Anda di halaman 1dari 51

PEMELIHARAAN SARANA DAN

PRASARANA RUMAH SAKIT

ElISABETH S SAMPELINO .ST.MM


DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

Disampaikan pada :
”PERTEMUAN PENGUATAN PELAYANAN WILAYAH IV”
PURWAKARTA 19 – 20 APRIL
FAMILY TREE BIDANG SARANA PRASARANA DAN PERALATAN KESEHATAN
(UU NO. 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT)
PASAL 7
PERSYARATAN TEKNIS
RUMAH SAKIT

PASAL 8 PASAL 9 dan 10 PASAL 11 PASAL 15 PASAL 16


PASAL 12, 13 dan 14
PERSYARATAN PERSYARATAN TEKNIS PERSYARATAN PERSYARATAN PERSYARATAN
PERSYARATAN SDM
TEKNIS LOKASI BANGUNAN/SARANA RS TEKNIS PRASARANA KEFARMASIAN TEKNIS ALAT
1. Studi Kelayakan 1. Rawat Jalan 1. Instalasi air
2. Rawat Inap
1. Medis & nonmedis
(Feasibility Studies/ 2. Instalasi Mekanikal & 2. Balai uji dan kalibrasi
3. Gawat Darurat
FS) 4. Operasi
Elektrikal 3. Ijin dengan sinar
2. Master Plan 5. Ruang radiologi 3. Instalasi gas medik pengion
6. Laboratorium 4. Instalasi uap 4. Sesuai indikasi
7. Ruang sterilisasi (CSSD) 5. Instalasi pengelolaan pasien (Based on
8. Ruang farmasi/apotik limbah Indication)
9. Ruang diklat 6. Pencegahan dan 5. Kompetensi petugas
10. Ruang adm. & kantor penanggulangan 6. Operasional dan
11. PKMRS kebakaran pemeliharaan
12. Ruang menyusui 7. Petunjuk, standar & 7. Track record dan
13. Ruang tenaga kesehatan sarana evakuasi saat
14. Ruang ibadah, r. tunggu dokumentasi
terjadi keadaan darurat
15. Ruang mekanik
16. Dapur
8. Instalasi tata udara
17. Laundry 9. Sistem informasi dan
18. Kamar jenazah komunikasi
19. Taman Terapetik & 10. Ambulan
Penghijauan + Parkir
Tambahan: Tambahan:
1. Ruang Kebidanan 1. Sistem Pencahayaan
2. Ruang Rawat Intensif 2. Sistem Penangkal
(Intensive Care Unit/ICU) Petir
3. Ruang Rehabilitasi Medik
4. Bank Darah
5. Ruang Hemodialisa
Ruang lingkup (SPA) RS

Sarana RS

SPA
RUMAH
SAKIT

Prasarana
Peralatan RS RS

3
PERSYARATAN TEKNIS LOKASI, BANGUNAN, PRASARANA

PERSYARATAN BANGUNAN RS

Bangunan Rumah Sakit Paling Sedikit Terdiri Atas Ruang:

A. Ruang Rawat Jalan/Klinik L. Ruang Ibadah, Ruang Tunggu


B. Ruang Rawat Inap Standar & Khusus M. Ruang Penyuluhan Kesehatan
C. Ruang Gawat Darurat Masyarakat Rumah Sakit/Ruang Serba
D. Ruang Tindakan Operasi Dan Guna & Rehabilitasi
Melahirkan N. Ruang Menyusui
E. Ruang Tenaga Kesehatan/Petugas Rs O. Ruang Mekanik (E&m)
F. Ruang Radiologi P. Ruang Dapur/Gizi
G. Ruang Laboratorium Q. Ruang Cuci/Laundry
H. Ruang Sterilisasi R. Ruang Jenazah
I. Ruang Farmasi S. Taman
J. Ruang Pendidikan Dan Latihan T. Pengolahan Sampah/Incenerator
K. Ruang Kantor Dan Administrasi U. Pelataran Parkir
PERSYARATAN TEKNIS LOKASI, BANGUNAN, PRASARANA DAN PERALATAN (3)

PERSYARATAN PRASARANA RS

Prasarana Rumah Sakit Paling Sedikit Terdiri Atas :


A. Instalasi Air
B. Instalasi Mekanikal Dan Elektrikal
C. Instalasi Gas Medik
D. Instalasi Uap
E. Instalasi Pengelolaan Limbah
F. Sistim Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran
G. Sistim Petunjuk, Standar Dan Sarana Evakuasi Saat Terjadi Keadaan Darurat
H. Sistim Tata Udara
I. Sistim Transportasi Vertikal
J. Sistim Tata Suara
K. Sistim Penangkal Petir
L. Sarana Dan Prasarana Lingkungan
M. Fasilitas Bagi Penyandang Cacat/Difabel
N. Sistem Informasi Dan Komunikasi Dan
O. Ambulan
UNDANG UNDANG NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT

Pasal 11 : Prasarana
Prasarana harus memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta keselamatan dan
kesehatan kerja penyelenggaraan Rumah Sakit
Prasarana harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik.
Pengoperasian dan pemeliharaan prasarana Rumah Sakit harus dilakukan oleh
petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya.
Pengoperasian dan pemeliharaan prasarana Rumah Sakit harus didokumentasi dan
dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan.

Pasal 29 : Kewajiban
Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban:
o. memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana;

Penjelasan ayat o :
Rumah Sakit dibangun serta dilengkapi dengan sarana, prasarana dan peralatan yang
dapat difungsikan serta dipelihara sedemikian rupa untuk mendapatkan keamanan,
mencegah kebakaran/bencana dengan terjaminnya keamanan, kesehatan dan
keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan lingkungan Rumah Sakit.
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 24/PRT/M/2008
TANGGAL 30 DESEMBER 2008 TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN
BANGUNAN GEDUNG

1. Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu
dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau
di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan
usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
2. Pedoman ini bertujuan untuk terwujudnya pemanfaatan bangunan gedung yang
memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan
serta efisien, serasi dan selaras dengan lingkungannya.
PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN
 PERMENPU NO.24/2008

Pemeliharaan  Kegiatan menjaga keandalan


bangunan beserta prasarana dan sarananya
agar bangunan selalu laik fungsi (PREVENTIVE
MAINTENANCE)
Perawatan  Kegiatan memperbaiki atau
mengganti bagian bangunan , bahan bangunan,
atau prasarana dan sarananya agar bangunan
tetap laik fungsi (CURRATIVE MAINTENANCE)
P SIKLUS PENGELOLAAN Sarana
S ARANA PR ASARANA
Perencanaan
Perencanaan

Pengadaan P
Pengadaan Konsultan
P Perlu
E Instalasi ?
N tidak Perancangan DED
G ya
A
D Peralatan di Instalasi Pengadaan Konstrusi
A
A
N Pelaksanaan &
Peralatan di stel & di test
Pengawasan Konstruksi

Uji fungsi Uji Fungsi

Uji coba Uji Coba


N
Y

Laik Pakai Sesuai Dok Peng Pencatatan SP Laik Pakai Sesuai Dok Peng
9
SIKLUS PENGELOLAAN
S PA ( 2 )

10
UU No. 28 /2002, TTG PEMBANGUNAN GEDUNG

Kepadatan ( KDB, KLB, KDH)


Syarat Status tanah,
Administratif Kepemilikan IMB IPB
bangunan Ketinggian Bangunan

Peruntukan, intensitas Jarak bebas


Bangunan
Gedung Tata Arsitektur dan masa Bangunan Tampilan bangunan
Bangunan

Persyaratan Tata Ruang


Pengendalian Dampak
Lingkungan
Bangunan dgn lingkungan
Syarat
Teknis Struktur Beban mati, hidup, alam
Keselamatan
Kebakaran
Pasif dan aktif
Petir

Kesehatan Penghawaan
Pencahayaan
Keandalan
Sanitasi
Bangunan
Bahan Bangunan

Ruang Gerak

Kenyamanan Hub antar ruang


View /pandangan
Kebisingan getar

Kemudahan Akses
Horizontal, vertikal, diffable
Fasilitas
11
Penyelenggaraan Bangunan Gedung UU No. 28/2002

Perencanaan Pengesahan Pertimbangan IMB


Rencana Teknis Teknis
Tim Ahli
Pembangunan Pelaksanaan
(Psl 35-36)

Penyelenggaraan Pengawasan
Bangunan
Gedung (Psl 34)
Pemanfaatan Persyaratan laik fungsi Seritifikat
(Psl 37) Laik Fungsi
Pelestarian Penetapan gedung dan lingkungan
(Psl 38) cagar budaya

Pembongkaran
(Psl 39)

12
PERIJINAN, PENGAWASAN DAN PENERTIBAN DALAM
PENGENDALIAN PEMBANGUNAN BANGUNAN

Pengendalian
pembangunan
gedung

Perizinan bangunan : Perencanaan :


- IMB - syarat
- kewenangan

- pelaksanaan (konstruksi)
pengawasan - pasca konstruksi
- Masa operasi

• pelaksanaan (konstruksi)
• pasca konstruksi
penertiban
• Masa operasi

13
SKEMA PENGAWASAN
PEMDA

KENDALI PROSES PEMBANGUNAN PELAKU TEKNIS KENDALI

Perenc. Struktur
PENGAWASAN PROSES Surat Izin
Perenc. Konstruksi
RENCANA PERENCANAAN Bekerja
BANGUNAN
Perenc. Instalasi &
Perlngk. Bangunan
IMB
Pemborong
PENGAWASAN
RENCANA Surat Izin
PELAKSANAAN Direksi Pengawas
BANGUNAN Bekerja

Peninjauan Ulang
SERTIFIKAT LAIK
FUNGSI

PENGAWASAN Pemeliharaan
RENCANA PENGGUNAAN DAN Bangunan Surat Izin
BANGUNAN PEMELIHARAAN Bekerja
Pengkaji Teknis

14
LINGKUP PEMELIHARAAN (1)

Arsitektural 
• Jalan keluar (sarana penyelamatan)  bebas
dari barang pengganggu
• Tampak Luar bangunan  bersih dan rapi
• Komponen ruangan  bersih dan rapi
• Penyediaan peralatan pemeliharaan yang
baik
• Interior  bersih dan rapi
LINGKUP PEMELIHARAAN (2)

Struktural 
• Pemeriksaan berkala komponen struktur 
retak, karat, berjamur
• Pemeriksaan berkala pelindung struktur  cat
• Pencegahan perubahan fungsi yang mengarah
perubahan beban struktur yang signifikan
• Memfungsikan ruangan sesuai perencanaan
LINGKUP PEMELIHARAAN (3)

Sistem Kelistrikan (Catu Daya, Tata


Cahaya, Telepon, Tata Udara) 
• Pemeriksaan berkala komponen kelistrikan
• Penggunaan komponen kelistrikan sesuai
SOP
• Pencegahan pemakaian beban berlebih
dari perencanaan
LINGKUP PEMELIHARAAN (4)

Halaman Luar (Parkir, Taman, Pagar)



• Pemeriksaan berkala
• Menjaga kebersihan
LINGKUP PEMELIHARAAN (5)

Sanitasi 
• Pemeriksaan berkala (kualitas air bersih pada sumur dan atau PAM
dan kualitas air limbah pada IPAL)
• Menjaga kebersihan
• Pest Control
• Pengendalian Vektor Penyakit (Serangga (kecoa, nyamuk, lalat dll),
kucing, tikus, anjing)
• Pengawasan Higiene Sanitasi Makanan, Kebersihan dan Sterilitas
Linen
• Pengharum Ruangan
• Pengelolaan Sampah (pemilahan, pengangkutan, penyimpanan,
pengolahan, penimbunan sampah)
LINGKUP PERAWATAN
1. Rehabilitasi
– Perbaikan bangunan rusak sebagian
– Tidak merubah fungsi bangunan/ruangan
– Tidak merubah arsitektur maupun struktur, utilitas
berubah
2. Renovasi
– Perbaikan bangunan rusak berat sebagian
– Dapat merubah maupun tidak fungsi bangunan/ruangan
– Dapat merubah arsitektur, struktur maupun utilitas
3. Restorasi
– Perbaikan bangunan rusak berat sebagian
– Dapat merubah maupun tidak fungsi bangunan/ruangan
– Arsitektur bangunan tidak berubah  sejarah
TINGKAT KERUSAKAN  Penentuan dengan
berkonsultasi dengan Instansi Teknis Setempat
1. RUSAK RINGAN
– Kerusakan pada komponen nonstruktural (penutup atap, langit-langit,
penutup lantai, dan dinding pengisi
– Biaya maksimum 35% dari biaya pembangunan
2. RUSAK SEDANG
– Kerusakan pada sebagian komponen nonstruktural dan atau komponen
struktural (struktur atap, struktur dinding, struktur lantai, balok, kolom)
– Biaya maksimum 45% dari biaya pembangunan
3. RUSAK BERAT
– Kerusakan pada sebagian besar komponen nonstruktural dan atau
komponen struktural Dapat merubah maupun tidak fungsi
bangunan/ruangan
– Jika sudah diperbaiki bangunan dapat berfungsi dengan baik
sebagaimana mestinya
– Biaya maksimum 65% dari biaya pembangunan
PROGRAM KERJA PEMELIHARAAN BANGUNAN (1)
1. PEMBERSIHAN HARIAN
– Komponen penampungan limbah padat
– Perlengkapan toilet, wastafel
– Perlengkapan dapur, laundry
– Komponen ruang kerja
2. PEMBERSIHAN WAKTU JAM KERJA
– Koridor umum, tangga, ruangan pengelolaan limbah
– Papan petunjuk, lampu penerangan, fitting listrik
– Jalan masuk
3. PEMBERSIHAN DI LUAR JAM KERJA
– Toilet dan bak Cuci
– Lobby dan pintu masuk
– Halaman luar
– Ruang Kerja
PROGRAM KERJA PEMELIHARAAN BANGUNAN (2)

4. PEMBERSIHAN MINGGUAN
– Ruang depan dan teras
– Saluran air limbah dan air hujan
– Area tangga dan tangga darurat
– Kaca dan jendela
– Koridor umum
5. PEMBERSIHAN BULANAN
– Peremajaan finishing lantai dan dinding
– Pembersihan komponen bangunan dan prasarana dari stainless dengan
minyak
– Pembersihan tempat tempat yang tinggi
6. PEMBERSIHAN TIGA BULANAN
– Pembersihan langit-langit dari logam  jika ada
– Pembersihan komponen utilitas bangunan (kipas angin, AC, ekshaust,
inhaust, genset)
– Pembersihan karpet
LISTRIK
• SNI tentang PUIL 2011 (Persyaratan Umum
Instalasi Listrik).
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 2306/MENKES/PER/XI/2011
tentang Persyaratan Teknis Prasarana Instalasi
Elektrikal Rumah Sakit
• Pemeliharaan Catu Daya Utama
• Pemeliharaan Catu Daya Pengganti
Pemeriksaan Berkala Instalasi Listrik
• Semua bagian instalasi listrik harus diperiksa dan dibersihkan
secara berkala dan teratur berdasarkan petunjuk, metode, dan
program yang telah ditentukan.
• Hasil pemeriksaan berkala suatu instalasi harus dimuat dalam
laporan tertulis pemeriksaan.
• Instalasi listrik yang disiapkan untuk melayani keadaan darurat,
harus diperiksa dan dicoba secara berkala agar keamanan dan
keandalannya terjamin.
• Pemeliharaan semua instalasi listrik sementara di lapangan
pembangunan harus diawasi oleh orang yang berwenang dan
memikul tanggung jawab penuh atas keamanan menggunakan,
mengubah, dan menambah instalasi. Instalasi sementara
tersebut harus diperiksa dan diuji secara berkala sesuai
ketentuan mengenai instalasi sementara, paling lama tiga bulan
sekali sesuai dengan keadaan dan tempat instalasi.
Pemeriksaan Berkala Instalasi Listrik
• Karena instalasi mengalami aus, penuaan
atau kerusakan yang akan mengganggu
instalasi jika dibiarkan, secara berkala
instalasi harus diperiksa dan diperbaiki, dan
bagian yang aus, rusak atau mengalami
penuaan diganti.
• Perlengkapan tertentu seperti relai,
kontaktor yang bagiannya lebih cepat
terganggu bekerjanya karena mengalami
aus, penuaan atau kerusakan, harus secara
berkala diperiksa dan dicoba, baik segi
mekanis maupun listriknya.
Tiga penyebab genset gagal untuk starting
pada genset:
• Tombol  start dalam posisi OFF bukan AUTO.
• Aki untuk starting mati, atau kekurangan masa charging.
• Filter bahan bakar tersumbat karena bahan bakar lama atau
terkontaminasi kotoran dan zat2 lain.

Solusi untuk mengatasinya:


• Perawatan genset rutin dilakukan oleh teknisi terlatih.
• Pemilik Genset dapat memilih opsi kontrak maintenance ke
supplier genset dengan alasan kemudahan, terutama yang
memiliki genset pada banyak lokasi dan kekurangan SDM
maintenance genset.
Pemeliharaan preventif pada genset
Karena daya tahan mesin solar yang tergolong tinggi, pada umumnya
pemeliharaan preventif hanya terdiri dari :
• Pemeriksaan umum
• Pemeliharaan system pelumasan
• Pemeliharaan sistem pendingin
• Pemeliharaan Sistem bahan bakar
• Pemeliharaan Aki starting
• Pemanasan mesin

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan perawatan harus


dilakukan lebih sering meliputi :
Genset digunakan secara berkesinambungan sebagai daya utama (Prime Power).
Suhu lingkungan yang ekstrim.
Paparan cuaca
Paparan air garam
Paparan debu, pasir, atau partikel udara lainnya
Tabel jadwal pemeliharaan khusus untuk
genset.
Pemeriksaan Umum Genset
Ketika genset menyala (running), operator harus waspada pada masalah mekanik yang dapat
menciptakan kondisi tidak aman atau berbahaya. Berikut ini adalah beberapa bagian yang harus
diperiksa secara teratur untuk mempertahankan operasi yang aman dan handal.
• Sistem pembuangan: Dalam keadaan genset running, periksa seluruh sistem pembuangan,
termasuk exhaust manifold, muffler, dan pipa knalpot. Periksa kebocoran di semua koneksi, las,
gasket, dan join - dan pastikan bahwa di sekitar pipa knalpot tidak pemanasan berlebihan. Segera
perbaiki jika ada kebocoran. Periksa asap yang berlebihan pada awal starting genset : Hal ini
dapat menunjukkan masalah kinerja dan kualitas udara yang mungkin membutuhkan perhatian
segera.
• Sistem bahan bakar : Dalam keadaan genset running, periksa jalur pasokan bahan bakar, jalur
balik, filter, dan keretakan atau lecet pada fitting2. Pastikan jalur2 bahan bakar tidak bergesekan
dengan apapun yang dapat menyebabkan kegagalan fungsi. Segera perbaiki kebocoran atau
gubah jalur bahan bakar untuk menghindari kerusakan genset.
• Sistem listrik DC (Aki) : Periksa terminal pada baterai starting untuk memastikan koneksi yang
bersih dan kencang. Koneksi longgar atau berkarat menyebabkan resistensi, yang dapat
menghambat starting genset.
• Mesin : Pantau level cairan, tekanan oli, dan suhu radiator secara berkala. Jika terjadi masalah
pada mesin biasanya ada peringatan dini. Melihat dan mendengarkan perubahan performa
mesin, suara, atau penampakan akan menunjukkan bahwa genset perlu perbaikan. Waspada jika
terjadi kegagalan pembakaran (misfires), getaran, asap knalpot yang berlebihan, penurunan
kekuatan, atau peningkatan konsumsi oli atau bahan bakar.
• Sistem control : Periksa sistem kontrol secara teratur, dan pastikan itu adalah log data yg benar
selama pemanasan mesin. Pastikan untuk mengembalikan sistem kontrol kembali ke normal
Perawatan pada sistem pelumasan pada
genset
• Periksa level oli mesin saat mesin dimatikan pada interval yang
ditentukan dalam tabel level oli mesin. Untuk pembacaan yang akurat
pada dipstick mesin, mematikan mesin dan menunggu sekitar 10
menit. Tujuannya untuk memastikan oli di bagian atas mesin mengalir
kembali ke dalam bak mesin. Ikuti rekomendasi produsen mesin untuk
klasifikasi API oli dan viskositas oli. Jaga level oli sedekat mungkin
dengan "full" tanda pada dipstick dengan menambahkan oli dengan
kualitas & merk yang sama. Jangan mencampur dengan merk oli lain.
• Ganti oli dan filter pada interval yang direkomendasikan dalam Tabel
pergantian oli dan filter. Periksa pada manual book mesin untuk
prosedur pengurasan oli dan penggantian filter oli. Oli dan filter bekas
harus dibuang dengan benar untuk menghindari kerusakan
lingkungan.
• Periksa level cairan pendingin
(coolant) dalam keadaan mesin tidak
menyala, pada interval yang
Perawatan Pada Sistem ditentukan dalam Tabel Petunjuk
Level Cairan Pendingin. Lepaskan
Pendingin pada genset tutup radiator setelah mesin
didinginkan terlebih dahulu, dan jika
perlu tambahkan pendingin sampai
tingkat sekitar 3/4 inch bawah seal
tutup radiator. Mesin solar
memerlukan campuran coolant & air
yang seimbang, antibeku, dan aditif
pendingin. Gunakan jenis cairan
pendingin (coolant) yang
direkomendasikan oleh produsen
mesin (pada manual book).
• Periksa bagian luar radiator apakah
ada kerusakan, dan bersihkan semua
kotoran atau benda asing dengan
sikat lembut atau kain. Lakukan
dengan hati2 untuk menghindari
kerusakan sirip2 pendingin(radiator
fin). Jika tersedia, gunakan kompresi
udara tekanan rendah atau aliran air
ke arah yang berlawanan dari aliran
udara normal radiator untuk
membersihkan radiator.
Perawatan Sistem Bahan Bakar Pada Genset
• Kualitas bahan bakar solar akan turun dan akan rusak dari waktu ke waktu, dan salah
satu alasan untuk pemanasan mesin rutin adalah memakai habis bahan bakar yang
tersimpan pada tanki sebelum rusak. Selain perawatan sistem bahan bakar yang
direkomendasikan oleh produsen mesin, filter bahan bakar harus dikeringkan pada
interval yang ditunjukkan dalam Tabel interval pengeringan filter bahan bakar. Uap
air terakumulasi dan mengembun di tangki bahan bakar - juga harus secara berkala
dikeringkan dari tangki bersama dengan sedimen2nya. Pertumbuhan bakteri dalam
bahan bakar solar bisa menjadi masalah di iklim tropis Indonesia. Konsultasikan
dengan produsen genset atau dealer untuk rekomendasi penyimpanan bahan bakar.
Pemanasan mesin harus dilakukan rutin, dan jika bahan bakar tidak digunakan dalam
waktu tiga sampai 6 bulan maka harus diisi ulang.
• Pipa2 dan selang system pendingin harus diperiksa secara teratur untuk mengetahui
kebocoran, lubang, retak, atau koneksi longgar. Kencangkan klem selang yang kendor.
Selain itu, periksa sistem pendingin terhadap kotoran2 dan puing-puing yang
mungkin menghalangi kerja sirip pendingin. Periksa retak, lubang, atau kerusakan
lainnya.
• Komponen air-intake untuk mesin harus diperiksa pada interval yang ditunjukkan
dalam Tabel Interval Komponen air-intake. Frekuensi pembersihan atau mengganti
elemen saringan udara ditentukan oleh kondisi di mana genset beroperasi.
Pembersih udara biasanya berisi cartridge kertas elemen filter yang dapat
dibersihkan dan digunakan kembali jika tidak rusak.
Perawatan Baterai Starting Pada Genset
• Baterai mulai lemah atau undercharged adalah penyebab umum dari kegagalan genset standby. Bahkan
ketika terus terisi penuh dan dirawatpun, baterai lead-acid (timbal-asam) akan mengalami penurunan
kualitas dan mengalami kerusakan dari waktu ke waktu dan harus diganti kira-kira setiap 24 sampai 36
bulan – apalagi jika tidak di-charging dengan teratur. NiCad adalah jenis baterai lead-acid yang tidak
terlalu membutuhkan perawatan berkala, biasanya digunakan dalam aplikasi mission-critical (misi kritis).
Namun, NiCad juga seiring waktu akan mengalami kerusakan dan perlu diuji secara teratur dengan beban
(load). Lihat Tabel untuk interval pemeriksaan yang direkomendasikan untuk baterai lead-acid dan sistem
charger nya.
• Pengujian Baterai : Pemeriksaan tegangan output saja dari baterai tidak menjamin  kemampuan baterai
bisa memberikan kekuatan start yang memadai. Dengan bertambahnya usia baterai, resistensi
internalnya terhadap aliran arus akan naik, dan satu-satunya ukuran yang akurat dari tegangan terminal
harus dilakukan dengan load. Pada beberapa genset, uji diagnostik ini dilakukan secara otomatis setiap
kali genset starting. Atau ada yang menggunakan baterai load tester untuk memverifikasi kondisi setiap
baterai starting.
• Pembersihan Baterai  : Jaga kebersihan baterai dengan cara menyeka dengan kain lembab ketika kotoran
muncul berlebihan. Jika terjadi korosi sekitar terminal, lepaskan kabel baterai dan cuci terminal dengan
larutan baking soda (soda ash) dan air (¼ lb baking soda untuk 1 liter air). Hati-hati jangan sampai larutan
tersebut masuk ke sel-sel baterai karena akan menetralkan zat asam pada baterai, dan kemudian siram
baterai dengan air bersih ketika selesai. Setelah mengganti konektor, lapisi terminal & konektor dengan
lilin tipis untuk mencegah korosi dikemudian hari.
• Memeriksa berat jenis : Dalam baterai lead acid cell terbuka, gunakan hidrometer baterai untuk
memeriksa berat jenis elektrolit dalam setiap sel baterai. Sebuah baterai yang terisi penuh akan memiliki
berat jenis 1.260. Charge baterai jika berat jenis di bawah 1,215.
• Memeriksa tingkat elektrolit : Dalam baterai lead acid cell terbuka, periksa tingkat elektrolit setidaknya
setiap 200 jam operasi.  Jika rendah, isi sel baterai ke bagian bawah leher pengisi dengan air suling
(distilled water).
Pemanasan Genset
• Genset yang standby dalam jangka waktu panjang harus mampu starting
dengan dari starting dalam keadaan dingin ke operasi full dalam hitungan
detik. Hal ini dapat menimbulkan beban yang berat pada bagian-bagian
mesin. Namun, pemanasan secara teratur membuat bagian-bagian mesin
yang dilumasi, mencegah oksidasi pada kontak listrik, menggunakan
bahan bakar sebelum bahan bakar rusak (berubah sifat), dan secara
umum, membantu memberikan starting mesin yang handal. Pemanasan
genset setidaknya sebulan sekali selama minimal 30 menit. Di-load tidak
kurang dari sepertiga dari net power genset sesuai yang tertera pada
nameplate-nya. Periode operasi tanpa load harus diminimalisir karena
bahan bakar yang tidak terbakar cenderung terakumulasi dalam sistem
pembuangan. Bila mungkin, ujilah system genset dengan load yang
sebenarnya dalam rangka untuk menguji transfer switch otomatis dan
memverifikasi kinerja dalam kondisi nyata. Jika menghubungkan ke load
“real” tidak nyaman untuk pengujian, bisa menggunakan load bank
setidaknya sepertiga dari net power genset sesuai yang tertera pada
nameplate-nya. Pastikan untuk mengembalikan kontrol genset pada
kondisi AUTO pada akhir proses pemanasan genset (pada sistem dengan
LIFT
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor :
PER.03/MEN/1999 Tentang Syarat - Syarat Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Lift Untuk Pengangkutan Orang Dan Barang
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia
Nomor : 32 TAHUN 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor :
Per.03/Men/1999 Tentang Syarat - Syarat Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Lift Untuk Pengangkutan Orang Dan Barang
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor PER.09/MEN/VII/2010 Tentang Operator
Dan Petugas Pesawat Angkat Dan Angkut
• Dalam pembuatan, pemasangan, pemakaian,
perubahan dan perawatan lift mengandung bahaya
potensial maka untuk memberikan perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja perlu ditetapkan
syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja lift
untuk pengangkutan orang dan barang
• Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(PJK3) dalam melaksanakan pembuatan, pemasangan
dan perawatan lift harus terlebih dahulu
memperoleh keputusan penunjukan dari Menteri
atau pejabat yang ditunjuk.
• teknisi yang mengerjakan pemasangan, perbaikan
dan atau perawatan lift harus memperoleh surat
ijin operasi dari Menteri atau pejabat yang
ditunjuk.
• surat ijin operasi berlaku selama 5 (lima) tahun dan
dapat diperbaharui setelah habis masa berlakunya.
• surat ijin operasi diberikan setelah lulus dari
bimbingan teknis yang diselenggarakan perusahaan
jasa Pembina keselamatan dan kesehatan kerja
atau Departemen Tenaga Kerja.
Pemeliharaan Lift
1. Pemeliharaan ringan
Yaitu pekerjaan pemeliharaan yang hanya meliputi service rutin dan
penggantian bahan/alat pakai seperti :
 Penggantian oli
 Penggantian bola lampu
 Penggantian sepatu pintu
 Pelumasan

2. Pemeliharaan keseluruhan
Yaitu pekerjaan pemeliharaan yang meliputi service rutin dan
penggantian spare part seperti :
 Penggantian tali baja
 Penggantian komponen control sistim
 Penggantian traveling cable
 Readjustment.
IPAL
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5
TAHUN 2014 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH

Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau masyarakat.

Pasal 12
Jika fasilitas pelayanan kesehatan melakukan :
a. pengolahan limbah domestik, wajib memenuhi baku mutu air limbah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran XLIV bagian A Peraturan Menteri;
b. pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun, wajib memenuhi baku mutu
air limbah sebagaimana tercantum dalam Lampiran XLIV bagian B Peraturan
Menteri; atau
c. melakukan pengolahan limbah domestik dan limbah bahan berbahaya dan
beracun, wajib memenuhi baku mutu air limbah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran XLIV bagian A dan bagian B Peraturan Menteri.
PEMELIHARAAN IPAL
Bertujuan agar IPAL tetap berfungsi seperti
spesifikasi yang ada
Agar memenuhi Baku Mutu Limbah
Tergantung dari jenis IPAL yang ada
Memperhatikan manual pengoperasian IPAL
Memperhatikan manual pemeliharaan IPAL
INSENERATOR
Masalah dan solusi metode pengolahan
Limbah Jarum suntik sebaiknya sebelum masuk kedalam incinerator
dihancurkan dulu dengan alat penghancur jarum suntik
Jika Kapasitas incinerator di atas 100 Kg/jam sebaiknya
menggunakan sistem pengumpanan otomatis untuk keamanan
operator
Abu pembakaran masih dianggap B3 dan ini menimbulkan biaya
baru, dilakukan uji analisa laboratorium dengan metode TCLP dan
LD50
pembersihan ruang bakar,
pemindahan abu,pemeriksaan
Persiapan
seluruh alat

setting temperatur RB 1 dan RB


2, lalu nyalakan burner sd
Pemanasan temperatur input RB.I minimal
350º C dan RB.II minimal 400º C

dimulai ketika temperatur RB.I


minimal 800º C dan RB.II
Kegiatan Operasional Pembakaran
minimal 1000º C

Pengeluaran abu di RB I
dilakukan ketika sudah dalam
keadaan dingin, esok hari nya,
Pengeluaran Abu sedangkan untuk RB.II dilakukan
setiap satu minggu sekali.

ketika limbah yang terakhir


diumpankan telah habis),
Pendinginan otomatis dengan menekan
tombol cooling pada panel
kontrol.
Petunjuk Umum
Pengoperasian

Peralatan kerja

Buku manual
Guna peralatan
kerja yang
memadai Label petunjuk

Simpan buku manual


ditempat yg mudah
Bagian
terjangkau oleh operator Incinerator
sangat panas
Perhatikan label petunjuk yang tertera
dalam komponen incinerator APD

Hati-hati beberapa bagian incinerator sangat panas ketika


dioperasikan (ct : daerah cerobong)
APAR

Gunakan masker,sarung tangan dan sekop pada saat mengeluarkan abu pembakaran. Lapor

Sediakan APAR di sekitar ruang incinerator

Laporkan kepada supervisor, jika ada hal yang janggal dan tidak dapat diselesaikan sendiri.
Tahap-Tahap
Pemeliharaan

Operator yang terlatih Melebihi Kapasitas Pemeliharaan Rutin

Barang mudah meledak Menyiram Abu

Melaku pemeliharaan
Incinerator rutin utk seluruh
harus komponen incinerator
dioperasikan Membakar limbah
sesuai dengan buku
oleh operator melebihi
petunjuk
yang terlatih kapasitas alat.
pengoperasian

Tidak membakar Menyiram abu


barang-barang yang dengan air pada
mudah meledak saat pengeluaran
(kaleng aerosol,kaleng abu
thiner,cat)
Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Cara Merawat APAR


PRASARANA GAS MEDIS

1. Persyaratan kandungan gas medis.

2. Persyaratan tabung gas medis.

3. Persyaratan Instalasi Gas Medis.


PERAN STAKE HOLDER DI RUMAH SAKIT DAN
DINAS KESEHATAN
• Memastikan program pemeliharaan Sarana dan Prasarana ada di
rumah sakit
• Dinas kesehatan mengadvokasi rumah sakit dan puskesmas agar
menganggarkan biaya pemeliharaan sarana/bangunan dan
prasarana
• Menempatkan SDM pemeliharaan yang sesuai di rumah sakit dan
dinas kesehatan apabila puskesmas tidak ada SDM pemeliharaan
• Mendokumentasikan kegiatan pemeliharaan dari perencanaan
sampai dengan realisasi serta evaluasi
• Mengkaji kemungkinan pembentukan unit pemeliharaan di
dinkes
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai