Disampaikan pada :
”PERTEMUAN PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN”
Sentul, 2-3 Mei 2018
FAMILY TREE BIDANG SARANA PRASARANA DAN PERALATAN KESEHATAN
(UU NO. 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT)
PASAL 7
PERSYARATAN TEKNIS
RUMAH SAKIT
PERSYARATAN BANGUNAN RS
PERSYARATAN PRASARANA RS
Pasal 11 : Prasarana
Prasarana harus memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta keselamatan dan
kesehatan kerja penyelenggaraan Rumah Sakit
Prasarana harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik.
Pengoperasian dan pemeliharaan prasarana Rumah Sakit harus dilakukan oleh
petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya.
Pengoperasian dan pemeliharaan prasarana Rumah Sakit harus didokumentasi dan
dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan.
Pasal 29 : Kewajiban
Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban:
o. memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana;
Penjelasan ayat o :
Rumah Sakit dibangun serta dilengkapi dengan sarana, prasarana dan peralatan yang
dapat difungsikan serta dipelihara sedemikian rupa untuk mendapatkan keamanan,
mencegah kebakaran/bencana dengan terjaminnya keamanan, kesehatan dan
keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan lingkungan Rumah Sakit.
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 24/PRT/M/2008
TANGGAL 30 DESEMBER 2008 TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN
BANGUNAN GEDUNG
1. Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu
dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau
di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan
usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
2. Pedoman ini bertujuan untuk terwujudnya pemanfaatan bangunan gedung yang
memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan
serta efisien, serasi dan selaras dengan lingkungannya.
PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN
PERMENPU NO.24/2008
Pemeliharaan Kegiatan menjaga
keandalan bangunan beserta prasarana dan
sarananya agar bangunan selalu laik fungsi
(PREVENTIVE MAINTENANCE)
Perawatan Kegiatan memperbaiki atau
mengganti bagian bangunan , bahan
bangunan, atau prasarana dan sarananya agar
bangunan tetap laik fungsi (CURRATIVE
MAINTENANCE)
LINGKUP PEMELIHARAAN (1)
Arsitektural
• Jalan keluar (sarana penyelamatan)
bebas dari barang pengganggu
• Tampak Luar bangunan bersih dan rapi
• Komponen ruangan bersih dan rapi
• Penyediaan peralatan pemeliharaan yang
baik
• Interior bersih dan rapi
LINGKUP PEMELIHARAAN (2)
Struktural
• Pemeriksaan berkala komponen struktur
retak, karat, berjamur
• Pemeriksaan berkala pelindung struktur
cat
• Pencegahan perubahan fungsi yang
mengarah perubahan beban struktur yang
signifikan
• Memfungsikan ruangan sesuai perencanaan
LINGKUP PEMELIHARAAN (3)
Sanitasi
• Pemeriksaan berkala (kualitas air bersih pada sumur dan atau
PAM dan kualitas air limbah pada IPAL)
• Menjaga kebersihan
• Pest Control
• Pengendalian Vektor Penyakit (Serangga (kecoa, nyamuk, lalat
dll), kucing, tikus, anjing)
• Pengawasan Higiene Sanitasi Makanan, Kebersihan dan
Sterilitas Linen
• Pengharum Ruangan
• Pengelolaan Sampah (pemilahan, pengangkutan,
penyimpanan, pengolahan, penimbunan sampah)
LINGKUP PERAWATAN
1. Rehabilitasi
– Perbaikan bangunan rusak sebagian
– Tidak merubah fungsi bangunan/ruangan
– Tidak merubah arsitektur maupun struktur, utilitas berubah
2. Renovasi
– Perbaikan bangunan rusak berat sebagian
– Dapat merubah maupun tidak fungsi bangunan/ruangan
– Dapat merubah arsitektur, struktur maupun utilitas
3. Restorasi
– Perbaikan bangunan rusak berat sebagian
– Dapat merubah maupun tidak fungsi bangunan/ruangan
– Arsitektur bangunan tidak berubah sejarah
– Struktur dan utilitas dapat berubah
TINGKAT KERUSAKAN Penentuan dengan
berkonsultasi dengan Instansi Teknis Setempat
1. RUSAK RINGAN
– Kerusakan pada komponen nonstruktural (penutup atap, langit-langit,
penutup lantai, dan dinding pengisi
– Biaya maksimum 35% dari biaya pembangunan
2. RUSAK SEDANG
– Kerusakan pada sebagian komponen nonstruktural dan atau komponen
struktural (struktur atap, struktur dinding, struktur lantai, balok, kolom)
– Biaya maksimum 45% dari biaya pembangunan
3. RUSAK BERAT
– Kerusakan pada sebagian besar komponen nonstruktural dan atau
komponen struktural Dapat merubah maupun tidak fungsi
bangunan/ruangan
– Jika sudah diperbaiki bangunan dapat berfungsi dengan baik
sebagaimana mestinya
– Biaya maksimum 65% dari biaya pembangunan
PROGRAM KERJA PEMELIHARAAN BANGUNAN (1)
1. PEMBERSIHAN HARIAN
– Komponen penampungan limbah padat
– Perlengkapan toilet, wastafel
– Perlengkapan dapur, laundry
– Komponen ruang kerja
2. PEMBERSIHAN WAKTU JAM KERJA
– Koridor umum, tangga, ruangan pengelolaan limbah
– Papan petunjuk, lampu penerangan, fitting listrik
– Jalan masuk
3. PEMBERSIHAN DI LUAR JAM KERJA
– Toilet dan bak Cuci
– Lobby dan pintu masuk
– Halaman luar
– Ruang Kerja
PROGRAM KERJA PEMELIHARAAN BANGUNAN (2)
4. PEMBERSIHAN MINGGUAN
– Ruang depan dan teras
– Saluran air limbah dan air hujan
– Area tangga dan tangga darurat
– Kaca dan jendela
– Koridor umum
5. PEMBERSIHAN BULANAN
– Peremajaan finishing lantai dan dinding
– Pembersihan komponen bangunan dan prasarana dari stainless dengan
minyak
– Pembersihan tempat tempat yang tinggi
3. PEMBERSIHAN TIGA BULANAN
– Pembersihan langit-langit dari logam jika ada
– Pembersihan komponen utilitas bangunan (kipas angin, AC, ekshaust,
inhaust, genset)
– Pembersihan karpet
LISTRIK
• SNI tentang PUIL 2011 (Persyaratan Umum
Instalasi Listrik).
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 2306/MENKES/PER/XI/2011
tentang Persyaratan Teknis Prasarana Instalasi
Elektrikal Rumah Sakit
• Pemeliharaan Catu Daya Utama
• Pemeliharaan Catu Daya Pengganti
Pemeriksaan Berkala Instalasi Listrik
• Semua bagian instalasi listrik harus diperiksa dan dibersihkan
secara berkala dan teratur berdasarkan petunjuk, metode, dan
program yang telah ditentukan.
• Hasil pemeriksaan berkala suatu instalasi harus dimuat dalam
laporan tertulis pemeriksaan.
• Instalasi listrik yang disiapkan untuk melayani keadaan darurat,
harus diperiksa dan dicoba secara berkala agar keamanan dan
keandalannya terjamin.
• Pemeliharaan semua instalasi listrik sementara di lapangan
pembangunan harus diawasi oleh orang yang berwenang dan
memikul tanggung jawab penuh atas keamanan menggunakan,
mengubah, dan menambah instalasi. Instalasi sementara
tersebut harus diperiksa dan diuji secara berkala sesuai
ketentuan mengenai instalasi sementara, paling lama tiga bulan
sekali sesuai dengan keadaan dan tempat instalasi.
Pemeriksaan Berkala Instalasi Listrik
• Karena instalasi mengalami aus, penuaan
atau kerusakan yang akan mengganggu
instalasi jika dibiarkan, secara berkala
instalasi harus diperiksa dan diperbaiki, dan
bagian yang aus, rusak atau mengalami
penuaan diganti.
• Perlengkapan tertentu seperti relai,
kontaktor yang bagiannya lebih cepat
terganggu bekerjanya karena mengalami
aus, penuaan atau kerusakan, harus secara
berkala diperiksa dan dicoba, baik segi
mekanis maupun listriknya.
Tiga penyebab genset gagal untuk starting
pada genset:
• Tombol start dalam posisi OFF bukan AUTO.
• Aki untuk starting mati, atau kekurangan masa charging.
• Filter bahan bakar tersumbat karena bahan bakar lama atau
terkontaminasi kotoran dan zat2 lain.
2. Pemeliharaan keseluruhan
Yaitu pekerjaan pemeliharaan yang meliputi service rutin dan
penggantian spare part seperti :
Penggantian tali baja
Penggantian komponen control sistim
Penggantian traveling cable
Readjustment.
IPAL
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5
TAHUN 2014 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau masyarakat.
Pasal 12
Jika fasilitas pelayanan kesehatan melakukan :
a. pengolahan limbah domestik, wajib memenuhi baku mutu air limbah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran XLIV bagian A Peraturan Menteri;
b. pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun, wajib memenuhi baku mutu
air limbah sebagaimana tercantum dalam Lampiran XLIV bagian B Peraturan
Menteri; atau
c. melakukan pengolahan limbah domestik dan limbah bahan berbahaya dan
beracun, wajib memenuhi baku mutu air limbah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran XLIV bagian A dan bagian B Peraturan Menteri.
PEMELIHARAAN IPAL
Bertujuan agar IPAL tetap berfungsi seperti
spesifikasi yang ada
Agar memenuhi Baku Mutu Limbah
Tergantung dari jenis IPAL yang ada
Memperhatikan manual pengoperasian IPAL
Memperhatikan manual pemeliharaan IPAL
INSENERATOR
Masalah dan solusi metode pengolahan
Limbah Jarum suntik sebaiknya sebelum masuk kedalam incinerator
dihancurkan dulu dengan alat penghancur jarum suntik
Jika Kapasitas incinerator di atas 100 Kg/jam sebaiknya
menggunakan sistem pengumpanan otomatis untuk keamanan
operator
Abu pembakaran masih dianggap B3 dan ini menimbulkan biaya
baru, dilakukan uji analisa laboratorium dengan metode TCLP dan
LD50
pembersihan ruang bakar,
pemindahan abu,pemeriksaan
Persiapan
seluruh alat
Pengeluaran abu di RB I
dilakukan ketika sudah dalam
keadaan dingin, esok hari nya,
Pengeluaran Abu sedangkan untuk RB.II dilakukan
setiap satu minggu sekali.
Peralatan kerja
Buku manual
Guna peralatan
kerja yang
memadai Label petunjuk
Gunakan masker,sarung tangan dan sekop pada saat mengeluarkan abu pembakaran. Lapor
Laporkan kepada supervisor, jika ada hal yang janggal dan tidak dapat diselesaikan sendiri.
Tahap-Tahap
Pemeliharaan
Melaku pemeliharaan
Incinerator rutin utk seluruh
harus komponen incinerator
dioperasikan Membakar limbah
sesuai dengan buku
oleh operator melebihi
petunjuk
yang terlatih kapasitas alat.
pengoperasian