Anda di halaman 1dari 31

PEDOMAN

PELAYANAN DAN PENGORGANISASIAN

BAGIAN INSTALASI PEMELIHAR4AAN SARANA DAN


PRASARANA

RUMAH SAKIT SUMBER HURIP CIREBON


Jln. Raden Dewi Sartika No. 15
Kecamatan Sumber – Kabupaten Cirebon
 (0231) 8302689 Fax. (0231) 8302655
Email : rssumberhurip@yahoo.co.id
KEPUTUSAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT SUMBER HURIP

NOMOR : /RSSH/SK/ /20

TENTANG
PANDUAN KREDENSIAL DI RUMAH SAKIT SUMBER HURIP

DIREKTUR RUMAH SAKIT SUMBER HURIP


a. Bahwa pelayanan dirumah sakit dilaksanakan secara seragam disetiap
Menimbang :
pelayanan; (DIAKHIR KALIMAT DIBERI TITIK KOMA)
b. bahwa untuk memenuhi tercapainya proses pelayanan terhadap
pasien, diperlukan panduan kredensial
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan b perlu ditetapkan oleh Keputusan Direktur RS Sumber
Hurip tentang Panduan Kredensial di RSSumberHurip. (DIAKHIR
DIBERI TITIK)
1. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Mengingat :
Kedokteran;
2. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. .

MEMUTUSKAN

Menetapkan: (HURUF CAPSLOCK DAN BOLD)

Kesatu :

Kedua :

Ketiga :

Ditetapkan di : Cirebon
Padatanggal : 20

DIREKTUR RS SUMBER HURIP

dr. H. Abdul Azis, MM


NIK. 01.13.01.005
LAMPIRAN : JUDUL SK CAPSLOCK BOLD
NOMOR : /RSSH/SK/ /20
TANGGAL : TANGGAL DOKUMEN
DIREKTUR RS SUMBER HURIP

dr. H. Abdul Azis, MM


NIK. 01.13.01.005
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga dapat tersusun buku pedoman ...................... di
Rumah Sakit Sumber Hurip (RSSH) ini berkat kerja sama yang baik dari berbagai pihak .
Buku ini merupakan penjabaran dari surat keputusan direktur Rumah Sakit Sumber
Hurip Kita No.................... tentang ...............................
Buku pedoman ini merupakan revisi (diisi bila ada revisi)………. , terdiri dari ..........
di rumah sakit yang diharapkan bermanfaat untuk ............ .
Dalam meningkatkan mutu dari buku pedoman ini kami mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari berbagai pihak untuk kemajuan dalam perawatan pasien yang aman.
Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan tenaga dan pikirannya dalam menyusun
buku pedoman keselamatan pasien ini kami mengucapkan terima kasih

Cirebon, 2017
Direktur RS Sumber Hurip

dr.
NIK.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………

Daftar Isi………………………………………………………………………………………..

PENYEDIAAN AIR BERSIH

1. Pendahuluan 2
2. Pengertian dan Dampak………………………………………………………………… 3
3. Dasar Hukum………………………………………………………………………….. 4
4. Visi Misi RSJPDHK…………………………………………………………………… 5
5. Sasaran………………………………………………………………………………… 5
6. Struktur Organisasi Keselamatan Pasien Rumah Sakit………………………….. 6

BAB II KESELAMATAN PASIEN

2.1. Pengertian……………………………………………………………………………… 7
2.2. Tujuh Standar Keselamatan Pasien di Rumah Sakit……………………………… 7
2.3. Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien di Rumah Sakit…………………… 11
2.4. Istilah-istilah dalam Keselamatan Pasien di Rumah Sakit……………………….. 12

BAB III ENAM GOALS KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT JANTUNG DAN
PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
3.1. Identifikasi Pasien Secara Benar……………………………………………………. 14

3.2. Meningkatkan Komunikasi Efektif…………………………………………………… 17

3.3. Meningkatkan Keselamatan Penggunaan Obat-obat yang perlu kewaspadaan


tinggi……………………………………………………………………………………. 22

3.4. Menjamin sisi operasi yang tepat, prosedur yang tepat, serta pasien yang
tepat dengan penerapan checklist keselamatan operasi / tindakan berisiko
tinggi ( intervensi non bedah )…………………………………………………….... 28
3.5. Pengurangan resiko Infeksi……..…………………………………………………. 31
3.6. Menurunkan Risiko Cedera Karena Jatuh Dengan Check List
Assessment Risiko Jatuh……………………………………………………………. 39

BAB IV. INTERAKSI OBAT ………………………………………………………………. 45


BAB V. TRANSFUSI DARAH DAN PRODUK DARAH……………………………….. 65
BAB VI. MONITORING DAN EVALUASI……………………………………………….. 72
6.1 Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporannya…………………………………. 72
6.2 Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan……………………………………… 73
6.3 Mekanisme sistem pencatatan dan pelaporan………….…………………………… 73
6.4 Alur pelaporan insiden keselamatan pasien rumah sakit…………………………… 75
BAB VII. PENUTUP ……………………………………………………………………….. 76

Lampiran-lampiran

Formulir /Checklist Keselamatan Operasi/Tindakan Invasif…………………………….. 77

Formulir Penilaian Risiko Jatuh Pasien Anak…………………………………………….. 79

Formulir Kejadian Pasien Jatuh dan intervensi…………………………………………… 80

Formulir Laporan Insiden / kejadian....…………………………………………………….. 82

Formulir SBAR Communication Work Sheet/Lembar Kerja komunikasi………………. 84

Formulir Persetujuan pemberian darah dan produk darah..…………………………….. 86

Formulir edukasi pemberian darah dan produk darah…………………………………….. 87


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Rumah Sakit merupakan institusi yang memberi pelayanan jasa kesehatan dan senantiasa
berusaha memberikan pelayanan yang baik dan profesional. Dalam perkembangan rumah sakit,
dapat dilihat dan dirasakan seiring dengan penambahan jenis dan jumlah fasilitas sarana dan
prasarana yang digunakan, ini sangat menunjang dalam memberikan pelayanan yang efektif,
efisien dan profesional.
RS Sumber Hurip berdiri diatas areal tanah seluas +/- 8.177 M2. Izin sementara
penyelenggaraan Rumah Sakit terbit pada tanggal 13 Januari 2012 nomor 503/ 0001.28/
BPPT, yang kemudian diperpanjang, menjadi izin tetap untuk 5 (lima) tahun pada tanggal 08
Januari 2013 nomor 503/0001.28/BPPT. Secara legalitas disahkan pada tanggal 09 Maret 2013
oleh Bupati Drs Dedi Supardi, MM.
RS Sumber Hurip mulai dibangun pada tahun 2002 dan selesai tahun 2012, berlokasi di Jl.
Dewi Sartika No. 15 Kelurahan Tukmudal Kec. Sumber, 4561 Kabupaten Cirebon, Jawa Barat,
Indonesia. Lokasinya yang terletak di pinggir jalan lintas Kabupaten dan sangat strategis,
membuatnya sangat mudah dijangkau dengan kendaraan umum maupun pribadi.
RS Sumber Hurip memiliki visi untuk Menjadi Rumah Sakit Umum yang disukai karena
kualitasnya, dengan menyediakan perawatan yang cepat dan efektif untuk masyarakat yang
tinggal dan bekerja di wilayah III Cirebon (Sumber dan sekitarnya). Serta misi untuk
menyediakan pelayanan medis yang aman dan berkualitas untuk masyarakat wilayah III
Cirebon (Sumber dan Sekitarnya). Sebagai rumah sakit yang ingin selalu tumbuh dan
berkembang, serta dengan semakin beragamnya jenis pelayanan, maka dibutuhkan suatu
pengelolaan yang strategis dalam seluruh bidang pelayanan. Di antaranya adalah pelayanan
Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah sakit (IPSRS). Unit ini melakukan tugasnya untuk
melakukan proses perbaikan dan pemeliharaan Sarana dan Prasarana umum dan medik demi
keberlangsungan pelayanan jasa kesehatan di dalam Rumah sakit.

1.2 TUJUAN
Tujuan Umum :
Petunjuk Teknis ini dimaksudkan untuk menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan
pemeliharaan dan perawatan sarana - prasarana agar dalam keadaan layak fungsi.

Tujuan Khusus :
Petunjuk Teknis ini bertujuan untuk mewujudkan pemanfaatan sarana–prasarana yang
memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan serta efisien,
serasi dan selaras dengan lingkungannya.
BAB II
RUANG LINGKUP KEGIATAN
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 134/Menkes/SK/IV/1978 April
1978 tentang susunan dan tatacara kerja rumah sakit umum telah ditetapkan tugas dan fungsi
IPSRS sebagai berikut:
1. Penyediaan
a. Penyediaan air bersih yang memnuhi standar atau kriteria untuk dapat dijadikan
air minum.
b. Penyediaan air panas untuk kegiatan mandi dan sterilisasi.
c. Penyediaan gas teknik dan gas medis.
d. Penyediaan tenaga listrik.
e. Penyediaan udara segar.
f. Penyediaan komunikasi.
g. Penyediaan jasa teknis.
2. Pengelolaan
a. Pengelolaan instalasi air bersih.
b. Pengelolaan gas medis.
c. Pengelolaan sistem alarm.
d. Pengelolaan peralatan pembasmi hama, instrumen dan bahan lain.
3. Pemeliharaan dan perbaikan
a. Bangunan, yaitu gedung perawatan, kantor, poliklinik, instalasi lain-lain.
b. Instalasi air bersih, air panas.
c. Instalasi listrik.
d. Instalasi gas teknik, gas medis.
e. Peralatan komunikasi.
f. Peralatan elektronika dan elektromedik.
g. Peralatan radiasi dan laboratorium.
4. Pelatihan
a. Operator peralatan listrik dan elektromedik.
b. Paramedis guna menjaga keselamatan kerja peralatan bagi petugas/operator,
penderita dan pekerja lainnya.
c. Pemeliharaan berkala bagi operator dalam menjaga peralatan laik pakai.
d. Teknisi selaku pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan.
e. Pengukuran dan kalibrasi peralatan.
BAB III
TATA LAKSANA
1. Perencanaan
a) Menyusun rencana kerja dan kegiatan UPSRS tehunan, bulanan, mingguan
dan harian.
b) Menyusun petunjuk teknis dan petunjuk operasional dari pemakaian sarana
dan peralatan.
c) Menyusun peraturan kelaikan operasional sarana, prasarana dan peralatan
yang menunjang pelayanan kesehatan.
2. Pelaksanaan
a. Melakukan penilaian uji fungsi dan uji coba sarana, prasarana dan peralatan
baik yang baru maupun yang selesai diperbaiki.
b. Melakukan pemeliharaan.
1) Pola Dasar Pemeliharaan
a) Pemeliharaan Pencegahan (Preventif Maintenance) adalah
pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu tertentu, dimaksudkan
untunk mengurangi kemungkinan kerusakan atau bagian-bagiannya
tidak memenuhi standar.
Contoh :
1. Pemeliharaan Harian
2. Pemeliharaan Mingguan
3. Pemeliharaan Bulanan
4. Pemeliharaan Tahunan
b) Pemeliharaan Korektif adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk
memperbaiki suatu bagian atau seluruhnya, termasuk penyetelan,
penggantian bagian yang rusak untuk memnuhiu kondisi yang sesuai.
Contoh :
1. Perbaikan Ringan
2. Perbaikan Besar (Overhaul)
2) Pelaksanaan Pemeliharaan
a. Pemeliharaan dilaksanakan oleh IPSRS, sepanjang memiliki fasilitas
kerja, tenaga yang mampu dan peralatamn kerja tersedia dengan cukup
serta sesuai dengan norma keselamatan kerja yang berlaku.
b. Pemeliharaan yang dilaksanakan oleh pihak ketiga yaitu dengan cara :
1. Perbaikan isidentil terhadap peralatan tanpa terikat waktu.
2. Kontrak service yaitu peralatan dipelihara atau diperbaiki dalam
jangka waktu yang ditentukan, misalnya jangka waktu 6 (Enam)
Bulan atau 1 (satu) Tahun. Jenis kegiatan disesuaikan dengan
ketentuan pabrik.
c. Melakukan kegiatan teknis dalam kegiatan medis, yaitu:
1. Mempersiapkan pelayanan teknis dalam tim medis.
2. Melakukan pelayanan medis teknisi dalam tim medis.
3. Melakukan tindakan dalam keadaan darurat terhadap peralatan medis
dan penunjangnya.
d. Melakukan penilaian terhadap sarana, prasarana dan peralatan, yaitu:
1. Dalam rangka pengadaan.
2. Dalam rangka pemeliharaan dan perbaikan.
3. Dalam rangka pengukuran dalam kalibrasi.
4. Dalam rangka pendayagunaan dan penghapusan.
e. Menyusun laporan, yaitu:
1. Menyusun data keadaan atau inventarisasi.
2. Menyusun laporan kegiatan.
f. Melakukan pengelolaan teknis, yaitu:
1. Melaksanakan pengelolaan teknis pengelolaan lingkungan.
2. Mengelola kegiatan teknis dalam jam kerja 24 jam.
3. Bertugas dalam tim penerimaan barang dan pengujian teknis.
g. Melakukan rapat.
1. Rapat internal IPSRS.
2. Rapat koordinasi dengan Ka. Inst. Dan Ka. Intalasi unit terkait
3. Pengawasan
Melaksanakan pengawasan dalam kegiatan pembangunan, pemasangan, pemeliharaan
dan perbaikan sarana, prasarana maupun peralatan yang dilaksanakan oleh pihak ketiga.

4. Pelatihan
Dilaksanakan secara terjadwal berlaku bagi operator maupun petugas teknik sehingga
program pelayanan pemeliharaan dan perbaikan berjalan lancar. Dalam waktu tertentu
mendatangkan tenaga ahli untuk menjabarkan perkembangan dan sistem peralatan yang
lama dan akan datang.

4.1 Mekanisme Permintaan Perbaikan, Barang dan Jasa Teknis

Formulir permintaan perbaikan dari Selesai


Alat /
SarPrasRusak Instalasi diterima oleh IPSRS

Rencana pengadaan Dilakukan pemeriksaan


spare part/barang
Dilakukan
perbaikan
Permintaan teknisi yang
ditandatangani oleh KUK.

Persetujuan Kaur UPSRS

Persetujuan Subbag RT Persetujuan Bag. Umum


& Keuangan

Direktur

4.2 Pelayanan IPSRS


4.2.1 Pengelolaan Peralatan Medis
Pengelolaan peralatan medik yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang terpola
dan menyeluruh untuk bagaimana mengelola aset alat medik yang dimiliki oleh
rumah sakit. Peralatan medik yang ada berjumlah ratusan item dimana diperlukan
suatu pengelolaan secara baik. Unit yang ditunjuk sebagai pengelola peralatan medik
adalah IPSRS dimana unit ini ditunjuk secara resmi. Bentuk pengelolaan yang
dilakukan seperti : inventarisasi aset alat medik, pembuatan standar operasional,
pemeliharaan, kalibrasi, perbaikan dan equipment dispossition.

1. Pengadaan Alat Medik


Pengadaan alat medik mempunyai alur dimana IPSRS dapat membuka permintaan
barang dalam bentuk form permohonan yang dibuat berdasarkan 2 alur besar;
pengadaan untuk sparepart dari alat medik yang digunakan untuk perbaikan dari
kerusakan dan pengadaan alat medik yang bersifat penambahan aset alat medik atau
pengadaan baru yang diajukan oleh unit atau departemen dengan dilengkapi kajian
kebutuhan penambahan alat baru. Pengadaan yang dibuat harus memiliki beberapa isian
yang harus dilengkapi sebagai dasar pengajuan permintaan diantaranya:

a. No. PPATK
b. Tanggal pengajuan
c. Nama barang yang diajukan
d. Jumlah barang yang diminta
e. Minimal stock
f. Sisa Stock
g. Keterangan bisa berupa alasan permintaan
2. Uji Kelayakan Alat Medik Baru
Setelah proses pembelian selesai dan barang yang dimaksud telah datang ke
rumah sakit yang diterima oleh Departemen Logistik, maka tahap selanjutnya alat
medik baru tersebut dilakukan uji kelayakan (commissioning) yang dilakukan
seperti:
a. Periksa bahwa seluruh komponen, asesoris, dan kelengkapan pilihan (options)
yang tercatat dalam surat pesanan telah diterima dengan baik.
b. Arsipkan hasil pengetesan unjuk kerja dan keamanan pada saat awal, sehingga
dapat digunakan sebagai pembanding pada saat dilakukan inspeksi dimasa yang
akan datang seandainya terjadi keraguan terhadap unjuk kerja alat medik.
c. Kelengkapan berkas administrasi seperti: ijin edar dagang dari DEPKES, kartu
garansi, manual book, sertifikat uji dari pabrikan dan petunjuk singkat
penggunaan dalam bahasa indonesia.
d. Pelaksanaan pengetesan fungsi dari alat dengan berdasarkan dari prosedur
pabrik (check list standar tahapan pengujian pabrik).
e. Berita acara kesiapan alat untuk digunakan ke pelayanan (ditandatangani oleh:
teknisi vendor, teknisi IPSRS dan user ruangan yang memiliki alat tersebut.

3. Inventarisasi Peralatan Medik


Pendataan seluruh alat medik merupakan kunci penting dari management
pengelolaan dimana proses pencatatan aset dilakukan oleh beberapa unit seperti
logistik, akunting, internal kontrol dan oleh IPSRS sebagai pengelola langsung dari
alat medik.
Inventarisasi peralatan ini berisi data yang berkaitan dengan aspek teknis setiap
alat seperti: nama alat, merk, tipe, lokasi atau ruangan pemilik, data vendor, jumlah
alat. Total peralatan yang tertuang dalam lembar inventarisasi ini akan menjadi
beban kerja pemeliharaan. Dari data ini akan dapat diprediksi kebutuhan aspek
pemeliharaan secara keseluruhan sehingga pemeliharaan peralatan dapat
dilaksanakan dengan baik. Inventarisasi peralatan dapat digunakan untuk
kepentingan pemeliharaan alat dilakukan oleh pengelola pemeliharaan dan ditinjau
secara periodik paling tidak setahun sekali dan setiap ada perubahan atau
penambahan alat baru.
4. Pemeliharaan Alat Medik
Pemeliharaan peralatan medik adalah suatu upaya atau kegiatan terencana
secara periodik untuk menjaga agar perlatan medik selalu dalam kondisi laik pakai,
dapat difungsikan dengan baik dan menjamin usia pakai yang lama. Agar
pemeliharaan peralatan kesehatan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya maka
unit kerja BM perlu dilengkapi dengan aspek-aspek pemeliharaan yang berkaitan
dan memadai meliputi sumber daya manusia, fasilitas teknis, peralatan kerja,
dokumen pemeliharaan, suku cadang dan bahan pemeliharaan. Semua spek
pemeliharaan pastinya memerlukan biaya.
a. Elemen-elemen pemeliharaan alat medic
Elemen-elemen pemeliharaan alat medik adalah elemen yang harus
dilakukan pada kegiatan pemeliharaan dan dilakukan secara rutin.
Elemen-elemen yang dimaksud adalah:
1) Inspeksi
Kegiatan yang dilakukan secara periodik terhadap material atau
jenis alat medik pada komponen penting seperti: elektrikal, mekanik
dan fisik alat apakah masih sesuai dengan standar operasional alat
medik tersebut.

2) Pemeliharaan fisik
Kegiatan yang dilakukan secara periodik meliputi: pembersihan
alat. Pelumasan, pengecasan, dll.
3) Uji fungsi
Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk memastikan
fungsi dari alat medik.
4) Kalibrasi
Suatu kegiatan periodik untuk menentukan kebenaran
konvensional penunjukan instrumen ukur dan bahan ukur, dengan cara
membandingkan terhadap standar ukurnya yang terselusur (trackable)
ke standar nasional dan atau internasional.
5. Pelaku pemeliharaan alat medis
Berdasarkan berbagai aspek yang meliputi volume pekerjaan, kemampuan
teknisi, tingkat teknologi peralatan, fasilitas kerja dan prosedur pembiayaan yang
ada di internal , maka pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan dapat
dilakukan oleh:
a. Dilaksanakan oleh teknisi rumah sakit
IPSRS melakukan kegiatan pemeliharaan alat medik dengan keahlian yang
didapat dari basic pendidikan elektomedik dan pelatihan-pelatihan yang
diberikan . Manfaat yang utama dari pelayanan swakelola (in house service)
adalah teknisi medik dapat dipanggil secara cepat oleh user untuk melacak
kerusakan dan memperbaiki peralatan, memberi bantuan dalam aspek
pengoperasian alat, menyiapkan persediaan suku cadang yang tepat dan
dukungan yang terus menerus terhadap user. Rumah sakit harus membuat
komitmen yang berkesinambungan untuk mendukung unit IPSRS.
Komitmen tersebut meliputi pelatihan staf, alat kerja, ruangan,
peralatan,manajemen dan inventarisasi suku cadang. Pengeluaran alat atas
perbaikan dapat dianggap sebagai kerugian untuk rumah sakit, oleh karena itu
setiap pemakaian alat medik yang terpakai oleh pasien haruslah dipikirkan dan
diterapkan untuk memasukan komponen biaya service sehingga bila terjadi
kerusakan pada alat medik tersebut, biaya service sudah tersedia baik hanya
sebagian atau sampai total biaya yang dibutuhkan dari perbaikan.

b. Dilaksanakan oleh teknisi vendor


Apabila IPSRS tidak mampu melaksanakan pemeliharaan suatu alat
disebabkan oleh beberapa hal, misal tingkat kecanggihan alat medik atau
peralatan kerja tidak lengkap, maka pemeliharaan dapat dilaksanakan oleh
teknisi vendor alat medik bersangkutan. Pabrik biasanya menyediakan
pelayanan dengan jenis full servic contact yang secara umum meliputi seluruh
biaya terkait, dan biaya mencakup suku cadang, dan on call service sesuai
kebutuhan dimana rumah sakit hanya membayar pada saat terjadi kerusakan
sesuai dengan panggilan. Barang dengan teknologi tinggi dan peralatan
pencitraan digital memerlukan keahlian khusus dan investasi suku cadang yang
mahal sehingga menjadi tidak praktis untuk menyediakan pelayanan
swakelola.
Terdapat banyak pertanyaan, berdasarkan kepada lokasi rumah sakit dan
kebutuhan yang diperlukan, kesemuanya harus dipertimbangkan dengan baik.
Kontak servic adalah upaya untuk memenuhi standar tinggi yang ditetapkan
oleh rumah sakit, tetapi kebutuhan yang makin tinggi, makin tinggi pula biaya
kontrak yang diperlukan. Padahal dengan pelayanan swakelola, waktu lembur
dan biaya panggilan dapat dihitung secara cepat. Rumah sakit harus
menetapkan secara tepat kebutuhan yang diperlukan untuk setiap alat ingat,
kebutuhan berbanding lurus dengan biaya.
6. Jadwal pelaksanaan pemeliharaan alat medic
Dari sekian banyak item alat medik di Rumah Sakit, maka agar dalam pengelolaan
alat medik menjadi terarah dan terkoordinasi dengan baik maka pemeliharaan alat medik
harus dibuat jadwal pelaksanaannya. Untuk dapat menentukan seberapa sering alat
medik dilakukan pemeliharaan, IPSRS membuat pemilahan data yang berasal dari
informasi pada manual book dan beberapa faktor seperti:

a. Frekuensi pemakaian alat medik


b. Resiko resiko fisik
c. Faktor keselamatan pasien

4.2.2 Pengelolaan Gedung


4.2.2.1 Komponen Arsitektur Gedung
1. Sarana Jalan Keluar
Sarana jalan keluar ( egress ) harus dilengkapi dengan tanda EXIT dan tidak
boleh terhalang serta memenuhi persyaratan sesuai dengan SNI.
2. Dinding Kaca / Tempered Glass
Perkembangan arsitektur bangunan gedung banyak menggunakan kaca di
bagian luarnya sehingga bangunan terlihat lebih bersih dan indah. Pemeliharaan
yang dilakukan antara lain :
a. Dinding kaca memerlukan pemeliharaan setidaknya 1 ( satu ) tahun
sekali
b. Pada bangunan yang tinggi siapkan gondola secara aman sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan
c. Periksa semua karet atau sealent perekat kaca yang bersangkutan, bila
terdapat kerusakan sealent atau karet perekat kaca perbaiki dengan
sealent baru dengan tipe yang sesuai
d. Bersihkan kaca dengan bahan deterjen dan bersihkan dengan sikat karet
e. Jangan menggunakan bahan pembersih yang mengandung tinner atau
benzene karena akan merusak elasititas karet atau sealent.
3. Dinding Keramik / Mozaik.
Biasanya dipasang pada dinding kamar mandi, wc, tempat cuci, atau tempat
wudhu.
Pemeliharaannya :
a. Bersihkan setiap hari sebanyak minimal 2 ( dua ) kali
b. Gunakan bahan pembersih yang tidak merusak semen pengikat keramik
c. Disarankan yang tidak mengandung air keras atau asam kuat
d. Sikat permukaan keramik dengan sikat plastik halus dan bilas dengan air
bersih.
e. Gunakan disinfectant untuk membunuh bakteri yang ada dilantai atau dinding
yang bersangkutan minimal 2 ( dua ) bulan sekali
f. Keringkan permukaan dengan kain pel kering.

4. Plafon Tripleks
Pemeliharaannya :
a. Plafon tripleks akan rusak terutama pada bagian luar gedung setelah
lebih dari 10 ( sepuluh ) tahun penggunaan
b. Bersihkan kotoran yang melekat sekurang – kurangnya 3 ( tiga ) bulan
sekali dari kotoran yang melekat
c. Gunakan sikat atau kuas sebagai alat pembersih
d. Bila plafon rusak permukaannya karena kebocoran, segera ganti dengan
yang baru
e. Bekas noda akibat bocoran ditutup dengan cat kayu baru kemudian dicat
dengan cat emulsi yang serupa
f. Untuk perbaikan, cat lama harus dikerok sebelum melakukan pengecatan
ulang.
5. Plafon Gipsum
Pemeliharaannya :

Perhatikan plafon gipsum yang berada pada sisi luar bangunan gedung,
bila terkena air akibat atap yang bocor, segera ganti dengan yang baru atau
diperbaiki.
Cara memperbaikinya :
a. Kupas / korek bagian yang telah rusak karena air
b. Tutup dengan bahan serbuk gipsum ( gypsum powder ) yang telah diaduk
dengan air
c. Ratakan dengan menggnakan kape atau plastik keras hingga rata dengan
permukaan di sekitarnya
d. Tunggu hingga kering, kemudian ampelas dengan ampelas No. 2
e. Tutup dengan plamur tembok dan cat kembali sesuai dengan warna yang
dikehendaki.
6. Kunci, Grendel, dan Engsel
Pemeliharaannya :
a. Periksa keadaan kunci, grendel dan engsel pada pintu yang tingkat
penggunaannya tinggi, seperti pintu keluar, pintu ruangan dan lain
sebagainya
b. Lumasi bagian yang bergerak dengan pelumas, sekaligus
menghilangkan karat yang terbentuk karena kotoran dan cuaca / debu
c. Lakukan pelumasan sekurangnya 2 ( dua ) bulan sekali
d. Gunakan pelumas yang sesuai yaitu pelumas pasta atau pelumas cair
lainnya.
7. Kusen Kayu
Pemeliharaannya :
a. Bersihkan kusen kayu dari debu yang menempel setiap hari
b. Bila kusen dipolitur usahakan secara periodik dilakukan polituran kembali
setiap 6 bulan sebagai pemeliharaan permukaan
c. Bila kusen dicat dengan cat kayu maka usahakan pembersihan dengan
deterjen atau cairan sabun dan gunakan spon untuk membersihkannya
8. Kusen Plastik dan Kusen Besi
Pemeliharaannya :
a. Bersihkan kusen dari debu atau kotoran yang menempel setiap hari
b. Lakukan secara periodik, bersihkan terutama di bagian bawah yang dekat
dengan lantai
c. Gunakan deterjen dengan bantuan spon serta bilas dengan air bersih
d. Untuk kusen besi sebaiknya dilakukan pengecatan secara periodik
sekurangnya setahun sekali, dengan cara :
 Kerok bagian bawah terutama bagian yang kena kotoran dan air
 Ampelas hingga bersih
 Berikan meni besi yang sesuai dan berkualitas
 Cat kembali dengan cat besi dengan warna yang sesuai

4.2.2.2 Komponen Mekanikal Gedung


1. Saluran Air Kotor
Pemeliharaan :
Periksa saluran tegak air kotor pada gedung, terutama saluran yang
menggunakan bahan PVC, periksa pada setiap sambungan yang
menggunakan lem sebagai penyambungnya. Bila ditemui terdapat
kebocoran segera tutup kembali.

Cara perbaikannya :

a. Ampelas atau buat kasar permukaan yang retak atau pada ujung
sambungan, Beri lem PVC pada daerah yang ingin disambung,
Sambungkan kembali bagian tersebut.
b. Bersihkan saluran terbuka air kotor pada sekitar gedung dari barang –
barang yang dapat menggangu aliran air dalam saluran, sekurang –
kurangnya 1 ( satu ) bulan sekali
c. Pada saluran tertutup air kotor, periksa melalui bak kontrol saluran, beri
jeruji dari batang besi sebagai penghalang sampah agar saluran tidak
tersumbat.
2. Saluran Air Bersih
Pemeliharaan :
a. Saluran air bersih yang memerlukan pengamatan adalah saluran PVC yang
tidak terlindung dari panas matahari
b. Tambahkan penggantung pada dinding untuk menopang atau menyanggah
pipa PVC bila ada sebagian penggantung yang lepas
c. Bila terjadi kebocoran pada sambungan pipa PVC, maka lakukan hal – hal :
1) Matikan aliran air dari stop kran yang ada
2) Lem kembali dengan lem PVC sejenis dengan pipa atau balut dengan karet
bekas ban dalam motor untuk kondisi darurat ( bersifat sementara )
sehingga kebocoran dapat dihentikan
3) Jalankan kembali aliran air bersih yang ada.
3. Peralatan Sanitair
Pemeliharaan :
a. Peralatan sanitair adalah washtafel, shower, kloset duduk dan kloset
jongkok
b. Bersihkan setiap hari dengan cairan sabun atau bahan pembersih lain
yang tidak menyebabkan terjadinya korosi pada alat-alat yang terbuat
dari metal
c. Gosok dengan spon plastik atau sikat yang lembut
d. Bilas dengan air bersih
e. Keringkan dengan kain lap yang bersih
f.
4. Pemanas Air
Pemeliharaan :
a. Matikan aliran listrik atau gas
b. Alirkan dari kran air panas, air selama 10 ( sepuluh ) menit agar kotoran
yang ada dalam tangki water heater menjadi bersih
c. Lakukan pembersihan / service sesuai dengan petunjuk pemasangan
setiap 4 tahun sekali
d. Usahakan pembersihan lebih sering bila menggunakan air sumur yang
tidak diolah terlebih dahulu.
5. Kran Air
Pemeliharaan :
a. Periksa sekurang – kurangnya setiap 2 bulan setiap kran yang ada
b. Kencangkan baut pengikat putaran kran
c. Ganti bila perlu, seal / karet pada batang putar ulir kran.
6. Bak Cuci Piring
Pemeliharan :
a. Bersihkan setiap kali sesudah dipergunakan atau sekurang – kurangnya
setiap hari
b. Gunakan plastik spon yang halus dan cairan pembersih, sabun atau
deterjen
c. Jangan menggunakan ampelas / sand paper untuk membersihkan
permukaan bak cuci.

4.2.2.3 Komponen Elektrikal Bangunan Gedung\


Untuk bangunan bertingkat dengan kegiatan yang padat harus dilengkapi dengan
tiga sumber catu daya : pasokan dari Perusahan Listrik Negara ( PLN ), Pembangkit Listrik
Cadangan ( Genset ) dan Unit Catu Daya Pasokan Sementara ( UPS – Uninterupted Power
Supply ).

Semua kabel untuk keperluan instalasi harus terbuat dari kabel tahan api.

1. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Elektrikal


Pekerjaan Perawatan, Pemeliharaan instalasi listrik pada bangunan gedung
meliputi pekerjaan :

a. Pemeliharaan dan perawatan instalasi listrik dan penerangan perlu


memperhatikan penghematan energi listrik.
b. Pemeliharaan panel distribusi tegangan menengah (TM) dan tegangan rendah
(TR).
c. Pemeliharaan panel panel listrik di tiap – tiap lantai Gedung
d. Pemeliharaan genset beserta kelengkapannya
e. Memeriksa kondisi operasi peralatan listrik dengan menggunakan alat infra
red investigation.
2. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Kelistrikan
Sistem Kelistrikan Bangunan Gedung meliputi :

a. Sistem Power Supply


 Transformator.
 UPS ( Uninterrupted Power Supply )
b. Sistem Distribusi
 Panel Distribusi Tegangan Menengah
 Panel Distribusi Tegangan Rendah
 Kabel Feeder Tegangan Menengah
 Kabel Feeder Tegangan Rendah
c. Sistem Penangkal Petir
3. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Elektronika
Sistem detektor pencegahan bahaya kebakaran dan elektronika yang
terdapat pada bangunan gedung meliputi :

A. Telepon
Standar Operational Prosedur
a. Setiap hari operator telepon melakukan pemeriksaan atas unjuk kerja
MDF dan JB dari panel pengendali di ruang operator.
b. Apabila menemukan gangguan pada sistem jaringan Telepon, maka harus
segera melaporkannya ke petugas Maintenance Telephone dan segera
melakukan pengecekan ke lokasi untuk mengetahui penyebab terjadinya
gangguan di MDF atatu JB dan melaporkannya juga ke petugas lain yang
terkait seperti Satuan Pengaman.
B. Tata Suara
Standar Operational Prosedur

a. Setiap hari operator melakukan pemeriksaan atas unjuk kerja


Amplifier, Speaker Selector, microphone dan dll. dari panel
pengendali di ruang operator
b. Apabila menemukan gangguan pada sistem tata suara, maka harus
segera melaporkannya ke petugas Maintenance dan segera
melakukan pengecekan ke lokasi untuk mengetahui penyebab
terjadinya gangguan tersebut dan melaporkannya juga ke petugas
lain yang terkait seperti Satuan Pengaman.
C. Sistem Jaringan Komputer / Internet
Standar Operational Prosedur

a. Setiap hari operator melakukan pemeriksaan atas unjuk kerja Jaringan


Komputer, Server, Repeater, Hub, dan perlengkapan Uninterupted Power
Supply ( UPS ). dari panel pengendali di ruang operator.
b. Apabila menemukan gangguan pada sistem jaringan komputer, maka
harus segera melaporkannya ke petugas Maintenance dan segera
melakukan pengecekan ke lokasi untuk mengetahui penyebab terjadinya
gangguan tersebut dan melaporkannya juga ke petugas lain yang terkait
seperti Satuan Pengaman.
D. Mesin Cuci
Agar tetap awet dan maksimal umur gunanya, mesin cuci memerlukan
Perawatan harian. Caranya adalah

a. Bersihkan laci atau tempat memasukkan deterjen pada mesin cuci.


Jika perlu, lepas laci deterjen dan bersihkan dengan menggunakan
sikat gigi bekas. Tempat-tempat ini berpotensi sebagai tempat
tumbuh bakteri dan jamur sehingga harus rajin dibersihkan.
b. Tempat lain yang menjadi tempat bakteri berkumpul
adalah filter atau saringan kotoran. Kosongkan secara berkala dan
buang kotoran yang terkumpul di dalamnya.
c. Bersihkan tabung mesin cuci. Penampilan tabung yang tampak
bersih dapat menipu, karena kotoran dan bakteri bisa bersembunyi
di celah-celah kecil pada tabung.
d. Cara terbaik untuk membersihkan tabung mesin cuci adalah
dengan membiarkan mesin cuci bekerja tanpa ada cucian apapun
didalamnya. Air panas yang digunakan akan membantu
membersihkan tabung mesin cuci.
e. Untuk mencegah bau tak sedap pada mesin cuci, biarkan pintu
mesin cuci sedikit terbuka untuk membiarkan udara bersirkulasi di
dalam tabung. Cara ini juga membantu mencegah pertumbuhan
bakteri.
f. Gunakan deterjen yang berkualitas baik. Residu dari deterjen atau
pelembut kualitas rendah bisa menjadi sumber jamur dan bau tak
sedap pada mesin cuci.
g. Selalu bersihkan mesin cuci dari sisa-sisa deterjen.
h. Bersihkan bagian yang dialiri air secara berkala agar tidak
berlumut.
i. Selalu matikan mesin dan cabut kabul dari stop kontak setelah
mesin selesai digunakan.
j. Mengelap panel, pintu, dan sisi-sisi mesin cuci, terutama jika
bagian-bagian tersebut terkena air selama mencuci.
k. Memastikan kabel dan selang tidak terlilit, terpelintir, atau terlipat.

4.2.2.4 Komponen Ruang Luar Gedung


1. Pemeliharaan Tangki Septik
a. Cegah masuknya bahan yang tidak larut ke dalam tangki septik
b. Jangan membuang air bekas mandi ke dalam tangki septik
c. Periksa bak kontrol bila tangki septik penuh dan sedot setiap 6 ( enam )
bulan sekali
2. Pemeliharaan Talang Tegak dan Datar
a. Talang datar pada atap bangunan harus diperiksa setiap 1 ( satu ) tahun sekali
b. Bersihkan dari kotoran yang terdapat pada talang datar, bersihkan dari bahan
yang dapat menimbulkan korosif pada seng talang datar
c. Berikan lapisan meni setiap 2 ( dua ) tahun sekali agar seng talang tetap dapat
bertahan dan berfungsi baik
d. Talang tegak yang terbuat dari pipa besi atau PVC sebaiknya dicat kembali
sekurang – kurangnya 4 ( empat ) tahun sekali
e. Bila talang tegak PVC pecah atau retak karena sesuatu benturan, perbaiki
dengan melapis dengan bahan yang sama dengan menggunakan perekat atau
lem dengan bahan yang sama
3. Pemeliharaan Floor Drain
a. Periksa setiap hari saringan air yang terdapat pada lantai kamar mandi
atau WC
b. Usahakan selalu terdapat air pada setiap saringan untuk mencegah
masuknya udara yang tidak sedap ke dalam ruangan ( kamar mandi atau
WC )
c. Perbaiki atau ganti tutup saringan bila telah rusak
d. Bersihkan dari bahan yang menempel pada lubang ujung saluran, dan
bersihkan bila kotor
4. Pengecatan Luar Gedung
Cat dinding luar gedung penting untuk penampilan bangunan, dan sebaiknya
pengecatan ulang dilakukan pada tembok gedung setiap 2 atau 3 tahun.

Kerusakan cat pada gedung antara lain :

a. Bila menggelembung ( blestering ), penyebabnya adalah :


1) Pengecatan pada permukaan yang belum kering
2) Pengecatan terkena terik matahari langsung
3) Pengecatan atas permukaan yang lama sudah terjadi pengapuran
4) Pengecatan atas permukaan yang kotor dan berminyak
5) Bahan yang dicat menyusut / memuai, ini terjadi apabila
6) Permukaan yang dicat mengandung air atau menyerap air
Cara perbaikannya :

1) Keroklah lapisan cat yang menggelembung dan haluskan


permukaannya dengan kertas ampelas
2) Beri lapisan cat baru hingga seluruh permukaan tertutup rata
3) Keroklah lapisan yang mengelupas dan bersihkan dengan kertas
ampelas hingga permukaan rata, halus & kering
4) Beri lapisan cat yang baru hingga permukaan tertutup rata

b. Bila berbintik ( bittiness ), penyebabnya adalah :


1) Debu atau kotoran dari udara atau kuas / alat penyemprot tidak kering
sempurna
2) Adanya bagian – bagian cairan yang sudah mengering ikut tercampur
/ teraduk
Cara perbaikannya adalah:

1) Tunggu lapisan cat sampai kering sempurna


2) Gosok permukaan yang akan dicat dengan kertas ampelas halus dan
bersihkan
3) Beri lapisan cat baru ( yang sudah disaring ) sampai permukaan
cukup rata
c. Retak – retak ( crazing / cracking ), penyebabnya adalah :
1) Umumnya terjadi pada lapisan cat yang sudah tua karena elastisitas
cat sudah berkurang
2) Pengecatan pada lapisan cat pertama yang belum cukup kering
3) Cat terlampau tebal dan pengeringan tidak merata
Cara perbaikannya :

1) Keroklah seluruh lapisan cat, dan permukaannya haluskan dengan


kertas ampelas kemudian bersihkan
2) Beri lapisan cat baru
d. Perubahan Warna ( discoloration ), penyebabnya adalah :
1) Pigmen yang dipakai tidak tahan terhadap cuaca dan terik matahari
2) Adanya bahan pengikat ( binder ) bereaksi dengan garam – garam
alkali
Cara perbaikannya :

1) Pilihlah jenis cat lain


2) Lakukan kembali persiapan permukaan dan lapisi dengan cat dasar
tahan alkali
e. Garis – garis bekas kuas ( brush marks ), penyebabnya adalah :
1) Kuas diulaskan terus pada saat cat mulai mengering
2) Permukaan cat terlalu kental
3) Pemakaian kuas yang kotor.

Cara perbaikannya :

Setelah lapisan cat mengering, gosoklah dengan kertas ampelas, bersihkan


dan dicat dengan cara pengecatan yang benar dan dicat ulang dengan cat yang
kekentalannya cukup

5. Pemeliharaan Atap Seng dan Cement Fiber Gelombang


a. Pengecatan dilakukan dengan meni sekurang-kurangnya setiap 4 ( empat )
tahun sekali
b. Periksa paku atau angkur pengikat terutama pada karet seal untuk mencegah
bocor
c. Ganti karet seal bila rusak
d. Cat kembali permukaan seng dengan meni secara merata
6. Pemeliharaan Atap Beton
a. Bersihkan setiap sebulan sekali permukaan atap dari kotoran yang melekat
b. Beri lapisan anti bocor dengan kuas atau dengan cara semprot secara merata
c. Bila menggunakan lapisan aspal – pasir sebagai lapisan atas permukaan atap,
periksa aspal yang mengelupas karena perubahan cuaca, dan berikan aspal cair
baru setebal 5 ( lima ) milimeter
a. Bila terdapat retak – retak tutup dengan plamur kayu dan cat kembali
b. Perbaikan yang sempurna dapat dilakukan dengan mengerok sampai habis cat
lama yang melekat, ampelas dan cat kembali dengan cat dasar serta cat
penutup khusus untuk kayu
7. Pemeliharaan List Glass Fiber Cement ( GRC )
a. Lakukan pemeriksaan secara periodik
b. Periksa seng penutup listplank
c. Bersihkan permukaan GRC dengan ampelas No. 2
d. Cat kembali dengan cat emulsi secara merata

4.2.2.5 Komponen Tata Graha


1. Pemeliharaan Kebersihan Toilet
a. Sistem pembersihan searah perputaran jarum jam, dimulai dari pintu
masuk. Prosedur pembersihan dilakukan dari bagian atas menuju ke bagian
bawah
b. Kosongkan dan bersihkan semua tempat sampah yang ada di toilet dengan
sempurna.
c. Bersihkan wash tafel, toilet bowl bagian luar dan bagian dalam
d. Untuk posisi yang sulit dilihat gunakan pantulan cermin, setelah dibilas
kemudian dikeringkan kembali
e. Bersihkan daun pintu, dinding / ruang kloset bagian luar / dalam toilet
dengan sempurna, setelah dibilas kemudian dikeringkan kembali
f. Isi kembali soap dispenser yang kosong atau kurang. Jika telah 2 ( dua )
minggu dispenser dikosongkan dahulu / cuci bersih baru diisi kembali
dengan sabun cair
g. Isi kembali roll tissue yang sudah tipis atau basah terkena siraman air
h. Bersihkan tempat wudhu berikut kran airnya. Buka saluran air
pembuangan, bersihkan kotoran yang menyumbat saluran
i. Bersihkan noda – noda pada dinding keramik toilet dengan menggunakan
lap basah yang bersih ditambah floor cleaner, bilas kemudian dikeringkan
j. Bersihkan ember / gayung toilet ( kalau ada ) secara periodik mingguan.
Ember dikosongkan / cuci bersih berikut gayungnya dengan floor cleaner
k. Bersihkan kaca cermin / wall mirror dengan lap bersih
l. Lakukan pembersihan dan pengeringan toilet setiap kali digunakan
2. Pemeliharaan Kebersihan Perabot dan Peralatan Kantor
a. Bersihkan semua kotoran / sampah yang berada di meja sebelum pekerjaan
pengelapan dilakukan, periksa laci meja bersihkan agar bebas dari debu
b. Singkirkan semua asbak, bersihkan sampah atau puntung rokok lalu masukan ke
dalam kantong plastik sampah, letakan kembali asbak pada posisi semula dalam
keadaan bersih
c. Bersihkan perangkat komputer dengan lap bersih, campurkan air ditambah
multi purpose cleaner secukupnya dengan spons oleskan ke permukaan yang
kotor, terutama yang terkena noda lalu keringkan lagi. Harus hati – hati di dalam
menggunakan air berlebihan
d. Bersihkan sofa / jok kain secara priodik bulanan dengan mempergunakan
shampoo machine, gunakan shampo khusus sofa atau deterjen

e. Bersihkan semua permukaan kayu furniture dilakukan dengan seksama sampai


pada cela – cela kayu, agar bebas debu dan mengkilap, gunakan furniture polish
atau yang setara untuk kayu, logam / stainless steel dengan metal polish atau
yang setara
f. Bersihkan kaki kursi dengan teliti, apabila dari logam stainless steel gunakan lap
kering ditambah metal polish atau yang setara, apabila logam bercat gunakan
lap basah dan lap kering kembali, bila kayu bersihkan dengan furniture polish
g. Bersihkan filling cabinet; bersihkan bagian atasnya sesering mungkin, karena
biasanya banyak terdapat debu, gunakan lap ½ basah
h. Bersihkan debu pada cabinet dengan menggunakan lap ½ basah, mulai bagian
atasnya kemudian dindingnya
i. Semprotkan pengharum ruangan.
3. Pemeliharaan Kebersihan Koridor
a. Bersihkan sarang laba-laba yang terdapat pada plafon koridor, dengan
mempergunakan rakbol
b. Bersihkan dinding selasar dengan lap kering, dan lap ½ basah
c. Bersihkan dinding kayu / wall paper gunakan lap kering, untuk
permukaan kayu pergunakan furniture polish atau yang setara
d. Sapu lantai selasar, kemudian dipel dengan air bersih dicampur cairan
floor cleaner dengan mempergunakan stick mop
4. Pemeliharaan Kebersihan Lantai Semen
a. Kosongkan dan bersihkan semua tempat sampah yang berada pada lokasi
kerja. Pindahkan untuk sementara tempat sampah dan asbak tersebut,
kembalikan ke tempat semula apabila pekerjaan telah selesai dikerjakan
b. Larutkan chemical cleaner atau yang setara dengan air ( 1 : 20 ) dalam
ember, vacuum lantai terlebih dahulu, pel lantai semen dengan cairan
pembersih. Bila terdapat noda, gunakan larutan chemical cleaner
kemudian sikatlah dengan mesin poles. Untuk mengangkat kotoran,
vacuum cairan kotoran dengan menggunakan wet vacuum cleaner
c. Gunakan sikat dorong atau sikat tangan untuk membersihkan sudut –
sudut lantai yang tidak terjangkau oleh mesin poles. Gunakan sarung
tangan karet ( hand glove ) dan masker untuk melindungi kulit tangan dan
penciuman dari bahan kimia yang digunakan
d. Lakukan wet mopping ( mengepel basah ) untuk mengangkat sisa kotoran
pada permukaan lantai yang tidak rata
e. Bersihkan dengan kain lap basah semua permukaan benda – benda, plin
kayu yang kena percikan obat pada waktu mesin dioperasikan
f. Bilas lantai yang sudah disikat dengan air bersih berulangkali, kemudian
keringkan.

5. Pemeliharaan Kebersihan Lantai Keramik


a. Kosongkan dan bersihkan semua tempat sampah / dan benda lain yang
berada pada lokasi kerja, kemudian disingkirkan untuk sementara dan
ditempatkan kembali apabila pekerjaan telah selesai dikerjakan.
Vacuum/sapu lantai keramik terlebih dahulu untuk menghilangkan debu
b. Basahilah lantai keramik merata, gunakan bahan kimia chemical cleaner
atau yang setara dicampur air ( 1 : 20 ) tunggu ± 5 ( lima ) menit,
c. Lakukan pembersihan sudut-sudut lantai yang tidak terjangkau oleh
mesin poles, gunakan sikat dorong ( sikat tangan / tapas ) pakai sarung
tangan karet untuk mencegah kulit tangan terlindung dari bahan kimia
yang digunakan
d. Gunakan wet vacuum cleaner untuk menghisap cairan kotoran lantai
keramik yang terangkat
e. Pel berulang kali, minimal 3 kali, bilas dengan air bersih gunakan stick
mop katun.
6. Pemeliharaan Kebersihan Lantai Paving
a. Bersihkan rutin tiap hari dengan sapu lidi, masukan kedalam kantong
plastik sampah gunakan dust pan. Teknik penyapuan jangan bertentangan
/ berlawanan dengan arah angin
b. Bersihkan rumput yang tumbuh pada celah – celah pada paving, apabila
sulit penanggulangannya, gunakan pembasmi rumput
c. Isi kembali celah – celah paving dengan pasir halus gunakan sapu lidi
sampai rata. Apabila keadaanya kurang rata / bergelombang, maka
laporkan pada teknisi

d. Bersihkan lantai paving yang kotor atau terkena oli kendaraan dengan
sikat dorong atau mesin poles, gunakan air panas dicampur floor cleaner
atau deterjen. Bilas gunakan selang air dan keringkan kembali dengan
wiper lantai dan stick mop
7. Pemeliharaan Kebersihan Tirai ( Vertical Blind atau Gordyn )
a. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkanlah peralatan kerja selengkapnya
yaitu : wet & dry vacuum cleaner, hand stick brush, deterjen, sikat nylon
b. Bersihkan rutin bulanan, hisap debu tirai ( vertical blind, gordyn ),
gunakan dry vacuum cleaner, pakai hand stick brush
c. Check tali vertical blind atau gordyn, kemungkinan macet, gunakanlah
tali untuk membuka dan menutupnya, segera adakan perbaikan
d. Check rantai ( pemberat ) vertical blind atau gordyn, kemungkinan ada
yang lepas, segera diperbaiki
e. General cleaning vertical blind ( gordyn ) dilakukan 6 ( enam ) bulan
sekali, turunkan cuci dengan deterjen, gunakan sikat nylon, jemur
ditempat yang panas kuku, posisi vertical blind digantung, setelah kering
dipasang kembali
f. Hilangkan spot ( noda ) yang terdapat di vertical blind, gunakan atau spot
remover, gunakan sikat nylon dengan air hangat, keringkan dengan
vacuum cleaner
g. Lakukan pembersihan setiap 2 ( dua ) bulan sekali.
8. Pemeliharaan Kebersihan Dinding Cat
a. Bersihkan debu yang melekat pada dinding bercat minyak ( water seal )
dengan menggunakan kain majun, untuk bagian atas bisa gunakan tangga
atau rakbol. Pembersihan ini untuk daily maintenance
b. Bersihkan noda ( spot & kotoran ) yang terdapat pada dinding bercat
minyak, gunakan campuran deterjen dengan air secukupnya sapukan
merata, mengerjakan harus teliti, apabila terlalu banyak menggunakan air
akibatnya akan merusak permukaan cat
c. Caranya hilangkan noda secara bertahap, tunggu kering dahulu baru
diulang kembali, gunakan sponge dan langsung keringkan dengan kain
majun. Setelah itu bersihkan sisa larutan yang jatuh kelantai gunakan stick
mop. Pembersihan ini dilakukan secara priodik bulanan
d. Bersihkan noda ( spot & kotoran ) yang terdapat pada dinding bercat
minyak ( water seal ), gunakan larutan washing compound digosok
dengan sponge, kemudian bilas dengan air bersih sampai larutan tidak
tersisa dan biarkan dinding sampai kering kembali. Setelah itu bersihkan
sisa larutan yang jatuh kelantai gunakan stick mop. Pembersihan ini
dilakukan secara priodik bulanan.
9. Pemeliharaan Kebersihan Perlengkapan Alat Pemadam Kebakaran
a. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkanlah peralatan kerja selengkapnya
yaitu : ember, sponge, kain majun, deterjen
b. Bersihkan tabung alat pemadam api ringan ( fire extinguisher ) yang
terpasang di gedung dengan lap basah atau spons, celupkan pada ember
yang berisi larutan deterjen, kemudian sikat debu yang melekat, gunakan
sikat nylon, setelah itu bilas dengan air bersih sampai larutan tidak tersisa
dan keringkan. Letakan kembali pada posisi semula
c. Hati – hati, selama dibersihkan jangan menarik / merusak katup alat
pemadam api ringan atau terjatuh / terpelanting ke lantai sehingga
menimbulkan benturan akibatnya alat pemadam tidak berfungsi lagi
d. Bersihkan tutup kotak selang kebakaran ( box hydrant ) di setiap lantai
Gedung, dengan lap basah atau spons, celupkan pada ember yang berisi
larutan deterjen, kemudian bilas dengan air bersih sampai larutan tidak
tersisa dan keringkan
e. Bersihkan debu kotak penarik alarm di setiap lantai gedung dengan lap
kering atau bulu ayam, harus hati-hati mengerjakannya, jangan menarik
handle – nya
f. Bersihkan debu bel alarm di setiap lantai gedung dengan lap kering atau
bulu ayam
g. Bersihkan debu penutup tanda EKSIT tangga darurat dengan lap kering
BAB IV
DOKUMENTASI

Berisikan:
1. Kebijakan yang mendasari pelayanan
2. Pedoman pelayanan suatu unit kerja yang mendasari pelayanan
3. SPO-SPO terkait proses kerja yang disebutkan di dalam panduan ini
4. Form-form yang digunakan di dalam proses kerja ini
5. Metodologi pendokumentasian proses kerja ini

Anda mungkin juga menyukai