Anda di halaman 1dari 40

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG

NOMOR : 545/PER/RSI-SA/II/2020
TENTANG
PANDUAN SISTEM UTILITAS

0
LLOGOLOLOlogo

PERATURAN KEPALA PUSKESMAS


…………………
NOMOR : 545/PER/RSI-SA/II/2020
TENTANG
PANDUAN SISTEM UTILITAS

KEPALA PUSKESMAS ……………………..

Menimbang : a. Bahwa fasilitas penunjang / Utilitas utama dan penting kesehatan memiliki
risiko terhadap keselamatan bagi sumber daya manusia, fasilitas pelayanan
kesehatan, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun masyarakat di
sekitar lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan.
b. Bahwa rumah sakit menjaga fasilitas peralatan penunjang pelayanan
kesehatan tetap selalu terpenuhi selama 24 jam, 7 (tujuh) hari dalam
seminggu serta menjamin keterlangsungan dengan system yang lain.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan huruf b, perlu menetapkan kebijakan direktur tentang Panduan system
utility penting dan utama di Puskesmas………………..

Mengingat : 1. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Peraturan Pemerintah nomor 50 tahun 2015 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 24 tahun 2008 tentang
Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang Pelayanan
Kesemahatan Masyarakat
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 tahun 2018 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di Fasyankes;
6. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 11 tahun 2017 ttg keselamatan pasien;
7. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 27 tahun 2017 ttg pengendalian dan
Pencegahan infeksi di fasyankes;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan

KESATU : PERATURAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG PANDUAN SISTEM UTILITAS.

1
LLOGOLOLOlogo

Pasal 1

Sistem Utilitas adalah sistem penunjang dan peralatan yang mendukung pelayanan mendasar perawatan
kesehatan yang aman.

Pasal 2

Ruang lingkup Sistem Utilitas Rumah Sakit Islam Sultan Agung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri
atas:
a. Menjamin ketersediaan air bersih, suci dan mensucikan dan listrik 24 jam setiap hari dalam kurun waktu
7 hari dalam seminggu secara terus menerus.
b. Membuat daftar iventaris komponen-komponen sistem utility, memetakan pendistribusiannya, dan
melakukan update secara berkala.
c. Melakukan pemeriksaan, pemeliharaan, serta perbaikan semua komponen utilitas yang ada di daftar
iventaris.
d. Jadwal pemeriksaan, testing, dan pemeliharaan semua sistem utilitas berdasar atas kriteria seperti
rekomendasindari pabrik, tingkat risiko, dan pengalaman rumah sakit.
e. Pelabelan pada tuas-tuas kontrol sistem utilitas untuk membantu pemadaman darurat secara
keseluruhan atau sebagian.
f. Komponen listrik yang digunakan rumah sakit sesuai dengan standart dan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 3

Dalam keadaan darurat Rumah sakit melakukan :


a. Mengidentifikasi peralatan, system, dan area yang memiliki risiko paling tinggi terhadap pasien dan staf.
b. Menyediakan air bersih, listrik dan tehnologi informasi 24 jam setiap hari dan 7 hari seminggu.
c. Menguji ketersediaan dan kehandalan sumber tenaga listrik, air bersih, dan tehnologi informasi
darurat/pengganti/backup.
d. Mendokumentasikan hasil-hasil pengujian.
e. Memastikan bahwa pengujian sumber alternative air bersih, listrik dan tehnologi informasi dilakukan
setidaknya setiap 6 bulan sekali atau lebih sering jika dipersyaratkan oleh peraturan perundangan
didaerah, rekomendasi produsen, atau kondisi dari sumber listrik dan air.

Pasal 4

Adapun pengujian sumber air bersih, listrik dan tehnologi informasi mencakup :

2
LLOGOLOLOlogo

a. Perbaikan system air bersih yang terjadi berulang-ulang


b. Sumber air bersih sering terkontaminasi
c. Jaringan listrik yang tidak dapat dihandalkan
d. Pemadaan listrik yang tak terduga dan berulang-ulang
e. Gangguan pada teknologi informasi

Pasal 5

Pemeriksaan kualitas air perlu dilakukan monitoring secara berkala meliputi :


a. Pelaksanaan monitoring mutu air bersih paling sedikit setiap 1 tahun sekali, untuk pemeriksaan kimia
minimal setiap 6 bulan sekali atau lebih sering tergantung ketentuan perundang-undangan, kondisi
sumber air, dan pengalaman sebelumnya dengan masalah mutu air dan hasil pemeriksaan
didokumentasikan.
b. Pemeriksaan air limbah cair dilakukan setiap 3 bulan atau lebih sering tergantung peraturan perundang-
undangan, kondisi sumber air, dan ahsil pemeriksaan air terakhir bermasalah dan hasil pemeriksaan
didokumentasikan.
c. Pemriksaan mutu air yang digunakan untuk dialysis ginjal setiap bulan, untuk menilai pertumbuhan
bakteri dan endotoksin.
d. Pemeriksaan tahunan untuk menilai kontaminasi zat kimia dan hasil pemeriksaan didokumentasikan.
e. Melakukan monitoring hasil pemeriksaan air dan melakukan perbaikan bila diperlukan.

Pasal 6

Pada saat Peraturan Direktur Utama ini mulai berlaku, Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Nomor 641.3/PER/RSI-SA/V/2019 tentang Panduan Sistem Utilitas Rumah Sakit Islam Sultan Agung
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 7

Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Islam Sultan Agung ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Semarang
Pada tanggal 16 Jumadil akhir 1441 H
10 Februari 2020 M

DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG

dr. H. MASYHUDI AM., M.Kes.

3
LLOGOLOLOlogo

DAFTAR ISI

Sampul 0
Pengesahan 1
Daftar Isi 4
BAB I. Pendahuluan ……………………………………………………………………………… 5
A. Definisi ……………………………………………………………………………… 6
B. Tujuan ……………………………………………………………………………… 6
BAB II. Ruang Lingkup ……………………………………………………………………………… 7
BAB III. Tata Laksana ……………………………………………………………………………… 8
A. Jaminan Ketersediaan air dan listrik ……………………………………………………………………………… 8
B. Daftar Sistem utilitas ……………………………………………………………………………… 9
C. Pendistribusian & Komponen utilitas ……………………………………………………………………………… 9
D. Pengelolaan sistem utilitas ……………………………………………………………………………… 18
E. Pendidikan dan Pelatihan ……………………………………………………………………………… 31
BAB IV. Dokumentasi ……………………………………………………………………………… 33
BAB V. Penutup ……………………………………………………………………………… 34
Lampiran ……………………………………………………………………………… 35

4
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
NOMOR 545/PER/RSI-SA/I/2020
TENTANG PANDUAN SISTEM UTILITAS

PANDUAN SISTEM UTILITAS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Definisi
1. Sistem Utility / system penunjang adalah system dan peralatan untuk mendukung layanan
penting bagi keselamatan.
2. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan
bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu
tujuan.
3. Utility adalah kemampuan suatu barang atau jasa dalam memberikan manfaat atau
kegunaan atau kepuasan kepada orang yang mengkonsumsinya.
4. Listrik adalah rangkaian fenomena fisika yang berhubungan dengan kehadiran dan aliran
muatan listrik.
5. Air adalah merupakan subtansi kimia dengan rumus H 2O yang merupakan satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen & oksigen (O). Dalam keadaan normal, air tidak berbau,
tidak berwarna juga tidak berasa. Zat kimia yang terdapat pada air merupakan suatu pelarut,
memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam, gula, asam,
dan lainnya seperti jenis gas maupun molekul organik.
6. Limbah adalah buangan atau material sisa yang dianggap tidak memiliki nilai yang dihasilkan
dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik (rumah tangga).
7. Gas medic adalah gas dengan spesifikasi khusus yang dipergunakan untuk pelayanan medis
pada fasilitas pelayanan kesehatan.
8. Komunikasi adalah suatu aktivitas penyampaian informasi, baik itu pesan, ide, dan gagasan,
dari satu pihak ke pihak lainnya. Biasanya aktivitas komunikasi ini dilakukan secara verbal
atau lisan sehingga memudahkan kedua belah pihak untuk saling mengerti.
9. Data adalah sekumpulan keterangan atau fakta mentah berupa simbol, angka, kata-kata,
atau citra, yang didapatkan melalui proses pengamatan atau pencarian ke sumber-sumber
tertentu.
10. Tata Udara adalah suatu proses untuk mendinginkan. udara sehingga dapat mencapai
temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan ketentuan terhadap kondisi udara dari
suatu ruangan tertentu.
11. Plumbing adalah isntalasi air yang menghubungkan antara satu dengan yang lain.
12. Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau
barang
13. Gas LPG adalah liquefied petroleum gas yang berarti gas minyak bumi yang dicairkan. LPG
merupakan campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari minyak mentah
dan natural gas serta komponen utamanya adalah propana (C 3H8) dan butana (C4H10).
5
14. Penyalur petir adalah sebuah jalur rangkaian kabel tembaga yang difungsikan sebagai jalan
atau aliran bagi petir menuju ke permukaan bumi atau ground, sehingga petir tidak akan
merusak benda-benda yang dilewatinya.
15. Sistem proteksi kebakaran adalah sistem proteksi kebakaran yang secara lengkap terdiri
atas sistem pendeteksian kebakaran baik manual ataupun otomatis, sistem pemadam
kebakaran berbasis air seperti springkler, pipa tegak dan slang kebakaran, serta sistem
pemadam kebakaran berbasis bahan kimia.
16. Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga
suatu barang atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima.
17. Perbaikan adalah usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi dari suatu benda atau alat
yang rusak akibat pemakaian alat tersebut pada kondisi semula .
18. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data
dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
19. Pendokumentasian adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediaan dokumen-
dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan sumber-sumber
informasi khusus.

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman bagi Rumah Sakit Islam Sultan Agung dalam melaksanakan upaya dan
kegiatan pemeliharaan dan perawatan sistem utilitas / fasilitas penunjang atau pendukung
di rumah sakit sesuai persyaratan dan ketentuan yang berlaku.
2. Tujuan Khusus
a. Sistem utilitas/fasilitas pendukung rumah sakit selalu terpelihara dan berfungsi
dengan baik sehingga operasional rumah sakit dapat berjalan baik
b. Tersedianya fasilitas pendukung / sistem utilitas yang memenuhi syarat dan selalu siap
pakai dalam rangka menjaga mutu pelayanan dan keselamatan pasien
c. Memberikan keamanan kepada pasien, dokter, pengunjung dan karyawan rumah sakit
serta mencegah kejadian yang tidak diharapkan terkait dengan sistem utilitas/fasilitas
pendukung
d. Memastikan kebutuhan fasilitas ibadah terpenuhi dan sesuai dengan standart Syariah.

6
BAB II
RUANG LINGKUP

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat.
Dalam rangka penyelenggaraan perumahsakitan dan pelayanan kesehatan, dibutuhkan dukungan
sarana dan fasilitas penunjang, antara lain sistem utilitas atau fasilitas pendukung operasional rumah
sakit, harus selalu tersedia dan siap pakai, sehingga rumah sakit aman dari gangguan dan hambatan
yang terkait dengan sistem utilitas.
Pemeliharaan dan perawatan sistem utilitas atau fasilitas pendukung rumah sakit bertujuan agar
sistem utilitas selalu terpelihara dan berfungsi dengan baik, tersedianya fasilitas pendukung atau
sistem utilitas yang selalu siap pakai dalam rangka menjaga mutu pelayanan dan keselamatan
pasien, memberikan keamanan kepada pasien, dokter, pengunjung, karyawan rumah sakit serta
mencegah kejadian yang tidak diharapkan terkait sistem utilitas
Panduan Sistem Utilitas di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang disusun untuk sebagai acuan
bagi Rumah Sakit dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan Sistem Utilitas atau
fasilitas pendukung operasional rumah sakit berupa fasilitas fisik / bangunan, peralatan medis dan
peralatan lainnya dalam mendukung dan menjamin kelancaran kegiatan Rumah Sakit, dengan ruang
lingkup dan tata urut sebagai berikut :
g. Menjamin ketersediaan air bersih, suci dan mensucikan dan listrik 24 jam setiap hari dalam
kurun waktu 7 hari dalam seminggu secara terus menerus.
h. Membuat daftar iventaris komponen-komponen sistem utility, memetakan pendistribusiannya,
dan melakukan update secara berkala.
i. Melakukan pemeriksaan, pemeliharaan, serta perbaikan semua komponen utilitas yang ada di
daftar iventaris.
j. Jadwal pemeriksaan, testing, dan pemeliharaan semua sistem utilitas berdasar atas kriteria
seperti rekomendasindari pabrik, tingkat risiko, dan pengalaman rumah sakit.
k. Pelabelan pada tuas-tuas kontrol sistem utilitas untuk membantu pemadaman darurat secara
keseluruhan atau sebagian.
l. Komponen listrik yang digunakan rumah sakit sesuai dengan standart dan peraturan perundang-
undangan.

7
BAB III.
TATALAKSANA

A. Menjamin ketersediaan air dan listrik


Rumah sakit dalam operasionalnya membutuhkan listrik dan air yang harus tersedia 24 jam
setiap hari dalam kurun waktu 7 hari dalam seminggu secara terus menerus.

B. Daftar Sistem Utilitas Di Rumah sakit


Dalam upaya menjamin kelancaran kegiatan operasional rumah sakit, sistem utilitas atau
fasilitas pendukung operasional RS harus selalu tersedia dan terpelihara terdiri dari :
1. Air Bersih dan Air Minum, ( UTAMA) meliputi :
a. Penyediaan air bersih, air minum dan air wudhu
b. Pemeliharaan instalasi air
c. Pelaksanaan monitoring mutu air dan kesucian air
d. Menguji Sumber alternatif/cadangan air, meliputi pihak lain yang berijin dan yang
melakukan kerjasama dengan pihak rumah sakit.
2. Instalasi listrik, (UTAMA) meliputi :
a. Jaringan instalasi listrik
b. Pemeliharaan instalasi listrik
c. Perijinan
d. Menguji Sumber alternatif/cadangan listrik, meliputi Generator Set, UPS dan Lampu
Emergency
3. Plumbing (sistem perpipaan), meliputi :
a. Sistem perpipaan air kotor, air bersih, dan air hujan
b. Pemeliharaan plumbing/sistem perpipaan
c. Pemeriksaan mutu air
d. Monitoring mutu air dan kesucian air
e. Pemeriksaan mutu air
4. Gas medis
a. Instalasi gas medis
b. Pemeliharaan instalasi gas medis
5. Tata udara / Ventilasi
a. Sistem tata udara
b. Pemeliharaan sistem tata udara
c. Pemeriksaan laborat angka kuman dan suhu
6. Lift
a. Lift pasien RS dan mobilitas lainnya
b. Pemeliharaan Lift
c. Pengujian lift
7. Penyalur petir
a. Sarana penyalur petir
b. Pemeliharaan penyalur petir
c. Perijinan

8
8. Instalasi Gas LPG
a. Sistem instalasi gas LPG
b. Pemeliharaan instalasi gas LPG
9. Pengolahan Limbah Cair
a. Sistem Instalasi Pengolahan Limbah Cair
b. Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Limbah Cair
c. Pengujian laborat hasil pengolahan
d. Perijinan
10. Sistem Informasi dan Komunikasi (UTAMA)
a. Instalasi Sarana Informasi dan komunikasi
b. Menguji sistem backup data
c. Pemeliharaan sarana Informasi dan komunikasi
11. Sistem Proteksi Kebakaran
a. Sistem Instalasi proteksi kebakaran
b. Pemeliharaan Instalasi proteksi kebakaran
c. Pengujian dan perijinan

A. Pendistribusian dan Komponen– komponen Sistem Utilitas


Hasil iventarisasi lokasi yang berdampak sistem utilitas dibuat peta pendistribusian sistem
utilitas rumah sakit dengan pemberian symbol/tanda risiko berdasarkan hasil iventarisasi yang
telah disusun.
a. Air Bersih dan Air Minum
1) Mapping area berisiko kegagalan air
a) Area pelayanan pasien :
 IBS
 OK SEC
 CSSD
 HD
 LABORATORIUM
b) Area bukan pelayanan beresiko :
 Laundry
 Dapur
 Masjid dan tempat ibadah
Seluruh area bersiko tinggi tersebut terhubung dengan pasokan air alternative sehingga
dengan kondisi PDAM terputus, area tersebut tetap menerima pasokan air untuk tetap
menjalankan pelayanan dan untuk ruangan perawatan disediakan tayamum pad.

9
2) Peta Lokasi Area Berisiko Kegagalan Air
Gambar 1
Peta lokasi kegagalan air

3) Komponen-Komponen dalam sistem utilitas air


1) Sensor level air
2) Pompa air
3) Panel Listrik
4) Tandon gedung
5) Kran/valve
6) Kotoran dalam air
b. Instalasi listrik
1) Mapping are berisiko kegagalan listrik
a) Area pelayanan pasien:
 ICU
 Bedah Sentral
 Kamar Operasi Mata
 IGD
 Cateterisasi Jantung
 Hemodialisa
 Stroke Center
 Laborat
 Bank darah
 Farmasi
 CSSD

10
 Peristy
b) Area bukan pelayanan pasien :
 Server
 Laundry
 Personal komputer yang terkait untuk departemen keuangan
 Lampu evakuasi
 Sistem alarm kebakaran termasuk detektor panas
 pusat CCTV
Seluruh area beresiko tinggi tersebut terhubung dengan pasokan listrik alternative,
sehingga dalam kondisi listrik dari PLN terputus, area tersebut tetap menerima aliran
listrik .
2) Peta Lokasi Area Berisiko Kegagalan

3) Komponen-Komponen dalam sistem listrik


a) Komponen penting system kelistrikan
 Trafo
 Kabel jaringan
 NFB
 NCB
b) Komponen penting generator set (Genset)
 Accu
 BBM
 Oli mesin
 Filter BBM
 Panel

11
 Air radiator
 Generator
c) Komponen penting UPS
a) Baterai/Accu
b) Modul Relay
c. Gas medis
1) Mapping area berisiko kegagalan Gas Medik
a) Area pelayanan pasien:
 ICU
 Bedah Sentral
 Kamar Operasi Mata
 IGD
 Cateterisasi Jantung
 Stroke Center
 Bangsal bedah
b) Area bukan pelayanan pasien :
 Tidak ada
Seluruh area beresiko tinggi tersebut terhubung dengan pasokan gas medik alternative,
sehingga dalam kondisi gas medik dari sentral terputus, area tersebut tetap menerima
aliran suplai gas medik .
2) Peta Lokasi Area Berisiko Kegagalan

O2 O2

O2

O2
O2
OO2 2

3) Komponen-Komponen dalam sistem Gas Medik


a) Kran/valve

12
b) Pressure gauge sentral dan distribusi
c) Safety valve
d) Konektor
e) Evaporator
f) Alarm

d. Tata udara / Ventilasi


1) Mapping area berisiko kegagalan Tata udara
a) Area pelayanan pasien:
 Bedah Sentral
 Isolasi
 Bedah Mata
 Cateterisasi jantung
 ICU
 Gudang/depo Farmasi
 Radiologi
b) Area bukan pelayanan pasien :
a) Server
b) Ruang Tunggu Rawat Jalan
Sebagian area beresiko tersebut terdapat sumber alternative/double , sehingga dalam
kondisi tata udara dari 1 unit terputus, area tersebut tetap terjaga sistem tataudara
guna menjaga suhu ruangan.
2) Peta Lokasi Area Berisiko Kegagalan

3) Komponen-Komponen dalam sistem Tata udara


a) Kompressor

13
b) Disply indikator
c) Panel listrik
d) Motor fan pressure
e) Filter
f) Evaporator
g) Pipa kapiler

e. Lift
1) Mapping area berisiko kegagalan Lift
a) Area pelayanan pasien:
 Stroke center
 Rehabilitasi medik
 Bangsal bedah
b) Area bukan pelayanan pasien :
 Gizi
 Rekam medik
2) Peta Lokasi Area Berisiko Kegagalan

3) Komponen-Komponen dalam sistem Lift


 ARD (Automatik Roof Device)
 Sensor pintu dan lantai
 Emergency call/interkom

14
 Baterai/accu
 Tali/Seling
 Motor
 Lampu penerangan sangkar lift
 Tombol lift
 Oli mesin.
 Alarm

f. Penyalur petir
1) Mapping area berisiko kegagalan Penyalur Petir
a) Area pelayanan pasien:
 Gedung ITH
 Gedung MCEB
 Gedung D
b) Area bukan pelayanan pasien :
 Server
2) Peta Lokasi Area Berisiko Kegagalan

3) Komponen-Komponen dalam sistem Penyalur Petir


 Tiang Petir
 Kabel Ground
 Kopel Ground
 Besi batang ground
 Arder

15
g. Instalasi Gas LPG
1) Mapping area berisiko kegagalan instalasi LPG
a) Area pelayanan pasien:
 Kolam Hidro terapi
b) Area bukan pelayanan pasien :
 Instalasi Gizi
2) Peta Lokasi Area Berisiko Kegagalan

3) Komponen-Komponen dalam instalasi LPG


a) Safety valve
b) Valve/Kran
c) Pressure gauge/Tekanan
d) Manifold
e) Pipa instalasi

h. Pengolahan Limbah Cair


1) Mapping area berisiko kegagalan pengolahan limbah cair
a) Area pelayanan pasien:
 Laborat
 HD
 IBS
b) Area bukan pelayanan pasien :
 Laundry
 Gizi
 IPAL

16
2) Peta Lokasi Area Berisiko Kegagalan

3) Komponen-Komponen dalam sistem pengolahan limbah cair


a) Pompa
b) Blower udara
c) Tangki reaktor
d) Flow meter
e) Indikator biologi
f) Dosi pump
g) Kran/valve
h) Sensor pompa

i. Sistem Informasi dan Komunikasi


1) Mapping area berisiko kegagalan sistem Informasi
a) Area pelayanan pasien:
 Pendaftaran
 Rekam Medik
 Farmasi
b) Area bukan pelayanan pasien :
 Departemen keuangan
 Gizi

17
2) Peta Lokasi Area Berisiko Kegagalan

3) Komponen-Komponen dalam sistem Informasi dan komunikasi


1) Komponen sistem data/Informasi
a) Server
b) UPS
c) Switc hub
d) Line/kabel
2) Komponen sistem komunikasi
a) Swithub
b) PABX
c) Baterai/adaptor
d) Pesawat telphone
e) Line jaringan
f) Komputer

j. Sistem Proteksi Kebakaran


1) Mapping area berisiko kegagalan Proteksi Kebakaran
a) Seluruh area RS

18
2) Peta Lokasi Area Berisiko Kegagalan

3) Komponen-Komponen dalam sistem Proteksi kebakaran


1) Smoke/heat detektor
2) Pompa Hidrant
3) Alarm
4) Springkel
5) Pressure fan

1. PENGELOLAAN SISTEM UTILITAS DI RUMAH SAKIT


1. Air Bersih dan Air Minum
a. Penyediaan air bersih
Penyediaan air bersih adalah ketersediaan air bersih yang memenuhi persyaratan
kesehatan sesuai ketentuan yang berlaku. Sumber air bersih di Rumah Sakit Padang
berasal dari sumber air PDAM dengan sistem penyediaan air bersih sebagai berikut :

PDAM Ground Pompa Reservoir Bangunan


tank transfer atas Rumah sakit
& halaman
Contoh perhitungan Kebutuhan Air minum sebagai berikut :
Sumber Utama PDAM
 Jumlah Bed RWI = 400 Bed
 Jumlah RWJ + Pengunjung = 600 orang
 Jumlah Karyawan = 900 orang
 Kebutuhan air bersih per orang/TT = 400 Liter/orang/hari (PMK 7 th 2019)
 Kebutuhan air bersih RWJ/Orang = 10 liter/orang x 2 dgn pendamping
 Kebutuhan air bersih staff/Orang = 10 liter/orang
 Kapasitas Reservoir Air Bersih = 280 M3 = 280.000 Liter
 Debit PDAM per hari = 2800M3/bln = 93 m3/hr / 93.000 Liter
Total Kebutuhan Air Bersih /orang/hari adalah sebagai berikut :

19
(∑ bed + RWJ & pengunjung + Karyawan) x (kebutuhan air bersih berdasarkan SNI 03)
400 TT x 400 lt + 600 x 2 x 10 lt + 900 x 10 lt =
160.000 + 12.000 + 9.000 = 181.000 lt / hari
Maka kebutuhan perjamnya adalah
181.000 lt / hari : 24 jam =7.541 lt / 7,5 m3
Kesimpulan :
Kebutuhan air dari sumber utama PDAM dapat terpenuhi selama 24 Jam dan
penggunaan air bersih di RS Islam Sultan Agung Semarang masih dibawah kapasitas
Reservoir dan debit PDAM.
Sumber alternative air bersih di RS Islam Sultan Agung adalah Air Sumur tanah dan
Pihak penyedia air bersih yang diperkuat dengan PKS atau MOU.
b. Penyediaan air minum
Air minum untuk kebutuhan rumah sakit (pasien, dokter dan karyawan) menggunakan
Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Pengadaan air minum disediakan oleh pihak kedua
yang dituangkan dalam kontrak perjanjian kerjasama pengadaan Air Minum Dalam
Kemasan (AMDK).
Contoh perhitungan Kebutuhan Air minum sebagai berikut :
Sumber Utama Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
Konsumsi air minum karyawan dengan kemasan gallon, sedangkan untuk pasien RWI
dan penunggu dengan kemasan botol 2 x 600 ml per hari.
Perhitungan Air minum Galon untuk Karyawan :
 Kebutuhan Air minum karyawan per hari = 2 Liter
 Jumlah karyawan = 900 Orang
 Konsumsi air minum karyawan per hari = 2 x 900 = 1.800 Liter
 Isi Galon = 19 liter
 Total air minum dalam galon per hari = 600 / 19 = 36 galon
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan tersebut diatas, maka harus tersedia minimal 18 galon dan
harus dilakukan Pengiriman air minum galon dari supplier perhari minimal 18 galon.
c. Perhitungan Air minum dalam Kemasan botol untuk pasien RWI :
 Kebutuhan Air minum pasien dan penunggu per hari = 1200 Liter
 Jumlah pasien = 260 Orang
 Isi kemasan botol air minum = 0,6 liter
 Total air minum dalam botol per hari = 260 x 1200 / 600 = 520 botol
 1 Karton/dus = 24 botol
Kebutuhan perhari 22 karton/dus
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan tersebut diatas, maka harus tersedia minimal 520 botol atau
22 Karton/dus air minum kemasan botol dan harus dilakukan pengiriman air minum
kemasan botol dari supplier perhari minimal 22 karton/dus.
d. Pemeliharaan instalasi air bersih
Instalasi air bersih di Rumah Sakit Padang terdiri dari ground tank, torn / reservoir dan
pompa :
1) Pemeliharaan ground tank dan torn
a) Pemeriksaan kuantitas dan kualitas air bersih
20
b) Pemeriksaan kuantitas dan kualitas secara fisik (kejernihan dan kebersihan)
dilakukan secara rutin oleh petugas tehnik dan kesling, sedangkan pemeriksaan
secara fisika, kimia, dan biologi dilakukan secara periodik melalui Laboratorium
yang telah ditentukan dan terakreditasi.
c) Pemberian desinfektan
d) Dalam upaya sterilisasi terhadap kuman / bakteri dilakukan pemberian
desinfektan (chlorine)
e) Pembersihan ground tank dan torn
f) Dilakukan pembersihan ground tank 6 bulan sekali dan torn 3 bulan sekali
2) Perbaikan
Perbaikan instalasi ground tank dan torn (tangga, bak, mainhole, dll), dilakukan oleh
petugas tehnik sesuai jadwal dan berdasarkan laporan kerusakan.
3) Pemeliharaan pompa
a) Pembersihan :
Pembersihan debu dilakukan pada saat pompa tidak beroperasi. Pembersihan
menggunakan kain dan dilakukan satu kali seminggu.
b) Pelumasan :
Pelumasan dilakukan pada poros yang berputar dengan menggunakan minyak
pelumas sesuai ketentuan pabrik. Pelumasan dilakukan enam bulan sekali.
c) Pengecatan :
Pengecatan dilakukan pada badan pompa yang cacat permukaannya.
Pengecatan dilakukan pada saat pompa tidak operasional. Sebelum pengecatan
terlebih dahulu dilakukan penyikatan dan amplas, setelah itu dilakukan
pengecatan sesuai warna asli dengan bahan cat besi.
4) Perbaikan
a) Perbaikan pompa dilakukan oleh petugas tehnik sesuai jadwal dan berdasarkan
laporan kerusakan.
b) Penggantian spare part (seal, dynamo, bearing dan komponen lainnya) dilakukan
berdasarkan kerusakan alat sesuai hasil pemeriksaan petugas teknik.
5) Pelabelan
a) Kran/ tuas pada instalasi harus diberikan label posisi on/off
b) Tanda / rambu-rambu untuk area yang tidak boleh semua orang masuk /
memperbaiki
c) Tanda nama komponen/ barang
6) Komponen/Part
Seluruh komponen atau sparepart yang digunakan sudah sesuai dengan standart
SNI.
e. Sumber alternatif /cadangan
Agar menjamin sumber air tersedia untuk pelayanan pasien dalam 24 jam terus menerus
setiap hari dalam seminggu RS menyediakan sumber air bersih aternatif jika terjadi
kegagalan atau jika terjadi kontaminasi. Dalam mempersiapkan diri dalam keadaan
darurat :
1) RS melakukan indentifikasi area yang paling memiliki resiko paling tinggi kebutuhan
air bersih terhadap pasien dan staff
2) Menguji ketersediaan air bersih dan dokumentasikan hasil pengujian
21
3) Melakukan pengujian sumber air bersih alternatif setiap 6 bulan
4) Mendokumentasikan hasil hasil pengujian
5) Menyediakan air bersih dan listrik 24 jam setiap hari.
a) Air bersih
Apabila terjadi kekurangan air bersih dari PDAM sebagai sumber alternatif
digunakan air bawah tanah dan atau dilakukan pembelian dari pihak lain
dengan perjanjian kerjasama dengan RS Islam sultan Agung dilengkapi surat
pernyataan kesanggupan menyediakan air bersih untuk kegiatan operasional
rumah sakit.
b) Air minum
Apabila terjadi kekurangan air minum dari rekanan AMDK yang telah
bekerjasama, sebagai sumber alternatif dilakukan pembelian dari sumber lain.
Kebutuhan air minum RS Islam Sultan Agung bekerja sama dengan perusahaan
atau supplier air minum dalam kemasan yang dikuatkan dengan Perjanjian Kerja
Sama (MOU).
c) Pengujian sumber alternatif air bersih dilakukan setiap 6 bulan atau lebih sering,
pengujian mencakup :
 Perbaikan sistem air bersih yang terjadi yang berulang-ulang
 Sumber air bersih yang sering terkontaminasi

2. Instalasi Listrik dan Jaringan


a. Instalasi listrik
Instalasi listrik di rumah sakit harus tersedia dan berfungsi selama 1 x 24 jam dan 7 hari
semingu untuk menjamin keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan memberikan
kemudahan bagi pengguna listrik di rumah sakit.
Untuk pengamanan digunakan out break sistem sehingga apabila listrik dari sumber
utama (PLN) padam, maka dalam waktu 20 detik Genset akan hidup.
Contoh perhitungan kebutuhan listrik dengan Sumber utama PLN
DAYA LISTRIK PLN BEBAN RENDAH BEBAN PUNCAK
1730 KVA 800 - 1000 KVA 1100 - 1300 KVA
Berdasarkan table diatas maka daya listrik sumber utama PLN masih dapat memenuhi
kebutuhan listrik dalam kegiatan operasional RS.
Contoh perhitungan kebutuhan listrik dengan sumber Genset
Kapasitas genset yang tersedia ada 2 unit dan bisa sinkron yaitu 1000 KVA dan 800 KVA
total 1800 KVA bila kemampuan 80 % maka 1.440 KVA.
DAYA LISTRIK PLN BEBAN RENDAH BEBAN PUNCAK
1730 KVA 800 - 1000 KVA 1100 - 1300 KVA
Berdasarkan table diatas maka daya listrik sumber Genset masih dapat memenuhi
kebutuhan listrik dalam kegiatan operasional RS.
Contoh perhitungan kebutuhan bahan bakar solar untuk operasional Genset
Kapasitas tangki Solar dalam Genset= 10.000 liter
Waktu hidup Genset Full tank = 30 Jam
Dengan demikian dalam tiap jam diperlukan solar sebanyak 330 liter

22
Stock solar cadangan yang harus ada sebagai antisipasi listrik padam 5000 liter, yang
berarti mampu memenuhi kebutuhan listrik selama 15 Jam + 3 Jam (solar yang ada di
tanki harian ) = 18 Jam.
b. Jaringan Instalasi Listrik
Jaringan instalasi listrik di rumah sakit meliputi jaringan kabel/sistem perkabelan, sistem
penerangan, sistem perlistrikan, grounding/pembumian dan panel listrik.
Jaringan Instalasi Listrik di RS Islam Sultan Agung Semarang

PLN

SDP
Trafo Cubicle
SDP

Genset Panel Sinkron LVMDP MDP


SDP

SDP

c. Pemeliharaan instalasi listrik, meliputi :


1) Jaringan kabel/sistem perkabelan
Dilakukan pengukuran tahanan isolasi dengan Merger setiap 3-4 tahun sekali.
Apabila nilai tahanan isolasi kabel < 250 Kilo Ohm, maka instalsi kabelnya harus
diganti atau diperbaiki.
2) Sistem penerangan
a) Kotak lampu pijar/TL
Pemeliharaan dilakukan dengan pembersihan debu-debu yang menempel
menggunakan kain lap/kain bersih yang dicampur dengan air atau glass cleaner.
Kotak TL bagian dalam harus dilepas dan dibersihkan menggunakan kain.
b) Lampu
Dilakukan penggantian jika lampu mati.
c) Frame
Pemeliharaan dilakukan dengan pembersihan debu-debu yang menempel
menggunakan kain lap/kain bersih yang dicampur dengan air atau glass cleaner.
Pembersihan dilakukan setahun sekali. Jika Fream pecah segera dilakukan
penggantian, jika retak segera dilakukan perbaikan karena mempengaruhi deviasi
sinar.
3) Sistem instalasi listrik
a) Pemeliharaan saklar
Pemeliharaan saklar yang menggunakan pegas dengan cara pembersihan debu
setahun sekali. Apabila saklar pada kondisi “ON” panas, segera diganti.
b) Pemeliharaan stop kontak
Pemeliharan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan terutama pada stop
kontak portable, karena sering ditusuk kotak penjepit pada stop kontak cepat
aus. Apabila stop kontak panas agar segera diganti.

23
c) Pembumian/grounding
Sistem pembumian/grounding di Rumah Sakit Padang terdiri dari 3 (tiga) jenis,
yaitu pembumian instalasi listrik gedung/bangunan, pembumian penyalur petir
dan pembumian generator set.
Pemeliharaan terdiri dari:
1) Pengukuran pembumian setiap tahun dengan earth tester. Nilai maksimum < 0,185
Ohm
2) Pembersihan ujung saluran pembumian dan penyemprotan cairan anti korosi setiap
tahun.
3) Panel listrik
a) Sambungan mur antara kabel/busbar ke MCB/MCCB/disemprot dengan cairan
anti korosi dan mur yang kendor dikencangkan lagi.
b) Pengetesan MCB/MCCB, fuse, lampu-lampu pilot dan meter yang rusak agar
diganti.
c) Udara di sekitar lokasi panel tidak lembab
d) Pengecekan karet –karet pintu panel dan kunci panel, jika rusak harus diganti
1) Pelabelan
1) Tombol/ tuas pada instalasi harus diberikan label on/off
2) Tanda / rambu-rambu untuk area yang tidak boleh semua orang masuk /
memperbaiki
3) Tanda nama komponen/ barang
2) Komponen/Part
Seluruh komponen atau sparepart yang digunakan sudah sesuai dengan standart SNI.
d. Sumber alternatif / cadangan listrik
1) Generator Set (Genset)
Generator Set (Genset) adalah generator pembangkit tenaga listrik yang berfungsi
sebagai sumber alternatif apabila listrik dari PLN padam. Jumlah dan kapasitas
Genset yang digunakan di rumah sakit disesuaikan dengan kebutuhan daya yang
diperlukan untuk mendukung kegiatan operasional rumah sakit dan dilakukan
pengujian beban dan simulasi secara berkala 6 bulan sekali atau lebih sering.
2) Pemeliharaan genset
a) Pemeriksaan volume bahan bakar (solar), accu, dan oli.
b) Pemanasan setiap seminggu sekali selama 15 menit.
c) Tes beban satu kali sebulan selama 30 menit.
d) Penggantian pelumas, filter udara, filter oli setiap enam bulan sekali
e) Penggantian nozzle katup bahan bakar, thermostart, terminal baterai, seal, v-
belt pompa air pendingin setiap 6- 12 bulan sekali.
f) Pengujian sumber alternatif listrik sekurang-kurang dilakukan setiap 6 bulan
atau lebih sering.
g) Kondisi sumber listrik yang dapat meningkatkan frekuensi pengujian mencakup :
jaringan listrik yang tidak dapat diandalkan pemadaman listrik yang terduga dan
berulang-ulang
1) UPS (Uninterrutible Power Supply)
UPS (Uninterrupted Power Supply) adalah seperangkat alat yang berfungsi sebagai back
up atau cadangan listrik pada saat aliran listrik PLN padam, bersifat sementara waktu,
24
biasanya digunakan untuk peralatan medis dan peralatan elektronik, seperti : USG, CTG,
EEG, Komputer dll.
1) Pemeliharaan
a) Lakukan control pada sumber out put meliputi tegangan, frekuensi getaran-
getaran, dan daya/kapasitas baterai.
b) Lakukan tes kemampuan UPS dengan cara lepas sumber listrik dari PLN dimana
alat-alat yang memakai sumber listrik dari UPS tetap difungsikan hingga
tegangan waktu sesuai yang dibutuhkan secara berkala 6 bulan sekali atau lebih
sering.
c) Jika terjadi kerusakan UPS yang mengharuskan perbaikan oleh rekanan maka
rekanan harus menyiapkan back up sehingga tidak mengganggu kegiatan
operasional.
2) Lampu Emergency
Lampu Emergency adalah seperangkat alat yang berfungsi sebagai penerangan
cadangan pada saat pemindahan power listrik PLN ke Generator set jika PLN padam,alat
tersebut ditempatkan disetiap ruangan dan koridor
1) Pemeliharaan
a) Pemeriksaan sistem perkabelan, stop kontak dan saklar yang digunakan
b) Pembersihan lampu emergency dari debu dan kotoran
c) Pemeriksaan kondisi lampu emergency (tes / uji fungsi)

3. Plumbing (Perpipaan)
a. Sistem perpipaan air kotor, air bersih, dan air hujan
Merupakan keseluruhan sistem perpipaan di dalam bangunan untuk mengalirkan air
bersih dari sumber ke reservoir dan dari reservoir ke Torn dan didistribusikan ke
peralatan sanitair (wc, wastafel, shower, dll), mengalirkan air kotor dari peralatan
sanitair ke Instalasi Pengolahan Air Limbah dan mengalirkan air hujan dari atap
bangunan ke saluran drainase. Air bersih yang digunakan oleh penghuni rumah sakit
(pasien, dokter, pengunjung dan karyawan) harus tersedia cukup, baik tekanan,
higienitas dan kontinuitasnya.
b. Pemeliharaan sistem perpipaan/plumbing
1) Pipa air kotor
a) Pemasangan instalasi pipa air kotor harus terpisah atau tidak sejajar dan tidak
berdekatan dengan pipa air bersih, untuk menghindari infeksi silang terhadap air
bersih.
b) Apabila terjadi penyumbatan laju aliran air, maka dilakukan penghancuran
sumbatan dengan alat compress atau menggunakan bahan kimia.
c) Dilakukan penyetelan kemiringan apabila aliran air tidak lancar.
d) Dilakukan penggantian apabila ditemukan kebocoran atau kerusakan pipa
2) Pipa air bersih
Dilakukan penggantian apabila pipa sudah mengalami korosi atau kebocoran
3) Pipa air hujan
a. Pemasangan pipa air hujan harus terpisah dengan pipa air kotor dan pipa air bersih,
pipa air hujan tidak boleh masuk ke sistem IPAL.
4) Pipa pembuangan air AC
25
b. Pipa pembuangan AC dari masing-masing ruangan tidak boleh disatukan atau
disambungkan dengan air kotor atau atau air bersih, air buangan AC dapat dibuang
ke riol kota melalui pipa air hujan.
5) Floor drain
a) Dilakukan pembersihan debu dan kotoran yang menempel setiap hari
b) Apabila terjadi penyumbatan, dilakuan penggelontoran atau pembersihan pipa
c) Dilakukan penggantian apabila sudah kropos
d) Pemasangan mushroom
6) Katup/stop kran
Dilakukan perbaikan/penggantian katup apabila ditemukan kebocoran atau
kerusakan.
c. Pemeriksaan mutu air
1) Memantauan monitoring mutu air bersih dilakukan setiap 3 bulan
2) Pemeriksaan kadar biokimia air, RS Sultan Agung melakukan uji pemeriksaan air
setiap 3 bulan pemeriksaan dilakukan laborat yang ditunjuk resmi oleh pemeritah
atau yang berwenang. Hasil pengujian dicatat dan disimpan di unit sanitasi /urusan
kesehatan lingkungan RS
3) Pemeriksaan limbah cair dilakukan setiap 3 bulan hasil pemeriksaan
didokumentasikan.
4) Pemeriksaan tahunan untuk menilai kontaminasi zat kimia, hasil pemeriksaan
didokumentasikan
5) Melakukan monitoring hasil pemeriksaan air dan melakukan perbaikan bila
diperlukan.
6) Pelabelan
a) Kran/ tuas pada instalasi harus diberikan label posisi on/off
b) Tanda / rambu-rambu untuk area yang tidak boleh semua orang masuk /
memperbaiki/Bahaya
c) Tanda nama komponen/ barang
7) Komponen/Part
Seluruh komponen atau sparepart yang digunakan sudah sesuai dengan standart
SNI.

4. Instalasi Gas Medis


a. Instalasi gas medis
Merupakan seperangkat sentral gas medis, perpipaan gas medis sampai titik outlet yang
dibutuhkan untuk pelayanan medis pada sarana kesehatan. Gas medis yang digunakan
di RS terdiri dari Oxygen (O2), Nitrous Oksida (N2O), Vaccum medik dan Compress Air.

26
Sistem penyediaan gas medis dijelaskan dalam diagram berikut:
IGD

Oksigen
OK

Nitrogen Poli
Sentral Gas
VK & Peristy
Vaccum
ICU
Compress air
Perawatan

HD

b. Pemeliharaan instalasi gas medis


1) Pengecekan tabung kosong dan tabung isi
2) Pemasangan tanda/label tabung kosong dan tabung isi
3) Pengecekan pressure gauge tiap unit
4) Pengecekan safety valve.
5) Penggantian katup/valve jika ditemukan rusak atau bocor
6) Penggantian pressure gauge apabila ditemukan tidak berfungsi/rusak.
7) Penandaan outelet gas medis di ruangan O.K Dengan memberikan label pada outlet
supaya memudahkan petugas untuk mengetahui jenis gas medis yang terdiri dari :
oksigen warna hijau, N2O warna biru, Vaccum warna abu-abu, dan Compress air
wana kuning.
8) Pembersihan bunga es pada pipa evaporator setiap hari sekali.
c. Perijinan
Pemeriksaan tangki/ bejana bertekanan dilakukan oleh pihak /instansi yang berwenang
setiap 5 (lima) tahun sekali guna memastikan keselamatan dan kemampuan tangki.
1) Pelabelan
2) Kran/ tuas pada instalasi harus diberikan label posisi on/off
3) Tanda / rambu-rambu untuk area yang tidak boleh semua orang masuk /
memperbaiki/Bahaya
4) Tanda nama komponen/ barang
5) Komponen/Part
Seluruh komponen atau sparepart yang digunakan sudah sesuai dengan standart
SNI.

5. Tata Udara / Ventilasi


a. Sistem tata udara
Sistem tata udara di RS menggunakan AC (Central, split, cassette, standing dll),
exhausfan dan ventilasi dinding.
b. Pemeliharaan sistem tata udara
1) Cuci filter AC satu bulan sekali
2) Servis Outdoor dan Indoor AC satu bulan sekali
3) Ganti Pre filter 3 bulan sekali
27
4) Ganti medium filter 6 bulan sekali
5) Ganti hepa filter 1 tahun sekali atau sesuai hasil pemeriksaan mikro/angka kuman
6) Cek tekanan freon
7) Cek instalasi power
8) Cek kapasitor motor
c. Pemeliharaan Exhausfan :
1) Bersihkan body dan bagian dalam exhaustfan dari kotoran debu dengan
menggunakan kain yang dibasahi
2) Jika exhaustfan berisik (intensitas kebisingan meningkat) dilakukan pengecekan
kondisi bearing/lakher. Apabila hasil pengecekan sudah rusak, maka dilakukan
penggantian.
d. Pemeriksaan mutu
1) Memantauan monitoring suhu dilakukan setiap hari oleh unit masing-masing yang
dipantau oleh bagian sanitasi atau kesehatan lingkungan rumah sakit
2) Pemeriksaan angka kuman / mikro dilakukan secara internal dan eksternal oleh
komite PPI atau ke Labkesda atau pihak ketiga yang ditunjuk resmi oleh pemeritah
yang berwenang dilakukan setiap 3 bulan sekali dan hasil pemeriksaan
didokumentasikan.
3) Melakukan monitoring hasil pemeriksaan mikro atau angka kuman dan melakukan
perbaikan bila diperlukan.
a) Pelabelan
b) Tombol/ tuas pada instalasi limbah harus diberikan label on/off
c) Tanda / rambu-rambu untuk area yang tidak boleh semua orang masuk /
memperbaiki
d) Tanda nama komponen/ barang
e) Komponen/Part
Seluruh komponen atau sparepart yang digunakan sudah sesuai dengan standart
SNI.

6. Pengolahan Air Limbah


a. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Merupakan bangunan pengolahan air limbah baik yang bersifat domestik maupun
infeksius. Instalasi pengolahan air limbah di RS menggunakan sistem Anaerob dan Aerob
biofilter.

28
Diagram alur instalasi pengolahan air limbah adalah sebagai berikut
Panel Roots
Gizi Grease IPAL Blower
trap
Sedimentasi Anaerob Aerob Bak
Limbah Bak
Laundry kontrol
Indikator
Limbah Air Bak Flow ikan
Bekas kontrol meter
Chlorine
Limbah Septik
WC/ tank
Saluran/ Flow
Riol meter

b. Pemeliharaan IPAL
1) Pembersihan flok pada pipa, sampah kasar dan media bakteri (sarang tawon & batu
koral).
2) Penyedotan lemak grease trap, endapan bak laundry, bak sedimentasi, bak anaerob,
bak aerob, bak akhir dan septik tank secara periodik/terjadwal.
3) Pembersihan filter blower, penggantian oli blower, penggantian bearing blower dan
penggantian v-belt apabila rusak/retak
4) Pengisian clorin pada bak dosi meter
5) Pembersihan bak indikator biologi
6) Pengecekan pompa, sensor dan panel
7) Pengecekan flow meter
c. Pemeriksaan mutu air limbah
1) Memantauan monitoring mutu air limbah dilakukan setiap hari (TDS, PH, Fisika)
2) Pemeriksaan kadar fisika dan kimia air limbah , RS Sultan Agung melakukan uji
pemeriksaan air setiap 3 bulan pemeriksaan dilakukan ke Labkesda atau pihak ketiga
yang ditunjuk resmi oleh pemerintah yang berwenang. Hasil pengujian dicatat dan
disimpan di unit sanitasi /urusan kesehatan lingkungan RS
3) Pemeriksaan limbah cair dilakukan setiap 3 bulan hasil pemeriksaan
didokumentasikan.
4) Pemeriksaan debit masuk dan keluar, hasil pemeriksaan didokumentasikan
5) Melakukan monitoring hasil pemeriksaan air limbah dan melakukan perbaikan bila
diperlukan.
a) Pelabelan
b) Kran/ tuas pada instalasi limbah harus diberikan label on/off
c) Tanda / rambu-rambu untuk area yang tidak boleh semua orang masuk /
memperbaiki
d) Tanda nama komponen/ barang
e) Komponen/Part
29
Seluruh komponen atau sparepart yang digunakan sudah sesuai dengan standart
SNI.

7. Lift
a. Lift pasien RS dan mobilitas lainnya
1) Sarana lift digunakan untuk pelayanan kepada pasien dan mobilisasi kegiatan
lainnya.
2) Untuk pengamanan terhadap pengguna lift, digunakan sistem ARD
b. Pemeliharaan
1) Sangkar
a) Dilakukan dengan pembersihan dinding dan pemolesan vinyl dari kotoran debu.
b) Pemeriksaan emergency call
c) Pengecekan hand rill
2) Lampu indikator
Dilakukan penggantian lampu indikator yang mati
3) Motor penggerak
a) Dilakukan pembersihan debu menggunakan kuas satu bulan sekali
b) Penggantian seling bila sudah aus
c) Bila perlu dilakukan setting kecepatan putaran motor
4) Panel
a) Dilakukan pembersihan debu pada MCB, sekering dan komponen panel yang lain
menggunakan alat penyemprot debu.
b) Penggantian lampu indikator panel dan komponen lain yang mati
c) Pengecekan Baterai back up
d) Pengecekan tombol / board lift
5) Pintu
a) Motor pintu
b) Rel pintu dibersihkan dengan kuas atau penyedot debu
c) Sensor pintu
c. Pengujian / Perijinan
Pengujian sistem dilakukan oleh pihak / instansi yang berwenang setiap tahun sekali
untuk memastikan bahwa mesin atau sistem bekerja sesuai dengan standart
keselamatan yang telah ditentukan.
1) Pelabelan
2) Tombol/ tuas pada panel harus diberikan label posisi on/off
3) Tanda / rambu-rambu untuk area yang tidak boleh semua orang masuk /
memperbaiki
4) Tanda nama komponen/ barang
5) Komponen/Part
Seluruh komponen atau sparepart yang digunakan sudah sesuai dengan standart
SNI.

30
8. Penyalur Petir
a. Sarana penyalur petir
Sarana penyalur petir terdiri dari penerima (air terminal), penghantar penurunann
(down conductor), elektroda bumi (earth electrode) dan perlengkapan lainnya yang
merupakan satu kesatuan dan berfungsi untuk menangkap muatan petir dan
menyalurkannya ke bumi
b. Pemeliharaan dan pengujian
1) Dilakukan pemeriksaan secara berkala dua tahun sekali oleh pengawas Dinas Tenaga
kerja dan Transmigrasi. Pemeriksaan yang dilakukan sebagai berikut:
2) Elektroda bumi tidak boleh berkarat.
3) Penerima dan penghantar tidak boleh rusak dan berkarat
4) Hasil pemeriksaan tahanan bumi tidak boleh lebih dari 5 Ohm.

9. Instalasi Gas LPG


a. Sistem instalasi gas LPG
1) Tabung gas dialirkan langsung ke kompor dengan pengamanan(protector) regulator
(RS yang belum memiliki instalasi gas LPG sentral).
2) Tabung gas dialirkan melalui instalasi pipa gas LPG tersentral.
b. Pemeliharaan instalasi gas LPG
1) Pengecekan dan penggantian tabung gas (isi/kosong).
2) Pengecekan regulator dan tekanan gas LPG secara rutin dan berkala.
3) Monitoring suhu dan kelembaban ruang penyimpanan dan sentral gas
c. Pelabelan
1) Valve/ tuas pada instalasi harus diberikan label on/off
2) Tanda / rambu-rambu untuk area yang tidak boleh semua orang masuk /
memperbaiki
3) Tanda nama komponen/ barang
d. Komponen/Part
Seluruh komponen atau sparepart yang digunakan sudah sesuai dengan standart SNI.

10. Sistem komunikasi


a. Instalasi sistem komunikasi
Untuk kebutuhan komunikasi di RS Islam Sultan Agung Semarang menggunakan telepon.
Sistem telepon tersentral diruangan PABX lantai 2. Telepon berlangganan dari PT.
TELKOM INDONESIA dengan menggunakan sistem analog dan sistem digital. Sistem
analog dari PT. TELKOM INDONESIA menggunakan jaringan Fiber Optik sejumlah 7 line.
Sistem distribusi pada titik pesawat telphone menggunakan jaringan kabel line cat 5,
Jumlah line yang ada sebanyak 500 line nomor dengan jumlah pesawat telphone 560
unit.
b. Pemeliharaan
1) Cek charger PABX
2) Pengecekan baterai backup PABX
3) Cek jaringan line internal
4) Perbaikan jaringan dan pesawat telphone yang rusak

31
c. Pelabelan
1) Tombol/ tuas pada panel PABX harus diberikan label on/off
2) Tanda / rambu-rambu untuk area yang tidak boleh semua orang masuk /
memperbaiki
3) Tanda nama komponen/ barang
d. Komponen/Part
Seluruh komponen atau sparepart yang digunakan sudah sesuai dengan standart SNI.

E. Pendidikan dan Pelatihan Sistem Utilitas


Pelatihan pengelolaan sistem utilitas bagi staff pemeliharaan harus selalu ditingkatkan guna
mengetahui tingkat kemampuan staff dalam penangganan sistem utilitas. Pelatihan bagi staff
dilakukan setiap tahun sekali dengan pemateri dari internal atau eksternal dengan materi terkait
tata kelola pemeliharaan sistem utilitas yang ada di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.
Untuk mengetahui kemampuan staff dilakukan pre dan post test dalam pelatihan serta praktek
dilapangan dengan waktu pelaksanaan menyesuaikan jenis peralatan yang akan diujikan.
Pengajuan pelatihan melalui pengajuan Term Of Referens (TOR) kepada pihak manajemen
dengan bekerjasama bagian pengembangan staff.

32
BAB IV.
DOKUMENTASI

Dalam pengelolaan sistem utilitas/fasilitas pendukung kelancaran dan kelangsungan operasional RS


dilakukan pencatatan, dokumentasi dan pelaporan kegiatan pemeliharaan dan perawatan sistem
utilitas dalam rangka memelihara mutu pelayanan dan keselamatan pasien serta mencegah
terjadinya kejadian yang tidak diharapkan.
Dalam pemeliharaan fasilitas pendukung/sistem utilitas di Rumah Sakit Islam Sultan Agung dilakukan
pendokumentasian meliputi:
1. Inventarisasi
Dokumentasi inventarisasi fasilitas pendukung/sistem utilitas dilaksanakan oleh petugas IPSRS,
Kesehatan Lingkungan, IT di bawah pengawasan Manajer Umum, meliputi pencatatan (nama
utilitas, merk/type, kapasitas, tahun pengadaan, kondisi dll) dan pelaporan.
2. Pemeriksaan, Pemeliharaan, dan Uji Fungsi
Dokumentasi pemeriksaan, pemeliharaan, dan uji fungsi fasilitas pendukung/sistem utilitas
dilaksanakan oleh petugas tehnik/kesehatan lingkungan/IT/penanggung jawab pemeliharaan di
bawah pengawasan Manajer Umum, meliputi pencatatan, pembuatan berita acara uji fungsi,
pelaporan, evaluasi dan tindak lanjut.
3. Pengadaan
Dokumentasi pengadaan fasilitas pendukung/sistem utilitas untuk memenuhi kebutuhan rumah
sakit dilaksanakan oleh petugas tehnik/Kesehatan Lingkungan/IT dibawah pengawasan Manajer
Umum sesuai ketentuan yang berlaku.
Pengadaan pengadaan fasilitas pendukung/sistem utilitas harus dilengkapi dokumen
ijin/sertifikat dari instansi yang berwenang serta bahan yang digunakan harus standart SNI.

33
BAB VI
PENUTUP

Dalam pengelolaan sistem utilitas penting dan utama disesuaikan dengan situasi dan kondisi RS
Islam Sultan Agung. Panduan system utilitas perlu dikelola secara baik dan benar dalam
pemeliharaan, pengecekan, pengujian, dan pemeriksaan laborat secara berkala dalam rangka
peningkatan mutu dan kualitas pelayanan rumah sakit supaya aman dan nyaman.

DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG

dr. H. MASYHUDI AM., M.Kes.

34
Lampiran :

DAFTAR SISTEM UTILITAS UTAMA DAN PENTING, LOKASI, KOMPONEN


DAN UPAYA PENANGULANGAN
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2020

NO JENIS UTILITAS LOKASI KOMPONEN PENGENDALIAN


1. AIR 1. Area Pelayanan Pasien : 1. Sensor pompa air 1. Sumur dan Pompa Artetis
(UTAMA) - IBS 2. Sensor Level Air 1 buah merk groundfost
- OK SEC 3. Panel Listrik kapasitas 15M3/Jam
- CSSD 4. Tandon Gedung 2. Ground tank kapasitas
- HD 5. Kran /Valve 170 m3 GD mce, 80 m3,
- LABORATORIUM gedung ITH dan 60 m3
2. Area bukan pelayanan gedung D
beresiko : 3. Tandon distribusi setiap
- LOUNDRY gedung kapasitas 25 m3
- DAPUR 4. MOU tangki dengan
- MASJID PDAM

2. LISTRIK 1. Area Pelayanan Pasien : c) Komponen penting 1. Trafo Listrik


(UTAMA)  ICU system kelistrikan a) Trafo Listrik
 Bedah Sentral  Trafo Schneider kapasitas
 Kamar Operasi Mata  Kabel jaringan 1000KVA
 IGD  NFB b) Trafo Listrik Trafindo
 Cateterisasi Jantung  NCB kapasitas 1000KVA
 Hemodialisa 2. Generator
 Stroke Center d) Komponen penting a) Generator
 Laborat generator set (Genset) CATERPILLAR daya
 Bank darah  Accu 1000KVA
 Farmasi  BBM b) Generator MTU daya
 CSSD  Oli mesin 630 KVA
 Peristi  Filter BBM 3. UPS
 Panel a) UPS merk Vektor
2. Area bukan pelayanan  Air radiator kapasitas 10KVA
pasien :  Generator lokasi ICU
 Server b) UPS merk Vektor
3. Komponen penting UPS kapasitas 16 KVA
 Laundry
a) Baterai /accu lokasi OK IBS
 Personal komputer
b) Modul/relay c) UPS merk Vektor
yang terkait untuk
kapasitas 20KVA
departemen
lokasi OK IBS
keuangan
d) UPS merk Vektor
 Lampu evakuasi
kapasitas 10KVA
 Sistem alarm
lokasi OK SEC
kebakaran termasuk
e) UPS kapasitas
detektor panas
200kva lokasi
 pusat CCTV
CATHLAB

35
f) UPS kapasitas 10
KVA lokasi OK LASIK
g) UPS 10 KVA lokasi
laborat
h) Back up baterai
internal pada setiap
alat medik yang
digunakan
i) MOU sewa genset
dengan harta Mualia
tehnik

3. Gas Medis c) Area pelayanan pasien: g) Kran/valve 1. Tabung Liquid Oksigen


(PENTING)  ICU h) Pressure gauge sentral kapasitas 6000 gl
 Bedah Sentral dan distribusi 2. Back up sistem tabung
 Kamar Operasi Mata i) Safety valve pada setiap
 IGD j) Konektor desentralisasi gedung
 Cateterisasi Jantung k) Evaporator 3. Backup oksigen tabung
 Stroke Center l) Alarm mobile
 Bangsal bedah

4. Tata Udara c) Area pelayanan pasien: 1. Kompressor 1. AC CNTRL AHU


(PENTING)  Bedah Sentral 2. Disply indikator a) Kapasitas 20PK
 Isolasi 3. Panel listrik merk DAIKIN lokasi
 Bedah Mata 4. Motor fan pressure OK IBS
 Cateterisasi jantung 5. Filter b) Kapasitas 15 PK
 ICU 6. Evaporator merk DAIKIN lokasi
 Gudang/depo Farmasi 7. Pipa kapiler OK IBS
 Radiologi c) Kapasitas 8PK merk
DAIKIN lokasi OK IBS
d) Area bukan pelayanan d) Kapasitas 5PK merk
pasien : DAIKIN lokasi OK IBS
c) Server e) 2 unit Kapasitas 10PK
d) Ruang Tunggu Rawat merk AICOOL lokasi
Jalan OK IBS
f) 2 Unit Kapasitas
10PK merk AICOOL
lokasi CATHLAB dan
PAIN
g) 2 Unit Kapasitas 5PK
merk AICOOL lokasi
CATHLAB dan PAIN
h) 2 Unit Kapasitas
10PK merk AICOOL
lokasi OK SEC
2. AC SPLIT dan CASSETE
a) Gedung A total 150
unit

36
b) Gedung B total 149
unit
c) Gedung C total 70 unit
d) Gedung D total 137
unit
e) Gedung MCEB total
304 unit
f) Masjid total 12 unit
3. AC SPLIT DUCK
a) Gedung A total 2
unit
b) Gedung B total 3 unit
c) Gedung D total 1 unit
4. AC STANDING FLOOR
a) Gedung A total 3
unit
b) Masjid total 3 unit

5. Lift c) Area pelayanan pasien:  ARD (Automatik Roof 1. Gedung B total ada 2
(PENTING)  Stroke center Device) unit Lift merk TOSHIBA
 Rehabilitasi medik  Sensor pintu dan lantai kapasitas 1000kg
 Bangsal bedah  Emergency 2. Gedung D total ada 2
call/interkom unit Lift merk TOSHIBA
d) Area bukan pelayanan  Baterai/accu kapasitas 1000kg
pasien :  Tali/Seling 3. Gedung MCEB total ada
 Gizi  Motor 2 unit Lift merk TOSHIBA
 Rekam medik  Lampu penerangan kapasitas 1000kg
sangkar lift 4. Gedung MCEB total ada 2
 Tombol lift unit Escalator merk
 Oli mesin. TOSHIBA
 Alarm

6. Penyalur Petir c) Area pelayanan pasien:  Tiang Petir 1. Penyalur petir GD ITH
(PENTING)  Gedung ITH  Kabel Ground total 1 unit
 Gedung MCEB  Kopel Ground 2. Penyalur petir GD MCEB
 Gedung D  Besi batang ground total 1 unit
 Arder 3. Penyalur petir GD D total
d) Area bukan pelayanan 1 unit
pasien :
a) Server

7. Instalasi Gas LPG c) Area pelayanan pasien: f) Safety valve 1. 1 unit safety valve
(PENTING) a) Kolam Hidro terapi g) Valve/Kran 2. Valve total 16 unit
d) Area bukan pelayanan h) Pressure 3. 1 bh pressure gauge
pasien : gauge/Tekanan 4. Sistem back up unit
a) Instalasi Gizi i) Manifold tabung

37
8. Pengolahan c) Area pelayanan pasien: i) Pompa 1. 2bh ring blower untuk
Limbah Cair  Laborat j) Blower udara sirkulasi udara kapasitas
(PENTING)  HD k) Tangki reaktor @ 7,5 HP
 IBS l) Flow meter 2. Kapasitas 100 m3/hari
d) Area bukan pelayanan m) Indikator biologi 3. Flowmeter inlet sejumlah
pasien : n) Dosi pump 5 unit , dan flowmeter
 Laundry o) Kran/valve outlet sejumlah 1 unit
 Gizi p) Sensor pompa 4. Dosi pump sejumlah 1
 IPAL unit

9. Sistem Informasi c) Area pelayanan pasien: 3) Komponen sistem 1. Server 2 buah


dan Komunikasi  Pendaftaran data/Informasi 2. Sistem double backup
(UTAMA)  Rekam Medik e)Server cloud sistem
 Farmasi f) UPS 3. 1 unit PABX merk
d) Area bukan pelayanan g) Switc hub Panasonic kapasitas
pasien : h)Line/kabel 1000 line internal dan 8
 Departemen line eksternal
keuangan 4) Komponen sistem
 Gizi komunikasi
g) Swithub
h)PABX
i) Baterai/adaptor
j) Pesawat telphone
k) Line jaringan
l) Komputer

10. Sistem proteksi Seluruh area RS 6) Smoke/heat detektor 1. Smoke Detector


Kebakaran 7) Pompa Hidrant a) GD ITH total 11 unit
(PENTING) 8) Alarm b) GD C total 3 unit
9) Springkel c) GD D total 3 unit
10) Pressure fan d) GD MCEB total 8 unit
11) Apar 2. Heat Detector
12) Diesel pump a) GD ITH total 267 unit
b) GD D total 101 unit
c) GD MCEB total 277
unit
4. Pompa Hydrant
a) GD ITH 1 unit pompa
hydrant kapasitas 35
kw
b) GD D 1 unit pompa
hydrant kapasitas 35
kw
5. Alarm
a) GD ITH total 6 unit
b) GD D total 4 unit

38
c) GD MCEB total 9 unit
6. Sprinkle
a) GD MCEB total 542
unit
7. Pressure Fan
GD MCEB total 8 unit
8. Apar
a) GD ITH total 42 unit
b) GD C total 27 unit
c) GD D total 28 unit
d) GD MCEB total 21 unit
8. Diesel pump total 1 unit
kapasitas 500 Gpm

39

Anda mungkin juga menyukai