DASAR PERENCANAAN
DR.IR. ISWAL.K, ST., MT., IPM.,ASEAN.Eng
Alur Pelayaran
Alur pelayaran digunakan untuk mengarahkan kapal yang akan masuk ke kolam pelabuhan.
Alur pelayaran dan kolam pelabuhan harus cukup tenang terhadap pengaruh gelombang
dan arus.
Perencanaan alur pelayaran dan kolam pelabuhan perlu mempertimbangkan kondisi
bathimetri dan hydro oeeanografi. Parameter bagi perencanaan kedalaman dan lebar alur
adalah sebagai berikut :
Alur pelayaran ini ditandai dengan alat bantu Daerah pendekatan, alur masuk dan saluran dapat
pelayaran berupa pelampung dan lampu-lampu. dibedakan menurut tinggi tebing, yang masing-masing
Pa d a u m u m n ya d a e ra h - d a e ra h t e r s e b u t ditujukkan dalam Gambar 4.2.
mempunyai kedalaman yang kecil, sehingga Di daerah pendekatan h = 0
sering diperlukan pengerukan untuk Di alur masuk 0 < h < H dan perbandingan h/H < 0,4
mendapatkan kedalaman yang diperlukan. Di saluran h > H
Dengan h adalah kedalaman pengerukan dan H adalah kedalaman alur. Di sini perlu
diperhatikan perbandingan antara h dan H (h/H). Kondisi pelayaran di alur pelayaran
tidak banyak berbeda dengan di laut (dasar rata) apabila h/H < 0,4.
Apabila h/H > 0,4 maka pelayaran adalah serupa dengan di saluran dengan kedua
tebing di kedua sisinya.
Gambar 4.1. Contoh Layout Alur Pelayaran
Daerah tempat kapal melempar sauh di luar pelabuhan digunakan sebagai tempat penungguan
sebelum kapal bisa masuk ke dalam pelabuhan, baik karena keadaan meterologi dan oseanografi
belum memungkinkan (pasang surut) atau karena dermaga sedang penuh. Daerah ini harus terletak
sedekat mungkin dengan alur masuk kecuali daerah yang diperuntukkan bagi kapal yang mengangkut
barang berbahaya. Dasar dari daerah ini harus merupakan tanah yang mempunyai daya tahanan
yang baik untuk bisa menahan jangkar yang dilepas. Kedalaman tidak boleh kurang dari 1,15 kali dari
draft maksimum kapal terbesar dan tidak boleh lebih dari 100 m.
Pada waktu kapal akan masuk ke pelabuhan, kapal tersebut melalui alur pendekatan. Disini kapal diarahkan
untuk bergerak menuju alur masuk dengan menggunakan pelampung pengarah (rambu pelayaran). Sedapat
mungkin alur masuk ini lurus. Tetapi apabila alur terpaksa membelok, misalnya untuk menghindari dasar
karang, maka setelah belokan harus di buat alur stabilisasi yang berguna untuk menstabilkan gerak kapal
setelah membelok. Pada ujung akhir alur masuk terdapat kolam putar yang befungsi untuk mengubah arah
kapal yang akan merapat ke dermaga. Panjang alur pelayaran tergantung pada kedalaman dasar laut dan
kedalaman alur yang diperlukan. Di laut / pantai yang dangkal diperlukan alur pelayaran yang panjang,
sementara di pantai yang dalam diperlukan alur pelayaran yang lebih pendek.
Alur pendekatan biasanya terbuka terhadap gelombang besar di banding dengan alur masuk atau saluran.
Akibatnya gerak vertikal kapal karena pengaruh gelombang di alur pendekatan lebih besar daripada di alur
masuk atau di saluran.
Pemilihan Karakteristik Alur
Alur masuk ke pelabuhan biasanya sempit dan dangkal. Alur-alur tersebut merupakan tempat terjadinya
arus, terutama yang disebabkan oleh pasang surut. Sebuah kapal yang mengalami/menerima arus dari
depan akan dapat mengatur gerakannya (manuver), tetapi apabila arus berasal dari belakang kapal akan
menyebabkan gerakan yang tidak baik
Keadaan trafik kapal
Faktor-faktor yang
Keadaan geografi dan meteorologi di daerah alur
mempengaruhi pemilihan Sifat-sifat fisik dan variasi dasar saluran
karakteristik alur masuk ke Fasilitas-fasilitas atau bantuan-bantuan yang diberikan pada pelayaran
pelabuhan adalah sebagai Karakteristik maksimum kapal-kapal yang menggunakan pelabuhan
berikut ini q Kondisi pasang surut, arus dan gelombang.
Suatu alur masuk ke pelabuhan yang lebar dan dalam akan memberikan keuntungan-keuntungan baik
langsung maupun tidak langsung seperti :
Jumlah kapal yang dapat bergerak tanpa tergantung pada pasang surut akan lebih besar
Berkurangnya batasan gerak dari kapal-kapal yang mempunyai draft besar
Dapat menerima kapal yang berukuran besar ke pelabuhan
Mengurangi waktu penungguan kapal-kapal yang hanya dapat masuk ke pelabuhan pada waktu air pasang
Mengurangi waktu transit barang-barang.
Selain keuntungan-keuntungan tersebut, dalam menentukan karakteristik alur ini perlu ditinjau pula biaya
pengerukan yang lebih besar apabila alur tersebut lebar dan dalam, dibanding dengan alur yang sempit dan
dangkal.
Kedalaman Alur
Untuk mendapatkan kondisi operasi yang ideal kedalaman air di alur masuk harus cukup besar untuk
memungkinkan pelayaran pada muka air terendah dengan kapal bermuatan penuh. Kedalaman air ini
ditentukan oleh berbagai faktor seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 4.3.
Kedalaman air diukur terhadap muka air referensi. Biasanya muka air referensi ini
ditentukan berdasarkan nilai rerata dari muka air surut terendah pada saat pasang
besar (spring tide) dalam periode panjang, yang disebut LLWS (Lowest Low Water Spring Tide).
Kedalaman Alur
Elevasi dasar alur nominal adalah elevasi di atas mana tidak terdapat rintangan yang mengganggu
pelayaran. Kedalaman elevasi ini adalah dari draft kapal dan ruang kebebasan bruto yang dihitung
adalah jumlah terhadap muka air rencana.
Ruang kebebasan bruto adalah jarak antara sisi terbawah kapal dan elevasi dasar alur nominal,
pada draft kapal maksimum yang diukur pada air diam. Ruang ini terdiri dari ruang gerak vertikal
kapal karena pengaruh gelombang, squat dan ruang kebebasan bersih.
Ruang kebebasan bersih adalah ruang minimum yang tersisa antara sisi terbawah kapal dan elevasi
dasar alur nominal kapal. Pada kondisi kapal bergerak dengan kecepatan bersih minimum adalah
0,5 m untuk dasar laut berpasir dan 1,0 m untuk dasar karang.
Elevasi pengerukan alur ditetapkan dari elevasi dasar alur nominal dengan memperhitungkan
beberapa hal berikut ini :
Jumlah endapan yang terjadi antara dua periode pengerukan
Toleransi pengerukan
Ketelitian pengukuran.
Gambar Kedalaman Alur Pelayaran.
Draft Kapal Tabel 4.1. Karakteristik Kapal
D ra f t ka p a l d i te nt u ka n o l e h
karakteristik kapal terbesar yang
menggunakan pelabuhan,
muatan yang diangkut, dan juga
sifat-sifat air seperti berat jenis,
salinitas dan temperatur. Tabel
4.1 memberikan draft kapal untuk
berbagai ukuran. Nilai yang ada,
dalam tabel tersebut perlu
ditambah dengan angka koreksi
ka re n a a d a nya s a l i n i ta s d a n
kondisi muatan. Angka koreksi
minimum adalah sebesar 0,3 m.
Squat
Squat adalah pertambahan draft kapal terhadap muka air yang
disebabkan oleh kecepatan kapal. Squat ini diperhitungkan
berdasarkan dimensi dan kecepatan kapal dan kedalaman air.
Seperti yang terlihat pada Gambar 4.4, kecepatan air di sisi kapal akan naik disebabkan karena gerak
kapal. Berdasarkan Hukum Bernoulli, permukaan air akan turun karena kecepatan bertambah. Squat
akan tampak jelas di saluran sempit, tetapi juga terjadi di saluran dengan lebar tak terhingga. Dua
faktor yang menentukan besar squat adalah kedalaman alur pelayaran dan kecepatan kapal. Squat
dihitung berdasarkan kecepatan maksimum yang diijinkan
Besar squat dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut
yang didasarkan pada percobaan di laboratorium.
Gerak Kapal karena Pengaruh Gelombang
Gerak kapal relatif terhadap posisinya pada waktu tidak bergerak di air diam adalah penting di dalam perencanaan
alur pelayaran dan mulut pelabuhan. Gerak vertikal kapal digunakan untuk menentukan kedalaman alur,
sedangkan gerak horisontal terhadap sumbu alur yang ditetapkan adalah penting untuk menentukan lebar alur.
Gambar 4.5 adalah beberapa gerakan kapal karena pengaruh gelombang. Skala dari gambar tersebut didistorsi
untuk memberikan gambaran yang lebih jelas.
kapal dan kondisi dasar laut. Untuk alur pelayaran di luar pemecah gelombang,
tinggi kelonggaran tersebut adalah sekitar dua-pertiga dari tinggi gelombang untuk
kapal kecil dan sedang dan setengah tinggi gelombang untuk kapal besar.
Beberapa aturan untuk menentukan kedalaman alur yang diberikan oleh Brunn dan
OCDI adalah untuk menentukan elevasi dasar alur nominal. Untuk menentapkan
kedalaman alur pelayaran perlu diperhitungkan ruang untuk pengendapan dan
toleransi pengukuran dan pengerukan.
Lebar Alur
Lebar alur biasanya diukur pada kaki sisi-sisi miring saluran atau pada kedalaman
yang direncanakan. Lebar alur tergantung pada beberapa faktor, yaitu :
Lebar, kecepatan dan gerakan kapal;
Trafik kapal, apakah alur direncanakan untuk satu atau dua jalur kedalaman alur
Kedalaman alur
Apakah alur sempit atau lebar
Stabilitas tebing alur
Angin, gelombang, arus dan arus melintang dalam alur.
Tidak ada rumus yang memuat faktor-faktor tersebut secara eksplisit, tetapi beberapa kriteria telah
ditetapkan berdasarkan pada lebar kapal dan faktor-fktor tersebut secara implisit. Pada alur untuk satu
jalur (tidak ada simpangan), lebar alur adalah tiga sampai empat kali lebar kapal. Jika kapal boleh
bersimpangan, lebar alur adalah enam sampai tujuh kali lebar kapal. Gambar 4.6 dan Gambar 4.7
menunjukkan cara menentukan lebar alur untuk satu jalur dan dua jalur.
Lebar Alur
Meski batas loaksi kolam pelabuhan sulit ditentuakn secara tepat, akan tetapi biasanya dibatasi oleh daratan,
penahan gelombang, konstruksi dermaga atau batas administratif pelabuhan. Di samping itu parameter-parameter
yang telah dijelaskan diatas, kolam pelabuhan juga harus memenuhi syarat sebagai berikut :
q Cukup luas sehingga dapat menampung semua kapal yang datang berlabuh dan masih dapat bergerak dengan
bebas.
q Cukup lebar sehingga kapal dapat melakukan manuver dengan bebas yang merupakan gerak melingkar yang
tidak terputus.
q Cukup dalam sehingga kapal terbesar masih bisa masuk ke dalam kolam pelabuhan pada saat air surut.
Kolam Putar
Luas kolam putar yang digunakan untuk mengubah arah kapal minimum adalah luasan lingkaran
dengan jari-jari 1,5 kali panjang kapal total (Loa) dari kapal terbesar yang menggunakannya.
Apabila perputaran kapal dengan bantuan jangkar atau menggunakan kapal tunda, luas kolam
putar minimum adalah luas lingkaran dengan jari-jari sama dengan panjang total kapal (Loa).
Turning basin atau kolam putar diperlukan agar kapal dapat mudah berbalik arah. Luas area untuk
perputatran kapal sangat dipengaruhi oleh ukuran kapal, sistem operasi dan jenis kapal. Radius
kolam putar diperkirakan sebesar 1,5 kali ukuran panjang kapal maksimum sehingga luas kolam
putar menjadi :
Kedalaman Kolam Pelabuhan
Tabel Luas Kolam untuk Tambatan Tabel Luas Kolam untuk Tambatan Pelampung
Tabel 4.5. Kedalaman Kolam Pelabuhan
Ketenangan di Pelabuhan
Kolam pelabuhan harus cukup tenang baik dalam kondisi biasa maupun badai. Kolam di depan
dermaga harus tenang untuk memungkinkan penambatan selarna 95 % - 97,5 % dari hari atau lebih
dalam satu tahun.
Tinggi gelombang kritis untuk bongkar rnuat barang di kolam di depan fasilitas tambatan ditentulcan
berdasarkan jenis kapal, ukuran dan kondisi bongkar rnuat, yang dapat diberikan dalam Tabel 4.6.
Catatan :
Kapal kecil : kapal kurang dari 500 GRT yang selalu menggunakan kolam
untuk kapal kecil
Kapal sedang dan besar : Kapal selain kapal kecil danan sangat besar
Kapal sangat besar : Kapal lebih dari 500.000 GRT yang menggunakan dolphin besar
dan tambatan di laut.