Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KESELAMATAN KERJA III

MAKALAH LIFT KHUSUS RS DR. MOEWARDI SURAKARTA


Dosen pengampu :
Ratna Fajariani, SST, M.KKK

Disusun oleh :

Atina Sabila (R0216018) M. Zainu Qolbi (R0216070)


Elinda Eka (R0216032) Nerita H (R0216072)
Fadhia Fawais (R0216036) Retno Diah Lestari (R0216082)
Farahma A (R0216038) Soniya C (R0216092)
Kurniawan P (R0216054) Zulfifa Nita (R0216108)
Kelas B
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM DIPLOMA 4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
SURAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Lift Khusus RS DR. Moewardi Surakarta ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Ratna
Fajariani, SST, M.KKK selaku Dosen mata kuliah Keselamatan Kerja III UNS
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Standard Lift yang seharusnya berada
di RS. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Surakarta,2 Juni 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................1

DAFTAR ISI ...........................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................3

Latar Belakang .............................................................................................3

Rumusan Masalah ........................................................................................4

Tujuan ..........................................................................................................4

Manfaat ........................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5

A. Pengertian Elevator/lift ..........................................................................5

B. Spesifikasi Elevator/Lift ........................................................................5

C. Tata Ruang Letak Ekskalator/Lift ..........................................................6

D. Fasilitas Elevator/Lift .............................................................................7

E. Kapasitas Elevator/Lift ..........................................................................8

F. Persyaratan Elevator/Lift .......................................................................8

G. Landasan Hukum Elevator/Lift ..............................................................9

BAB III HASIL PENGAMATAN ......................................................................10

A. Pelaksanaan .........................................................................................10
B. Pengamatan ..........................................................................................10
C. Pembahasan ..........................................................................................11

BAB IV PENUTUP ..............................................................................................12

A. Kesimpulan .........................................................................................12

B. Saran ...................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Elevator atau yang lebih akrab dikenal oleh masyarakat luas


dengan nama lift adalah salah satu alat bantu dalam kehidupan manusia
yang berfungsi untuk mempermudah aktifitas manusia yang rutinitasnya
lebih sering berada didalam gedung-gedung bertingkat. Lift merupakan
alat transportasi yang pengendaliannya tidak dilakukan oleh manusia
secara langsung, sehingga semua pengguna lift sepenuhnya tergantung
pada kehandalan teknologi dari alat transportasi vertikal ini. Keberadaan
dari elevator ini merupakan sebagai pengganti fungsi dari pada tangga
dalam mencapai tiap-tiap lantai berikutnya pada suatu gedung bertingkat,
dengan demikian keberadaan elevator tidak dikesampingkan ini
dikarenakan dapat mengefisienkan energi dan waktu sipengguna elevator
tersebut. Sistem keberadaan elevator dan segala kemajuan dan
kehandalannya tidak serta merta mengalami perkembangan-perkembangan
secara bertahap, sejak keberadaannya pertama kali dibangun sistem
penggerak elevator pada awal perkembangannya dimulai dengan cara yang
sangat sederhana, yaitu dengan menggunakan tenaga non mekanik.
• Rumah sakit adalah sarana yang menyelenggarakan pelayanan jasa
kesehatan kepada masyarakat. Untuk memberikan pelayanan yang baik,
salah satu alat transportasi vertikal yang harus disediakan adalah lift yang
mampu membawa pasien dari lantai satu ke lantai lainnya sehingga
mempermudah untuk mendapat penanganan secara cepat. Elevator atau lift
pada rumah sakit dibedakan antara pengunjung dan pasien untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan serta memberikan kenyamanan
bagi pasien. Ukuran lift didesain sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan dan diberikan tanda khusus bahwa hanya boleh digunakan

3
untuk pasien serta petugas rumah sakit serta harus direncanakan dapat
menampung tempat tidur pasien. Untuk menunjang keselamatan bagi
penggunanya perencanaan pembuatan lift harus dilakukan oleh orang yang
terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sebelum digunakan
perlu dilakukan pemeriksaan dan diuji terlebih dahulu sesuai dengan
standar uji yang telah ditentukan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan jenis elevator / lift ?
2. Apa saja fasilitas elevator / lift ?
3. Apa persyaratan elevator / lift di rumah sakit ?
4. Bagaimana kondisi elevator / lift di RS Moerwadi Surakarta ?
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dan jenis elevator / lift.
2. Untuk mengetahui fasilitas elevator / lift.
3. Untuk mengetahui persyaratan elevator / lift di rumah sakit.
4. Untuk mengetahui kondisi elevator / lift di RS Moerwadi Surakarta.
D. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai beikut :
1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang lift
dan komponennya.
2. Dapat menambah pengetahuan tentang persyaratan lift di rumah sakit
3. Dapat mengetahui secara detail kondisi lift pada suatu rumah sakit.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Elevator / Lift


Elevator atau lift adalah transportasi vertikal kendaraan yang
efisien untuk orang atau barang bergerak antar lantai dari sebuah
bangunan. Umumnya didukung oleh motor listrik yang baik mendorong
daya tarik kabel dan sistem penyeimbang, atau pompa hidrolik cairan
untuk menaikkan piston silinder.
Elevator / lift merupakan instalasi trans-portasi vertikal (tegak
lurus ke atas) yang mengangkut manusia atau barang atau keduanya dalam
ruang berupa tabung atau sangkar yang digerakkan oleh mesin untuk
mencapai ketinggian yang ditentukan atau diinginkan. Sebagai alat
transportasi vertikal, elevator/lift memiliki persyaratan sebagai berikut:
1. Tidak menunggu lama (low waiting time)
2. Perlambatannya nyaman (smooth and rapid)
3. Percepatannya nyaman (comfortable acceleration)
4. Mempunyai kecepatan tinggi (rapid transportation)
5. Mempunyai pemberhentian yang otomatis (automatic level and
landing)
6. Cepat menaikkan dan menurunkan penumpang
7. Digunakan pada bangunan dengan jumlah lantai > 4

Sumber : Samsudin, 2012

B. Spesifikasi Elevator / Lift


1. Sifat Elevator:
a. Mempunyai kapasitas muat yang terbatas.
b. Digerakkan dengan bandul.
c. Membutuhkan ruangan tersendiri untuk mesin dan keretanya.
2. Elemen Elevator:

5
a. Magneting Landing Device
Untuk memberhentikan kereta elevator pada tiap lantai yang
dituju, dengan toleransi maksimum 5mm dari level lantai
bersangkutan.
b. Buffer
Buffer yang dipakai dari jenis Spring Buffer dan Oil Buffer,
dimana bagian atas diberi lapisan karet setebal 5mm. Tiap
elevator, minimum menggunakan 4 buffer, tiap buffer
dilengkapi dengan Safety Switch yang dihubungkan pada
panel kontrol. Panel ini diletakkan pada pondasi beton.
c. Guide Rail
Terbuat dari profil baja T, rail harus dilapisi dengan suatu
bahan pondasi beton.
d. Counter Weight
Rangka counter weight terbuat dari profil baja, isi harus
seberat kereta elevator ditambah 50% kapasitas kereta yang
terbuat dari besi cor.
e. Operating Panel
Terbuat dari dua panel yang terletak pada kedua sisi pintu
kereta. Push button merupakan rangkaian elektronik yang
dilengkapi dengan lampu indikator dan sebagainya.
f. EMR (Elevator Machine Room)
Funsi EMR :
1) Untuk sistem elevator elektrik, mesin ditempatkan di atas.
2) Untuk sistem elevator hidrolik, mesin diletakkan di
bawah.
3) Penentuan letak mesin berdasarkan atas struktural dan
kemudahan.

Sumber : Samsudin, 2012

C. Tata Ruang Letak Eskalator / Lift

6
Tata ruang letak lift di rumah sakit sering ditentukan dari jumlah
dan konfigurasi tata letak lift dan jumlah maksimal empat buah dalam satu
deretan. Untuk bangunan yang tingginya lebih dari 25 lantai, dianjurkan
untuk membagi layanan lift dengan mengelompokan lantai yang
dilayani/konsep zona, di mana tiap zona dilayani oleh sejumlah lift
tertentu. Gambar dibawah ini menunjukkan tata letak sekelom-pok lift
yang baik, alternatif lain dapat juga dilakukan. Pada bangunan tinggi dan
luas, jumlah lift yang di perlukan meningkat sebanding dengan jumlah
lantai yang dilayani.dengan demikian, jika mencapai suatu ketinggian
tertentu, maka areal luas yang digunakan untuk menempatkan lift menjadi
meningkat dan melebihi ketentuan ekonomis (di atas 20 % luas lantai).
Jadi pada umumnya lift hanya melayani 12 – 15 lantai.
Sumber : Samsudin, 2012
D. Fasilitas Elevator / Lift
1. Mesin Room
Semua lift, baik traksi atau hidrolik, memerlukan ruang untuk
menyimpan mesin motor listrik besar (atau pompa hidrolik) dan
controller kabinet. Ruangan ini terletak di atas hoistway (atau di
bawah, untuk hidrolik lift) dan mungkin berisi mesin untuk satu atau
sekelompok lift.
2. Pintu elevator
Pintu lift melindungi pengendara dari jatuh ke dalam lubang.
Konfigurasi yang paling umum adalah memiliki dua panel yang
bertemu di tengah, lalu geser terbuka lateral. Dalam konfigurasi
cascading (berpotensi memungkinkan entryways lebih luas dalam
ruang terbatas), pintu-pintu dijalankan pada rel independen, sehingga
saat terbuka, mereka terselip di belakang satu sama lain, dan ketika
tertutup, mereka membentuk lapisan mengalir di satu sisi.
3. Kontrol Umum
Tipikal lift penumpang modern akan memiliki:
a. Ruang untuk berdiri, guardrails, bantalan kursi (mewah)

7
b. Unit pendingin udara untuk meningkatkan sirkulasi dan
kenyamanan.
c. Tombol panggil untuk memilih lantai. Beberapa dari ini menjadi
kunci saklar (untuk mengontrol akses). Dalam beberapa lift, lantai
tertentu tidak dapat diakses kecuali menggunakan kartu swipes
keamanan atau memasukkan kode akses atau keduanya.
d. Satu set pintu tetap terkunci di setiap lantai untuk mencegah akses
yang tidak disengaja ke dalam lift oleh individu .
e. Memicu alarm. Sering kali, ini akan menjadi kunci switch.
f. Tombol alarm atau switch, dimana penumpangnya dapat
digunakan untuk memberi sinyal bahwa mereka telah terjebak di
lift.
Sumber : Samsudin, 2012
E. Kapasitas Elevator / Lift
Biasanya lift penumpang tersedia dalam kapasitas dari 450-2700
kg dalam 230 kg bertahap. Umumnya penumpang lift di bangunan delapan
lantai atau kurang menggunakan system hidrolik atau listrik, yang dapat
mencapai kecepatan hingga 200 ft / min (1,0 m / s) hidrolik dan sampai
500 ft / min . Pada bangunan sampai dengan sepuluh lantai, gearless
cenderung memiliki kecepatan hingga 500 ft / min (2,5 m / s), dan di atas
lantai sepuluh kecepatan mulai pada 500 ft / min (2,5 m / s) sampai 2000 ft
/ min (10 m / s).

Sumber : Samsudin, 2012

F. Persyaratan Elevator / Lift Rumah Sakit


Persyaratan untuk lift rumah sakit yaitu :
1. Ukuran lift rumah sakit minimal 1,50 m x 2,30 m dan lebar pintunya
tidak kurang dari 1,20 m untuk memungkinkan lewatnya tempat tidur
dan stretcher bersama-sama dengan pengantarnya.
2. Lif penumpang dan lift service dipisah bila dimungkinkan.
3. Jumlah, kapasitas, dan spesifikasi lift sebagai sarana hubungan
vertikal dalam bangunan gedung harus mampu melakukan pelayanan

8
yang optimal untuk sirkulasi vertikal pada bangunan, sesuai dengan
fungsi dan jumlah pengguna bangunan rumah sakit.
4. Setiap bangunan rumah sakit yang menggunakan lift harus tersedia lift
kebakaran yang dimulai dari lantai dasar bangunan (ground floor).
5. Lift kebakaran dapat berupa lift khusus kebakaran atau lift penumpang
biasa atau lift barang yang dapat diatur pengoperasiannya sehingga
dalam keadaan darurat dapat digunakan secara khusus oleh petugas
kebakaran.
Sumber : Samsudin, 2012

G. Landasan Hukum Elevator / Lift Rumah Sakit


Peraturan yang mengatur tentang lift di rumah sakit adalah
Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 24 tahun 2016
Tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit.
Disebutkan dalam Pasal 15, yaitu:
1. Bangunan Rumah Sakit harus menyediakan fasilitas yang aksesibel
bagi penyandang cacat dan lanjut usia untuk menjamin
terwujudnya kemudahan bagi semua pengguna baik di dalam
maupun diluar Bangunan Rumah Sakit secara mudah, aman,
nyaman dan mandiri.
2. Fasilitas yang aksesibel sebagaimana dimaksud pada ayat 1
meliputi:
a. Toilet
b. Koridor
c. Tempat Parkir
d. Telepon Umum
e. Jalur Pemandu
f. Rambu Atau Marka
g. Pintu
h. Tangga, Lift, Dan/Atau Ram
Sumber : Samsudin, 2012

9
BAB III
HASIL PENGAMATAN

A. Pelaksanaan
Kegiatan pengamatan dilakukan oleh mahasiswa semester 4 Diploma 4
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS yang
dilaksanakan pada :
Hari / tanggal : Kamis, 31 Mei 2018
Waktu : 09.00 – selesai
Lokasi : Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
Alamat : Jl. Kolonel Sutarto No.132, Jebres ,Surakarta.
B. Pengamatan
Kondisi fisik lift (elevator) di rumah sakit Moewardi adalah :
1. Lobby rumah sakit moewardi sudah cukup nyaman untuk sirkulasi

Gambar 3.1 Kondisi lobby lift RS. Moewardi


2. Ukuran bersih ruang lift adalah 140 cm x 210 cm. Ruangan lift ini tidak
memung-kinkan untuk memutar kursi roda dengan baik.

Gambar 3.2 Luas Ruang lift RS. Moewardi

10
3. Pada ruang lift juga tidak dilengkapi handle atau pegangan rambat pada
ketiga sisinya.
4. Tombol dapat dilihat dan mudah dijangkau, dengan ketinggian 100 cm
dari muka lantai bangunan.

Gambar 3.3 Tata Letak Tombol Lift RS. Moewardi


C. Pembahasan

No Rumah Sakit Parameter Hasil Temuan Keterangan


1 Rumah Sakit Umum Lobby Lift Posisi lobby di Masuk
Daerah Dr. Moewardi (1,85mx1,85m) tengah lift serta kriteria
berukuran 3x3 m standar
Panel Tombol Ketinggian 100 Masuk
luar tinggi 90- cm dari muka kriteria
120 cm lantai bangunan standard
Pegangan Lift Tidak ada Kurang
(ada) pegangan pada kriteria
ketiga sisi lift standard
Ukuran Ruang Ukuran bersih Masuk
Lift ruang lift adalah kriteria
(1,50m-2,30m) 2,10m x 3,00 m standard
Luas Pintu Lift Luas pintu lift Masuk
(1,2m) berukuran 1,4m kriteria
standard

11
Penjelasan :
Pada lobby lift di RS DR. Moewardi sudah masuk kriteria standar karena
minimal luasnya adalah 1,85mx1,85m sedangkan pada lobby lift DR.Moewardi
memiliki luas 3mx3m. pada panel tombol lift di DR.Moewardi sudah masuk
kriteria standar karena pada standar berada pada kisaran 90-120cm sedangkan
pada panel tombollift di DR.Moewardi yaitu 100cm. tetapi pada pegangan lift di
DR. Moewardi belum masuk kriteria standar karena belum memiliki pegangan.
Dan untuk ukuran serta luas pintu lift sudah masuk kriteria standar karena
minimal ukuran serta luas pintu adalah 1,50mx2,30m dan 1,2m sedangkan ukuran
serta luas lift di DR.Moewardi adalah 2,10mx3,0m dan 1,4m

12
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Di rumah sakit Moewardi lif untuk service sudah di pisah dengan


lif untuk penumpang sehingga tidak akan mengganggu akses bagi pasien
yang memerlukan penanganan segera. Ukuran lift untuk pasien juga sudah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga dapat dimasuki tempat
tidur pasien dan pengantarnya. Namun tidak ada informasi tentang
kapasitas dari lif tersebut . Lift pasien belum diberi tanda/informasi agar
pengunjung mengerti bahwa lift tersebut hanya diperuntukkan untuk
pasien. Di dekat lift telah dipasang APAR dan petunjuk penggunaaan lift
serta beberapa peringatan keselamatan,seperti larangan untuk
menggunakan lif ketika terjadi kebakaran.

B. SARAN

1. Melakukan pengecekan secara rutin terhadap lift ,meliputi kelaikan lift


serta memastikan komponennya seperti sensor ,kereta,dll masih
berfungsi dengan baik.
2. Lift pasien hendaknya diberi tanda agar pengunjung mengerti bahwa
lift tersebut hanya diperuntukkan untuk pasien.
3. Lift hendaknya dilengkapi dengan informasi mengenai kapasitas
maksimum lift.
4. Fasilitas pengangkut publik tersebut seharusnya memiliki early
warning system.
Seperti peringatan dahulukan yang keluar atau jangan paksakan jika
lift sudah penuh.

13
DAFTAR PUSTAKA

Juwana, Jimmy S., 2005, Panduan Sistem Bangunan Tinggi untuk Arsitektur dan
Praktisi Bangunan, Erlangga, Jakarta.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 30/PRT/M/2006 Tentang Persyaratan
Teknis dan Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1997 Tentang Penyandang Cacat

14

Anda mungkin juga menyukai