Dosen Pengampu :
Ir. Akhmad Yusur Zuhdy, PG. PLG
Disusun oleh:
1. Dhika Kurnia R.A
(3114041058)
2. M. Atiqur Rahman
(3114041069)
3. Dhicky Yoga P.
(3114041074)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan. ............................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................... 4
1.2 Tujuan............................................................................................................................................. 4
BAB II................................................................................................................................................... 5
2.1 Lokasi Survey ................................................................................................................................. 5
BAB III Tinjauan Pustaka ..................................................................................................................... 6
3.1 Pengertian Lift ............................................................................................................................... 6
3.2 Jenis dan Fungsi Lift ....................................................................................................................... 6
3.3 Komponent Lift............................................................................................................................... 7
3.4 Peralatan Safety Device pada Lift ................................................................................................... 9
BAB IV Pembahasan .......................................................................................................................... 11
4.1 Cara Pemasangan .......................................................................................................................... 11
4.2 Perawatan dan Pemeliharaan ........................................................................................................ 14
4.3 Spesifikasi Lift di Lapangan ......................................................................................................... 22
4.4 Gambar Pengerjaan dan Bagian Lift di Proyek Apartemen One East .......................................... 23
BAB V Kesimpulan ............................................................................................................................ 26
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................................... 26
5.2 Saran ............................................................................................................................................. 26
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa Allah SWT, karena atas kasih dan kemurahan-Nya,
sehingga tugas Utilitas Bangunan ini dapat terselesaikan. Tugas Utilitas Bangunan ini merupakan suatu
bagian dari pendalaman disiplin ilmu Teknik Sipil. Sebagai wujud syukur, penyusun mengucapkan terima
kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan baik pada waktu perkuliahan, maupun
pada waktu asistensi yang semuanya itu memberi manfaat yang cukup besar dalam penyelesaian tugas besar
ini. Akhir kata, kesempurnaan itu hanya milik Pencipta. Karena itu, penyusun sangat menyadari tugas besar
ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan sebagai
masukan yang berguna dalam penyusunan tugas besar selanjutnya. Semoga tugas besar ini dapat
memberikan manfaat dan pengetahuan bagi yang membaca dan mempelajarinya.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LOKASI SURVEY
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
elevator penumpang, perbedaan dari elevator service dengan elevator penumpang ini sangat
jelas dari sistem pengangkutannya.
b.
c.
d.
e.
f.
pada rel bandul pengimbang/ counterweight. Guide rail ini terpasang tegak lurus dari
dasar pit sampai di bawah slap ruang mesin.
Limit Switch/ Saklar Batas Lintas, Ada dua jenis saklar batas lintas yaitu untuk membalik
arah (direction switch) dan final switch. Biasanya komponen ini terpasang di rel kereta,
dipasang dibagian bawah dan dibagian atas rel. Yang berfungsi untuk menjaga agar
kereta tidak menabrak pit atau lantai kamar mesin.
Vane Plate/ Pelat Bendera, Dipasang di rel kereta yang berfungsi untuk mengatur
pemberhentian kereta pada lantai yang dikehendaki dan mengatur pembukaan pintu
pendaratan (landing door).
Landing Door/ Pintu Pendaratan, Terdiri dari beberapa bagian, antara lain door hanger,
door sill, dan door panel. Berfungsi untuk menutup ruang luncur dari luar. Pada hall door
ini dipasang alat pengaman secara seri sehingga apabila salah satu pintu terbuka maka
lift tidak akan bisa dijalankan.
Buffer, Terletak di dua tempat yaitu: satu set untuk kereta dan satu set untuk beban
pengimbang/ counterweight. Berfungsi untuk meredam tenaga kinetik kereta dan bobot
pengimbang pada saat jatuh.
Governor Tensioner, Merupakan pully berbandul sebagai penegang rope governor yang
terletak di pit.
j.
Safety Link, Mekanisme penggerak alat pengaman (safety device) diatas kereta yang
dihubungkan dengan governor di kamar mesin. Berfungsi untuk menahan kereta over
speed ke bawah (dalam keadaan darurat).
l.
10
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Cara Pemasangan
4.1.1. RUANG LUNCUR :Yang perlu disiapkan pertama sudah pasti ruang luncur, bagaimana
mungkin lift dipasang tanpa ruang luncur. Ruang luncur dapat dibuat dari tembok dan balok cor
ataupun bisa juga dibuat dari freestanding atau konstruksi baja. Ukuran ruang luncur berbedabeda, ini bergantung berdasarkan kapasitas lift. Sebagai contoh misal akan dipasang lift passenger
standar dengan kapasitas 8 orang. maka ukuran ruang luncur 1900 x 1650 mm. Lebih lengkapnya
bisa dilihat tabel dibawah ini.
Gambar 1
4.1.2. GAMBAR PEMASANGAN : Setelah ada ruang luncur, maka dapat dibuat sebuah
gambar kerja atau pemasangan. Gambar tersebut tidak selalu sama persis dengan tabel dan
gambar kerja seperti yang ada pada gambar 1. Ukuran bisa berubah tetapi selisihnya tidak terlalu
besar. Itu disebabkan oleh bangunan ruang luncur di suatu lokasi yang tidak sempurna liningnya
(kelurusan) ataupun kontur bangunan yang tidak sama antar lantai. Biasanya gambar dikeluarkan
dilihat dari lingkar ruang luncur yang terkecil. Di bagian ini pihak pensurvei lokasilah yang harus
jeli mengamati atau mengukur ruang luncur. Jika tidak maka akibatnya akan fatal, karena lift
akan mengalami kendala saat pemasangan, bahkan bisa jadi tidak bisa terpasang karena ukuran
tidak sesuai atau terdapat selisih yang tidak sedikit dengan lokasi.
11
Gambar 2
4.1.3. TEMPLATE : Template di sini adalah suatu bentuk yang dibuat untuk acuan menentukan
beberapa titik tali lining (lot). Template dibuat berdasarkan gambar kerja. Biasanya terdapat 7
titik lot, kadang para teknisi mekanik cukup hanya membuat 6 titik lot. Pembuatan lot ini nanti
untuk pedoman letak pemasangan komponen lift yang ada di ruang luncur yaitu, dua rel sangkar,
dua rel counterweight dan pintu luar. Pembuatan template ini tidak ada standar khusus, ini
tergantung metode jarak peletakan lot terhadap gambar kerja yang dipakai oleh masing-masing
para teknisi mekanik. Paling sering terdapat dua metode penentuan titik lot. Walaupun berbeda
cara namun tujuan akhirnya adalah sesuai dengan gambar kerja. Template dapat dibuat dari kayu
atau besi siku. Template dibuat dua buah, satu diletakan di atas ruang luncur (yang telah
ditentukan titik-titik lot) dan satu di bawah ruang luncur atau pit ground (hanya untuk
pengikat/penahan tali lot). Peletakan template ini disesuaikan dengan gambar kerja dan lebih
baiknya lagi dikombinasikan dengan pengamatan lokasi ruang luncur. Agar nantinya tidak ada
benturan atau lokasi yang bergeser antar komponen satu dengan komponen lain atau komponen
dengan tembok ruang luncur.
4.1.4. PENARIKAN TALI LINING : langkah selanjutnya penarikan tali lining. Setelah
template terpasang, kita tinggal menarik tali lining (biasanya dari tali stainless) dari titik-titik lot
di template atas sampai ke bawah pit ground. Di ujung bawah, tali diikat dengan pemberat supaya
tali benar-benar lurus vertikal. Setelah ke tujuh titik ditarik tali dan diikat pemberat, tunggu
beberapa saat sampai tali tidak goyang yang berarti tali sudah pada keaadaan lurus vertikal. Pada
keadaan ini tali-tali tersebut dikunci/diikat pada template bawah agar kelurusan tali terjaga.
Pada urutan langkah berikutnya para teknisi lift juga berbeda urutan pemasangannya, sesuai
pengalaman mereka masing-masing.
4.1.5. REL KABIN DAN REL COUNTERWEIGHT: Pemasangan rel kabin dan rel
counterweight berdasarkan lot. Biasanya berjarak 2 cm dari tali, ini dimaksud agar saat rel
dipasang tidak menyentuh/mengganggu tali lot. Untuk itu lot harus direncanakan pergeseranya
saat pemasangan template. Satu rel mempunyai panjang 5 meter dengan besarnya bermacam
12
macam disesuaikan dengan kapasitas angkut. Yaitu K8, K13, K24. Untuk counterweight di sebut
rel omega. Rel diikat oleh braket, dan braket dibaut di tembok/balok/konstruksi. Braket ini
biasanya dipasang setiap 2,5 meter. Jarak inipun tidak harus, semakin pendek jaraknya juga akan
semakin bagus, karena rel kabin akan semakin kuat. Pemasangan rel biasanya dibantu dengan
steiger. Di sini tidak kami jelaskan bagaimana pemasangan rel kabin secara detail.
Rel kabin dipasang di kanan dan dikiri kabin. Sedangkan rel coenterweight juga ada dua. Ada tipe
yang di pasang di belakang kabin ada juga di samping kanan atau kiri kabin, tergantung gambar
kerja. Pemasangan rel dimulai dari bawah sampai ke atas.
4.1.6. SILL PINTU LUAR, HANGER PINTU LUAR, DAUN PINTU LUAR : Langkah
selanjutnya pemasangan unit pintu luar yaitu sill pintu luar bersamaan itu juga dipasang hanger
pintu luar dan daun pintu luar. Pemasangan itu semua juga berdasarkan lot yang sudah dibuat.
Pemasangan unit pintu luar biasanya juga dimulai dari lantai terbawah sampai lantai teratas.
4.1.7. MESIN : Langkah selanjutnya pengangkatan mesin ke ruang mesin. Lokasi ruang luncur
pada umumnya terdapat di dalam tengah gedung, sehingga sering pengangkatan dilakukan
melalui lubang ruang luncur. Pengangkatan mesin ditarik dengan chainblock atau hoist listrik
yang digantung disebuah hook yang sudah dibuat di atap ruang mesin yang lurus dengan ruang
luncur. Mesin ini sementara diletakan dulu di ruang mesin, belum langsung disetting
penempatannya.
4.1.8. KABIN : Kabin terdapat beberapa komponen. Pertama dipasang dahulu bottom chanal
dengan dua guide shoe kabin bawah. Kemudian upright kanan kiri dan dua safety block, untuk
safety block ada dua tipe yaitu tipe bawah dan tipe atas. Kemudian ditutup/dikunci dengan top
chanal dan dua guide shoe kabin atas.
Setelah itu dipasang frame kabin, kemudian dinding kabin depan termasuk COP(Car Operation
Panel) (yaitu panel tempat tombol-tombol lantai tujuan dan tombol pelengkap lain serta display
lantai), dinding samping kanan kiri dan belakang. Setelah itu dipasang atap kabin. Setelah itu
dipasang unit door motor, terdiri dari hanger termasuk motor penggerak pintu dan inverter pintu.
Kemudian dipasang daun pintu kabin dan sill pintu kabin.
4.1.9. COUNTERWEIGHT : Langkah selanjutnya pemasangan unit counterweight terdiri dari
frame counterweight dan empat guide shoe. Untuk balok pemberat biasanya dimasukkan ke
dalam frame belakangan setelah counterweight terhubung rope (tali baja) dengan mesin dan
kabin.
4.1.10. Langkah selanjutnya yaitu setting unit mesin yang terdiri dari gelagar UWF, frame
gearbox, motor gearbox/gearless, dan pulley deflection. Setting penempatan unit mesin ini juga
berdasarkan gambar kerja.
4.1.11. ROPE (tali baja): Selanjutnya pemasangan rope, sebelum memasang rope ada langkahlangkah yang dikerjakan terlebih dahulu yaitu tali lot dan steiger dibongkar agar tidak
mengganggu. Kemudian karena posisi unit kabin berada di bawah, maka counterweight harus
diposisikan di atas ruang luncur dengan cara ditarik dengan chainblock. Nah setelah itu baru bisa
dipasang rope yang menghubungkan (kabin - pulley deflection - main pulley gearbox/gearless
counterweight). Panjangnya telah diukur berdasarkan beberapa aspek yaitu panjang ruang luncur,
overheight, counterweight, panjang pitground, buffer kabin, dan buffer counterweight. Setiap unit
lift mempunyai jumlah alur dan besar diameter rope yang berbeda tergantung kapasitas angkut.
13
Minimal jumlah alur adalah tiga alur, dan minimal diameter adalah 8 mm. Setelah terpasang
chainblock penahan counterweight bisa dilepas.
4.1.12. SPEED GOVERNOR : Selanjutnya dipasang speedgovernor, ini fungsinya untuk
membatasi kecepatan berlebih waktu lift berjalan. Terhubung dengan safety block kabin melalui
satu alur rope governor, di ujung bawah rope governor terdapat tension atau pemberat agar rope
tidak kendor. Bekerja secara mekanikal, jika lift melebihi kecepatan yang ditentukan, speed
governor akan mengunci dan berhenti berputar, karena terhubung dengan safety block kabin
melalui rope, kabin juga akan berhenti karena safety block bekerja seperti rem yang
mencengkeram rel kabin.
Jika berandai andai extrim misalkan semua rope utama putus, lift tidak akan jatuh ke bawah
karena terdapat suatu alat yang bernama speed governor, yang akan membuat kabin berhenti.
4.2. Perawatan dan Pemeliharaan
4.2.1 Hakekat Pemeliharaan Gedung
Maintenance atau pemeliharaan pada Gedung dimaksudkan sebagai gabungan dari tindakan teknis dan
administrative, yang dimaksudkan untuk mempertahankan,dan memulihkan fungsi bangunan sebagaimana
yang telah di rencanakan sebelumnya. Keberhasilan suatu bangunan dinilai dari kemampuan bangunan
untuk ada pada kondisi yang diharapkan, yang dipengaruhi oleh beberapa persyaratan,antara lain :
1.
Persyaratan fungsional
Yang dimaksud persyaratan fungsional adalah persyaratan yang terkait dengan fungsi bangunan.
Setiap bangunan memiliki fungsional umum dan khusus yang perlu dipenuhi. Persyaratan umum
contohnya adalah bangunan mampu melindungi pemakainya dari lingkungan luar. Sedangkan
persyarat khusus sangat tergantung pada jenis dan fungsi bangunan tersebut.
2.
Persyaratan Performance
Masing masing bangunan memiliki persyaratan performance bangunan yang sangat spesifik.
Performance bangunan mencakup banyak aspek, mulai dari performance fisik luar bangunan,
sampai pada elemen elemen Mekanikal dan elektrikal ( ME ).
Tindakan pemeliharaan bangunan sangat ditentukan oleh tuntutan performance yang terkait dengan
fungsi bangunan. Namun seringkali terjadi perbedaan standart performance bangunan menurut
USER dan menurut OWNER, terutama pada bangunan sewa.
3.
4.
14
Kegiatan pemeliharaan bangunan meliputi berbagai aspek yang bisa dikategorikan dalam 4
kegiatan, yaitu :
Condition Based Maintenance : Preventive maintenance yang di mulai dari suatu hasil
pengetahuan kondisi suatu hal dari pemantauan rutin.
Tindakan pemeliharan secara mendadak dan tidak direncanakan,biasa dilakukan atas dasar
komplainan dari pihak tenant. Komplain ini akan disampaikan kepada organisasi pemeliharaan gedung
untuk di tindak lanjuti. Setelah complain di tindak lanjuti,maka pelaksana perbaikan perlu membuat
laporan kepada manager,sehingga aktifitas pemeliharaan bisa dipantau dengan baik.
Berikut skema yang menggambarkan bagaimana complain ditanggapi :
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
MAINTENANCE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN MEKANIKAL DAN ELECTRIKAL
NO
URAIAN PEKERJAAN
SCHEDULE
1
Perawatan Genset
Setiap 6 bulan sekali
16
a.
b.
c.
Penggantian olie
Penggantian filter olie
Penggantian filter solar
d.
e.
f.
g.
Running genset
Pembersihan
Pengisian air accu
Pengisian solar
a.
b.
c.
-
10
11
12
13
Pembersihan
Bak penampung
Bak chemikal
Filter
Penggantian media filter
Pemberian chemikal
PAC
NAOH
SPO ( Kaporit )
d. Beckwhose
Perawatan Panel Listrik
a.
Pembersihan
b. Check Conection
- Ampere
- Tegangan
c.
Infrared
Perawatan Instalasi Listrik
a.
Pengecheckan Conection
b. Pembersihan Cover lampu
Perawatan Instalasi Pipa
a.
Pembersihan
b. Pengecatan
c.
Pemberian soda api untuk instalasi air kotor
d. Pembuangan air di instalasi pipa hidrant
Perawatan PABX
a.
Pembersihan
b. Pengecheckan conection
Perawatan MATV
a.
Pembersihan
b. Check signal
- Parabola 10 fit
- Boster
- Spliter
- Outlet MATV
Perawatan Panel alarm
a.
Pembersihan
b. Pengecheckan conection
- Bel
- Head detector
- Smoke detector
Setiap
sekali
minggu
Setiap hari
Setiap 3 bulan sekali
Setiap 3 bulan sekali
Setiap 1 tahun sekali
Setiap 6 bulan sekali
Setiap 3 bulan sekali
Setiap 1 bulan sekali
Setiap hari
Setiap 1 bulan sekali
Setiap hari
18
14
15
16
17
- Splinkler
Perawatan Lampu Taman
a.
Pembersihan
- Cover lampu
- Panel control
b. Pengecheckan conection
Setiap hari
Setiap teknisi yang melakukan tugas checklist harian harus paham terhadap standarisasi
pengcheckan.apa saja standarisaisi pengecheckan itu antara lain :
NO
1
PEKERJAAN
Genset
Panel Listrik
- kotor
e. Kebersihan
f.
Check solar
- Tank solar yang berada di unit harus selalu terisi
Trafo
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Ampere
Tegangan 380 V / 400 V
Bunyi
Check fisik
Rembesan olie
Temperatur trafo 50
Olie
Bunyi
Conection elastimol
Tubecle
a.
b.
Fuse
Conection
Bocor
Rembes
Valve macet
Karat
Valve dalam kondisi on
Check tekanan
Nozzel
Selang
a.
b.
Bocor
Mampet
Listrik
a.
b.
c.
d.
-
Pompa
a.
MCB
Panas
Bunyi
Tegangan
Voltase 220 V / 240 V
Ampere
Check kabel
Conection
Fisik kabel
Pompa berfungsi dengan baik dan berjalan dengan otomatis
20
b.
c.
d.
e.
a.
AC ( air conditioning b.
)
c.
d.
e.
f.
g.
a.
9
10
a.
b.
Panel Panel
Ac chillier / central
a.
Check tekanan refrigent
b.
Check ampere dan voltase
- Compresor
- Motor indoor dan outdoor
c.
Check bearing motor fan indoor dan outdoor
d.
Check fanbelt indoor
e.
Check wearing diagram
Catatan :
Standarisasi ini hanya sebagai bentuk dasar dalam checklist
Setiap petugas harus bisa menganalisa data pengecheckan sendiri
Di dalam Pemeliharaan dan perawatan gedung memiliki SOP yang berbeda-beda sesuai dengan
kapasitas ataupun kemampuan dalam membuat standart operasional prosedur. Jadi SOP ini tidak selalu
mengikat karena disesuaikan dengan kebutuhan ataupun setiap masing masing perusahaan yang
menanganinya.
21
22
4.4 Gambar Pengerjaan dan Bagian Lift di Proyek Apartemen One East
Gambar Counterweight
Gambar Governor
23
Gambar Penyangga
24
25
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Secara umum pemasangan lift di mana pun sama yakni memerlukan waktu setidaknya dua bulan
pengerjaan setiap liftnya. Komponen dari lift juga sama pada setiap proyek pemasangannya yang
membedakan hanya kapasitas dan kecepatan lift tersebut. Jenis lift pada dasarnya terbagi dua yakni lift
penumpang dan lift barang.
5.2 Saran
Untuk melakukan survey memerlukan izin khusus yang prosesnya dari mulai pengajuan izin ke
ITS hingga disetujuinya izin oleh pihak kontraktor tidak sebentar. Ada yang memerlukan waktu minimal
dua hari atau lebih sehingga surat survey harus dimulai jauh-jauh hari. Maka dari itu jangan sampai surat
terlalu lama dibiarkan dan tidak segera dikirim ke pihak kontraktor.
26