BAB V
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA
YOGYAKARTA
Kawasan strategis penyangga citra kota merupakan pembatasan atau penyangga kawasan
yang dapat berupa pembatas fisik maupun non-fisik dari kawasan budaya, pendidikan,
perjuangan dan pariwisata, yang berlokasi sebagai berikut :
a. Jeron Beteng Kraton dan jalan pembatas kawasan Kraton sebagai kawasan,
pembatas dan jalur bercitra budaya dan atau pariwisata;
b. sekitar Puro Pakualaman sebagai pembatas bercitra budaya;
c. Kotagede sebagai kawasan, pembatas dan jalur bercitra budaya dan atau pariwisata;
d. sekitar museum Tegalrejo sebagai pembatas bercitra budaya;
e. Kawasan Malioboro dengan batas jalan Kyai Mojo, jalan Pangeran Diponegoro, jalan
Jenderal Sudirman, Sungai Code, jalan Panembahan Senopati, jalan Ahmad Dahlan,
Sungai Winongo sebagai kawasan, pembatas dan jalur bercitra budaya, parisiwata
dan atau perjuangan;
f. sekitar Alun-alun Utara dan Alun-alun Selatan sebagai pembatas bercitra budaya dan
atau pariwisata;
g. Kawasan Kotabaru dengan batas jalan Jenderal Sudirman, jalan Dr. Wahidin
Sudirohusodo, rel kereta api, Sungai Code, sebagai kawasan, tetenger, pembatas
dan jalur bercitra perjuangan dan atau pendidikan;
h. sekitar Taman makam pahlawan Kusumanegara sebagai pembatas bercitra
perjuangan;
i. koridor Jalan Suroto dan Jalan Cik Di Tiro sebagai kawasan bercitra pendidikan;
RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019
V-2
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA
Rencana pola ruang wilayah terdiri atas : Struktur Ruang Kota Yogyakarta bertujuan untuk
a. kawasan lindung Daerah; mengakomodasi fungsi Pusat Kegiatan Nasional
meliputi: (PKN) sebagaimana telah ditetapkan dalam
kawasan perlindungan setempat; RTRW Nasional serta melaksanakan
kawasan cagar budaya dan ilmu pengembangan dan pembangunan Daerah
pengetahuan; sebagaimana diamanatkan dalam Rencana
kawasan rawan bencana; Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
b. kawasan budidaya Daerah; Kota Yogyakarta
rencana kawasan peruntukan industri mikro, Sistem Perkotaan
kecil dan menengah; a. pengembangan struktur ruang kota;
berada di luar kawasan peruntukan industri kawasan pusat kota di wilayah Kecamatan
sepanjang tidak bertentangan sifat dominasi Danurejan, Kecamatan Gedongtengen,
kawasan dan Kecamatan Gondomanan;
rencana kawasan peruntukan pariwisata; kawasan wisata budaya dikembangkan di
mempertahankan dan mengembangkan kecamatan kraton, kecamatan pakualaman
kualitas ruang dan fasilitas pada kawasan dan Kecamatan Kotagede;
pariwisata terutama pada wilayah pusat kota Kecamatan Umbulharjo merupakan
yang meliputi kawasan Malioboro dan kawasan prioritas yang harus
kawasan Kraton; dikembangkan dibandingkan dengan
mengembangkan cluster-cluster kawasan kecamatan-kecamatan lain yang relatif
pariwisata seperti kompleks Taman Sari, sudah berkembang.
Prawirotaman, Kotagede, Taman Pintar, b. sistem pusat-pusat pelayanan kota;
museum dan lainnya Sistem pusat-pusat pelayanan
rencana kawasan peruntukan permukiman; kotadirencanakan membentuk pusat kota,
a. pada kawasan terbangun yang sudah subpusat kota, pusat pelayanan lingkungan
ada dengan cara mengoptimalkan fungsi dan subpusat pelayanan lingkungan
bangunan sekaligus melakukan Sistem pusat-pusat pelayanan kota berlokasi
penataan/peningkatan kualitas ruang; di Kecamatan Danurejan, Kecamatan
b. peremajaan perumahan di kawasan- Gedongtengen, dan Kecamatan
kawasan yang padat dan tidak Gondomanan, subpusat kota tersebar di
memungkinkan lagi dilakukan masing- masing kecamatan, sedangkan pusat
pengembangan secara horisontal, pelayanan lingkungan tersebar di seluruh
antara lain dengan pola pengembangan kelurahan dan sekitar kawasan permukiman
perumahan secara vertikal (apartemen c. fungsi pusat permukman kota
dan rumah susun); Fungsi pusat permukiman kota tersebar
c. pengembangan permukiman skala diseluruh Kecamatan
Sistem Jaringan Energi;
besar dapat dilakukan dengan konsep
konsolidasi lahan; Penyediaan sumber daya atau energi listrik yang
tersedia untuk pelayanan perumahan, industri
d. penanganan kawasan kumuh di tengah
dan kegiatan lainnya dilakukan oleh Perusahaan
kota dengan konsep penataan;
Listrik Negara (PLN) dan beberapa perusahan
e. kawasan kumuh yang tak bisa yang menyediakan secara mandiri (swasta).
dikembangkan dan dikelola dengan cara Sistem Jaringan Telekomunikasi;
seperti tersebut pada huruf d, dilakukan Jaringan telekomunikasi dibedakan menjadi
pemindahan (relokasi). jaringan telekomunikasi yang dikelola oleh
rencana kawasan peruntukan perdagangan BUMN/BUMD dan swasta lainnya yang
dan jasa dibedakan menjadi jaringan kabel dan jaringan nir
pertumbuhan perdagangan secara linier kabel.
diarahkan sepanjang jalan arteri sekunder Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan;
dan kolektor sekunder a. sistem drainase;
rencana kawasan peruntukan fasilitas b. sistem persampahan;
pelayanan umum lainnya c. sistem penyediaaan air bersih;
d. sistem pengelolaan limbah
Sitem Jaringan Penerangan Jalan.
(1) Sistem jaringan penerangan jalan
RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019
V-6
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA
LOKASI/ BATAS
KAWASAN STRATEGIS SUDUT KEPENTINGAN
KAWASAN
sebagai jalur kota yang
menyiratkan citra budaya;
8. Kotabaru sebagai kawasan
kota yang menyiratkan citra
perjuangan;
9. Jalur Route Gerilya
Jenderal Sudirman sebagai
jalur kota yang menyiratkan
citra sejarah perjuangan;
10. Taman Makam Pahlawan
Kusumanegara sebagai titik
kota yang menyiratkan citra
peninggalan sejarah
perjuangan;
11. Taman Siswa sebagai titik
kota yang menyiratkan citra
pendidikan;
12. Pasar Bringharjo sebagai
titik kota yang menyiratkan
citra budaya kegiatan
ekonomi;
13. Alur Sungai Winongo, Code
dan Sungai Gajahwong
sebagai jalur kota yang
menyiratkan citra alami;
14. Gembiraloka sebagai titik
kota yang menyiratkan citra
alami.
1. Museum Tegalrejo,
Museum Perjuangan,
Kawasan Beteng
Vredeburg, Museum
Dewantara, Museum
Biologi, Museum
Sonobudoyo dan Kebun
plasma nutfah pisang
sebagai tetenger kota yang
menyiratkan citra kegiatan
budaya dan pendidikan aktif
mempunyai pengaruh besar dan pasif;
2. bangunan-bangunan di
terhadap tata ruang sekitarnya dalam kawasan kota baru
Kawasan strategis Inti dan peningkatan kesejahteraan dengan batas jalan
pengembangan citra kota masyarakat serta dimaksudkan Jenderal Sudirman, jalan
DR. Wahidin, rel KA
untuk mewadahi sejarah dan Lempuyangan, Sungai
masa depan Code yang masuk dalam
daftar dilindungi menurut
Undang-undang Benda
Cagar Budaya, sebagai
tetenger yang menyiratkan
citra kejuangan serta
kegiatan pendidikan aktif
dan pasif;
3. Jalan Tegalgendu dan jalan
Mondorakan, sebagai jalur
kota yang menyiratkan citra
budaya, pariwisata aktif dan
RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019
V-8
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA
LOKASI/ BATAS
KAWASAN STRATEGIS SUDUT KEPENTINGAN
KAWASAN
pasif;
4. Mandala Krida sebagai titik
kota yang menyiratkan citra
pendidikan aktif dan pasif;
5. Kraton Yogyakarta, Puro
Pakualaman dan Kotagede
sebagai tetenger kota yang
menyiratkan citra kegiatan
pariwisata pasif;
6. Jalan Mangkubumi,
Malioboro, Ahmad Yani,
Trikora, jend. Sudirman,
pangeran Diponegoro,
Ahmad Dahlan dan
Panembahan Senopati
sebagai jalur kota yang
menyiratkan citra kegiatan
pariwisata pasif;
7. Gembira Loka sebagai
kawasan da titik kota yang
menyiratkan citra kegiatan
pendidikan dan
pariwisata/rekreasi aktif dan
pasif;
8. Alun-alun Utara dan Alun-
alun Selatan sebagai titik
kota yang menyiratkan citra
kegiatan pariwisata aktif
dan pasif;
9. Kridosono sebagai tetenger
dan titik kota yang
menyiratkan citra kegiatan
pendidikan dan
pariwisata/rekreasi aktif dan
pasif.
1. Jeron Beteng Kraton dan
jalan pembatas kawasan
Kraton sebagai kawasan,
pembatas dan jalur bercitra
budaya dan atau pariwisata;
2. sekitar Puro Pakualaman
sebagai pembatas bercitra
budaya;
mempunyai pengaruh besar 3. Kotagede sebagai
terhadap tata ruang sekitarnya kawasan, pembatas dan
jalur bercitra budaya dan
Kawasan strategis penyangga dan peningkatan kesejahteraan
atau pariwisata;
citra kota masyarakat serta dimaksudkan 4. sekitar museum Tegalrejo
untuk mewadahi sejarah dan sebagai pembatas bercitra
budaya;
masa depan 5. Kawasan Malioboro dengan
batas jalan Kyai Mojo, jalan
Pangeran Diponegoro, jalan
Jenderal Sudirman, Sungai
Code, jalan Panembahan
Senopati, jalan Ahmad
Dahlan, Sungai Winongo
sebagai kawasan,
RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019
V-9
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA
LOKASI/ BATAS
KAWASAN STRATEGIS SUDUT KEPENTINGAN
KAWASAN
pembatas dan jalur bercitra
budaya, parisiwata dan atau
perjuangan;
6. sekitar Alun-alun Utara dan
Alun-alun Selatan sebagai
pembatas bercitra budaya
dan atau pariwisata;
7. Kawasan Kotabaru dengan
batas jalan Jenderal
Sudirman, jalan Dr. Wahidin
Sudirohusodo, rel kereta
api, Sungai Code, sebagai
kawasan, tetenger,
pembatas dan jalur bercitra
perjuangan dan atau
pendidikan;
8. sekitar Taman makam
pahlawan Kusumanegara
sebagai pembatas bercitra
perjuangan;
9. koridor Jalan Suroto dan
Jalan Cik Di Tiro sebagai
kawasan bercitra
pendidikan;
10. sekitar stadion Mandala
Krida sebagai pembatas
bercitra alami;
11. jalan K.H. Wahid Hasyim,
Letjen. S. Parman, Mayjen.
MT. Haryono, Mayjen.
Sutoyo, Brigjen Katamso,
Menteri Supeno, Perintis
Kemerdekaan, Kemasan,
Sultan Agung,
Kusumanegara, Ipda Tut
Harsono, Laksda Adi
Sucipto, AM. Sangaji,
Magelang, Kyai Mojo, HOS.
Cokroaminoto, Kapten
Piere Tendean, Sugeng
Jeroni, Parang Tritis,
Menukan dan jalan imogiri
sebagai jalur bercitra
pariwisata;
12. jalan Laksda Adisucipto,
jalan Letjen. Urip
Somoharjo, Jend.
Sudirman, Pangeran
Diponegoro, Kyai Mojo,
HOS Cokroaminoto sebagai
jalur dan pembatas bercitra
pariwisata;
13. sekitar Gembira Loka
sebagai pembatas yang
bercitra alami
Sumber : RTRW Kota Yogyakarta 2010 - 2029
Visi Pembangunan Kota Yogyakarta Tahun 2012 - 2016 ini menjadi arah cita citabagi
pembangunan yang secara sistematis bagi penyelenggara pemerintahan daerah
dansegenap pemangku kepentingan pembangunan Kota Yogyakarta .
Berdasarkan pada visi dan misi pembangunan daerah Kota Yogyakarta tahun 2012– 2016
maka disusun tujuan pembangunan selama lima tahun kedepan sebagai
berikutsebagaimana sebagai berikut :
1. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas dengan sasaran :
Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah daerahyang berkualitas
Terwujudnya pendayagunaan aparatur pemerintah daerahMeningkatkan kualitas
pelayanan publik
Terwujudnya pendidikan inklusif untuk semua
Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau
Terwujudnya sarana dan prasarana perkotaan yang memadai
Terwujudnya pelayanan administrasi publik yang baik
2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan gerakan Segoro Amarto dalamrangka
penanggulangan kemiskinan
Terwujudnya peningkatan kualitas ekonomi masyarakat
Terwujudnya peningkatan kualitas sosial masyarakat
3. Menguatkan daya saing daerah untuk memajukan kota Yogyakarta
Terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang unggul
Terwujudnya perekonomian daerah yang kuat
Terwujudnya daya dukung pengembangan usaha
Arah kebijakan RPJMD Kota Yogyakarta terkait Misi Ke Satu untuk mewujudkan sarana dan
prasarana perkotaan yang memadai adalah sebagai berikut ini:
Meningkatkan kualitas sarana danprasarana jalan dan jembatan
Meningkatkan kualitas talud/bronjong dansaluran pengairan
Meningkatkan kualitas sistem jaringandrainase
Meningkatkan kualitas sarana dan prasaranair limbah
Meningkatakan kualitas sarana danprasarana persampahan
Meningkatkan kualitas sarana danprasarana dasar pemukiman berbasiskewilayahan
Meningkatkan pemenuhan kebutuhanbangunan gedung pemerintah sesuaistandar
kebutuhan khususnya yang ada diwilayah dan berwawasan inklusif
Berdasarkan indikasi rencana program maka disusun indikator kinerja daerah sebagiaman
yang disajikan pada table berikut ini.
Visi :
Terwujudnya Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan Berkualitas, berkarakter
dan Inklusif, Pariwisata Berbasis Budaya, dan Pusat Pelayanan Jasa, yang
Berwawasan Lingkungan dan Ekonomi
Misi empat :
Mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas
Strategi:
a. Peningkatan sarana danprasarana perkotaanyang berkualitas.
b. Peningkatan pelayananpengendalian bahayakebakaran sertapenanggulanganbencana
Indikator kinerja dan capaian kinerja Misi Empat yaitumemantapkan pengelolaan prasarana
dan sarana, sumberdaya alam dan lingkungan hidup dinyatakan dalam tabel berikut ini.
Tabel 5.6Indikator Kinerja dan Capaian Kinerja Misi Empat :Memantapkan pengelolaan
prasarana dan sarana, sumberdaya alam dan lingkungan hidup
RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019
V-15
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA YOGYAKARTA
bangunan gedung ditinjau dari segi tata bangunan dan lingkungan maupun keandalan
bangunan gedung.
Setiap bangunan gedung wajib memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis
sesuai dengan fungsi bangunan gedung. Persyaratan administratif bangunan gedung
meliputi:
a. status hak atas tanah, dan atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah;
b. status kepemilikan bangunan gedung; dan
c. izin mendirikan bangunan gedung.
Persyaratan teknis bangunan gedung meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan
keandalan bangunan gedung.Persyaratan keandalan bangunan meliputi persyaratan
keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.
Visi Kota Misi Kota Visi Sanitasi Kota Misi Sanitasi Kota
dengan 1. Mewujudkan sistem
gerakan Segoro pengelolaan sampah yang
Amarto. handal untuk meningkatkan
4. Mewujudkan kinerja pengelolaan sampah
daya saing 2. Memberdayakan masyarakat
daerah yang dan meningkatkan peran aktif
kuat. dunia usaha/swasta sebagai
mitra dalam pelayanan
pengelolaan persampahan
Misi Drainase
• Pengelolaan drainase yang
berkualitas, memadai serta
menjamin kelancaran aliran air
Bidang sanitasi dan kesehatan lingkungan memegang peranan yang sangat vital dalam
mewujudkan visi Kota Yogyakarta yang termuat dalam RPJP Kota Yogyakarta 2005-20025
maupun RPJM 2012-2016. Kondisi lingkungan yang bersih, sehat akan menunjang identitas
Yogyakarta sebagai kota pelajar, pariwasata, dan budaya.Untuk mendukung dan
mewujudkan visi kota Yogyakarta dalam bidang lingkungan tersebut, maka disusunlah visi
sanitasi kota Yogyakarta. Visi tersebut merupakan penjabaran dari visi kota yang termuat
dalam dua dokumen perencanaan tersebut. Visi sanitasi Kota Yogyakarta disusun oleh
Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi berdasarkan hasil kesepakatan antar SKPD yang terkait,
antara lain BLH (Badan Lingkungan Hidup), Dinas Kimpraswil (Permukiman dan Prasarana
Wilayah), dan Dinkes (Dinas Kesehatan) Kota Yogyakarta.
Analisis misi, dan swot yang telah dilakukan kemudian dijadikan sebagai dasar dalam
penyusunan tujuan, sasaran, dan strategi sanitasi untuk meningkatkan pegembangan
pengelolaan limbah Kota Yogyakarta. Lebih jelasnya tentang tujuan, sasaran dan strategi
dapat diperhatikan dalam tabel berikut :
Tabel 5.8Tujuan Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik
Kota Yogyakarta
Sasaran
Visi Tujuan Pernyataan Strategi
Indikator sasaran
sasaran
Mewujudkan Meningkatkan Kapasitas SR Jumlah pelanggan Optimalisasi IPAL
sistem sistem IPAL Sewon terpenuhi menjadi Sewon
pengelolaan pengelolaan air untuk Kota 5000 pelanggan Implementasi
air limbah limbah yang Yogyakarta atau meningkat perda tentang
yang terhubung di IPAL terpenuhi dari 63 % ke 100 Pengelolaan dan
berkelanjuta Sewon % tahun 2014 retribusi Pelanggan
Meningkatka Meningkatkan Kesadaran Partisipasi Sosialisasi pada
n kualitas kesadaran masyarakat masyarakat dalam masyarakat
layanan air masyarakat dalam perawatan perawatan sarana tentang kesadaran
limbah dalam perawatan sarana IPAL IPAL meningkat perawatan sarana
domestik sarana IPAL meningkat IPAL
Mengembang Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Sosialisasi pada
kan cakupan kesadaran masyarakat meningkatkan masyarakat
pelayanan air masyarakat dalam perawatan perawatan tentang kesadaran
limbah tentang septik- sarana septik- terhadap sarana perawatan sarana
domestik tank yang aman tank yang aman septik-tank septik-tank yang
meningkat aman
Pemerdayaan Peningkatan Kapasitas IPLT Jumlah 21000 Implementasi
masyarakat Kapasitas IPLT dapat memenuhi pelanggan IPLT perda tentang
dalam kebutuhan SR terpenuhi tahun Pengelolaan dan
pengelolaan Kota Yogyakarta 2015-2017 atau retribusi Pelanggan
air limbah melayani 100 Implementasi
domestik kebutuhan SR Kota pembangunan
Yogyakarta IPLT dan sistem
jaringan
Tersedianya
alokasi dana APBN
Sumber: SSK Yogyakarta, 2012
Dalam pengembangan pengelolaan sanitasi bidang limbah domestik, terdapat 4 tujuan yang
akan dicapai berdasarkan analisis terhadap kondisi dan potensi yang ada. Tujuan pertama
yaitu meningkatkan sistem pengelolaan pengelolaan air limbah yang terhubung di IPAL
Sewon.Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan tersebut
adalah kapasitas SR IPAL Sewon untuk Kota Yogyakarta terpenuhi, yaitu sebanyak 5000
pelanggan atau meningkat dari 63% menjadi 100% di tahun 2014.
sanitasi Kota Yogyakarta. Alokasi dana APBN yang sudah tersedia untuk pembangunan,
merupakan salah satu strategi yang dapat dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan tersebut,
selain strategi lainnya yaitu implementasi perda tentang pengelolaan dan retribusi limbah
domestik, dan juga implementasi rencana pembangunan IPLT.
Peran serta masyarakat dan jender dalam pengelolaan air limbah domestik sangat
diperlukan untuk mewujudkan pengelolaan sanitasi yang sehat di Kota Yogyakarta.
Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam perawatan sarana IPAL dan perawatan septik-
tank merupakan tujuan pengembangan sanitasi yang melibatkan peran aktif
masyarakat.Indikator terpenuhinya tujuan tersebut dapat dilihat dari peningkatan partisipasi
masyarakat dalam perawatan IPAL dan septik-tank.
RTBL dapat berupa rencana aksi/kegiatan komunitas, rencana penataan lingkungan, atau
panduan rancang kota. Muatan RTBL yang perlu dikutip dan diacu dalam RPIJM yaitu
Konsep Dasar Perancangan Tata Bangunan dan Lingkungan yang meliputi:
a. Visi Pembangunan;
b. Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan;
c. Konsep Komponen Perancangan Kawasan; dan
d. Blok-blok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya.
Kawasan RTBL yang memerlukan tindak lanjut kegiatan penataan di Kota Yogyakarta
diuraikan melalui tabel berikut ini.
RPJMD Mewujudkan sarana dan • Peningkatan kualitas sarana Seluruh Kota Yogyakarta
prasarana perkotaan yang dan prasarana jalan dan
memadai jembatan
• Peningaktan kualitas
talud/bronjong dan saluran
pengairan
• Peningkatan kualitas sistem
jaringan drainase
• Peningkatan kualitas sarana
dan prasaran air limbah
• Peningkatan kualitas sarana
dan prasarana air minum
• Peninglatan kualitas sarana
dan prasarana persampahan
• Peningkatankualitas sarana
dan prasarana dasar
pemukiman berbasis
kewilayahan
• Pemenuhan kebutuhan
bangunan gedung pemerintah
sesuai standar kebutuhan
khususnya yang ada di wilayah
dan berwawasan inklusif
Contents
5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota ................................................................ 1
5.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ..................... 12
5.3 Arahan Peraturan Daerah Bangunan Gedung ........................................................... 16
5.4 Arahan Rencana Induk Sistem PAM Kabupaten/Kota (RISPAM) .............................. 18
5.5 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK) ......................................................................... 19
5.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) ........................................ 22
5.7 Arahan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kota 23
5.8 Arahan Pengembangan Kawasan (RPKPP).............................................................. 24
5.9 Integrasi Strategi Pembangunan Kota dan Kawasan................................................. 25
Tabel 5. 1 Arahan RTRW Kota Yogyakarta untuk Bidang Cipta Karya .................................... 6
Tabel 5. 2Identifikasi Kawasan Strategis Kota (KSK) berdasarkan RTRW ............................. 7
Tabel 5. 3 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten/Kota terkait Pembangunan
Infrastruktur Bidang Cipta Karya .......................................................................................... 11
Tabel 5. 4 Indikasi Rencana Program Untuk Mewujudkan Misi Pembangunan Daerah ....... 13
Tabel 5. 5 Indikator Kinerja Daerah Menurut Sasaran Strategis........................................... 14
Tabel 5. 6 Indikator Kinerja dan Capaian Kinerja Misi Empat : Memantapkan pengelolaan
prasarana dan sarana, sumberdaya alam dan lingkungan hidup ......................................... 15
Tabel 5. 7 Visi Misi Sanitasi Kota Yogyakarta ....................................................................... 19
Tabel 5. 8 Tujuan Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik
Kota Yogyakarta .................................................................................................................. 21
Tabel 5. 9 Kebutuhan Tindak Lanjut Penataan Kawasan RTBL di Kota Yogyakarta ........... 23
Tabel 5. 10 Visi Antara SPPIP ............................................................................................ 23
Tabel 5. 11 Matriks Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Yogyakarta ....................... 26