Anda di halaman 1dari 12

Laporan Pengantar Rekayasa dan Desain

KU-1202 Sem. 2 2019/2020


Tugas 6 - Kelompok
SISTEM ATAU PERALATAN MEKANIS DALAM
INFRASTRUKTUR
Nama Anggota :

1. Hanifah Nurfitriyanti 16619065


2. Fauzan Uwaiz Al-Khorni 16619143
3. Muhammad Aufa Rahdi S. 16619287
4. Revani Maharani Chalifah 16619353
5. Gilbert Arigabe Hutagaol 16619401

Tanggal Pengumpulan : Senin, 09 Maret 2020


Kelas : KU–1202 (29)
Nama Dosen : Ir.R.Muslinang Moestopo, MSEM, Ph.D.
Muhammad Riyansyah, S.T., Ph.D.

PENGANTAR REKAYASA DAN DESAIN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya yang berlimpah
dalam penyusunan laporan analisis ini. Laporan analisis ini bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah pengantar rekayasa dan desain

Dengan keterbatasan penulis dalam membuat riset, maka ada beberapa hambatan yang
penulis temui dalam membuat laporan analisis ini. Dan jika laporan analisis ini pada akhirnya
bisa diselesaikan dengan baik tentulah karena bantuan dan dukungan dari banyak pihak
terkait.

Untuk itu, penulis sampaikan rasa terima kasih kepada banyak pihak , diantaranya
1. Bapak Ir.R.Muslinang Moestopo, MSEM, Ph.D. dan Bapak Muhammad Riyansyah, S.T.,
Ph.D. selaku dosen mata kuliah Pengantar Rekayasa dan Desain yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk menjelaskan tentang fenomena sosial.
2. Orang Tua yang sudah mendukung dan memberi semangat setiap saat.

Tak ada yang bisa penulis berikan selain doa dan rasa terima kasih .Namun tidak lupa juga
masukan yang berguna seperti saran atau kritik dari para pembaca sangat diharapkan oleh
penulis. penulis sangat berharap bahwa laporan analisis ini akan sangat bermanfaat bagi siapa
saja yang membaca dan menambah pengetahuan bagi kita semua.

Bandung, 26 Januari 2020

Pembuat Laporan
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………… i

DAFTAR ISI……………………………………………………………….. ii

BAB I Pendahuluan………………………………………………………... 1
a.Latar Belakang…………………………………………………….. 1
b.Tujuan……………………………………………………………... 1

BAB II Pembahasan………………………………………………………… 2

BAB III Penutup……………………………………………………………. 12


a.Kesimpulan………………………………………………………… 12

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 12
PENDAHULUAN
a.Latar Belakang

Infrastruktur adalah kebutuhan mendasar dari manusia di segala era.Infrsatruktur menjadi


salah satu penunjang banyak kegiatan manusia dalam kesehariannya. Perlu dikatahui bahwa
infrastruktur sendiri bukan hanya terbatas pada gedung dan bentuk fisik namun lebih esensial
dari itu. Infrastruktur sendiri juga dapat berupa seperti pengadaan air bersih, penyediaan
pasokan listrik, penyajian jaringan telekomunikasi, dan lain sebagainya. Adapula yang
dinamakan dengan infrastruktur lunak seperti etika kerja dan peraturan lalu lintas yang tidak
memiliki wujud berupa bentuk yang dapat dilihat atau dipegang, hal tersebut juga merupakan
infrastruktur.
Bagaimana suatu objek infrastruktur bekerja, bagaimana output yang dihasilkan dan
bagaimana prosesnya, dan mengapa dibuat dengan material tertentu. Dibutuhkan kemampuan
dalam mengobservasi tentang apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan dari setiap detail
yang ada pada benda. Sasaran dapat berupa bahan, bentuk, cara kerja, ukuran dari benda.
Lalu pada akhir pembahasan dan observasi daat dilakukan pencarian atau penganalisisan
alternatif lain, alternatif lain disini maksudnya adalah objek atau sistem infrastruktur yang
memiliki fungsi yang sama dengan alternatif sebelumnya, namun yang membedakan adalah
cara kerja yang berbeda, dan tingkat keefisiensiannya.

b.Tujuan

o Menentukan fungsi dari objek yang diamati.


o Menentukan bagaimana cara kerja objek yang diamati.
o Menentukan bagaimana prinsip dan proses mekanis dari objek yang diamati.
o Menentukan bentuk alternatif lain untuk objek yang diamati.

PEMBAHASAN
Pengumpulan data yang kami lakukan berupa pengumpulan data primer dan sekunder.
Pengumpulan data primer adalah data diperoleh sendiri oleh penulis dengan observasi dan
pengumpulan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lain berupa
media elektronik seperti internet.
Dalam melakukan analisis ada beberapa hal yang perlu diamati dari infrastruktur itu
sendiri seperti:
 Kesesuain antara bentuk benda dengan fungsinya.
 Kesesuaian antara bahan pembuatan benda dengan lingkungan sekitar.
 Dampak positif dan negatif dari benda.
 Dampak yang diberikan benda ditinjau dari berbagai bidang yang berkaitan dengan
khalayak banyak (ipoleksosbudhankam).
 Cara kerja benda.
 Efketivitas dan efisiensi dari benda.

A,OBJEK 1
LIFT
Lift atau elevator adalah suatu alat yang dapat digunakan oleh manusia untuk
berpindah secara vertikal dari satu lantai pada suatu bangunan ke lantai lainnya. Lift biasanya
terdapat pada gedung – gedung bertingkat untuk mempermudah dan mempercepat akses bagi
penggunanya. Di kampus ITB sendiri terdapat beberapa lift seperti di gedung LABTEK,
CAS, dan CRCS, PAU, dll.

Secara umum jenis lift dilihat dari pemakaian muatan dapat digolongkan menjadi 3 (tiga)
kelompok, yaitu:
1. Lift Penumpang (Passenger Elevator)
2. Lift Barang (Freight elevator)
3. Lift Pelayan (Dumb Waiter, lift barang berukuran kecil).

Secara teknis lift-lift tersebut tidak jauh berbeda secara prinsip. Perbedaan yang nyata
pada interior dan perlengkapan operasi dari lift-lift tersebut. Juga pada sistem pengamanan
operasi yang dipasang sebagian besar sama, hanya pada dumb waiter sistem pengamanan
operasi yang disediakan lebih sederhana.
Lift atau elevator memiliki beberapa komponen utama, yaitu ruang mesin (Machine
Room) dan ruang luncur (Hoistway).
1. Ruang mesin (Machine Room)
Ruang mesin adalah ruang terpenting, dimana diruangan tersebut terjadinya semua
proses pengoperasian elevator berlangsung secara keseluruhan. Didalam ruang mesin
terdapat beberapa alat penggerak elevator.

2. Motor penggerak
Motor penggerak elevator ini memiliki asupan daya tegangan bolak-balik (AC) dari PLN
yang sangat berperan dalam pelaksanaan kerja elevator, motor penggerak ini mempunyai
kemampuan putar antara 50 putaran per menit sampai dengan 210 putaran per menit.
Dengan kapasitas tegangan motor yang disesuaikan dengan kapasitas angkut.
Motor penggerak ini dilengkapi dengan rem magnet (magnetic brake) yang berfungsi
menahan motor ketika kereta telah sampai pada lantai yang dituju, pergerakan cepat atau
lambatnya elevator diatur oleh PLC (Programable Logic Control). Motor penggerak
dalam menarik dan menurunkan elevator menggunakan tali baja (rope) yang melingkar
pada puli mesin (sheave).
Berdasarkan jenis penggeraknya lift dapat digolongkan menjadi 2 kelompok, yaitu: lift
dengan penggerak hidrolis dan lift dengan penggerak motor listrik (traction type elevator). lift
dengan sistem penggerak motor listrik lebih umum digunakan, termasuk lift – lift yang ada di
Kampus ITB.
Lift jenis traksi memiliki prinsip kerja yang sederhana, dimana lift bergerak secara
naik turun dengan gerak yang dihasilkan oleh motor listrik yang diatur dengan sebuah panel
control. Pada umumnya lift jenis traksi meletakkan motor traksi dan panel control diatas
ruang luncur (hoistway), namun demikian dalam beberapa kasus tertentu penempatan motor
traksi dan panel control ada yang diletakkan samping bawah atau disamping atas ruang
luncur. Lift bergerak sepanjang ruang luncur supaya tidak terjadi goyangan dan lift tetap
berada di jalurnya. Motor traksi pada lift terhubung dengan kabel
baja melalui sebuah set katrol dengan sebuah beban
(counterweight) beban ini biasanya memiliki berat setengah dari
kapasitas penuh sebuah lift, dengan counterweight ini kerja
motor listrik menjadi lebih efisien karena terdapat gaya berat
yang membantu mesin untuk menggerakkan lift ketika bergerak
ke atas.

Sebagai pengaman lift jika terjadi hal darurat terdapat alat


yang bernama governor, governor adalah komponen penggerak
utama dalam elevator, didalam governoor ini terdapat saklar yang
berfungsi untuk menonaktifkan semua rangkaian sehingga
otomatisasi elevator mati dan tidak berfungsi. Selain saklar juga
terdapat pengait rem, pengait rem ini berfungsi untuk
menghentikan kawat selling dan kawat selling ini menarik rem yang ada di kereta elevator.
selain itu terdapat rem darurat yang memanfaatkan gaya gesek dengan rel di ruang luncur.
Pada prinsip kerja lift terdapat prinsip fisika yaitu hukum newton. Dengan
memanfaatkan set katrol dan counterweight, mesin traksi dapat memangkas gaya yang
dibutuhkan untuk menggerakkan lift, sehingga mesin traksi tidak harus memiliki kapasitas
menghasilkan gaya sebesar berat lift dan penumpangnya. Berdasarkan hukum newton pula
dapat diketahui bahwa pada saat lift memiliki beban (penumpang/barang) saat lift bergerak
naik maka dibutuhkan gaya yang lebih besar dibandingkan saat lift bergerak turun. Hal ini
dikarenakan lift memiliki gaya berat dari penumpang dan beban yang berlawanan arah saat
bergerak naik dan searah saat bergerak turun.

B.OBJEK 2
DONGKRAK

Dongkrak merupakan sebuah alat pengangkatan untuk mengangkat barang berat yang
digerakkan tangan. Dongkrak ini berguna untuk mempermudah manusia dalam kehidupan
sehari-hari, contohnya yaitu untuk mengangkat mobil pada waktu pemasangan jek stand agar
memudahkan pada saat pemasangan catalytic converter. Selain itu, dapat berguna untuk
mengganti ban mobil. Dongkrak dibedakan menjadi 2 jenis yaitu, dongkrak mekanik dan
dongkrak hidrolik. Salah satu contoh dongkrak hidrolik yaitu dongkrak gunting.

Gambar 2. Dongkrak gunting

Dongkrak gunting disebut juga dengan dongkrak ketupat atau dongkrak jembatan.
Dongkrak gunting merupakan peralatan standar yang ada pada setiap mobil, artinya jika
membeli mobil baru, biasanya disertakan juga dongkrak jenis ini. Kelebihan dongkrak
gunting adalah harganya murah, perawatan mudah, parktis dan tidak banyak memakan
tempat. Walau membutuhkan lebih banyak tenaga untuk mengoperasikannya, namun
dongkrak ini memiliki kelebihan pada bentuknya yang ringkas saat terlipat dan bobotnya
yang ringan.
Dongkrak mekanik dengan jenis dongkrak gunting biasanya dipakai untuk memutar
poros ulir bersamaan dengan tongkat engkol.

 Cara Kerja Dongkrak Mekanik

Dongkrak mekanik ini menimbulkan daya angkat. Untuk menaikkannya yaitu dengan
cara memutar poros sejalan jarum jam dan untuk menurunkannya yaitu dengan cara memutar
ke arah sebaliknya. Cara kerja alat ini dengan memutar sebuah pinion gear yang berulir yang
akan memutarkan roda gigi payung, dari putaran roda gigi payung akan memutarkan tabung
beralur, kemudian memutarkan batang ulir yang pada akhirnya memutarkan dongkrak ulir
untuk bergerak ke atas maupun ke bawah sesuai dengan batas minimun dan maksimun dari
spesifikasi dongkrak ulir itu sendiri.

o Prinsip dan Konsep Mekanis yang Berlaku Pada Dongkrak Mekanik

Menaikkan beban:
1. Pada saat handle diputar searah jarum jam, maka poros ulir akan ikut berputar mengikuti
putaran handle, dan pada poros ulirnya dihubungkan nuts.
2. nuts dan poros ulir akan berkerja seperti halnya sepasang baut dan mur yang dapat
bergerak maju sesuai arah putaran.
3. Bergeraknya ulir mengakibatkan rangka lengan atas dan bawah saling mendekat, sehingga
ketinggian dongkrak pun berubah.
4. Bertambahnya tinggi dongkrak mengakibatkan beban yang ada diatas penyangga atas pun
terangkat.

Menurunkan beban:
1. Pada saat handle diputar berlawanan arah jarum jam, maka poros ulir akan ikut berputar
mengikuti putaran handle dan pada poros ulirnya dihubungkan nuts.
2. nuts dan poros ulir akan berkerja seperti halnya sepasang baut dan mur yang dapat
bergerak mundur sesuai arah putarannya.
3. Bergeraknya ulir mengakibatkan rangka lengan atas dan bawah saling menjauh, sehingga
ketinggian dongkrak pun berubah.
4. Berkurangnya tinggi dongkrak mengakibatkan beban yang ada diatas penyangga atas pun
akan turun.

 Usulan Sistem Kedua yang Memiliki Manfaat yang Sama dan Jelaskan Perbedaan
Cara Bekerjanya Dengan Sistem Pertama.

Alternatif lainnya dari dongkrak mekanik adalah dongkrak hidrolik, kedua alat ini memiliki
fungsi yang sama. Namun, Perbedaan dari kedua dongkrak tersebut adalah pada sistem
kerjanya. Pada dongkrak mekanis masih menggunakan gear atau gigi gerigi untuk proses
kerjanya. Sedangkan pada dongkrak hidrolik sistem kerjanya sudah tidak menggunakan gigi
gerigi lagi, namun menggunakan perantara zat cair. Zat cair ini yang akan mendorong batang
dongkrak. Dongkrak hidrolik memiliki ciri-ciri menyerupai mulut buaya dengan
menggunakan titik tumpu pada dongkrak yang memiliki bentuk pipih disertai roda kecil, dan
menggunakan sistem hidraulis, contohnya yaitu dongkrak botol, dongkrak buaya, dan
dongkrak transmisi.
C.OBJEK 3

FINGER PRINT LOCK DOOR

Pintu konvensional (sebutlah begitu) yang selama ini kita kenal dapat dibilang telah tidak
relevan dengan kondisi saat ini. Mudah rusaknya lubang kunci sampai mudahnya pintu untuk
dibobol tidak mampu mengimbangi potensi pencurian. Sampai tahun 2013 saja, angka
pencurian dengan membobol rumah masih di atas angka 50 per tahun. Dibutuhkan terobosan
baru untuk menggantikan pintu konvensional kita, salah satunya yang telah tersedia adalah
pintu dengan fingerprint door lock.

Fingerprint door lock adalah jenis alat pengunci pintu yang berbasis sidik jari. Melalui
pemakaian fingerprint door lock, pintu dapat terbuka dengan hanya menempelkan salah satu
jari kita ke pemindai. Sistem perekaman sidik jari pada alat tersebut memastikan hanya yang
sidik jarinya terdaftarlah yang dapat masuk ke dalam rumah kita. Kalau sudah begitu, potensi
pencurian dapat ditekan, atau bahkan dihilangkan.

Oleh karena fitur dan keunggulannya tersebut, fingerprint door lock biasa diterapkan di pintu
rumah-rumah mewah, hotel, bahkan ruang-ruang kantor yang memerlukan keamanan ekstra.

Scanning sidik jari dilakukan dengan alat elektronik (dalam hal ini mesin absensi sidik jari).
Hasil scanning lalu disimpan dalam format digital pada saat registrasi atau enrollment atau
pendaftaran sidik jari. Setelah itu, rekaman sidik jari tersebut diproses dan dibuatkan daftar
pola fitur sidik jari yang unik. Pola fitur sidik jari yang unik tersebut kemudian disimpan
dalam memory atau database. Pola sidik jari yang unik ini disebut dengan istilah minutiae.
Pada saat identifikasi, pola minutiae tersebut kemudian dicocokkan dengan hasil scan sidik
jari.
Alat absensi sidik jari maupun sensor sidik jari yang digunakan untuk keperluan lain seperti
akses kontrol mempunyai beberapa tehnik pembacaan sidik jari. Tehnik pembacaan sidik jari
oleh mesin absensi sidik jari tersebut antara lain :

1. Optis

Dengan tehnik ini, pola sidik jari direkam atau discan dengan menggunakan cahaya. Alat
perekam (fingerprint scanner) yang digunakan adalah berupa kamera digital. Tempat untuk
meletakkan ujung jari disebut permukaan sentuh (scan area). Di bawah scan area, terdapat
lampu atau pemancar cahaya yang menerangi permukaan ujung jari. Hasil pantulan cahaya
dari ujung jari ditangkap oleh alat penerima yang selanjutnya menyimpan gambar sidik jari
tersebut ke dalam memori.
Kelemahan metode ini adalah hasil scanning sangat tergantung dari kualitas sidik jari. Jika
kualitas sidik jari miskin (poor) atau luka, maka kualitas hasil pembacaan akan tidak bagus.
Kelemahan lain adalah tehnik ini bisa diakali dengan jari palsu. Tapi tehnik ini mempunyai
keuntungan mudah dilakukan dan tidak membutuhkan biaya yang mahal.

2. Ultra Sonik

Tehnik ini hamper sama dengan tehnik yang digunakan dalam dunia kedokteran. Dalam
tehnik ini, digunakan suara berfrekuensi sangat tinggi untuk menembus lapisan epidermal
kulit. Suara frekuensi tinggi tersebut dibuat dengan menggunakan transducer piezoelectric.
Setelah itu, pantulan energi tersebut ditangkap menggunakan alat yang sejenis. Pola pantulan
ini dipergunakan untuk menyusun citra sidik jari yang dibaca. Dengan cara ini, tangan yang
kotor tidak menjadi masalah. Demikian juga dengan permukaan scanner yang kotor tidak
akan menghambat proses pembacaan.

3. Kapasitans

Tehnik ini menggunakan cara pengukuran kapasitant untuk membentuk citra sidik jari. Scan
area berfungsi sebagai lempeng kapasitor, dan kulit ujung jari berfungsi sebagai lempeng
kapasitor lainnya. Karena adanya ridge (gundukan) dan valley (lembah) pada sidik jari, maka
kapasitas dari kapasitor masing-masing orang akan berbeda. Kelemahan ini adalah adanya
listrik statis pada tangan. Untuk menghilangkan listrik statis ini, tangan harus digrounding.

4. Thermal

Tehnik ini menggunakan perbedaan suhu antara ridge (gundukan) dengan valley (lembah)
sidik jari untuk mengetahui pola sidik jari. Cara yang dilakukan adalah dengan
menggosokkan ujung jari (swap) ke scan area. Bila ujung jari hanya diletakkan saja, dalam
waktu singkat, suhunya akan sama karena adanya proses keseimbangan.

PENUTUP

a.Kesimpulan
Infrastruktur adalah hal yang esensial melingkupi seluruh kehidupan manusia. Kita
sebagai pengguna tidak boleh hanya tahu menggunakan suatu alat saja, namun kita harus tahu
juga bagaimana suatu alat bekerja, bagaimana dampak alat terhadap lingkungan, dan faktor
lain yang berkaitan dengan objek infrastruktur tersebut. Maka dari itu dengan kajian yang
lebih dalam, kita dapat menemukan ide alternatif lain untuk menggantikan objek sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

 https://blog.mesinabsensi.co.id/fingerprint-door-lock/
 http://www.jogjarobotika.com/blog/fingerprint-doorlock-kunci-pintu-menggunakan-
fingerprint-b133.html
 http://www.phintraco.com/pengertian-dan-pentingnya-data-center-di-dalam-infrastruktur-
it/
 https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/risiko/infrastruktur/item381
 https://guruakuntansi.co.id/pengertian-infrastruktur/
 https://guruakuntansi.co.id/pengertian-infrastruktur/

Anda mungkin juga menyukai