Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 3

ELEVATOR (LIFT)

OLEH:
KELOMPOK 1

4F D4 Teknik Listrik

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2023
ELEVATOR
(LIFT)

I. Pengertian dan Sejarah Lift

Lift atau Elevator adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan

untuk mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-

gedung bertingkat tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Gedung-

gedung yang lebih rendah biasanya hanya mempunyai tangga atau eskalator. Lift-

lift pada zaman modern mempunyai tombol-tombol yang dapat dipilih

penumpangnya sesuai lantai tujuan mereka, Terdapat tiga jenis mesin,

yaitu Hidraulic, Traction atau katrol tetap, dan Hoist atau katrol ganda, Jenis hoist

dapat dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu hoist dorong dan hoist tarik.

Lift awalnya adalah derek yang terbuat dari tali. Pada tahun 1853, Elisha

Graves Otis, salah seorang pionir dalam bidang lift, memperkenalkan lift yang

menghindarkan jatuhnya ruang lift jika kabelnya putus. Rancangannya mirip

dengan suatu jenis mekanisme keamanan yang masih digunakan hingga kini.

Keberadaan dari elevator merupakan sebagai pengganti fungsi dari pada

tangga dalam mencapai tiap – tiap lantai berikutnya pada suatu gedung bertingkat,

dengan demikian keberadaan elevator ini tidak dikesampingkan ini dikarenakan

dapat mengifisienkan energi dan waktu sipengguna elevator tersebut. Sistem

keberadaan elevator dan segala kemajuan dan kehandalannya tidak serta merta

mengalami perkembangan – perkembangan secara bertahap, sejak keberadaannya

pertama kali dibangun system penggerak elevator pada awal perkembangannya


dimulai dengan cara yang sangat sederhana, yaitu dengan menggunakan tenaga

non mekanik.

Sejarah perkembangan elevator modern sebenarnya baru dimulai sejak

tahun 1830-an, setelah diperkenalkannya pasangan kawat selling (wire rope)

dengan katrol (pully). Awal mulanya penggunaan elevator ini digunakan untuk

pertambangan di eropa dan segera diikuti oleh negara – negara lain termasuk

Amerika.

Perkembangan elevator sangat lambat pada tahun 1970-an, namun sejak

diperkenalkannya transistor dan alat pendukung elektronik lainnya pada system

control elevator pada saat itulah perkembangan controller elevator begitu pesat.

Di era saat ini teknologi baru, sebuah lift dapat berfungsi tak melulu

bergerak vertikal, ia bergerak secara horizontal. Bergeser ke depan dan belakang.

Atau bahkan tak beraturan.

II. DASAR TEORI ELEVATOR

a) Jenis – jenis Elevator dari segi fungsi

Dalam memilih sebuah elevator sangat tergantung pada ukuran bangunan,

yang bertujuan mampu melayani pemakai dan memberikan transportasi yang

nyaman selama periode waktu yang sibuk. Berdasarkan fungsinya, ada tiga jenis

elevator, yaitu

1. Elevator Penumpang (Passenger Lift),

Elevator penumpang adalah elevator yang berfungsi khusus untuk

mengangkut manusia saja, elevator ini sangat dijaga kehandalan sistem


keamanannya. Hal ini karena menyangkut keselamatan manusia penumpang

lift tersebut. Elevator penumpang berkapasitas 450 sampai 1.800 kilogram

2. Elevator Barang (Dumbwaiter),

Elevator ini fungsinya hanya untuk mengangkat barang saja, elevator ini juga

tak kalah handalnya dengan elevator penumpang namun ada sedikit perbedaan

dalam hal system keamanannya.

3. Elevator Servis (Service Lift),

Elevator servis ini biasanya dipasang diperhotelan atau diperkantoran, fungsinya

untuk mengantarkan barang ke kamar-kamar penghuni hotel. Elevator ini

hampir sama dengan elevator penumpang, perbedaan dari elevator service

dengan elevator penumpang ini sangat jelas dari sistem pengangkutannya,

yaitu elevator penumpang hanya khusus untuk manusia saja tapi elevator

servis ini berfungsi untuk mengangkut manusia dan barang. Elevator khusus

barang biasanya digunakan untuk membawa koper, piring, sampah, dan

barang lainnya. Umumnya jenis ini mampu membawa beban sampai 45.000

kilogram.

b) Jenis Elevator dari Segi Jenis Penggeraknya

Jenis-jenis lift yang sudah dijelaskan fungsinya pasti memiliki sistem mesin

penggerak yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan sumber daya yang

dimiliki. Adapun beberapa jenis lift berdasarkan sumber daya terbagi menjadi dua,

yaitu Lift Listrik menggunakan sumber daya listrik dan Lift Hidrolik

menggunakan sumber daya penggerak dari air atau minyak, gas atau fluida

lainnya.
d.) Pengereman Motor Listrik

Pengeraman pada motor listrik dapat dilakukan dengan beberapa metode,

metode pengeraman motor listrik secara elektrik adalaha metode pengeraman

regeneratif. Gambar rangkaian di bawah ini menjelaskan mengenai rangkaian

pemutus yang bekerja sebagai pengereman regeneratif. Vo adalah gaya gerak listrik

yang dibangkitkan oleh mesin arus searah, sedangkan Vt adalah tegangan sumber

bagi motor sekaligus merupakan batere yang diisi. Ra dan La masing-masing adalah

hambatan dan induktansi jangkar.

Prinsip kerja rangkaian pengereman regeneratif diatas adalah sebagai berikut :

Ketika saklar pemutus dihidupkan, maka arus mengalir dari jangkar,

melewati skalar dan kembali ke jangkar. Ketika sakalar pemutus dimatikan, maka

energi yang tersimpan pada induktor jangkar akan mengalir melewati dioda,

baterai dengan tegangan Vt dan kembali ke jangkar. Analogi rangkaian sistem

pengereman regeneratif dari gambar di atas dapat dibagi menjadi dua mode. Mode-

1 ketika saklar on dan mode ke-2 ketika saklar off seperti ditunjukkan pada gambar

di bawah ini.
III. KOMPONEN ELEVATOR

Rudenko (1992) mengatakan bahwa elevator lift penggerak motor

memiliki beberapa bagian utama yang tentunnya bagian tersebut sangat

penting dalam lift, diantaranya adalah :

1. Sangkar atau kereta

2. Rel penuntun

3. Pengimbang

4. Lorong elevator

5. Peralatan penggantung

6. Mesin pengangkat

7. Alat pengaman

8. Kendali elektrik

1. Sangkar

Sangkar atau kereta berfungsi untuk barang atau penumpang. Kereta

harus tertutup dan dilengkapi dengan dua pintu pada satu sisi atau dua sisi

untuk kelar atau masuk. Sangkar harus kokoh, ringan, dan sederhana

desainnya. Contoh dari

sangkar sederhana bisa dilihat pada Gambar 2.1 (Rudenko, 1992).


Penuntun Sangkar Elevator
(Sumber : Rudenko, hal 354)

a) Penuntun konvensional untuk elevator barang yang terdiri dua besi

siku yang bergeser sepanjang rel.

b) Penuntun untuk lift penumpang dengan pegas ulir yang menekan

ujung batang penuntun pada rel. penuntun ini ditekan pada tempat

yang sempit di antara dua rel sehingga mencegah ketidak serasian

sangkar.

c) Penuntun brengsel untuk rel T – khusus. (Rudenko, 1992)

Ketika mendesain rel penuntun juga pemasangannya perlu

mengetahui jika selama lift bertaut dengan penahan pengaman, jika tali

terputus, di samping bobot sangkar yang bermuatan, rel harus mampu

menahan benturan yang diebabkan terserapnya energy sangkar yang jatuh.

Energi akibat bobot sangkar G dengan muatan Q dapat dilihat pada

persamaan 2.1 yang dirujuk dari Rudenko (1992).


Penahan Pengaman Dibuat Pabrik Podyemnik
(Sumber : Mesin Pemnidah Bahan, hal 363)

IV. PERMASALAHAN YANG BIASA ADA PADA LIFT

Beberapa masalah umum yang sering terjadi pada lift meliputi:

1. Kerusakan Teknis: Seperti sensor yang rusak, motor yang tidak berfungsi
dengan baik, atau masalah listrik yang menyebabkan lift berhenti secara
tiba-tiba.

2. Ketidakseimbangan Pintu: Pintu lift mungkin tidak membuka atau


menutup sepenuhnya, yang dapat menjadi bahaya bagi penumpang.

3. Peredaman yang Tidak Lancar: Lift sering kali memiliki peredam untuk
mengurangi kejutan ketika lift naik atau turun. Jika peredaman ini tidak
berfungsi, perjalanan dalam lift dapat terasa tidak nyaman.

4. Kerusakan Tombol atau Panel Kontrol: Tombol di dalam lift bisa rusak
atau tidak berfungsi dengan baik, menyulitkan pengguna untuk memilih
lantai yang diinginkan.

5. Kemacetan atau Terjebak: Terkadang, lift dapat terjebak di antara lantai,


yang dapat membuat penumpang terperangkap di dalamnya.

6. Perawatan Rutin yang Kurang: Lift memerlukan perawatan dan periksaan


rutin agar tetap berfungsi dengan baik. Ketidaksempurnaan dalam
perawatan ini dapat mengakibatkan masalah yang serius.

7. Overcapacity: Jika kapasitas maksimum lift dilampaui, hal ini bisa


menyebabkan lift menjadi terlalu berat dan berpotensi membahayakan.

8. Keselamatan Pengguna: Lift yang kurang terawat dapat menjadi risiko


keselamatan bagi penggunanya. Kecelakaan atau kegagalan sistem
keselamatan dapat mengakibatkan cedera atau bahkan kecelakaan yang
lebih serius.

9. Layanan yang Lambat: Lift yang lambat dalam menanggapi panggilan


atau lambat bergerak antar lantai dapat mengganggu efisiensi
penggunaan gedung.

10. Ketidaknyamanan Pengguna: Ketika lift bergerak tidak stabil atau


bergetar secara berlebihan, pengalaman naik lift bisa menjadi tidak
nyaman bagi penumpang.

11. Kerusakan Estetika: Bagian luar maupun dalam lift, seperti lantai atau
dinding, dapat mengalami kerusakan atau kotoran yang mengganggu
penampilan estetis lift.

Anda mungkin juga menyukai