2. Ruang kebebasan bruto adalah jarak antara sisi terbawah kapal dan
elevasi dasar alur nominal yang diukur pada air diam.
Ruang ini terdiri dari ruang gerak vertikal kapal karena pengaruh
gelombang dan ruang kebebasan bersih.
Kecepatan air disisi kapal akan naik disebabkan karena gerak kapal.
Berdasarkan hukum Bernoulli, permukaan air akan turun karena
kecepatan bertambah. Yang menentukan besar Squat adalah kedalaman
alur pelayaran dan kecepatan kapal.
Squat dihitung berdasarkan kecepatan maksimum yang dijinkan.
Besar Squat dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
(Yang didasarkan pada percobaan di Laboratorium)
Gerakan Kapal karena pengaruh gelombang
Lebar keamanan
Lebar keamanan
Lebar keamanan
Lebar keamanan
Lebar keamanan
Jalur gerak
Jalur gerak
Jalur gerak
Catatan :
Loa = panjang kapal
ALAT PEMANDU PELAYARAN
Rambu suar ditempatkan pada ujung-ujung bangunan fasilitas tersebut. Untuk Dolphin atau
bangunan yang kecil ditempatkan satu buah rambu. Dan biasanya rambu yang mengeluarkan
cahaya (lampu).
Rambu suar ini merupakan konstruksi tetap yang ditempatkan di ujung pemecah gelombang
pada mulut pelabuhan dan ditempat-tempat yang berbahaya bagi kapal.
Bangunan ini dibuat dari konstruksi rangka baja berbentuk menara dengan sumber cahaya
berada di puncak bangunan.
3. Mercu Suar
Suatu konstruksi menara yang tinggi dengan lampu suar ditempatkan di puncaknya.
Bangunan ini biasanya didirikan disuatu titik di pantai guna memandu kapal yang akan
menuju pelabuhan. Menara harus tinggi, sehingga lampu suar dapat dapat dilihat oleh kapal
yang sedang mendekat, paling tidak dari jarak 32 km, dengan memperhatikan bentuk bumi
yang bulat.
Agar dapat terlihat dari kapal yang berada pada suatu jarak tertentu dari mercu suar, maka
dapat dihitung dengan rumus : D = 3,86 ( H + H1 )
D : jarak horizontal antara kapal dan mercu suar ( km )
H : tinggi mercu suar ( m )
H1 : tinggi mata yang memandang diatas permukaan laut ( m )
Alat Pemandu Pelayaran
Konstruksi Terapung
2. Pelampung
Beberapa macam bentuk pelampung
Pelampung yang tidak bercahaya dan berbentuk tiang panjang dan tipis terbuat
dari kayu atau logam, panjangnya berkisar antara 6 m – 15 m yang tampak di
permukaan air dan diikat dangan rantai yang dihubungkan dengan beban yang
diletakkan di dasar laut.
Biasanya pelampung ini digunakan pada kanal dengan arus yang cepat atau
pasang surut yang besar. Juga sebagai tanda yang bersifat sementara.
b. Pelampung berbentuk Kaleng
Pelampung yang tidak bercahaya, bagian atas rata dan diletakkan di sebelah kiri
pelabuhan atau sebelah kiri alur bilamana kapal masuk dari arah laut.
Pelampung ini dibuat dari logam dan diberi nomor dengan nomor ganjil.
c. Pelampung berbentuk Bola
Pelampung ini mempunyai seperti bola dan biasanya diletakkan pada tempat
khusus di kanal pada tempat yang dangkal. Pelampung jenis ini kadang-kadang
diberi lampu dan kadang-kadang tidak. Dibuat dari logam dan digunakan di
kanal.
d. Pelampung Bercahaya
Pelampung yang bercahaya dan mempunyai kerangka (menara baja) yang tinggi
atau konstruksi menara yang terletak pada konstruksi dasar yang terapung yang
dilengkapi dngan pelampung yang stabil dan mampu menahan angin.
Pelampung ini digunakan pada kedua sisi alur atau pada tempat yang khusus,
sesuai dengan kebutuhan pelayaran.
e. Pelampung Nun Buoy
Pelampung yang tidak bercahaya, bagian yang diatas air berbentuk kerucut dan
diletakkan di sebelah kanan kapal atau disebelah kanan alur, apabila kapal
masuk dari arah laut. Nun Buoy dibuat dari logam d n diberi nomor dengan
nomor genap.
f. Pelampung dengan Tanda Suara
Bila diperairan yang dangkal, sehingga kedalaman yang cukup agak jauh dari
darat maka penggunaan Jetty akan lebih ekonomis karena tidak diperlukan
penggerukan yang besar. Sedang di lokasi dimana kemiringan dasar cukup
curam, pembuatan pier dengan melakukan pemancangan tiang diperairan yang
dalam menjadi tidak praktis dan sangat mahal. Dalam hal ini pembuatan tipe
Wharf lebih tepat.
2. Jenis Kapal Yang Dilayani
Dermaga yang melayani kapal minyak ( tanker ) dan kapal barang curah,
mempunyai konstruksi yang ringan dibandingkan dengan dermaga barang
potongan (general cargo), karena dermaga tersebut tidak memerlukan
peralatan bongkar muat barang yang besar. Untuk melayani kapal tersebut
penggunaan tipe Pier akan lebih ekonomis.
Dermaga yang melayani barang potongan dan peti kemas menerima beban
yang besar diatasnya, seperti kran, barang yang dibongkar-muat, maka
dermaga tipe Wharf akan lebih cocok.
Kondisi tanah sangat menentukan dalam pemilihan tipe dermaga. Pada umum-
nya tanah didekat daratan mempunyai daya dukung yang lebih besar daripada
tanah di dasar laut. Dasar laut umumnya terdiri dari endapan yang belum padat
pembuatan tipe Wharf lebih menguntungkan. Tetapi apabila tanah dasar
berupa karang pembuatan tipe Wharf akan mahal, karena diperlukan penggeruk-
an. Dalam hal ini pembuatan tipe Pier akan lebih murah.
Wharf
Wharf adalah dermaga yang dibuat sejajar pantai dan dapat dibuat berimpit
dengan garis pantai.
Wharf biasanya digunakan untuk pelabuhan barang potongan atau peti kemas,
dimana dibutuhkan suatu halaman terbuka yang cukup luas untuk menjamin
kelancaran angkutan barang. Perencanaan Wharf harus memperhitungkan
tambatan kapal, peralatan bongkar-muat barang dan fasilitas transportasi darat.
Karakteristik kapal yang akan berlabuh mempengaruhi panjang Wharf dan
kedalaman yang diperlukan untuk merapatnya kapal.
Menurut strukturnya Wharf dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
Wharf penahan tanah dari turap berbentuk sel Wharf turap penahan tanah dengan angker
Tipe ini yang sering digunakan apabila kedalaman air tidak lebih besar dari 15 m dan
tanah dasar mampu mendukung bangunan massa di atasnya.. Bagian atas dari sel
tersebut biasanya dibuat slab beton dan dinding untuk menahan tanah dibelakangnya
Sel tersebut dari turap baja yang dipancang melingkar dan mapu menahan gaya tarik
untuk menahan bahan isian di dalamnya, sehingga membentuk dinding massa atau
gravitasi yang cukup berat dan mampu menahan penggulingan.
Pier atau Jetty
Pier adalah dermaga yang dibangun dengan membentuk sudut terhadap garis
pantai.
Pier dapat digunakan untuk merapat kapal pada satu sisi atau kedua sisinya.
Bentuk-Bentuk Pier :
1. Pier berbentuk T
2. Pier berbentuk L
3. Pier berbentuk jari
Faktor-faktor lain yang ikut menentukan, antara lain :
1. Ukuran kapal
2. Arah gelombang
3. Angin
4. Kondisi tanah dan
5. Biaya.
Gaya-gaya Yang Bekerja Pada Dermaga :
Arah benturan tidak pernah mencapai 400 dan jarang mencapai 300,
tetapi pada umumnya sekitar antara 100 – 200. .
Gaya benturan kapal yang harus ditahan dermaga tergantung pada
energi benturan yang diserap oleh sistem fender yang dipasang pada
dermaga.
Cb = W
Lpp B d o
Dengan :
Cb : koefisien blok kapal
d : draft kapal (m)
B : lebar kapal (m)
Lpp : panjang garis air (m)
: berat jenis air laut (t/m3)
:
Kecepatan
Kecepatan merapat kapal merupakan salah satu faktor penting dalam
perencanaan dermaga dan sistem fender, yang dapat ditentukan dari nilai
pengukuran atau pengalaman. Secara umum kecepatan merapat kapal diberikan
pada tabel berikut.
Kecepatan Merapat
Ukuran kapal (DWT)
Pelabuhan (m/d) Laut terbuka (m/d)
Tabel koefisien k
Macam Kapal k
Kapal barang kecil 0,80 – 0,85
Kapal barang kecil cepat 0,75 – 0,80
Kapal barang besar 0,70 – 0,75
Kapal barang besar cepat 0,65 – 0,70
Kapal penumpang 0,60 – 0,65
2. Gaya Akibat Angin
Besar gaya angin tergantung pada arah hembusan angin dan dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini :
1. Gaya longitudinal, apabila angin datang dari arah haluan ( = 00)
Rw = 0,42 Qa.Aw
2. Gaya longitudinal, apabila angin datang dari buritan ( = 1800)
Rw = 0,5 Qa.Aw
3. Gaya lateral, apabila angin datang dari arah lebar ( = 900)
Rw = 1,1 Qa.Aw
Dimana :
Qa = 0,063 V2
Dimana:
Rw : gaya akibat angin (kg)
Qa : tekanan angin (kg/m2)
V : kecepatan angin (m/d)
Aw : proyeksi bidang yang tertiup angin (m2)
Seperti halnya angin, arus yang bekerja pada bagian kapal yang
terendam air juga akan menyebabkan terjadinya gaya pada kapal yang
kemudian diteruskan pada dermaga dan alat penambat
Besar gaya yang ditimbulkan oleh arus diberikan persamaan berikut :
1. Gaya tekanan karena arus yang bekerja dalam arah haluan :
Rf = 0,14 S.V2
2. Gaya tekanan karena arus yang bekerja dalam arah sisi kapal :
Rf = ½ CV2B
Dengan :
R : gaya akibat arus (kgf)
S : luas penampang kapal yang terendam air (m2)
: rapat massa air laut, = 104,5 (kgf d/m4)
C : koefisien tekanan arus
V : kecepatan arus (m/d)
B : luas sisi kapal di bawah muka air (m2)
4. Gaya Tarikan Kapal Pada Dermaga
Bobot Kapal (GRT) Gaya Tarik Pada Gaya Tarik Pada Bitt
Bollard (ton) (ton)
200 - 500 15 15
501 – 1.000 25 25
1.001 – 2.000 35 25
2.001 – 3.000 35 35
3.001 – 5.000 50 35
5.001 – 10.000 70 50 (25)
10.001 – 15.000 100 70 (25)
15.001 – 20.000 100 70 (35)
20.001 – 50.000 150 100 (35)
50.001 – 100.000 200 100 (50)
Nilai dalam kurung adalah untuk gaya pada tambatan yang dipasang di sekitar tengah
kapal yang mempunyai tidak lebih dari 2 kali pengikat.