c. Selain dari dua jenis tersebut, banyak pula digunakan jenis gabungan
(composite pavement), yaitu perpaduan antara perkerasan lentur dan
perkerasan kaku.
Perbedaan penting antara perkerasan lentur dan perkerasan kaku adalah
pada proses konstruksi, perilaku terhadap beban dan material pengikat.
Jenis-jenis jembatan
Jenis-jenis jembatan bisa dikategorikan berdasarkan kegunaannya ataupun
struktur penopangnya.
a. Jembatan dari segi kegunaannya, Suatu jembatan biasanya dirancang sama
untuk kereta api, untuk pemandu jalan raya atau untuk pejalan kaki. Ada juga
jembatan yang dibangun untuk pipa-pipa besar dan saluran air yang bisa
digunakan untuk membawa barang. Kadang-kadang, terdapat batasan dalam
penggunaan jembatan; contohnya, ada jembatan yang dikususkan untuk jalan
raya dan tidak boleh digunakan oleh pejalan kaki atau penunggang sepeda.
Ada juga jembatan yang dibangun untuk pejalan kaki (jembatan
penyeberangan), dan boleh digunakan untuk penunggang sepeda.
b. Dari segi struktur, Perancangan dan bahan asas pembinaan jambatan
bergantung kepada lokasi dan juga jenis muatan yang akan ditanggungnya.
Berikut adalah beberapa jenis jembatan yang utama:
Jembatan gantung adalah satu lagi jenis jembatan yang pertama, dan masih lagi
dibuat menggunakan bahan asli, seperti tali jerami di setengah daerah di
Amerika Selatan. Bagi jembatan ini, laluan jalan akan mengikut lengkungan
menurun dan menaik kabel yang membawa beban.
Jembatan bambu
2. Konsultan perencana
a. Membuat rencana pelaksanaan dan gambar kerja, merencanakan alat dan
bahan yang digunakan serta metode pelaksanaan dan membuat Rencana
Anggaran Biaya proyek (RAB) sesuai ide dan gagasan dari Owner, baik untuk
perancangan struktur dan arsitektur berdasarkan peraturan- peraturan dan
syarat–syarat kerja yang telah ada di Indonesia.
b. Merencanakan setiap perubahan rencana dari rencana semula akibat adanya
kendala-kendala fisik di lokasi proyek dan dapat mempertanggungjawabkan
hasil rencana perubahan kepada Pemilik Proyek (Owner).
3. Konsultan pengawas
a. Menyusun tata kerja tim yang kemudian disahkan oleh Pemilik Proyek atau
yang mewakilinya.
b. Mempersiapkan, mengawasi dan melaporkan hasil pelaksanaan proyek
kepada Owner.
4. Pelaksana
Pelaksana mempunyai wewenang dan tanggung jawab mengenai masalah-
masalah teknis di lapangan serta mengkoordinasikan pekerjaan-pekerjaan yang
menjadi bagiannya. Tugas pelaksana adalah :
a. Memahami gambar desain dan spesifikasi sebagai pedoman di lapangan.
b. Merencanakan keselamatan dan kesehatan kerja di proyek.
c. Membuat rencana kerja mingguan.
d. Membuat ijin pelaksanaan.
e. Melakukan check list pekerjaan dengan menggunakan daftar simak.
f. Melakukan penilaian kinerja mandor per tahap pekerjaan.
g. Mengadakan Rapat Koordinasi Mingguan dengan staf-staf lapangan dan
memberi pengarahan kepada mandor.
h. Membuat rencana perlindungan pekerjaan.
i. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program yang telah dibuat.
j. Menyiapkan tenaga kerja sesuai jadwal dan mengatur tugas-tugasnya setiap
hari di lapangan.
k. Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan.