudkan Yogyakarta air limbah domestik
Pelayanan Jasa, pelayanan • Mengembangkan cakupan
yang Berwawasan publik yang pelayanan air limbah domestik
Lingkungan”. berkualitas. • Pemerdayaan masyarakat
3. Mewujudkan dalam pengelolaan air limbah
pemberdayaan domestik
masyarakat Misi Persampahan
RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019
V-19
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

Visi Kota Misi Kota Visi Sanitasi Kota Misi Sanitasi Kota
dengan 1. Mewujudkan sistem
gerakan Segoro pengelolaan sampah yang
Amarto. handal untuk meningkatkan
4. Mewujudkan kinerja pengelolaan sampah
daya saing 2. Memberdayakan masyarakat
daerah yang dan meningkatkan peran aktif
kuat. dunia usaha/swasta sebagai
mitra dalam pelayanan
pengelolaan persampahan

Misi Drainase
• Pengelolaan drainase yang
berkualitas, memadai serta
menjamin kelancaran aliran air

Misi Perilaku Hidup Bersih


Sehat
• Meningkatkan Pemberdayaan
Masyarakat dalam
pembangunan kesehatan
untuk menciptakan perilaku
hidup sehat

Bidang sanitasi dan kesehatan lingkungan memegang peranan yang sangat vital dalam
mewujudkan visi Kota Yogyakarta yang termuat dalam RPJP Kota Yogyakarta 2005-20025
maupun RPJM 2012-2016. Kondisi lingkungan yang bersih, sehat akan menunjang identitas
Yogyakarta sebagai kota pelajar, pariwasata, dan budaya.Untuk mendukung dan
mewujudkan visi kota Yogyakarta dalam bidang lingkungan tersebut, maka disusunlah visi
sanitasi kota Yogyakarta. Visi tersebut merupakan penjabaran dari visi kota yang termuat
dalam dua dokumen perencanaan tersebut. Visi sanitasi Kota Yogyakarta disusun oleh
Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi berdasarkan hasil kesepakatan antar SKPD yang terkait,
antara lain BLH (Badan Lingkungan Hidup), Dinas Kimpraswil (Permukiman dan Prasarana
Wilayah), dan Dinkes (Dinas Kesehatan) Kota Yogyakarta.
Analisis misi, dan swot yang telah dilakukan kemudian dijadikan sebagai dasar dalam
penyusunan tujuan, sasaran, dan strategi sanitasi untuk meningkatkan pegembangan
pengelolaan limbah Kota Yogyakarta. Lebih jelasnya tentang tujuan, sasaran dan strategi
dapat diperhatikan dalam tabel berikut :

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019


V-20
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

Tabel 5.8Tujuan Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik
Kota Yogyakarta

Sasaran
Visi Tujuan Pernyataan Strategi
Indikator sasaran
sasaran
Mewujudkan Meningkatkan Kapasitas SR Jumlah pelanggan Optimalisasi IPAL
sistem sistem IPAL Sewon terpenuhi menjadi Sewon
pengelolaan pengelolaan air untuk Kota 5000 pelanggan Implementasi
air limbah limbah yang Yogyakarta atau meningkat perda tentang
yang terhubung di IPAL terpenuhi dari 63 % ke 100 Pengelolaan dan
berkelanjuta Sewon % tahun 2014 retribusi Pelanggan
Meningkatka Meningkatkan Kesadaran Partisipasi Sosialisasi pada
n kualitas kesadaran masyarakat masyarakat dalam masyarakat
layanan air masyarakat dalam perawatan perawatan sarana tentang kesadaran
limbah dalam perawatan sarana IPAL IPAL meningkat perawatan sarana
domestik sarana IPAL meningkat IPAL
Mengembang Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Sosialisasi pada
kan cakupan kesadaran masyarakat meningkatkan masyarakat
pelayanan air masyarakat dalam perawatan perawatan tentang kesadaran
limbah tentang septik- sarana septik- terhadap sarana perawatan sarana
domestik tank yang aman tank yang aman septik-tank septik-tank yang
meningkat aman
Pemerdayaan Peningkatan Kapasitas IPLT Jumlah 21000 Implementasi
masyarakat Kapasitas IPLT dapat memenuhi pelanggan IPLT perda tentang
dalam kebutuhan SR terpenuhi tahun Pengelolaan dan
pengelolaan Kota Yogyakarta 2015-2017 atau retribusi Pelanggan
air limbah melayani 100 Implementasi
domestik kebutuhan SR Kota pembangunan
Yogyakarta IPLT dan sistem
jaringan
Tersedianya
alokasi dana APBN
Sumber: SSK Yogyakarta, 2012

Dalam pengembangan pengelolaan sanitasi bidang limbah domestik, terdapat 4 tujuan yang
akan dicapai berdasarkan analisis terhadap kondisi dan potensi yang ada. Tujuan pertama
yaitu meningkatkan sistem pengelolaan pengelolaan air limbah yang terhubung di IPAL
Sewon.Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan tersebut
adalah kapasitas SR IPAL Sewon untuk Kota Yogyakarta terpenuhi, yaitu sebanyak 5000
pelanggan atau meningkat dari 63% menjadi 100% di tahun 2014.

Jumlah penduduk yang terus bertambah menyebabkan kebutuhan terhadap sarana


pengolahan off-site terus bertambah. Berdasarkan analisis yang dilakukan, kebutuhan
sambungan rumah untuk sistem off-site di kota yogyakarta adalah sebesar 26.000
sambungan rumah. Hingga saat ini, kapasitas IPLT yang ada baru mampu melayani 5000
pelanggan sehingga dibutuhkan penambahan IPLT baru untuk mencukupi kebutuhan 21.000
pelanggan lainnya. Pembangunan IPLT baru yang mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat tersebut kemudian ditetapkan menjadi salah satu tujuan dalam pengembangan
RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019
V-21
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

sanitasi Kota Yogyakarta. Alokasi dana APBN yang sudah tersedia untuk pembangunan,
merupakan salah satu strategi yang dapat dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan tersebut,
selain strategi lainnya yaitu implementasi perda tentang pengelolaan dan retribusi limbah
domestik, dan juga implementasi rencana pembangunan IPLT.

Peran serta masyarakat dan jender dalam pengelolaan air limbah domestik sangat
diperlukan untuk mewujudkan pengelolaan sanitasi yang sehat di Kota Yogyakarta.
Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam perawatan sarana IPAL dan perawatan septik-
tank merupakan tujuan pengembangan sanitasi yang melibatkan peran aktif
masyarakat.Indikator terpenuhinya tujuan tersebut dapat dilihat dari peningkatan partisipasi
masyarakat dalam perawatan IPAL dan septik-tank.

5.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)


Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan, RTBL didefinisikan sebagai panduan rancang bangun suatu
lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan
bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan
lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan
pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan
lingkungan/kawasan. Materi pokok dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan meliputi:
a. Program Bangunan dan Lingkungan;
b. Rencana Umum dan Panduan Rancangan;
c. Rencana Investasi;
d. Ketentuan Pengendalian Rencana; dan
e. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.

RTBL dapat berupa rencana aksi/kegiatan komunitas, rencana penataan lingkungan, atau
panduan rancang kota. Muatan RTBL yang perlu dikutip dan diacu dalam RPIJM yaitu
Konsep Dasar Perancangan Tata Bangunan dan Lingkungan yang meliputi:
a. Visi Pembangunan;
b. Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan;
c. Konsep Komponen Perancangan Kawasan; dan
d. Blok-blok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya.

Kawasan RTBL yang memerlukan tindak lanjut kegiatan penataan di Kota Yogyakarta
diuraikan melalui tabel berikut ini.

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019


V-22
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

Tabel 5.9Kebutuhan Tindak Lanjut Penataan Kawasan RTBL di Kota Yogyakarta

No RTBL Kawasan Tahun Penyusunan Visi Penataan

Kawasan Kota Pelestarian Kawasan Budaya dan


1 2010
Gedhe Pariwisata
Kawasan Njeron Pelestarian Kawasan Budaya dan
2 2013
Beteng Pariwisata
Pelestarian Kawasan Budaya,
3 Kawasan Maliboro 2013
Pariwisata dan Perdagangan

5.7 Arahan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur


Perkotaan (SPPIP) Kota
Visi dan misi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan Kota Yogyakarta,
sebagai berikut :
Visi SPPIP Kota Yogyakarta:
“Terwujudnya permukiman sehat di Kota Yogyakarta melalui infrastruktur yang ramah
lingkungan”.
Visi SPPIP tersebut dijabarkan dalam bentuk tahap-tahap yang jelas agar tercapai. Maka
ditetapkan Visi Antara untuk periode 5 tahun pembangunan. Visi Antara selama 20 tahun
periode pembangunan jangka panjang 2010-2030 adalah sebagai berikut :

Tabel 5.10Visi Antara SPPIP

TAHUN VISI ANTARA SPPIP

Kota Yogyakarta sebagai tempat tinggal yang nyaman, beserta


2011-2015 sarana dan prasarana dasar yang berkualitas, berbasis peran
serta masyarakat, serta berwawasan lingkungan.
Kota Yogyakarta sebagai kota sehat dengan dukungan
2016-2020
infrastruktur modern, yang berwawasan lingkungan.
Kota Yogyakarta sebagai kota dengan dukungan infrastruktur
2021-2025
bertaraf global, yang berwawasan lingkungan.
Kota Yogyakarta sebagai kota yang menjadi teladan dalam
2026-2030
pengembangan permukiman dan infrastrukturnya.
SPPIP Kota Yogyakarta, 2010

Program strategis pengembangan lima tahun ke-I (2011-2016) mencakup kawasan di


Kecamatan Kraton, Umbulharjo, Mergangsan, Wirobrajan, Ngampilan, Gedongtengen, Jetis,
Tegalrejo. Khususnya pada kawasan di Kecamatan Wirobrajan, Tegalrejo, dan
Gedongtengen.Penentuan pada kawasan-kawasan tersebut mempertimbangkan
keselarasan terhadap hasil review dokumen perencanaan pembangunan (development plan)
dan perencanaan keruangan (spasial plan) yang menunjukkan adanya rencana program

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019


V-23
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

pengembangan di Kecamatan Kraton, Umbulharjo, Mergangsan, Wirobrajan, Ngampilan,


Gedongtengen, Jetis, dan Tegalrejo.

Penentuan kawasan-kawasan tersebut diperkuat oleh rencana program pengembangan


tahun 2011 dalam lingkup pekerjaan RPKPP (Rencana Pengembangan Kawasan
Permukiman Perkotaan Prioritas) sebagai tindak lanjut atas kegiatan SPPIP. Program
pengembangan pada lima tahun ke-I, khususnya tahun 2011 mempertimbangkan
keselarasan antara dokumen perencanaan pembangunan dan dokumen perencanaan
spasial yang telah dilakukan, serta hasil community action plan (CAP I dan II) dalam
kegiatan RPKPP. Dengan keselarasan tersebut diharapkan akan memperoleh dukungan dari
para stakeholder (Masyarakat, Swasta, Pemerintah Daerah/Provinsi dan Kota).

5.8 Arahan Pengembangan Kawasan (RPKPP)


Berdasarkan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)Kota
Yogyakarta , kawasan prioritas pembangunan perkotaan adalah Kawasan Sungai Winongo
denganrencana pengembangan dan pembangunan tahap I, dilakukan pada kawasan
permukiman prioritas terpilih pada 4 (empat) kawasan kelurahan, yaitu: Kelurahan Tegalrejo,
Kelurahan Pringgokusuman, Kelurahan Ngampilan dan Kelurahan Pakuncen, dengan
delineasi kawasan mencakup luas 58 Ha, untuk tahun pelaksanaan 2011 – 2015

Delineasi Kawasan Revitalisasi Sungai Kawasan Pengembangan


Prioritas Winongo Tahap I

Gambar 5.4Kawasan Prioritas Pengembangan SPPIP Kawasan Sungai Winongo (SPPIP


Yogyakarta, 2010)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019


V-24
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

Konsep utama (grant concept) RPKPP Kota Yogyakarta adalah:


Penataan lingkungan permukiman kumuh dan padat penduduk di
Kawasan Sungai Winongo menjadi permukiman yang sehat, nyaman dan
asri serta berwawasan lingkungan
Tolok ukur untuk menilai keberhasilan program ini didasarkan pada standar-standar, baik
yang sifatnya kuantitatif maupun kualitatif, yang terkait dengan komponen bidang
permukiman dan keciptakaryaan, meliputi: Bangunan, RTH, Jalan dan Jembatan, Air Bersih,
Drainase, Sanitasi dan Limbah, Sampah dan Sosial Ekonomi.

Rencana aksi program merupakan penjabaran program kegiatan penanganan pembangunan


tahap I, meliputi kawasan Tegalrejo, kawasan Pringgokusuman, kawasan Pakuncen dan
kawasan Ngampilan. Masing-masing program kawasan mencakup:
 Aspek penanganan, meliputi: aspek fisik, aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek
kebencanaan
 Program Strategis, meliputi: bangunan, RTH, Jalan dan Jembatan, Air Bersih,
Drainase, Sanitasi dan Limbah, Sampah, Pelatihan, penyuluhan dan Sosialisasi,
serta program penanganan bencana, meliputi: Pembangunan Talud dan Jaringan
Hydrant.
 Progam Penanganan, meliputi semua penjabaran program dari masing-masing
program strategis pada lokasi RT/RW setempat.
 Pihak Yang Berperan, terkait dengan institusi, baik pemerintah, swasta maupun
masyarakat, yang menjadi penanggung jawab atau yang terlibat dalam
penanganan dari masing-masing program
 Pembiayaan dan tahun pelaksanaan, merupakan penjabaran biaya masing-masing
program penanganan, baik secara total maupun pembiayaan per tahun

5.9 Integrasi Strategi Pembangunan Kota dan Kawasan


Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dilaksanakan berdasarkan kajian terhadap
dokumen-dokumen rencana Kota Yogyakarta yang meliputi:
a. RTRW Kota Yogyakarta sebagai acuan arahan spasial;
b. RPJMD Kota Yogyakarta sebagai acuan arahan pembangunan;
c. RPKPPKota Yogyakarta sebagai acuan arahan pengembangan permukiman;
d. RTBL yang tersedia sebagai acuan arahan penataan bangunan dan lingkungan
e. RI-SPAM Kota Yogyakarta sebagai arahan pengembangan air minum; dan
f. SSK Yogyakarta sebagai arahan pengembangan sektor sanitasi.
Maka selanjutnya dapat menyusun Matriks Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota
Yogyakarta yang merangkum arahan dan program pengembangan serta lokasi kawasan
pengembangan di Kota Yogyakarta yang disajikan dalam tabel di bawah ini.
.

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019


V-25
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

Tabel 5.11 Matriks Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Yogyakarta


Dokumen Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan
Perencanaan
RTRW Penataan Kawasan Program untuk pelestarian dan Inti pelestarian Citra Kota terdapat
Strategsi Kota peningkatan nilai kawasan lindung pada 13 lokasi baik bangunan,
yang ditetapkan sebagai cagar rumah, taman, jalan maupun
budaya dan ilmu pengetahuan serta ornamen yang memiliki kekhususan
warisan dunia meliputi : kawasan kota dengan spesifik
a. menetapkan kawasan sebagai berikut:
strategis daerah yang a. Sumbu Krapyak Kraton Tugu
berdasarkan kepada Citra (Jalan DI. Panjaitan, Trikora,
Kota; Ahmad Yani, Malioboro,
b. mencegah pemanfaatan Mangkubumi) sebagai jalur
ruang di kawasan strategis kota yang menyiratkan citra
Daerah yang berpotensi filosofis dan peninggalan
mengurangi fungsi lindung budaya;
kawasan terutama yang b. Masjid Besar Kauman, Masjid
termasuk dalam inti Mataram Kotagede, Gereja
pelestarian; Antonius Kotabaru, Gereja
c. mengatur pemanfaatan ruang Santo Yusuf Bintaran dan
pada kawasan strategis Kelenteng Gondomanan
Daerah baik yang termasuk sebagai titik kota yang
inti pengembangan maupun menyiratkan citra religio-
kawasan penyangga; kultural;
d. merehabilitasi fungsi lindung c. Kraton Yogyakarta, Puro Paku
kawasan yang menurun Alaman dan Tugu sebagai
akibat dampak pemanfaatan bangunan tetenger kota yang
ruang yang berkembang di menyiratkan citra peninggalan
dalam dan di sekitar kawasan sejarah budaya;
strategis Daerah. d. Alun–alun Utara dan Alun-alun
Selatan sebagai titik kota yang
menyiratkan citra budaya;
e. Kota Gede sebagai kawasan
kota yang menyiratkan citra
budaya;
f. Monumen Sasana Wiratama
Tegalrejo, Musium Jendral
Sudirman, Musium Perjuangan,
Musium Dewantara Kirtigriya,
Monumen Ahmad Dahlan,
Benteng Vredeburg, Gedung
Agung, Masjid Syuhada dan
bangunan lain yang
mempunyai kaitan dengan
sejarah perjuangan sebagai
bangunan tetenger kota yang
menyiratkan citra peninggalan
sejarah perjuangan;
g. Jalan Suroto, Cik Ditiro sebagai
jalur kota yang menyiratkan
citra budaya;
h. Kotabaru sebagai kawasan
kota yang menyiratkan citra
perjuangan;
i. Jalur Route Gerilya Jenderal
Sudirman sebagai jalur kota
yang menyiratkan citra sejarah
perjuangan;
j. Taman Makam Pahlawan

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019


V-26
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

Dokumen Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan


Perencanaan
Kusumanegara sebagai titik
kota yang menyiratkan citra
peninggalan sejarah
perjuangan;
k. Taman Siswa sebagai titik kota
yang menyiratkan citra
pendidikan;
l. Pasar Bringharjo sebagai titik
kota yang menyiratkan citra
budaya kegiatan ekonomi;
m. Alur Sungai Winongo, Code
dan Sungai Gajahwong
sebagai jalur kota yang
menyiratkan citra alami;
n. Gembiraloka sebagai titik kota
yang menyiratkan citra alami.

RPJMD Mewujudkan sarana dan • Peningkatan kualitas sarana Seluruh Kota Yogyakarta
prasarana perkotaan yang dan prasarana jalan dan
memadai jembatan
• Peningaktan kualitas
talud/bronjong dan saluran
pengairan
• Peningkatan kualitas sistem
jaringan drainase
• Peningkatan kualitas sarana
dan prasaran air limbah
• Peningkatan kualitas sarana
dan prasarana air minum
• Peninglatan kualitas sarana
dan prasarana persampahan
• Peningkatankualitas sarana
dan prasarana dasar
pemukiman berbasis
kewilayahan
• Pemenuhan kebutuhan
bangunan gedung pemerintah
sesuai standar kebutuhan
khususnya yang ada di wilayah
dan berwawasan inklusif

RPKPP Pengembangan Kawasan • Aspek penanganan, meliputi: Kawasan prioritas pembangunan


Permukiman Prioritas aspek fisik, aspek sosial, aspek perkotaan adalah Kawasan Sungai
ekonomi dan aspek Winongo dengan rencana
kebencanaan pengembangan dan pembangunan
• Program Strategis, meliputi: tahap I, dilakukan pada kawasan
bangunan, RTH, Jalan dan permukiman prioritas terpilih pada 4
Jembatan, Air Bersih, (empat) kawasan kelurahan, yaitu:
Drainase, Sanitasi dan Limbah, Kelurahan Tegalrejo, Kelurahan
Sampah, Pelatihan, Pringgokusuman, Kelurahan
penyuluhan dan Sosialisasi, Ngampilan dan Kelurahan
serta program penanganan Pakuncen, dengan delineasi
bencana, meliputi: kawasan mencakup luas 58 Ha
Pembangunan Talud dan
Jaringan Hydrant.
• Progam Penanganan, meliputi
semua penjabaran program

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019


V-27
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

Dokumen Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan


Perencanaan
dari masing-masing program
strategis pada lokasi RT/RW
setempat.
• Pihak Yang Berperan, terkait
dengan institusi, baik
pemerintah, swasta maupun
masyarakat, yang menjadi
penanggung jawab atau yang
terlibat dalam penanganan dari
masing-masing program
• Pembiayaan dan tahun
pelaksanaan, merupakan
penjabaran biaya masing-
masing program penanganan,
baik secara total maupun
pembiayaan per tahun

RTBL Pelestarian Kawasan Strategi pengembangan kawasan Kawasan Kota Gede


Kawasan Budaya dan Pariwisata diarahkan untuk :
Kota Gede a. mengendalikan intensitas
perkembangan kegiatan
permukiman pada unit
lingkungan;
b. pengembangan kegiatan
bangunan campuran di dalam
kawasan yang telah
ditentukan, diluar zona Ruang
Terbuka Hijau;
c. mempertahankan dan
mengembangkan keberadaan
Ruang Terbuka Hijau
kawasan dalam bentuk
pengendalian permukiman
yang dapat merusak dan/atau
menurunkan kualitas Ruang
Terbuka Hijau;
d. mempertahankan dan
meningkatkan intensitas
perkembangan kegiatan
kawasan;
RTBL Pelestarian Kawasan a. mengendalikan intensitas Kawasan Njeron Beteng
Kawasan Budaya dan Pariwisata perkembangan kegiatan
Njeron permukiman di unit-unit
Beteng lingkungan
b. pengembangan kegiatan
bangunan campuran di dalam
kawasan yang telah
ditentukan, diluar zona Ruang
Terbuka Hijau;
c. mempertahankan dan
mengembangkan keberadaan
Ruang Terbuka Hijau
kawasan dalam bentuk
pengendalian permukiman
yang dapat merusak dan/atau
menurunkan kualitas Ruang
Terbuka Hijau;
d. mempertahankan dan
RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019
V-28
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

Dokumen Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan


Perencanaan
meningkatkan intensitas
perkembangan kegiatan dan
e. mengembangkan dan
meningkatkan kegiatan
pariwisata
RISPAM Pengembangan SPAM Penyediaan air bersih perpipaan Kawasan Sungai Code
Perpipaan dalam rangka peningkatan Kawasan Sungai Winongo
pelayanannya tersebar diseluruh Kawassan Sungai Gajahwong
Kecamatan secara merata untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat
kota.

Pengembangan SPAM Penyediaan air bersih non Kawasan Sungai Code


Non Perpipaan perpipaan untuk memenuhi Kawasan Sungai Winongo
kebutuhan masyarakat Kawassan Sungai Gajahwong
berpenghasilan rendah
SSK Penyediaan Pelayanan Air • Optimalisasi IPAL Sewon Pengembangan jaringan terpusat
Limbah Domestik • Implementasi perda tentang IPAL Sewon untuk Seluruh Kota
Pengelolaan dan retribusi Yogyakarta
Pelanggan Pengembangan IPAL Komunal
• Sosialisasi pada masyarakat untuk masyarakat disekitar
tentang kesadaran perawatan Kawasan Sungai Code, Winongo
sarana IPAL dan Gajahwong
• Sosialisasi pada masyarakat
tentang kesadaran perawatan
sarana septik-tank yang aman
• Implementasi perda tentang
Pengelolaan dan retribusi
Pelanggan
• Implementasi pembangunan IPLT
dan sistem jaringan

Penyediaan Pelayanaan • Penyediaan tempat pembuangan Tersebar di seluruh Kota


Persampahan sampah Yogyakarta
• Sosialisasi pentingnya
pengelolaan sampah
• Sosialisasi 3R
• Pelatihan pengelolaan
persampahan sistem 3R
• Pembangunan TPST 3R

Penyediaan Drainase • Pembuatan regulasi tentang Penanganan di 27 Titik Genangan di


drainase, kerjasama antar Kawasan Perkotaan Yogyakarta
kawasan
• Sosialisasi regulasi tentang
drainase
• Pembangunan sarana/prasarana
drainase
• Normalisasi saluran drainase
• Tersedianya alokasi dana APBD
• Sosialisasi normalisasi saluran
drainase
• Sosialisasi pentingnya saluran
drainase
Perlunya sosialisasi Prokasih

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019


V-29
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

Contents
5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota ................................................................ 1
5.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ..................... 12
5.3 Arahan Peraturan Daerah Bangunan Gedung ........................................................... 16
5.4 Arahan Rencana Induk Sistem PAM Kabupaten/Kota (RISPAM) .............................. 18
5.5 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK) ......................................................................... 19
5.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) ........................................ 22
5.7 Arahan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kota 23
5.8 Arahan Pengembangan Kawasan (RPKPP).............................................................. 24
5.9 Integrasi Strategi Pembangunan Kota dan Kawasan................................................. 25

Tabel 5. 1 Arahan RTRW Kota Yogyakarta untuk Bidang Cipta Karya .................................... 6
Tabel 5. 2Identifikasi Kawasan Strategis Kota (KSK) berdasarkan RTRW ............................. 7
Tabel 5. 3 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten/Kota terkait Pembangunan
Infrastruktur Bidang Cipta Karya .......................................................................................... 11
Tabel 5. 4 Indikasi Rencana Program Untuk Mewujudkan Misi Pembangunan Daerah ....... 13
Tabel 5. 5 Indikator Kinerja Daerah Menurut Sasaran Strategis........................................... 14
Tabel 5. 6 Indikator Kinerja dan Capaian Kinerja Misi Empat : Memantapkan pengelolaan
prasarana dan sarana, sumberdaya alam dan lingkungan hidup ......................................... 15
Tabel 5. 7 Visi Misi Sanitasi Kota Yogyakarta ....................................................................... 19
Tabel 5. 8 Tujuan Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik
Kota Yogyakarta .................................................................................................................. 21
Tabel 5. 9 Kebutuhan Tindak Lanjut Penataan Kawasan RTBL di Kota Yogyakarta ........... 23
Tabel 5. 10 Visi Antara SPPIP ............................................................................................ 23
Tabel 5. 11 Matriks Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Yogyakarta ....................... 26

Gambar 5. 1 Struktur Ruang Kota Yogyakarta ....................................................................... 4


Gambar 5. 2 Pola Ruang Kawasan Lindung Kota Yogyakarta ............................................... 5
Gambar 5. 3 Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum Perpipaan Kota Yogyakarta .... 19
Gambar 5. 4 Kawasan Prioritas Pengembangan SPPIP Kawasan Sungai Winongo (SPPIP
Yogyakarta, 2010)................................................................................................................ 24

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019


V-30
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019


V-31

Anda mungkin juga menyukai