TENTANG
PANDUAN KREDENSIAL DI RUMAH SAKIT SUMBER HURIP
MEMUTUSKAN
Kesatu :
Kedua :
Ketiga :
Ditetapkan di : Cirebon
Padatanggal : 20
Cirebon, 2017
Direktur RS Sumber Hurip
dr.
NIK.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………
Daftar Isi………………………………………………………………………………………..
1. Pendahuluan 2
2. Pengertian dan Dampak………………………………………………………………… 3
3. Dasar Hukum………………………………………………………………………….. 4
4. Visi Misi RSJPDHK…………………………………………………………………… 5
5. Sasaran………………………………………………………………………………… 5
6. Struktur Organisasi Keselamatan Pasien Rumah Sakit………………………….. 6
2.1. Pengertian……………………………………………………………………………… 7
2.2. Tujuh Standar Keselamatan Pasien di Rumah Sakit……………………………… 7
2.3. Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien di Rumah Sakit…………………… 11
2.4. Istilah-istilah dalam Keselamatan Pasien di Rumah Sakit……………………….. 12
BAB III ENAM GOALS KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT JANTUNG DAN
PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
3.1. Identifikasi Pasien Secara Benar……………………………………………………. 14
3.4. Menjamin sisi operasi yang tepat, prosedur yang tepat, serta pasien yang
tepat dengan penerapan checklist keselamatan operasi / tindakan berisiko
tinggi ( intervensi non bedah )…………………………………………………….... 28
3.5. Pengurangan resiko Infeksi……..…………………………………………………. 31
3.6. Menurunkan Risiko Cedera Karena Jatuh Dengan Check List
Assessment Risiko Jatuh……………………………………………………………. 39
Lampiran-lampiran
1.2 TUJUAN
Tujuan Umum :
Petunjuk Teknis ini dimaksudkan untuk menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan
pemeliharaan dan perawatan sarana - prasarana agar dalam keadaan layak fungsi.
Tujuan Khusus :
Petunjuk Teknis ini bertujuan untuk mewujudkan pemanfaatan sarana–prasarana yang
memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan serta efisien,
serasi dan selaras dengan lingkungannya.
BAB II
RUANG LINGKUP KEGIATAN
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 134/Menkes/SK/IV/1978 April
1978 tentang susunan dan tatacara kerja rumah sakit umum telah ditetapkan tugas dan fungsi
IPSRS sebagai berikut:
1. Penyediaan
a. Penyediaan air bersih yang memnuhi standar atau kriteria untuk dapat dijadikan
air minum.
b. Penyediaan air panas untuk kegiatan mandi dan sterilisasi.
c. Penyediaan gas teknik dan gas medis.
d. Penyediaan tenaga listrik.
e. Penyediaan udara segar.
f. Penyediaan komunikasi.
g. Penyediaan jasa teknis.
2. Pengelolaan
a. Pengelolaan instalasi air bersih.
b. Pengelolaan gas medis.
c. Pengelolaan sistem alarm.
d. Pengelolaan peralatan pembasmi hama, instrumen dan bahan lain.
3. Pemeliharaan dan perbaikan
a. Bangunan, yaitu gedung perawatan, kantor, poliklinik, instalasi lain-lain.
b. Instalasi air bersih, air panas.
c. Instalasi listrik.
d. Instalasi gas teknik, gas medis.
e. Peralatan komunikasi.
f. Peralatan elektronika dan elektromedik.
g. Peralatan radiasi dan laboratorium.
4. Pelatihan
a. Operator peralatan listrik dan elektromedik.
b. Paramedis guna menjaga keselamatan kerja peralatan bagi petugas/operator,
penderita dan pekerja lainnya.
c. Pemeliharaan berkala bagi operator dalam menjaga peralatan laik pakai.
d. Teknisi selaku pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan.
e. Pengukuran dan kalibrasi peralatan.
BAB III
TATA LAKSANA
1. Perencanaan
a) Menyusun rencana kerja dan kegiatan UPSRS tehunan, bulanan, mingguan
dan harian.
b) Menyusun petunjuk teknis dan petunjuk operasional dari pemakaian sarana
dan peralatan.
c) Menyusun peraturan kelaikan operasional sarana, prasarana dan peralatan
yang menunjang pelayanan kesehatan.
2. Pelaksanaan
a. Melakukan penilaian uji fungsi dan uji coba sarana, prasarana dan peralatan
baik yang baru maupun yang selesai diperbaiki.
b. Melakukan pemeliharaan.
1) Pola Dasar Pemeliharaan
a) Pemeliharaan Pencegahan (Preventif Maintenance) adalah
pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu tertentu, dimaksudkan
untunk mengurangi kemungkinan kerusakan atau bagian-bagiannya
tidak memenuhi standar.
Contoh :
1. Pemeliharaan Harian
2. Pemeliharaan Mingguan
3. Pemeliharaan Bulanan
4. Pemeliharaan Tahunan
b) Pemeliharaan Korektif adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk
memperbaiki suatu bagian atau seluruhnya, termasuk penyetelan,
penggantian bagian yang rusak untuk memnuhiu kondisi yang sesuai.
Contoh :
1. Perbaikan Ringan
2. Perbaikan Besar (Overhaul)
2) Pelaksanaan Pemeliharaan
a. Pemeliharaan dilaksanakan oleh IPSRS, sepanjang memiliki fasilitas
kerja, tenaga yang mampu dan peralatamn kerja tersedia dengan cukup
serta sesuai dengan norma keselamatan kerja yang berlaku.
b. Pemeliharaan yang dilaksanakan oleh pihak ketiga yaitu dengan cara :
1. Perbaikan isidentil terhadap peralatan tanpa terikat waktu.
2. Kontrak service yaitu peralatan dipelihara atau diperbaiki dalam
jangka waktu yang ditentukan, misalnya jangka waktu 6 (Enam)
Bulan atau 1 (satu) Tahun. Jenis kegiatan disesuaikan dengan
ketentuan pabrik.
c. Melakukan kegiatan teknis dalam kegiatan medis, yaitu:
1. Mempersiapkan pelayanan teknis dalam tim medis.
2. Melakukan pelayanan medis teknisi dalam tim medis.
3. Melakukan tindakan dalam keadaan darurat terhadap peralatan medis
dan penunjangnya.
d. Melakukan penilaian terhadap sarana, prasarana dan peralatan, yaitu:
1. Dalam rangka pengadaan.
2. Dalam rangka pemeliharaan dan perbaikan.
3. Dalam rangka pengukuran dalam kalibrasi.
4. Dalam rangka pendayagunaan dan penghapusan.
e. Menyusun laporan, yaitu:
1. Menyusun data keadaan atau inventarisasi.
2. Menyusun laporan kegiatan.
f. Melakukan pengelolaan teknis, yaitu:
1. Melaksanakan pengelolaan teknis pengelolaan lingkungan.
2. Mengelola kegiatan teknis dalam jam kerja 24 jam.
3. Bertugas dalam tim penerimaan barang dan pengujian teknis.
g. Melakukan rapat.
1. Rapat internal IPSRS.
2. Rapat koordinasi dengan Ka. Inst. Dan Ka. Intalasi unit terkait
3. Pengawasan
Melaksanakan pengawasan dalam kegiatan pembangunan, pemasangan, pemeliharaan
dan perbaikan sarana, prasarana maupun peralatan yang dilaksanakan oleh pihak ketiga.
4. Pelatihan
Dilaksanakan secara terjadwal berlaku bagi operator maupun petugas teknik sehingga
program pelayanan pemeliharaan dan perbaikan berjalan lancar. Dalam waktu tertentu
mendatangkan tenaga ahli untuk menjabarkan perkembangan dan sistem peralatan yang
lama dan akan datang.
Direktur
a. No. PPATK
b. Tanggal pengajuan
c. Nama barang yang diajukan
d. Jumlah barang yang diminta
e. Minimal stock
f. Sisa Stock
g. Keterangan bisa berupa alasan permintaan
2. Uji Kelayakan Alat Medik Baru
Setelah proses pembelian selesai dan barang yang dimaksud telah datang ke
rumah sakit yang diterima oleh Departemen Logistik, maka tahap selanjutnya alat
medik baru tersebut dilakukan uji kelayakan (commissioning) yang dilakukan
seperti:
a. Periksa bahwa seluruh komponen, asesoris, dan kelengkapan pilihan (options)
yang tercatat dalam surat pesanan telah diterima dengan baik.
b. Arsipkan hasil pengetesan unjuk kerja dan keamanan pada saat awal, sehingga
dapat digunakan sebagai pembanding pada saat dilakukan inspeksi dimasa yang
akan datang seandainya terjadi keraguan terhadap unjuk kerja alat medik.
c. Kelengkapan berkas administrasi seperti: ijin edar dagang dari DEPKES, kartu
garansi, manual book, sertifikat uji dari pabrikan dan petunjuk singkat
penggunaan dalam bahasa indonesia.
d. Pelaksanaan pengetesan fungsi dari alat dengan berdasarkan dari prosedur
pabrik (check list standar tahapan pengujian pabrik).
e. Berita acara kesiapan alat untuk digunakan ke pelayanan (ditandatangani oleh:
teknisi vendor, teknisi IPSRS dan user ruangan yang memiliki alat tersebut.
2) Pemeliharaan fisik
Kegiatan yang dilakukan secara periodik meliputi: pembersihan
alat. Pelumasan, pengecasan, dll.
3) Uji fungsi
Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk memastikan
fungsi dari alat medik.
4) Kalibrasi
Suatu kegiatan periodik untuk menentukan kebenaran
konvensional penunjukan instrumen ukur dan bahan ukur, dengan cara
membandingkan terhadap standar ukurnya yang terselusur (trackable)
ke standar nasional dan atau internasional.
5. Pelaku pemeliharaan alat medis
Berdasarkan berbagai aspek yang meliputi volume pekerjaan, kemampuan
teknisi, tingkat teknologi peralatan, fasilitas kerja dan prosedur pembiayaan yang
ada di internal , maka pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan dapat
dilakukan oleh:
a. Dilaksanakan oleh teknisi rumah sakit
IPSRS melakukan kegiatan pemeliharaan alat medik dengan keahlian yang
didapat dari basic pendidikan elektomedik dan pelatihan-pelatihan yang
diberikan . Manfaat yang utama dari pelayanan swakelola (in house service)
adalah teknisi medik dapat dipanggil secara cepat oleh user untuk melacak
kerusakan dan memperbaiki peralatan, memberi bantuan dalam aspek
pengoperasian alat, menyiapkan persediaan suku cadang yang tepat dan
dukungan yang terus menerus terhadap user. Rumah sakit harus membuat
komitmen yang berkesinambungan untuk mendukung unit IPSRS.
Komitmen tersebut meliputi pelatihan staf, alat kerja, ruangan,
peralatan,manajemen dan inventarisasi suku cadang. Pengeluaran alat atas
perbaikan dapat dianggap sebagai kerugian untuk rumah sakit, oleh karena itu
setiap pemakaian alat medik yang terpakai oleh pasien haruslah dipikirkan dan
diterapkan untuk memasukan komponen biaya service sehingga bila terjadi
kerusakan pada alat medik tersebut, biaya service sudah tersedia baik hanya
sebagian atau sampai total biaya yang dibutuhkan dari perbaikan.
4. Plafon Tripleks
Pemeliharaannya :
a. Plafon tripleks akan rusak terutama pada bagian luar gedung setelah
lebih dari 10 ( sepuluh ) tahun penggunaan
b. Bersihkan kotoran yang melekat sekurang – kurangnya 3 ( tiga ) bulan
sekali dari kotoran yang melekat
c. Gunakan sikat atau kuas sebagai alat pembersih
d. Bila plafon rusak permukaannya karena kebocoran, segera ganti dengan
yang baru
e. Bekas noda akibat bocoran ditutup dengan cat kayu baru kemudian dicat
dengan cat emulsi yang serupa
f. Untuk perbaikan, cat lama harus dikerok sebelum melakukan pengecatan
ulang.
5. Plafon Gipsum
Pemeliharaannya :
Perhatikan plafon gipsum yang berada pada sisi luar bangunan gedung,
bila terkena air akibat atap yang bocor, segera ganti dengan yang baru atau
diperbaiki.
Cara memperbaikinya :
a. Kupas / korek bagian yang telah rusak karena air
b. Tutup dengan bahan serbuk gipsum ( gypsum powder ) yang telah diaduk
dengan air
c. Ratakan dengan menggnakan kape atau plastik keras hingga rata dengan
permukaan di sekitarnya
d. Tunggu hingga kering, kemudian ampelas dengan ampelas No. 2
e. Tutup dengan plamur tembok dan cat kembali sesuai dengan warna yang
dikehendaki.
6. Kunci, Grendel, dan Engsel
Pemeliharaannya :
a. Periksa keadaan kunci, grendel dan engsel pada pintu yang tingkat
penggunaannya tinggi, seperti pintu keluar, pintu ruangan dan lain
sebagainya
b. Lumasi bagian yang bergerak dengan pelumas, sekaligus
menghilangkan karat yang terbentuk karena kotoran dan cuaca / debu
c. Lakukan pelumasan sekurangnya 2 ( dua ) bulan sekali
d. Gunakan pelumas yang sesuai yaitu pelumas pasta atau pelumas cair
lainnya.
7. Kusen Kayu
Pemeliharaannya :
a. Bersihkan kusen kayu dari debu yang menempel setiap hari
b. Bila kusen dipolitur usahakan secara periodik dilakukan polituran kembali
setiap 6 bulan sebagai pemeliharaan permukaan
c. Bila kusen dicat dengan cat kayu maka usahakan pembersihan dengan
deterjen atau cairan sabun dan gunakan spon untuk membersihkannya
8. Kusen Plastik dan Kusen Besi
Pemeliharaannya :
a. Bersihkan kusen dari debu atau kotoran yang menempel setiap hari
b. Lakukan secara periodik, bersihkan terutama di bagian bawah yang dekat
dengan lantai
c. Gunakan deterjen dengan bantuan spon serta bilas dengan air bersih
d. Untuk kusen besi sebaiknya dilakukan pengecatan secara periodik
sekurangnya setahun sekali, dengan cara :
Kerok bagian bawah terutama bagian yang kena kotoran dan air
Ampelas hingga bersih
Berikan meni besi yang sesuai dan berkualitas
Cat kembali dengan cat besi dengan warna yang sesuai
Cara perbaikannya :
a. Ampelas atau buat kasar permukaan yang retak atau pada ujung
sambungan, Beri lem PVC pada daerah yang ingin disambung,
Sambungkan kembali bagian tersebut.
b. Bersihkan saluran terbuka air kotor pada sekitar gedung dari barang –
barang yang dapat menggangu aliran air dalam saluran, sekurang –
kurangnya 1 ( satu ) bulan sekali
c. Pada saluran tertutup air kotor, periksa melalui bak kontrol saluran, beri
jeruji dari batang besi sebagai penghalang sampah agar saluran tidak
tersumbat.
2. Saluran Air Bersih
Pemeliharaan :
a. Saluran air bersih yang memerlukan pengamatan adalah saluran PVC yang
tidak terlindung dari panas matahari
b. Tambahkan penggantung pada dinding untuk menopang atau menyanggah
pipa PVC bila ada sebagian penggantung yang lepas
c. Bila terjadi kebocoran pada sambungan pipa PVC, maka lakukan hal – hal :
1) Matikan aliran air dari stop kran yang ada
2) Lem kembali dengan lem PVC sejenis dengan pipa atau balut dengan karet
bekas ban dalam motor untuk kondisi darurat ( bersifat sementara )
sehingga kebocoran dapat dihentikan
3) Jalankan kembali aliran air bersih yang ada.
3. Peralatan Sanitair
Pemeliharaan :
a. Peralatan sanitair adalah washtafel, shower, kloset duduk dan kloset
jongkok
b. Bersihkan setiap hari dengan cairan sabun atau bahan pembersih lain
yang tidak menyebabkan terjadinya korosi pada alat-alat yang terbuat
dari metal
c. Gosok dengan spon plastik atau sikat yang lembut
d. Bilas dengan air bersih
e. Keringkan dengan kain lap yang bersih
f.
4. Pemanas Air
Pemeliharaan :
a. Matikan aliran listrik atau gas
b. Alirkan dari kran air panas, air selama 10 ( sepuluh ) menit agar kotoran
yang ada dalam tangki water heater menjadi bersih
c. Lakukan pembersihan / service sesuai dengan petunjuk pemasangan
setiap 4 tahun sekali
d. Usahakan pembersihan lebih sering bila menggunakan air sumur yang
tidak diolah terlebih dahulu.
5. Kran Air
Pemeliharaan :
a. Periksa sekurang – kurangnya setiap 2 bulan setiap kran yang ada
b. Kencangkan baut pengikat putaran kran
c. Ganti bila perlu, seal / karet pada batang putar ulir kran.
6. Bak Cuci Piring
Pemeliharan :
a. Bersihkan setiap kali sesudah dipergunakan atau sekurang – kurangnya
setiap hari
b. Gunakan plastik spon yang halus dan cairan pembersih, sabun atau
deterjen
c. Jangan menggunakan ampelas / sand paper untuk membersihkan
permukaan bak cuci.
Semua kabel untuk keperluan instalasi harus terbuat dari kabel tahan api.
A. Telepon
Standar Operational Prosedur
a. Setiap hari operator telepon melakukan pemeriksaan atas unjuk kerja
MDF dan JB dari panel pengendali di ruang operator.
b. Apabila menemukan gangguan pada sistem jaringan Telepon, maka harus
segera melaporkannya ke petugas Maintenance Telephone dan segera
melakukan pengecekan ke lokasi untuk mengetahui penyebab terjadinya
gangguan di MDF atatu JB dan melaporkannya juga ke petugas lain yang
terkait seperti Satuan Pengaman.
B. Tata Suara
Standar Operational Prosedur
Cara perbaikannya :
d. Bersihkan lantai paving yang kotor atau terkena oli kendaraan dengan
sikat dorong atau mesin poles, gunakan air panas dicampur floor cleaner
atau deterjen. Bilas gunakan selang air dan keringkan kembali dengan
wiper lantai dan stick mop
7. Pemeliharaan Kebersihan Tirai ( Vertical Blind atau Gordyn )
a. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkanlah peralatan kerja selengkapnya
yaitu : wet & dry vacuum cleaner, hand stick brush, deterjen, sikat nylon
b. Bersihkan rutin bulanan, hisap debu tirai ( vertical blind, gordyn ),
gunakan dry vacuum cleaner, pakai hand stick brush
c. Check tali vertical blind atau gordyn, kemungkinan macet, gunakanlah
tali untuk membuka dan menutupnya, segera adakan perbaikan
d. Check rantai ( pemberat ) vertical blind atau gordyn, kemungkinan ada
yang lepas, segera diperbaiki
e. General cleaning vertical blind ( gordyn ) dilakukan 6 ( enam ) bulan
sekali, turunkan cuci dengan deterjen, gunakan sikat nylon, jemur
ditempat yang panas kuku, posisi vertical blind digantung, setelah kering
dipasang kembali
f. Hilangkan spot ( noda ) yang terdapat di vertical blind, gunakan atau spot
remover, gunakan sikat nylon dengan air hangat, keringkan dengan
vacuum cleaner
g. Lakukan pembersihan setiap 2 ( dua ) bulan sekali.
8. Pemeliharaan Kebersihan Dinding Cat
a. Bersihkan debu yang melekat pada dinding bercat minyak ( water seal )
dengan menggunakan kain majun, untuk bagian atas bisa gunakan tangga
atau rakbol. Pembersihan ini untuk daily maintenance
b. Bersihkan noda ( spot & kotoran ) yang terdapat pada dinding bercat
minyak, gunakan campuran deterjen dengan air secukupnya sapukan
merata, mengerjakan harus teliti, apabila terlalu banyak menggunakan air
akibatnya akan merusak permukaan cat
c. Caranya hilangkan noda secara bertahap, tunggu kering dahulu baru
diulang kembali, gunakan sponge dan langsung keringkan dengan kain
majun. Setelah itu bersihkan sisa larutan yang jatuh kelantai gunakan stick
mop. Pembersihan ini dilakukan secara priodik bulanan
d. Bersihkan noda ( spot & kotoran ) yang terdapat pada dinding bercat
minyak ( water seal ), gunakan larutan washing compound digosok
dengan sponge, kemudian bilas dengan air bersih sampai larutan tidak
tersisa dan biarkan dinding sampai kering kembali. Setelah itu bersihkan
sisa larutan yang jatuh kelantai gunakan stick mop. Pembersihan ini
dilakukan secara priodik bulanan.
9. Pemeliharaan Kebersihan Perlengkapan Alat Pemadam Kebakaran
a. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkanlah peralatan kerja selengkapnya
yaitu : ember, sponge, kain majun, deterjen
b. Bersihkan tabung alat pemadam api ringan ( fire extinguisher ) yang
terpasang di gedung dengan lap basah atau spons, celupkan pada ember
yang berisi larutan deterjen, kemudian sikat debu yang melekat, gunakan
sikat nylon, setelah itu bilas dengan air bersih sampai larutan tidak tersisa
dan keringkan. Letakan kembali pada posisi semula
c. Hati – hati, selama dibersihkan jangan menarik / merusak katup alat
pemadam api ringan atau terjatuh / terpelanting ke lantai sehingga
menimbulkan benturan akibatnya alat pemadam tidak berfungsi lagi
d. Bersihkan tutup kotak selang kebakaran ( box hydrant ) di setiap lantai
Gedung, dengan lap basah atau spons, celupkan pada ember yang berisi
larutan deterjen, kemudian bilas dengan air bersih sampai larutan tidak
tersisa dan keringkan
e. Bersihkan debu kotak penarik alarm di setiap lantai gedung dengan lap
kering atau bulu ayam, harus hati-hati mengerjakannya, jangan menarik
handle – nya
f. Bersihkan debu bel alarm di setiap lantai gedung dengan lap kering atau
bulu ayam
g. Bersihkan debu penutup tanda EKSIT tangga darurat dengan lap kering
BAB IV
DOKUMENTASI
Berisikan:
1. Kebijakan yang mendasari pelayanan
2. Pedoman pelayanan suatu unit kerja yang mendasari pelayanan
3. SPO-SPO terkait proses kerja yang disebutkan di dalam panduan ini
4. Form-form yang digunakan di dalam proses kerja ini
5. Metodologi pendokumentasian proses kerja ini