PESAWAT LIFT
DISUSUN OLEH :
TAHUN 2019
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidahyah-Nya sehinnga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini sebagai
penunjang nilai makalah ini dengan cukup baik dan tepat waktu.
Makalah ini dibuat dengan judul “Pesawat Lift” sesuai denga materi
perkuliahan semester kedua ini yaitu kesehatan dan keselamatan kerja, semoga
makalah ini dapat diterima dan sesuai dengan arahan pak Ruslan L., S.T., M.T.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena
itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang
ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya kami sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah berikutnya.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Elevator atau yang lebih akrab dikenal oleh masyarakat luas dengan nama lift
adalah salah satu alat bantu dalam kehidupan manusia yang berfungsi untuk
mempermudah aktifitas manusia yang rutinitasnya lebih sering berada didalam
gedung-gedung bertingkat. Lift merupakan alat transportasi yang pengendaliannya
tidak dilakukan oleh manusia secara langsung, sehingga semua pengguna lift
sepenuhnya tergantung pada kehandalan teknologi dari alat transportasi vertikal ini.
Keberadaan dari elevator ini merupakan sebagai pengganti fungsi dari pada
tangga dalam mencapai tiap-tiap lantai berikutnya pada suatu gedung bertingkat,
dengan demikian keberadaan elevator tidak dikesampingkan ini dikarenakan dapat
mengefisienkan energi dan waktu sipengguna elevator tersebut.
Sistem keberadaan elevator dan segala kemajuan dan kehandalannya tidak serta
merta mengalami perkembangan-perkembangan secara bertahap, sejak keberadaannya
pertama kali dibangun sistem penggerak elevator pada awal perkembangannya dimulai
dengan cara yang sangat sederhana, yaitu dengan menggunakan tenaga non mekanik.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dan jenis elevator / lift.
2. Untuk mengetahui fasilitas elevator / lift.
3. Untuk mengetahui persyaratan elevator / lift.
1
BAB II TEORI DASAR
Sistem pengawasan lift diatur dalam Permen 03/99 karena lift digunakan untuk
mengangkut orang dan barang. Lift adalah sarana transfortasi vertical, dengan tenaga
penggerak motor listrik dan dikendalikan secara otomatik melalui system control
elektrik. Sangkar lift menggantung pada tali baja, disisi sebelahnya menggantung bobot
imbang (counter wight) agar motor (M) bekerja ringan. Sangkar dan bobot imbang
bergerak naik- turun mengikuti rel Lift dilengkapi beberapa alat pengaman (safety
device) yang bekerja otomatik.
2
BAB III PEMBAHASAN
3
a. Lift Penumpang : Passenger elevator atau lift penumpang biasanya
dipasang pada rumah tinggal, ruko, gedung rendah, medium, bahkan
high rise. Jenis ini merupakan lift yang paling banyak digunakan di
seluruh dunia dan Indonesia khusunya.
b. Lift Barang : Setiap gedung bertingkat banyak baik dalam bentuk
perkantoran, flat, atau penggunaan campuran dengan gedung
komersiil pasti memerlukan sarana sirkulasi vertical untuk barang di
samping untuk orang. Kriteria untuk lift barang yang penting ialah
ukuran dan berat barang yang harus diangkut.
Dalam gedung- gedung dengan penggunaan campuran (mixed use)
seringkali lift barang juga harus dapat melayani angkutan orang
terutama pada jam-jam sibuk. Perkiraan yang dapat digunakan dalam
perencanca ialah untuk setiap 5 lift diperlukan 1 lift barang.
Kapasitas lift barang berkisar antara 1-5 ton dengan ukuran dalam
antara 1.60 x 2.10 m sampai 3.10 x 4.20 m dan kecepatan bergerak
1.5 – 2 m/detik maximum atau rata-rata 0.25 –1 m/detik.
c. Lift service : Lift ini juga merupakan lift penumpang, namun
fungsinya dikhususkan bagi karyawan gedung tersebut atau untuk
membawa barang barang yang kecil. Lift ini banyak kita temui di
gedung perkantoran.
d. Lift rumah sakit : Lift ini digunakan di rumah sakit untuk membawa
tempat tidur pasien, oleh karena itu ukurannya disesuaikan dengan
ukuran tempat tidur standar rumah sakit.
e. Observation Elevator : Lift jenis ini fungsinya sama seperti lift
penumpang, hanya saja bedanya sebagian besar dinding atau pintu
lift ini terbuat dari kaca. Sehingga memungkinkan penumpangnya
dapat melihat ke arah luar. Lift jenis ini banyak kita jumpai di mall,
hotel, atau gedung-gedung yang tidak terlalu tinggi yang memiliki
pemandangan indah.
4
3.3 Spesifikasi Elevator / Lift
1. Sifat Elevator:
a. Mempunyai kapasitas muat yang terbatas.
b. Digerakkan dengan bandul.
c. Membutuhkan ruangan tersendiri untuk mesin dan keretanya.
2. Elemen Elevator
b. Buffer
Buffer yang dipakai dari jenis Spring Buffer dan Oil Buffer, dimana
bagian atas diberi lapisan karet setebal 5mm. Tiap elevator,
minimum menggunakan 4 buffer, tiap buffer dilengkapi dengan
Safety Switch yang dihubungkan pada panel kontrol. Panel ini
diletakkan pada pondasi beton.
c. Guide Rail
Terbuat dari profil baja T, rail harus dilapisi dengan suatu bahan
pondasi beton.
d. Counter Weight
Rangka counter weight terbuat dari profil baja, isi harus seberat
kereta elevator ditambah 50% kapasitas kereta yang terbuat dari
besi cor.
e. Operating Panel
Terbuat dari dua panel yang terletak pada kedua sisi pintu kereta.
5
Push button merupakan rangkaian elektronik yang dilengkapi
dengan lampu indikator dan sebagainya.
Tata ruang letak lift di rumah sakit sering ditentukan dari jumlah dan
konfigurasi tata letak lift dan jumlah maksimal empat buah dalam satu deretan.
Untuk bangunan yang tingginya lebih dari 25 lantai, dianjurkan untuk membagi
layanan lift dengan mengelompokan lantai yang dilayani/konsep zona, di mana
tiap zona dilayani oleh sejumlah lift tertentu. Gambar dibawah ini
menunjukkan tata letak sekelom-pok lift yang baik, alternatif lain dapat juga
dilakukan. Pada bangunan tinggi dan luas, jumlah lift meningkat sebanding
dengan jumlah lantai.dengan demikian, jika mencapai suatu ketinggian
tertentu, maka areal luas yang digunakan untuk menempatkan lift menjadi
meningkat dan melebihi ketentuan ekonomis (di atas 20 % luas lantai). Jadi
pada umumnya lift hanya melayani 12 – 15 lantai
6
2. Pintu elevator
3. Kontrol Umum
d. Satu set pintu tetap terkunci di setiap lantai untuk mencegah akses
yang tidak disengaja ke dalam lift oleh individu .
7
3.6 Kapasitas Elevator / Lift
Biasanya lift penumpang tersedia dalam kapasitas dari 450-2700 kg
dalam 230 kg bertahap. Umumnya penumpang lift di bangunan delapan lantai
atau kurang menggunakan system hidrolik atau listrik, yang dapat mencapai
kecepatan hingga 200 ft / min (1,0 m / s) hidrolik dan sampai 500 ft / min .
Pada bangunan sampai dengan sepuluh lantai, gearless cenderung memiliki
kecepatan hingga 500 ft / min (2,5 m / s), dan di atas lantai sepuluh kecepatan
mulai pada 500 ft / min (2,5 m / s) sampai 2000 ft / min (10 m / s).
1. Ukuran lift rumah sakit minimal 1,50 m x 2,30 m dan lebar pintunya tidak
kurang dari 1,20 m untuk memungkinkan lewatnya tempat tidur dan
stretcher bersama-sama dengan pengantarnya.
4. Setiap bangunan rumah sakit yang menggunakan lift harus tersedia lift
kebakaran yang dimulai dari lantai dasar bangunan.
8
BAB IV ANALISIS
Apabila kita menganalogikan Pada lobby lift di rumah sakit X sudah masuk
kriteria standar karena minimal luasnya adalah 1,85mx1,85m sedangkan pada lobby
lift rumah sakit X memiliki luas 3mx3m. pada panel tombol lift di rumah sakit X sudah
masuk kriteria standar karena pada standar berada pada kisaran 90-120 cm sedangkan
pada panel tombol lift di rumah sakit X yaitu 100cm. tetapi pada pegangan lift di rumah
sakit X belum masuk kriteria standar karena belum memiliki pegangan. Dan untuk
ukuran serta luas pintu lift sudah masuk kriteria standar karena minimal ukuran serta
luas pintu adalah 1,50mx2,30m dan 1,2m sedangkan ukuran serta luas lift di rumah
sakit adalah 2,10mx3,0m dan 1,4m
9
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Melakukan pengecekan secara rutin terhadap lift ,meliputi kelaikan lift serta
memastikan komponennya seperti sensor ,kereta,dll masih berfungsi
dengan baik.
2. Lift pasien hendaknya diberi tanda agar pengunjung mengerti bahwa lift
tersebut hanya diperuntukkan untuk pasien.
3. Lift hendaknya dilengkapi dengan informasi mengenai kapasitas
maksimum lift.
10
DAFTAR PUSTAKA
11