Anda di halaman 1dari 40

PEKERJAAN BANGUNAN SIPIL

GLOSSARY

Bangunan adalah sebuah benda hasil karya yang dibuat dengan


tujuan dan fungsi tertentu, dibuat dari berbagai bahan sehingga
membentuk bagian-bagian yang bermanfaat
Bangunan sipil kering, seperti pada bagian bangunan yang letaknya
di atas tanah
Bangunan sipil basah, yaitu pekerjaan pada bagian bawah
permukaan tanah, yang berhubungan langsung dengan tanah dan air,
sehingga memperhitungkan daya dukung tanah dan hidrolika.
Bidang Ilmu dalam Teknik Bangunan, adalah Teknik Sipil, Arsitektur,
Mekanikal, Elektrikal, Fisika bangunan, Studi kelayakan dan analisis
proyek dan Manajemen untuk pengelolaan.
Ilmu Struktural adalah cabang yang mempelajari masalah struktural
dari materi yang digunakan untuk pembangunan
Pekerjaan jalan dan jembatan, merupakan pekerjaan bangunan sipil
basah, dari mulai perencanaan, pelaksanaan, dan perbaikan.
Pekerjaaan jalan (transportasi), khusunya bagian perkerasan, dan
drainase yang berhubungan langsung dengan daya dukung tanah, dan
juga berhubungan langsung dengan air, tentu strukturnya
membutuhkan perhitungan hidrolika yang membuat bagunan jalan ini
masuk pada bangunan sipil basah
Pondasi dalam, adalah jenis pondasi yang kedalaman tanah keras
jauh ke dalam tanah, dan ahli geoteknik merekomendasikan pondasi
dalam apabila beban rancangan berat misalnya bangunan yang lebih
dari dua lantai dan tanah yang keras jauh kedalam bumi.
Teknik bangunan, disebut juga dengan istilah teknik sipil, yaitu suatu
disiplin ilmu teknik yang berkaitan dengan perencanaan, disain,
konstruksi, operasional, renovasi dan pemeliharaan bangunan,
termasuk juga kaitannya dengan dampaknya terhadap lingkungan
sekitar

A. Pendahuluan

Bangunan adalah sebuah benda hasil karya yang dibuat dengan tujuan dan
fungsi tertentu, dibuat dari berbagai bahan sehingga membentuk bagian-

1
bagian yang bermanfaat. Ilmu yang berhubungan dengan bangunan, seperti
Ilmu Bangunan Gedung, yaitu ilmu pengetahuan yang digunakan untuk
perencanaan, pelaksanaan dan perbaikan bangunan-bangunan gedung, dan
ilmu lain yang langsung maupun tidak langsung mendukung untuk
perencanaan, pelaksanaan dan perbaikan bangunan. Fungsi suatu bangunan
gedung dapat dikelompokkan menjadi fungsi perumahan, fungsi usaha/pasar,
fungsi komersil, pabrik, fungsisosial budaya dan fungsi khusus. Fungsi
bangunan gedung merupakan acuan untuk persyaratan teknis bangunan
gedung, baik ditinjau dari segi tata bangunan dan lingkungan maupun
keandalannya.

Pekerjaan bangunan sipil, adalah pekerjaan yang meliputi perencanaan,


pelaksanaan, dan perbaikan bangunan sipil. Pada ilmu bangunan sipil (teknik
sipil), dikenal dua jenis pekerjaan, yaitu;
1) Pekerjaan bangunan sipil kering, yang termasuk ke dalam pekerjaan
jenis ini adalah; Pekerjaan bangunan gedung, rumah tinggal, ruko,
bangunan transportasi jalan raya, bandara dan lain sebagainya. Jenis
pekerjaan yang termasuk pada sipil kering, yaitu pekerjaan pada
bagian atas permukaan tanah, yang tidak berhubungan dengan tanah,
dan air secara langsung.
2) Pekerjaan bangunan sipil basah (Hidro), yang termasuk ke dalam
pekerjaan jenis ini adalah; Pekerjaan bendungan, Saluran irigasi,
pelabuhan, Jembatan, dan lain sebagainya. Jenis pekerjaan yang
termasuk pada sipil basah, yaitu pekerjaan pada bagian bawah
permukaan tanah, yang berhubungan langsung dengan tanah dan air.

2
Gambar 10-1: Bagian Pekerjaan Bagunan Sipil Kering dan Basah

Pekerjaan bangunan sipil kering, seperti pada bagian bangunan yang letaknya
di atas tanah (lantai) kita ambil contoh bangunan rumah tinggal, seperti
pekerjaan tembok, kolom, pintu, jendela, ring balk, atap. Pekerjaan bangunan
sipil basah, seperti pada bagian bangunan yang letaknya di bagian bawah,
kita ambil contoh pekerjaan pembangunan rumah tinnggal, yaitu yang
letaknya di bawah lantai, seperti pondasi. Bangunan bawah pada rumah
tinggal, berfungsi untuk menahan seluruh berat bangunan yang ada di
atasnya, kemudian meneruskannya ke tanah.

3
Pemahaman tentang istilah bangunan sipil dengan ilmu teknik sipil, dapat
disamakan atau dibedaan dngan penjelasan beriku ini. Teknik sipil adalah
salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang bagaimana
merancang, membangun, merenovasi tidak hanya gedung dan infrastruktur,
tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup manusia.Teknik
sipil mempunyai ruang lingkup yang luas, di dalamnya pengetahuan
matematika, fisika, kimia, biologi, geologi, lingkungan hingga komputer
mempunyai peranannya masing-masing. Teknik sipil dikembangkan sejalan
dengan tingkat kebutuhan manusia dan pergerakannya, hingga bisa dikatakan
ilmu ini bisa mengubah sebuah hutan menjadi kota besar. Kemudian cabang
dari ilmu tekik sipil ini, adalah ilmu tentang mekanika, yang membahas dan
mengkaji tentang struktur bangunan. Ilmu Struktural adalah cabang yang
mempelajari masalah struktural dari materi yang digunakan untuk
pembangunan. Sebuah bentuk bangunan mungkin dibuat dari beberapa
pilihan jenis material seperti baja, beton, kayu, kaca atau bahan lainnya.Setiap
bahan tersebut mempunyai karakteristik masing-masing. Ilmu bidang
struktural mempelajari sifat-sifat material itu sehingga pada akhirnya dapat
dipilih material mana yang cocok untuk jenis bangunan tersebut. Dalam
bidang ini dipelajari lebih mendalam hal yang berkaitan dengan perencanaan
struktur bangunan, jalan, jembatan, terowongan dari pembangunan pondasi
hingga bangunan siap digunakan.

Ditinjau dari susunannya, bangunan gedung dapat dibedakan menjadi dua


bagian , yaitu:
A. Bangunan bagian bawah: yaitu bagian bangunan yang terletak di
bawah permukaan tanah, seperti sloof dan pondasi. Bangunan bawah
merupakan konstruksi yang dibuat untuk menahan seluruh bangunan.
B. Bangunan bagian atas: yatu bagian bangunan yang terletak di atas
permukaan tanah, seperti tembok, kolom, pintu & jendela, ringbalk,
rangka atap, atap, eternity dll.

Yang termasuk bangunan bawah ialah konstruksi yang dibuat untuk menahan
berat bangunan di atasnya termasuk berat pondasi itu sendiri.Untuk itu
bangunan harus kuat, tidak mudah bergerak kedudukannya dan stabil.Sedang
yang termasuk bangunan atas adalah bagian-bagian yang terletak di atas
4
bangunan bawah, sehingga seluruh beratnya diteruskan kepada bangunan
bawah sampai ke tanah dasar

B. Ruang Lingkup Pekerjaan Konstruksi Bangunan Sipil

Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan
tempat kedudukan baik yang ada di atas, di bawah tanah dan/atau di air.
Bangunan biasanya dikonotasikan dengan rumah, gedung ataupun segala
sarana, prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan
manusia dalam membangun peradabannya seperti halnya jembatan dan
konstruksinya serta rancangannya, jalan, sarana telekomunikasi, dan lain-
lain. Teknik bangunan adalah suatu disiplin ilmu teknik yang berkaitan
dengan perencanaan, disain, konstruksi, operasional, renovasi dan
pemeliharaan bangunan, termasuk juga kaitannya dengan dampaknya
terhadap lingkungan sekitar.

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun


prasarana.Dalam bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga
dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada suatu atau pada
beberapa area. Suatu pekerjaan konstruksi merupakan gabungan atau
rangkaian dari banyak pekerjaan. Pekerjaan konstruksi umumnya diatur oleh
seorang manajer konstruksi (construction manager), serta dilaksanakan dan
diawasi oleh manajer proyek, tenaga teknik perancangan (design
engineer) atau arsitek lapangan (project architect).

Proyek konstruksi adalah rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan upaya


pembangunan sesuatu bangunan, umumnya mencakup pekerjaan pokok
dalam bidang teknik sipil dan arsitektur, meskipun tidak jarang juga
melibatkan disiplin lain seperti teknik industri, mesin, elektro, geoteknik,
maupun lansekap

Secara umum, proyek konstruksi ada beberapa jenis, diantaranya yaitu;

5
1) Proyek Konstruksi Teknik Sipil (heavy engineering construction);
Merupakan suatu proses penambahan infrastruktur pada suatu lingkungan
terbangun (built environment). Pemilik proyek (owner) biasanya
pemerintah baik pada tingkat nasional atau daerah. Pada proyek ini
elemen desain, finansial dan pertimbangan hukum tetap menjadi
pertimbangan penting, walaupun proyek ini lebih bersifat non-profit dan
mengutamakan pelayanan masyarakat (public services). Beberapa proyek
konstruksi yang termasuk pada jenis proyek ini antara lain proyek
pembangkit listrik, jalan raya), jalan kereta api, bendungan, pertambangan,
dan lainnya.
2) Konstruksi bangunan gedung (building construction); Merupakan tipe
proyek konstruksi yang paling banyak dilakukan. Tipe konstruksi ini
menekankan pada pertimbangan konstruksi dan teknologi praktis, dan
pertimbangan pada peraturan bangunan setempat.
3) Proyek bangunan perumahan/pemukiman (residential Construction);
Merupakan proyek pembangunan perumahan pemukiman didasarkan
pada tahapan pembangunan yang secara serempak dengan penyediaan
prasarana penunjang. Jenis proyek ini sangat memerlukan perencanaan
yang matang untuk infra struktur yang ada dalam lingkungan pemukiman
tersebut seperti jaringan jalan, air bersih, listrik dan fasilitas lainnya
4) Konstruksi Bangunan Industri (industrial construction); Merupakan
bagian yang relatif kecil dari industri konstruksi, namun merupakan suatu
komponen yang penting. Pemilik proyek (owner) biasanya merupakan
suatu perusahaan atau industri besar, seperti perusahaan minyak,
farmasi, kimia dan industri lain. Proses yang dilakukan dalam industri ini
membutuhkan keahlian khusus di bidang perencanaan, desain dan
konstruksi.

Di Indonesia, jenis pekerjaan konstruksi disebutkan dalam undang-undang


jasa konstruksi (UU no 18 tahun 1999), meliputi:
1) Pekerjaan arsitektural yang mencakup antara lain pengolahan bentuk
dan massa bangunan gedung berdasarkan fungsi serta persyaratan yang
diperlukan setiap pekerjaan konstruksi.
2) Pekerjaan sipil yang mencakup antara lain pembangunan pelabuhan,
bandar udara, jalan kereta api, pengamanan pantai, saluran irigasi atau
6
kanal, bendungan, terowongan, struktural gedung, jalan, jembatan,
reklamasi rawa, pekerjaan pemasangan perpipaan, pekerjaan pemboran,
dan pembukaan lahan.
3) Pekerjaan mekanikal dan elektrikal merupakan pekerjaan pemasangan
produk-produk rekayasa industri. − Pekerjaan mekanikal mencakup
antara lain pemasangan turbin,pendirian dan pemasangan instalasi pabrik,
kelengkapan instalasi bangunan, pekerjaan pemasangan perpipaan
air, .minyak dan gas.
4) Pekerjaan elektrikal mencakup antara lain pembangunan jaringan
transmisi dan distribusi kelistrikan, pemasangan instalasi kelistrikan,
telekomunikasi beserta kelengkapannya.
5) Pekerjaan tata lingkungan mencakup antara lain: pekerjaan pengolahan
dan penataan akhir bangunan maupun lingkungannya.

1. Bidang Ilmu dalam Teknik Bangunan

Disiplin ilmu yang relevan dengan teknik bangunan dan konstruksi antara lain:
1) Teknik Sipil untuk struktur bangunan dan pondasi
2) Arsitektur, untuk desain bangunan meliputi bentuk bangunan, fungsi,
peraturan bangunan dan spesifikasinya
3) Mekanikal, untuk penghawaan, pengkondisian udara dan sistem
pelayanan mekanikal bangunan, Elektrikal, untuk distribusi daya serta
sistem kontrol dan elektrik bangunan
4) Fisika bangunan untuk pencahayaan dan akustika bangunan
5) Studi kelayakan dan analisis proyek secara ekonomi
6) Manajemen untuk pengelolaan atau manajemen proyek

1.1 Teknik Sipil


Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang
bagaimana merancang, membangun, merenovasi tidak hanya gedung dan
infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup
manusia. Cabang-cabang ilmu teknik sipil dengan aplikasi antara lain:
1) STRUKTUR, cabang yang mempelajari masalah struktural dari material
yang digunakan untuk pembangunan. Beberapa pilihan jenis material
bangunan diantaranya: baja, beton, kayu, kaca atau bahan lainnya. Dalam
7
bidang ini dipelajari lebih mendalam hal yang berkaitan dengan
perencanaan struktur bangunan, jalan, jembatan, erowongan dari
pembangunan pondasi hingga bangunan siap digunakan
2) GEOTEKNIK, cabang yang mempelajari struktur dan sifat berbagai
macam tanah dalam menopang suatu bangunan yang akan berdiri di
atasnya. Cakupannya dapat berupa investigasi lapangan yang merupakan
penyelidikan keadaan-keadaan tanah suatu daerah dan diperkuat dengan
penye-lidikan laboratorium.
3) MANAJEMEN KONSTRUKSI, cabang yang mempelajari masalah dalam
proyek konstruksi yang berkaitan dengan ekonomi, penjadwalan peker-
jaan, pengembalian modal, biaya proyek, serta semua hal yang berkaitan
dengan hukum dan perizinan bangunan hingga pengorganisasian
pekerjaan di lapangan sehingga diharapkan bangunan tersebut selesai
tepat waktu.
4) HIDROLOGI dan LINGKUNGAN, cabang yang mempelajari air dan
lingkungan alam, pengendalian dan permasalahannya. Mencakup bidang
ini antara lain cabang ilmu hidrologi air (berkenaan dengan cuaca, curah
hujan, debit air sebuah sungai dsb), hidrolika (sifat material air, tekanan
air, gaya dorong air, dsb) dan bangunan air seperti pelabuhan, dam,
irigasi, waduk/bendungan, kanal hingga teknik penyehatan.
5) TRANSPORTASI, cabang yang mempelajari mengenai sistem transportasi
dalam perencanaan dan pelaksanaannya. Mencakup bidang ini antara lain
konstruksi dan pengaturan jalan raya, konstruksi bandar udara, terminal,
stasiun dan manajemennya.
6) INFORMATIKA TEKNIK SIPIL, cabang baru yang mempelajari penerapan
teknologi komputer untuk perhitungan dan pemodelan sebuah sistem
dalam proyek pembangunan atau penelitian bangunan. Mencakup bidang
ini antara lain berupa pemodelan struktur bangunan (struktural dan
material atau CAD), pemodelan pergerakan air tanah atau limbah,
pemodelan lingkungan dengan Teknologi GIS (Geographic Information
System).
1.2 Arsitektur
Arsitektur adalah pengetahuan dan seni untuk merancang bangunan dan
struktur, dalam pengertian yang lebih luas mencakup perancangan
keseluruhan lingkungan terbangun, mulai dari tingkat makro untuk
8
perencanaan kota, kawasan atau lingkungan, lansekap atau bentang alam,
hingga tingkat mikro untuk perancangan detail konstruksi bangunan dan
desain perabot atau furnitur. Arsitektur sebagai proses awal perencanan dan
perancangan ruang dan fisik bangunan harus mempertimbangkan segala
aspek kehidupan dalam prosesnya. Tujuan arsitektur yang harus dipenuhi
dengan baik adalah pemenuhan akan kegunaan (fungsi), kekuatan (struktur),
dan keindahan (estetika).
Bidang-bidang perancangan arsitektur meliputi:
1) Lingkungan Ruang Dalam Bangunan (Building Indoor
Environment) meliputi aspek-aspek lingkungan dalam disain, analisis dan
efisiensi energi, kesehatan dan kenyamanan bangunan. Kekhususan
bidangnya antara lain kenyamanan termal, kualitas udara, penerangan
buatan, akustik, HVAC dan sistem kontrol.
2) Building Envelope adalah suatu aplikasi yang menggambarkan semua
area dari teknik bangunan, khususnya ilmu bangunan dan lingkungan
ruang dalam. Bidang ini memfokuskan pada analisa dan disain selubung
bangunana, meliputi ketahanan bangunan, perpindahan panas dan
kelembaban serta interaksi dengan lingkungan ruang dalam.
3) Building Science menekankan pada analisis dan kontrol dari fenomena
fisika yang mempengaruhi tampilan material bangunan dan sistem
penutup bangunan.
4) Building Structure mempertimbangkan prinsip-prinsip mekanika struktur,
perilaku material dan analisanya dan disain baja, beton bertulang, struktur
bangunan kayu.
5) Manajemen Konstruksi (Construction Management) meliputi teknik
konstruksi, proses konstruksi, perencanaan, penjadwalan, pengendalian
proyek, pekerja dan pengaturan bangunan.
6) Computer Aided Engineering
7) Efisiensi Energi (Energy Efficiency) meliputi analisa, disain, dan kontrol
efisiensi energi atau low-energy, sistem HVAC, serta intelegent building
1.3 Mekanikal, Elektrikal, dan Plambing (MEP)
Mekanikal, elektrikal dan plambing atau MEP merupakan pekerjaan instalasi
sistem dan peralatan dalam bangunan sebagai bagian dari fungsi pelayanan
bangunan atau utilitas bangunan (building utility).Di Indonesia pengetahuan
MEP termasuk dalam bidang-bidang ilmu teknik mesin dan teknik elektro.
9
Keahlian MEP yang termasuk dalam bidang ilmu teknik mesin, yaitu;
1) Instalasi dan mesin-mesin generator listrik dan pompa-pompa air,
mesin pengkondisian udara, lift dan eskalator, dll
2) Teknik pengelasan
3) Mesin dan alat berat konstruksi Keahlian MEP yang termasuk dalam
bidang ilmu teknik elektro: − Instalasi dan peralatan daya listrik −
Instalasi dan peralatan listrik penerangan − Instalasi penangkal petir −
Instalasi dan peralatan telepon, jaringan komputer dan multimedia,
sistem deteksi dan kontrol bangunan

1.4 Fisika Bangunan


Fisika bangunan merupakan cabang ilmu Fisika yang mempelajarifenomena
fisika yang terjadi pada suatu bangunan yangmempengaruhi faktor
kenyamanan manusia.Dalam pembahasan fisika bangunan yang menjadi
topik utama adalahkenikmatan fisik atau Comfort. Maka permasalahan
kenikmatan fisik dalamsuatu bangunan erat kaitannya dengan kenikmatan
fisik bangunan, yangdiantaranya adalah :
 Pencahayaan
 Temperatur udara
 Kelembaban udara
 Kejernihan dan oksigen
 Pergerakan udara (Angin) : berpengaruh pada
 temperatur, bau, sweating (keringat), debu
 Akustik

1.5 Studi kelayakan dan analisis proyek secara ekonomi


Studi kelayakan bangunan dibuat dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
kelayakan pembangunan, hasil studi bermanfaat bagi para stakeholder untuk
menetapkan kebijaksanaan, perencanaan, pengambilan keputusan dalam
pelaksanaan proyek bangunan tersebut di kemudian hari, sehingga
diharapkan target pelaksanaan proyek dapat berjalan sesuai rencana.Studi
kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek
(proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Keberhasilan proyek
penegertian terbatas atau artian yang lebih luas, yaitu; artian yang lebih

10
terbatas oleh pihak swasta tentang manfaat ekonomis suatu investasi. Bagi
pemerintah (lembaga nonprofit) pengertian menguntungkan bisa dalam arti
yang lebih relatif yaitu manfaat bagi masyarakat luas contohnya: penyerapan
tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya yang melimpah di tempat tersebut,
dan sebagainya. Bisa juga dikaitkan dengan penghematan devisa ataupun
penambahan devisa yang diperlukan oleh pemerintah. Kalau seseorang atau
suatu pihak melihat suatu kesempatan usaha pertanyaannya apakah
kesempatan tersebut bisa dimanfaatkan secara ekonomis?.

Sebagai contoh dilakukannya studi kelayakan suatu bangunan bendungan.


Tahap pelaksanaan Studi Kelayakan Pendahuluan, meliputi Pencarian
informasi data perencanaan diperlukan kegiatan penyelidikan pada data-data
yang akan dijadikan bahan analisis selanjutnya. Pada dasarnya kegiatan studikelayakan
pendahuluan terdiri dari : pengumpulan data, dan pengujian data yang sudahterkumpul,
selanjutnya diadakan perencanaan pemetaan topografi yang lebih lengkap
danpenelitian geologi di beberapa tempat. Kemudian diadakan perhitungan-
perhitungan teknis dan ekonomis yang masih bersifat sederhana, penentuan lokasi
proyek dan desain yangsederhana pula. Kemudian selanjutnya dilakukan
analisis ekonomik merupakan salah satu analisis yang digunakan pada model
teknik fundamental. analisis ini cenderung digunakan untuk mengetahui
keadaan-keadaan yang bersifat makro dari suatu keadaan bangunan secara
ekonomi. Unsur-unsur makro ekonomi yang biasa dianalisis melalui analisis
ekonomik ini adalah faktor tingkat bunga, pendapatan yang diterapkan.
analisis ini digunakan untuk mengetahui potensi dari faktor makro yang
pastinya menjadi salah satu faktor yang memengaruhi tingkat pengembalian
dari investasi

C. Pekerjaan Bangunan Sipil Kering

Pekerjaan Struktur sebuah bangunan rumah dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu:Struktur bangunan bagian Atas, yaitu struktur bangunan yang berada
diataspermukaan tanah, yang terdiri atas dua bagian, yaitu bagian atap dan
rangka bangunan (dinding dan kolom) dan Struktur Bagian Bawah, yaitu
11
strukturbangunan yang berada dibawah permukaan tanah yang dimaksud
disini adalah pondasi, kedua struktur tersebut dalam pelaksanaannya harus
memenuhipersyaratan sbb:
a. Kualitas bangunan yang baik
b. Keberadaan dan dimensi struktur yang sesuai
c. Seluruh elemen struktur utama tersambung dengan baik
d. Mutu pengerjaan yang baik

Pekerjaan bangunan sipil kering pada gedung atau rumah tinggal, baik
perencanaan, maupun pelaksanaanya dapat kita identifikasi dari mulai bagian
atas bangunan.Konsep Perencanaan merupakan suatu rangkaian proses
kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi yang
merupakan persiapan yang harus memiliki data yang bernilai sehingga dapat
diwujudkan. Dalam bangunan sipil kering, yang menyangkut dengan
perencanaan, yaitu;
1) Perencanaan teknis; menyangkuta kekutan
2) Perencanaan ekonomis; menyangkut biaya
3) Perencanaan fungsional; menyangkut penggunaan
4) Perencanaan estetika; menyangkut seni dan keindahan
5) Perencanaan standar; menyangkut standar seperti SNI dan standar
perhitungan yang diakui secara internasional.

Jadi dalam pekerjaan sipil kering ini, dari mulai perencanan sampai
pelaksanan sehingga terwujudnya bangunan, dapat kita identifikasi pada
bagian atas sampai lantai bangunan. Sebagai panduan untuk pemahaman
kita tentang pekerjaan bangunan sipil kering, perhatikan gambar bagian
bangunan di bawah ini, sebagai contoh kita ambil bagian bangunan rumah
tinggal.

12
Gambar 10-2: Bagian Pekerjaan Sipil Kering

Pekerjaan perencanaan dan pelaksanaan bangunan sipil kering pada


bangunan rumah, antara lain yaitu;
1) Atap dan rangka atap
2) Ring balok dan kolom
3) Dinding
4) Sloof
5) Pintu, jendela dan kunci-kunci
6) Plafon
7) Lantai
8) Finishing bagian atas

Pekerjaan perencanaan dan pelaksanaan bangunan sipil kering pada


bangunan berdasarkan fungsi, antara lain yaitu;
1) Seluruh pekerjaan bangunan yang bersifat kering, yang perencnaan dan
pelaksanaan bangunan, tidak berhubungan langsung dengan tanah atau

13
air. Perencanaan dan pelaksanaan bangunan sipil kering tidak
memperhitungkan gaya dukung tanah, dan sifat mekanik air (hidrolika)
2) Bangunan yang termasuk pad poin satu di atas, seperti; bangunan rumah
tinggal, ruko, pabrik, kantor, lapangan olah raga, pasar, sekolah
perkantoran, bandara, dan lain lain.
3) Bangunan transportasi jalan; jalan aspal, jalan beton dan lain sebagainya.

1. Bangunan Rumah Tinggal

Bangunani rumah tinggal merupakan bagunan yang saat ini banyak


dikerjakan oleh ahli dan pekerja teknik sipil. Bangunan rumah tinggal secara
umum termasuk pada jenis bangunan sipil kering, walaupun disana ada
pekerjaan bagian pondasi, tetapi porsinya sangat sedikit, sehingga kalaupun
pekerjaan pondasi bangunan rumah tinggal sederhana dapat dikelompokkan
pada bangunan sipil kering.

Gambar 10-3: Potongan Bangunan Rumah Tiggal Sederhana

1) Ruang lingkup pekerjaan bangunan rumah tinggal sederhana


Melihat bagian gambar bangunan rumah tinggal sederhana di atas, dapat
langsung kita kelompokkan mana bagian bangunan sipil kering, dan mana
bagian bangunan sipil basaha. Seperti pembahasan di atas, karena porsi
bangunan pondasi rumah tinggal sederhana sedikit, sebenranya

14
pembangunan rumah tinggal sedrhana keseluruhannya dapat kita
kelompokkkan pada banguna sipil kering.

Beberapa bagian pekerjaan bangunan sipil kering rumah tinggal sederhana,


yaitu;
1) Pekerjaan Arsitektur dan Pekerjaan Struktur;
 Kolom, Balok & Plat, Kuda-kuda
 Dinding
 Plesteran & Acian
 Pelapis Lantai & Dinding
 Pekerjaan Plafond dan Langit-langit
 Pekerjaan Pengecatan
 Pekerjaan Kusen dan Penggantung
 Pekerjaan Pemasangan Penutup Atap
 Pekerjaan Pondasi (dapat masuk pada kelompok bangunan sipil
basah).
2) Penyusuna Daftar Pekerjaan Untuk RAB (Bill of Quantities)

Beberapa tahapan dalam pekerjaan bangunan sipil kering, sebagai contoh


kita ambil pembangunan rumah tinggal sederhan, yang keseluruhan
pekerjaannya dimasukkan dalam kelompom pekerjaan bangunan sippil kering,
adapun tahapan yang dilaksanakan antara lain yaitu;
1) Tahap Perencanaan; Perumusan ide, akan seperti apa bangunan nanti,
fungsinya, besar/luasnya, biayanya, gaya arsitekturnya dll. Perumusan
untuk mengelola data awal yang ada seperti luas lahan, kondisi sekitar,
peraturan-peraturan di lokasi, anggaran yang dimiliki dan sebagainya
2) Perancangan; berdasarkan rumusan ide, dimulai melakukan perancangan
bangunan, mengatur tata letak, mendisain model bangunan, hingga detail
ornamentnya dan rencana instalasi.
3) Pengurusan Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ); IMB adalah izin yang
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk mengatur, mengawasi serta
mengendalikan terhadap setiap kegiatan membangun, memperbaiki,
merombak/ merobohkan bangunan agar desain pelaksanaan
pembangunan sesuai dengan tata ruang yang berlaku

15
4) Rencana Pelaksanaan Bangunan; Berdasarkan gambar rencana yang
telah kita miliki kita mulai membuat rencana kerja, merumuskan besaran
material yang kata kita beli, tahapan pembelian material, menseleksi
pelaksana bangunan, subkontraktor dan mempersiapakan kontrak kerja
dengan pihak lain ( supplier bahan bangunan, pelaksana bangunan,
pengawas proyek).
5) Persiapan; Pekerjaan ini termasuk, antara lain yaitu;
 Pembersihan lahan dari timbunan sampah, tumbuhan liar &
binatang liar;
 Pembuatan bedeng;
 Pembuatan sumur bor bila belum tersedia air PAM;
 Pemasangan Bouwplank. Bouwplank (papan bangunan) berfungsi
untuk mendapatkan titik-titik bangunan yang diperlukan sesuai
dengan hasil pengukuran
6) Pekerjaan Pondasi; Pekerjaan ini termasuk, antara lain yaitu;
 Pekerjaan Galian Tanah, berupa pekerjaan Galian tanah, Urugan
tanah, meratakan tanah dan memadat tanah.
 Pembuatan pondasi, berupa: penggalian tanah pondasi mengikuti
gambar perencanaan sipil & memasang pondasi.
7) Pekerjaan Struktur; Pekerjaan ini termasuk, antara lain yaitu;
 Pekerjaan Beton dan Pembesian Berupa pembuatan frame, balok-
balok struktur dengan beton bertulang yaitu: Sloof yang merupakan
balok beton bertulang mendatar yang dibuat diatas pondasi. Colum
(kolom) yang merupakan tiang tegak lurus terhadap sloof dan Ring
Balk yang serupa sloof tetapi dibangun di atas kolom-kolom.
Steger adalah perancah atau alat bantu mendirikan bangunan.
esteger bisa berupa konstruksi tangga kayu atau besi.
8) Pekerjaan Pasangan Bata/Dinding, Plesteran dan Acian; Berupa:
penyusunan bata (umumnya; batu bata / batako / bata ringan Hebel)
dengan adukan semen atau semen khusus.
9) Pekerjaan Pasangan Bata/Dinding, Plesteran dan Acian; Berupa:
penyusunan bata (umumnya; batu bata / batako / bata ringan Hebel)
dengan adukan semen atau semen khusus, Serta pelapisan acian pada

16
profile kasar dinding bata, struktur beton bertulang, dan pemlesteran lantai
untuk mendapatkan bidang datar sehingga tertutup rapi.
10) Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela; Berupa: pemasangan kusen-
kusen pada sisi-sisi dinding tertentu untuk akses keluar masuk penghuni /
barang dan penghawaan udara. Pelapisan kusen, daun jendela dan pintu
yang terbuat dari kayu dengan politur / melamik / cat duco, agar awet dan
sedap dipandang mata. Serta pemasangan kunci-kunci pada pintu dan
jendela, termasuk disini pemasangan penggantung dan handle pintu /
jendela.
11) Pekerjaan Rangka dan Penutup Atap; Berupa: pemasangan rangka
atap (kuda-kuda, gording, nok, kaso & reng), pemasangan alumninum foil
(jika perlu) dan pemasangan genteng beserta aksesories-nya.
12) Pekerjaan Plumbing, Mekanikal dan Elektrikal (M&E); Pekerjaan ini
termasuk, antara lain yaitu;
 Pemasangan sanitary, Berupa: pemasangan kakus / WC, westafel,
bath up, pemanas air kamar mandi, kaca rias, dll. Sudah termasuk
pemasangan kran-kran, pancuran dan semprotan air.
 Instalasi pipa air bersih, Berupa: pemasangan pipa-pipa saluran air
bersih untuk keperluan memasak, mencuci dan mandi. Pada masa
kini sudah populer digunakan pipa plastik PVC.
 Instalasi pipa air kotorBerupa: pemasangan pipa-pipa saluran air
kotor / sanitasi dari hasil aktifitas memasak, mencuci, mandi dan
WC serta limpahan air hujan. Pada saat ini populer digunakan pipa
plastik PVC.
 Instalasi listrik Berupa: pemasangan jaringan kabel listrik dari
meteran listrik, kotak sekring / kotak MCB sampai ke titik-titik lampu
penerangan, stop kontak dan saklar. Kadang disertakan pula
pemasangan jaringan kabel TV dan telepon (bila ada permintaan)
yang berakhir di terminal pada titik-titik tertentu. Serta berupa:
pemasangan tempat lampu, saklar dan stop kontak di titik-titik
tertentu.
13) Pekerjaan Finishing; Pekerjaan ini termasuk, antara lain yaitu;
 Pemasangan material lantai & dinding Berupa: pemasangan
material lantai sesuai material yang diinginkan. Demikian pula

17
untuk dinding di bagian-bagian tertentu, seperti kamar mandi,
dapur sampai dengan fasade (tampak muka) rumah.
 Pekerjaan Finishing Kusen, Pintu dan Jendela Berupa: pelapisan
kusen, daun jendela dan pintu yang terbuat dari kayu dengan
politur / melamik / cat duco, agar awet dan sedap dipandang mata.
Serta pemasangan kunci-kunci pada pintu dan jendela, termasuk
disini pemasangan penggantung dan handle pintu / jendela.
 Pekerjaan Plafon; Berupa: pemasangan rangka-rangka besi hollow
atau kayu kaso dan lembaran-lembaran penutup langit-langit agar
terlihat rapi.
 Pekerjaan Pengecatan Berupa: pengecatan dengan cat tembok di
bagian interior dan eksterior rumah, termasuk plafond.
14) Pekerjaan Opsional / Outdoor; Pekerjaan yang bisa ditambah sewaktu-
waktu, tergantung klien, misalnya : Pekerjaan Kolam Renang,
Pemasangan Pagar Halaman dan Pintu Pagar, Pekerjaan Kanopi
(Canopy) / Pergola, Pekerjaan Taman (Landscape), Pekerjaan
Garasi /Carpor, Pembersihan Lahan, membuang material sisa, dan
persiapan serah terima
15) Serah terima, Pekerjaan ini termasuk, antara lain yaitu; berupa:
penyerahan semua kunci ke pada pemilik rumah, sehingga si pemilik
rumah segera menghuninya.

Berikut adalah Acuan normatif Undang-undang No. 4 Tahun 1992, tentang


Perumahan.
 SNI 03-1733-1989, Tata cara perencanaan kawasan perumahan kota
 SNI 03-3434-1994, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu
untuk bangunan dan gedung
 SNI 03-2837-1992, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tembok
dan plesteran untuk bangunan sederhana
 SNI 03-2435-1994, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan
penutup langit-langit untuk bangunan dan gedung
 SNI 03-2836-1992, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi
batu belah untuk bangunan sederhana

18
 SNI 03-2835-1992, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan
persiapan dan pekerjaan tanah untuk bangunan sederhana
 SNI 03-3436-1994, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan atap
untuk bangunan dan gedung
 SNI 03-2840-1992, Tata cara pengerjaan lembaran asbes semen untuk
penutup atap pada bangunan rumah dan gedung
 SNI 03-3436-1992, Tata cara perhitungan satuan pekerjaan atap untuk
bangunan dan gedung
 SNI 05-1994-F, Tata cara perancangan penerangan alami siang hari untuk
rumah dan gedung
 PUBI-1982, Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia Keputusan
Menteri PU No. 20/KPTS/1986, Peraturan Teknis pembangunan
perumahan sederhana tidak bersusun Keputusan Menkes No.
829/MENKES/SK/VII/1999, Persyaratan kesehatan perumahan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No. 54/PRT/1991

D. Pekerjaan Bangunan Sipil Basah

Seperti telah dijelaskan di atas, mengenai pekerjaan bangunan sipil basah,


yang termasuk ke dalam pekerjaan jenis ini adalah; Pekerjaan bendungan,
saluran irigasi, pelabuhan, Jembatan, dan lain sebagainya. Jenis pekerjaan
yang termasuk pada sipil basah, yaitu pekerjaan pada bagian bawah

19
permukaan tanah, yang berhubungan langsung dengan tanah dan air.
Sebagai contoh untuk bangunan rumah tinggal yang tentu ada bangunan
(konstruksi) pondasi, baik itu jenis pondasi dangkal dan pondasi dalam,
termasuk dalam pekerjaan bangunan sipil basah. Namun dalam prakteknya
bisa saja bangunan pondasi dangkal menjadi bagian sipil kering, disamping
perhitungan gaya-gayanya sederhana, pekerjaannya juga sederhana. Lain
halnya dengan pondasi dalam, seperti pondasi tiang pancang, pondasi
sumuran, pondasi tiang straus, dan sebagainya yang termasuk pondasi
dalam, menjadi bagian pekerjaan bangunan sipil basah.

Gambar 10-4:
Pekerjaan Pondasi Bagain Pekerjaan Bangunan Sipil Basah

Bila kita lihat gambar potongan bangunan rumah tinggal di atas, bagian
pekerjaan bangunan sipil basah, dapat terlihat sesuai dengan keterangan
yang diberi tanda, yaitu; bagian galian dan urugan pondasi, pembuatan
pondasi, lapisan batu kosong atau aanstamping, dan lantai kerja pondasi.
Beberapa bagian perencanaan, pelaksanaan dan perbaikan yang termasuk
pekerjaan bangunan sipil basah, antara lain adalah;
1) Pekerjaan pondasi; Terutama jenis pondasi dalam
2) Pekerjaan Jalan dan jembatan
3) Pekerjaan Hidrologi; Bendungan, Waduk dan Irigasi
4) Pelabuhan

20
5) dan lain sebagainya (berhubungan dengan tanah dan air)

1. Pekerjaan Bangunan Pondasi

Pekerjaan pondasi merupakan bangunan bawah yaitu bagian-bagian yang


terletak di bawah muka lantai yang ada dalam tanah. Bangunan lain yang
berhubungan dengan pondasi, seperti balok beton (sloof) dan pondasi
(pondamen) dapat juga digolongkan pada bangunan basah, tetapi pada
prakteknya pekerjaan tersebut masuk dalam pekerjaan bangunan sipil kering.
Pondasi sebagai bangunan bawah ini dimaksudkan untuk menahan seluruh
berat bangunan yang berada diatasnya termasuk berat pondasi itu sendiri dan
berat tanah yang langsung diatas pondasi. Dengan demikian pondasi
mempunyai hubungan langsung dengan dasar tanah keras dibawahnya.
Karena pondasi harus memikul beratnya sendiri dan berat bangunan bagian
atas, maka konstruksi pondasi harus memenuhi syarat- syarat sebagai
berikut;
1) Konstruksi pondasi harus terletak diatas lapisan tanah keras yang tidak
mengandung humus.
2) Konstruksi pondasi harus mempunyai ukuran yang sesuai, sehingga tanah
cukup kuat menahan beban. Untuk bangunan sederhana dasar pondasi
harus terletak pada kedalaman 60- 80 cm dibawah muka tanah.
3) Konstruksi pondasi harus cukup kuat, sehingga tidak akan pecah karena
muatan yang bekerja pada pondasi. Dan untuk bangunan-bangunan yang
berat harus dihitung secara cermat dengan ilmu pondasi.

Penjelasan tentang pekerjaan pondasi untuk jenis pondasi setempat dan


dangkal, seperti pondasi rumah tinggal sederhana, dapat digolongkan pada
bangunan sipil kering. Tetapi seperti penjelsan pendahuluan, bahwa yang
termasuk pada kelompok bangunan sipil basaha, salah satu cirinya yaitu,
konstruksi itu berada di bawah permukaan lantai atau berhubungan langsung
dengan tanah atau air. Secara bijak kita sebagai orang yang memahami
pekerjaan teknik sipil untuk perencanaan, pelaksanaan pada bangunan
sederhana tidak menjadi masalah. Tetapi apabila volume pekerjaan pondasi
sudah besar, perhitungan gaya-gaya beban sudah besar, maka kita harus
memasukkanny pada kelompok bangunan sipil basah.
21
Pengertian:
Pondasi merupakan suatu komponen struktur yang
sangat penting, karena semua beban yang timbul
di atasnya akan dibebankan padanya, dan
selanjutnya akan disalurkan ke lapisan tanah di
bawahnya, sehingga kemantapan berdirinya suatu
bangunan ditentukan atau tergantung pada
kemantapan konstruksi pondasinya

Mengingat:
 Pondasi dangkal, jika kedalaman tanah keras tidak
terlalu jauh dari permukaan tanah
 Pondasi dalam, jika permukaan tanah keras jauh
dari permukaan tanah

1.1 Pondasi dangkal (shallow footing) dapat berupa antara lain, yaitu ;
1) Pondasi telapak (square footing). Dimana beban yang disalurkan
disebarkan melalui lebar telapak pondasi. Dimana intensitas beban yang
diteruskan ketanah haruslah lebih kecil dari daya dukung tanah yang
diijinkan.
2) Pondasi Setempat. Dibuat pada bagian yang terpisah (dibawah kolom
pendukung/kolom struktur) dan juga biasa dipakai pada kontruksi
bangunan kayu didaerah yang ber-rawa. Pada bangunan sementara
sering juga digunakan penumpu batu alam masif dan diletakkan diatas
permukaan tanah yang diratakan
3) Pondasi menerus (continous footing); Ciri-ciri Pondasi menerus adalah;
Ukuran sama besar dan terletak pada kedalaman yang sama, Dipasang
dibawah seluruh dinding penyekat dan kolom, Biasanya digunakan
sebagai pondasi bangunan tidak bertingkat, Untuk kondisi tanah lembek,
dibuat dari sloof memanjang dan bagian bawah diperlebar menjadi pelat.

Secara umum pekerjaan bangunan sipil basah, dalam pembuatan


pondasi antara lain, yaitu;
1) Mendesain dan menentukan pondasi, seperti pembuatan gambar 22
rencana, penyusunan rencana kerja dan syarat-syarat
(RKS/bestek), dan lain sebagainya yang menyangkut seluruh
Bagian pekerjaan bangunan sipil basah pada rencana dan pelaksanaan
bangunan pondasi dangkal.

Bentuk
Pondasi
Dangkal
Untuk
RUMAH
TINGGAL

Gambar 10-5 : Pondasi Dangkal

23
Bentuk
Pondasi
Setempat

Untuk untuk
tanah dangkal
(1-2 mtr).

Gambar 10-6: Pondasi Dangkal Setempat

Berbagai bentuk pondasi di atas, merupakan pekerjaan bangunan sipil basah,


aplikasi pondasi dangkal banyak digunakan pada bangunan rumah tinggal, ruko
dan kondisi kedalaman tanah keras kurang dari 2-meter.

1.2 Pondasi Dalam (Deep Footing)


Pengertian pondasi dalam adalah jenis pondasi yang kedalaman tanah keras
jauh ke dalam tanah, dan ahli geoteknik merekomendasikan pondasi dalam
apabila beban rancangan sangatlah berat misalnya bangunan yang lebih dari
dua lantai dan tanah yang keras jauh kedalam bumi. Pondasi dalam memiliki
berbagai istilah seperti; Tiang pancang (pile), turap (sheet pile), dan kaison
(caisson). Pemberian namanya bisa jadi beragam tergantung disiplin
keteknikan dan pembuatannya. Pondasi dalam dapat dibuat dari kayu, baja,
beton bertulang dan beton prategang, dan dapat dipasang dengan cara
menancapkannya atau memancangnya ke bumi (tanah), atau membor
dengan besaran tertentu lalu mengisinya dengan beton masif atau beton
bertulang.

24
1.2 Pondasi Dalam (Deep Footing) yang antara lain adalah :
1) Pondasi Tiang Pancang. Dengan pondasi ini beban dan bobot akan
disalurkan dengan mekanisme pergeseran antara tanah dan pondasi. Dan
dukungan dari lapisan tanah keras pada kedalaman tertentu. Pile adalah
komponen penerus bebas yang berbentuk panjang dan vertikal yang bisa
dibuat dari bahan kayu, besi/baja, beton atau kombinasi diantaranya
tergantung dari berat beban yang dipikul.
2) Pondasi Caisson. Merupakan jenis pondasi dalam yang mempunyai
diameter tiang yang besar

Gambar 10-7: Pondasi Dalam

25
2. Bangunan Jalan dan Jembatan

Pekerjaan jalan dan jembatan, merupakan pekerjaan bangunan sipil basah,


dari mulai perencanaan, pelaksanaan, dan perbaikan. Pekerjaaan jalan
(transportasi), khusunya bagian perkerasan, dan drainase yang berhubungan
langsung dengan daya dukung tanah, dan juga berhubungan langsung
dengan air, tentu strukturnya membutuhkan perhitungan hidrolika yang
membuat bagunan jalan ini masuk pada bangunan sipil basah. Pekerjaan
jembatan yang dibangun dengan perhitungan perencanaan yang
memperhitungan daya dukung tanah, dan langsung berhubungan dengan
tanah dan air, sehingga pekerjaan bangunan jembatan masuk dalam kategori
bangunan sipil basah

2.1 Bangunan Jalan


Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap jalan, dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Tahapan
kegiatan perencanaan jalan, meliputi kegiatan;
1) Pekerjaan lapangan, meliputi semua survei yang diperlukan
2) Kriteria perencanaan, meliputi klasifikasi jalan, karakteristik lalu lintas,
kondisi lapangan, pertimbangan ekonomi, dll.
3) Penyiapan peta planimetri, merupakan peta hasil survei topografi yang
diperlukan sebagai peta dasar perencanaan geometrik.
4) Perencanaan geometrik, meliputi jarak pandang dan perencanaan
alinemen horizontal dan vertical; Perencanaan geometrik jalan
merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik beratkan pada
perencanaan bentuk fisik jalan raya. Tujuan dari perencanaan
geometrik jalan adalah untuk memenuhi fungsi dasar jalan, yaitu
memberikan pelayanan kepada pergerakan arus lalu lintas
(kendaraan) secara optimum. Sasaran perencanaan geometrik jalan
adalah untuk menghasilkan design infrastruktur jalan raya yang aman,
efisien dalam pelayanan arus lalu lintas dan memaksimumkan ratio
tingkat pengunaan/ biaya pelaksanaan
26
5) Geoteknik dan material jalan, menguraikan pengolahan data geoteknik
dan material untuk keperluan konstruksi perkerasan dan drainase jalan
6) Perencanaan perkerasan jalan, meliputi perkerasan lentur dan kaku
7) Drainase jalan, menguraikan analisis hidrologi dan sistem serta
bangunan drainase, kebutuhan material dan sistem drainase bawah
permukaan (subdrain)
8) Bangunan pelengkap jalan, meliputi tembok penahan, rambu-rambu
lalulintas, dan sebagainya.
9) Perkiraan biaya, meliputi perhitungan kwantitas, analisis harga
satuan dan dokumen pelelangan
10) Lampiran, tabel-tabel dan ketentuan lain yang dapat digunakan
untuk perhitungan.

Gambar 10-8 : Penampang Jalan Raya

Pada perencanaan alinemen (aligment) vertikal ini dipertimbangkan


bagaimana meletakkan sumbu jalan sesuai kondisi medan dengan

27
memperhatikan sifat operasi kendaraan, keamanan jarak pandang, dan fungsi
jalan. Pemilihan alinyemen vertikal berkaitan pula dengan pekerjaan tanah
yang mungkin timbul akibat adanya galian dan timbunan yang harus
dilakukan. Pada perencanaan Penampang melintang jalan, diperhitungkan
dan direncanakan bagian-bagian dari jalan seperti lebar dan jumlah lajur, ada
atau tidaknya median, drainase permukaan, kelandaian lereng tebing galian
dan timbunan, serta bangunan pelengkap lainnya. Penampang melintang
dapat dimodifikasi untuk kondisi khusus sesuai dengan lokasi, kemiringan sisi
tepi yang dituliskan harus ditentukan berdasarkan pada kondisi tanah yang
umum dilokasi.

Kemudian tentang system drainase bangunan jalan raya, telah diatur dalam
TATA CARA PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN JALAN SNI 03-3424-1994, yang
memebri pedoman dalam perencanaan dan pelaksanaan bangunan jalan raya.
Penjelasan tentang Drainase Permukaan; Adalah sistem drainase yang
berkaitan dengan pengendalian aliran air permukaan, yang berfungsi
mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah sekitarnya
agar tidak merusak konstruksi jalan. Fungsi tersebut Antara lain yaitu;
1) Mengalirkan air hujan/air secepat mungkin keluar dari permukaan jalan
dan selanjutnya dialirkan lewat saluran samping; menuju saluran
pembuang akhir
2) Mencegah aliran air yang berasal dari daerah pengaliran disekitar jalan
masuk ke daerah perkerasan jalan
3) Mencegah kerusakan lingkungan di sekitar jalan akibat aliran air.

Sedangkan Drainase Bawah Permukaan; Adalah sistem drainase yang


berkaitan dengan pengendalian aliran air dibawah permukaan tanah, yang
berfungsi menurunkan muka air tanah dan Klasifikasi (berdasarkan fungsi)
mencegat serta membuang air infiltrasi dari daerah sekitar jalan dan
permukaan jalan atau air yang naik dari subgrade jalan. Fungsi tersebut
Antara lain yaitu;
1) Menurunkan m.a.t sampai kedalaman min 1.00 m di bawah permukaan
tanah (di dalam base, urugan tanah atau tanah)

28
2) Mencegat air dari daerah sekitar agar tidak merembes ke dalam urugan
tanah

Gambar 10-9: Sistem Drainase Jalan

2.2 Bangunan Jembatan

29
Jembatan adalah bangunan pelengkap jalan yang menghubunkan suatu
lintasan yang terputus akibat suatu rintangan atau sebab lainnya, dengan cara
melompati rintangan tersebut tanpa menimbulkan atau menutup rintangan itu.
Lintasan tersebut bisa merupakan jalan kendaraan, jalan kereta api atau jalan
pejalan kaki, sedangkan rintangan tersebut dapat berupa sungai, jalan, jalan
kereta api, atau jurang (bisa juga berupa jurang pemisah antar gedung
bertingkat). Jembatan mempunyai ciri-ciri khusus yaitu; 1) Bangunan atas, 2)
Bangunan bawah (abutment), 3) Pondasi, 4) Tumpuan, 5) Oprit, dan 6)
Sandaran (railing), perhatikan gambar di bawah ini.

Gambar 10-11: Bagian-bagian Jembatan

Beberapa tahapan dalam perencanaan jembatan, yang semuanya merupakan


bagian pekerjaan bangunan sipil basaha, antara lain yaitu;
1) Pekerjaan lapangan, meliputi semua survei yang diperlukan
2) Perencanaan teknis; meliputi klasifikasi jembatan, karakteristik lalu-lintas,
kondisi lapangan, pertimbangan ekonomi, dll.
3) Penyiapan Peta Planimetris, yang merupakan peta hasil survei topografi
yang diperlukan sebagai peta dasar perencanaan geometrik.
4) Perencanaan Geometrik, meliputi perencanaan glagar, pondasi dan pilar
5) Geoteknik dan Material jembatan, menguraikan pengolahan data
geoteknik dan material untuk keperluan konstruksi perkerasan
jalan/glagar, podasi dan tiang/pilar.

30
6) Hidrologi sungai, menguraikan analisis material yang terbawa
7) Perkiraan Biaya, meliputi perhitungan kwantitas, analisis harga satuan.
Beberapa gambar rencana jembatan di bawah ini yang menjadi bagian
pekerjaan sipil basah, disajikann dalam bentuk gambar dari beebrpap
model jembatan yang ada di Indonesia.

Gambar 10-12: Jembatan Pelat Beton

31
Gambar 10-13: Jembatan Rangka Baja

32
3. Bangunan Hidrolik

Bangunan hidrolik adalah bangunan yang dapat digunakan untuk


mengalihkan, membatasi, menghentikan, atau mengelola aliran air. Bangunan
tersebut dibuat untuk mengatur satu atau lebih parameter yang akan diatur,
seperti debit air, tinggi muka air, volume air, kecepatan air, dan arah air.
Dalam pekerjaan bangunan jenis bangunan hidrolik, diantaranya adalah
tanggul, pintu air, bendung, dan bendungan. Tanggul adalah istilah umum
untuk menjelaskan sebuah bangunan yang berfungsi untuk mengendalikan
aliran air, baik air sungai, empang, kolam, situ, danau ataupun air laut.
Tanggul dapat berfungsi untuk menahan air sehingga tinggi muka air
meningkat, dan pada teknik irigasi, beda tinggi air ini menjad tumpuan dalam
pembagian volume air dan kecepatan yang berhubungan dengan debit air.
Bangunan hidrolik dapat dibuat dari bahan dari batu besar/bronjong, beton
dan bahan lain yang sifatnya sementara mapun permanen.

Bendung adalah bangunan untuk mengempang air agar tinggi muka air dan
aliran air dapat dikendalikan, sebagai penaik tinggi muka air dan pembagi
aliran air. Sedangkan bendungan lebih mirip dengan bendung namun dengan
fungsi yang lebih luas mulai dari untuk memenuhi tujuan irigasi, sumber air
baku, pengendali banjir, sumber tenaga untuk pembangkit tenaga listrik
sampai pada pemenuhan fungsi turisme. Bendungan biasanya dilengkapi
dengan drop structure yang dapat digunakan untuk mengalirkan kelebihan air,
bangunan-bangunan tersebut dapat menjadi pengendali semua parameter
sesuai dengan kebutuhan

Bangunan bendung, biasanya dilengkapi dengan bangunan pengendali debit


atau alirann air, seperti pintu air, bangunan ini lebih spesifik .yang
diperuntukkan untuk mengendalikan aliran air, khususnya air yang mengalir di
sungai atau keluaran air dari waduk, kolam, situ, empang atau danau. Pintu
air banyak kita temukan dibangun untuk tujuan irigasi dan pengendali banjir,
dan berfungsi untuk mengatur air yang masuk ke saluran ataupun bendungan,
sehingga debit, volume, dan tinggi muka air dapat dikendalikan.

33
3.1 Perencanaan Bendung

Beberapa pekerjaan bangunan sipil basah, tentang perencanaan bendung,


adapun kegiatan perencanaan bendung adalah; a) Studi kelayakan
pendahuluan, b) Pre Feasibility Study), c) Studi kelayakan (Feasibility Study),
d) Perencanaan teknis (Detailed Design), dan e) Pelaksanaan pembangunan
(Construction)

Kegiatan Studi Kelayakan Pendahuluan, yatiu Pencarian informasi data


perencanaan diperlukan kegiatan penyelidikan pada data-data yang akan
dijadikan bahan analisis selanjutnya. Pada dasarnya kegiatan studi kelayakan
pendahuluan terdiri dari : pengumpulan data, dan pengujian data yang sudah
terkumpul, selanjutnya diadakan perencanaan pemetaan topografi yang lebih lengkap
dan penelitian geologi di beberapa tempat. Kemudian diadakan perhitungan-perhitungan
teknis dan ekonomis yang masih bersifat sederhana, penentuan lokasi proyek
dan desain yang sederhana pula. Berikut beberapa kegiatan yang
berhubungan dengan pengumpulan data, antara lain, yaitu;
a) Peta-peta topografi
b) Peta-peta geologi
c) Foto udara
d) Data klimatologi
e) Data hidrologi
f) Data jaringan irigasi (pengairan)
g) Lain-lain (Land use, kehutanan, perkebunan, data tenaga listrik,
bangunan-bangunan lama).

Kegiatan Studi Kelayakan, di dalam tahap studi kelayakan ini diteliti kembali
semua perhitungan dan desain yang telah dibuat terdahulu. Lalu melakukan
pemetaan topografi dengan skala yang lebih kecil, memasang alat-alat pengukur
parameter hidrologi dan klimatologi, serta penyelidikan geologi. Dari data yang
diperoleh dapat dibuat perhitungan teknis beberapa bangunan terutama yang
diperlukan dan dalam perhitungan ekonomis proyek. Kegiatan utama dalam
studi kelayakan, antara lain yaitu;
1) Penelitian Topografi; Kegiatan penelitian topografi dilaksanakan dalam
areal rencana genangan waduk, axis bendungan, tanggul dan lokasi
34
fasilitas bangunan serta rencana saluran pensuplai air ke areal daerah
irigasi. Lingkup kegiatan penelitian topografi akan dilakukan meliputi :
 Pemasangan Bench Mark (BM) baru
 Pengukuran poligon dan waterpass pada areal rencana waduk dan
daerah genanganny
 Pengukuran situasi detail areal rencana waduk dan daerah
genangannya.
 Pengukuran profil memanjang dan melintang sungai di sekitar axis
Dam hingga batas daerah genangan
 Pengolahan dan analisa data hasil pengukuran di lapangan
 Penggambaran hasil pengukuran situasi detail, dalam daerah
genangan, yang disajikan dalam bentuk peta situasi bendungan
dan daerah genangan dengan beda kontur 1 m.
2) Penelitian meteorologi dan klimatologi; Data yang diperoleh adalah
temperatur, kelembaban, curah hujan, angin, tekanan udara, radiasi
matahari dan penguapan di suatu daerah selama periode tertentu.
3) Penelitian hidrologi; Tujuan penelitian adalah untuk mencari parameter
hidrologi yaitu besaran hujan dan debit air sebagai data masukan
dalam perhitungan saluran pengelak, bendungan utama, bangunan
pelimpah, sedimentasi dan volume waduk
4) Penelitian Geoteknik; Penelitian Geoteknik dan Mekanika Tanah
adalah untuk meneliti, mempelajari, menyelidiki keseimbangan dan
perubahan dari tanah, jenis dan sifat tanah, pelapukan, zone gempa baik di
lapangan maupun di laboratorium. Data-data yang didapat dari hasil
penelitian geoteknik dan mekanika tanah tersebut akan dapat
menentukan axis bendungan, tipe dan bahan bendungan serta
parameter-parameter lain yang akan digunakan dalam perhitungan
pondasi dan stabiltas.
5) Penelitian Sosial Ekonomi Kegiatan penelitian sosial ekonomi meliputi
pengumpulan data sekunder social ekonomi, untuk memberi
gambaran kondisi yang ada dalam wilayah studi. Pengumpulan data
dilakukan dengan pola pendekatan langsung pada instansi yang terkait
sesuai kebutuhan data yang diperlukan.
Berikut ini beberapa kegiatan yang berhubungan dengan Perencanaan

35
Teknis, antara lain yaitu;
1) Analisis Hidrologi; Perencanaan bangunan-bangunan air sama halnya
dengan bendungan, hasil analisis hidrologi merupakan informasi yang
sangat penting untuk pekerjaan perhitungan pendimensian dan
karakteristik bangunannya. Analisis hidrologi yang dihasilkan dan sebagai
informasi (data) perencanaan hidraulik dari bangunan yang akan dibuat
adalah :
a) Evapotranspirasi
b) Infiltrasi
c) Curah hujan
d) Ketersediaan air
e) Kebutuhan air
f) Debit banjir
g) Patokan rancangan
h) Volume genanga
i) Sedimentasi
2) Analisis Hidroulik; Analisis disini dimaksudkan sebagai kegiatan untuk
mendapatkan dimensi bangunan secara hidrolis dengan mendapatkan
parameter-parameter bangunan baik ukuran maupun parameter hidraulik
lainnya

3) Perhitungan Stabilitas; Kegiatan ini untuk mendapatkan tingkat stabilitas


dari bendungan perlu dilakukan analisis gaya-gaya yang akan bekerja
pada bendungan. Gaya-gaya yang bekerja pada bendungan adalah akibat
berat sendiri tubuh bendungan, beban hidrostatis, tekanan air pori, dan
beban seismis. Analisis stabilitas bendungan biasanya dilakukan
terhadap lereng bendungan (tipe urugan) dan akibat filtrasi.
4) Bangunan Pelengkap; Operasional bendungan perlu ditunjang oleh
bangunan pelengkap agar fungsi dari bendungan dapat dicapai dengan
baik. Tanpa adanya bangunan pelengkap memungkinkan akan
membahayakan konstruksi atau bendungan tidak dapat berfungsi dengan baik.
dipakai untuk memenuhi salah satu atau lebih keperluan yang
direncanakan.
5) Penggambaran; Hasil perhitungan dari perencanaan bendungan di atas

36
ditranformasikan kedalam bentuk gambar dengan skala tertentu.
Penggambaran dilakukan mulai dari topografi genangan, lokasi, denah,
potongan memanjang dan melintang bendungan, dan detail-detail. Hasil
penggambaran tersebut merupakan informasi mengenai jenis bangunan,
ukuran dan bahan yang akan digunakan pada pembangunannya.
Sehingga akan dijadikan dasar untuk perhitungan anggaran biaya dan
bestek dalam pelaksanaan proyek.
6) Analisa Ekonomi; Hasil perhitungan anggaran biaya dari informasi gambar
bestek didapatkan besaran tertentu. hitungan ini juga dapat dijadikan
informasi pembuatan jadwal kerja (time schedule), kebutuhan bahan dan
material (material schedule) dan kebutuhan tenaga kerja (man power
schedule).

Kegiatan Pelaksanaan Pembangunan; Kegiatan pelaksanaan


konstruksi dibuat urutan-urutan pelaksanaannya yang efektif
dan efisien dan tidak tumpang tindih. Secara umum urutan
pekerjaan dilakukan mulai dari pembuatan jalan akses (acces road),
pembuatan base camp dan mobilisasi, pembuatan saluran pengelak,
pembuatan cofferdam, penggalian pondasi, penimbunan, penutupan alur
sungai dan bendungan. Program dan skedul pelaksanaan serta jenis dan
kapasitas pekerjaan disusun secara teliti yang didasarkan pada karakteristik
masing-masing pekerjaan dari setiap komponen bendungan.

Adapun ruang lingkup desain bangunan pada bendung adalah sebagai


berikut;
1) Lokasi tubuh bendung
2) Tubuh bendung (tetap dan gerak)
3) Intake
4) Bangunan peredam energi
5) Bangunan pembilas
6) Tembok sayap, tembok pangkal dan pengarah arus
7) Bangunan penahan batu
8) Lantai hulu dan hilir

37
9) Kantong lumpur
10) Peilschale
11) Jembatan inspeksi

38
Gambar 10-14: Waduk dan Bendung

Waduk dan bendung, bagian perencanaan, pelaksanaan dan perbaikan


bangunan yang berhubungan dengan konstruksi waduk, bendung, dan
banguan-bangunan pendukung lainnya, seperti pintu, pengaturan aliran air
(debit), keseluruhan itu termasuk dalam kategori bangunan sipil basah.

Gambar 10-15 : Pintu Air

39
40

Anda mungkin juga menyukai