Anda di halaman 1dari 55

TEKNOLOGI COLD MIX

RECYCLING WITH FOAM


BITUMEN(CMRFB)

Medan, 15 Juli 2019

1
TIPIKAL TEBAL PERKERASAN

YANG ADA RENCANA

Milling AC - WC, t = cm
AC - BC, t = cm
Lapis aspal,
t = 7-22 cm CMRFB,t= ? cm
(Foam Bitumen)

Lapis Pondasi CTRB orCTB,t = ?cm


(agregat,
t = 13-29 cm

Lapis Pondasi yang


ada

Selected Material, Selected Material


t = ? cm yang ada

2
FOAM BITUMEN
Foam Bitumen atau sering juga disebut foam asphalt
atau expanded asphalt :
Campuran antara udara, air dan bitumen yang
dicampur dengan komposisi tertentu. Foam bitumen
dihasilkan dengan cara menginjeksikan air ke aspal
panas di dalam foaming chamber.

Ilustrasi Cara Pembuatan Foam Bitumen


Foam bitumen
• Busa aspal (foam bitumen) terjadi ketika sejumlah air
dingin didespersikan pada aspal panas dengan suatu
tekanan udara yang menimbulkan bertambahnya luas
permukaan dan menurunnya viskositas aspal secara
signifikan.
• Flexible dan tahan terhadap fatique
• Menambah kekuatan geser
• Mengurangi pengaruh air
• Dapat digunakan dengan bermacam2 jenis agregat
• Dapat segera dibuka untuk lalu-lintas
BAHAN YANG DAPAT DISTABILISASI DENGAN
FOAM BITUMEN
• Foam bitumen dapat digunakan sebagai bahan penstabilisasi
hampir untuk semua jenis material, mulai dari pasir, kerikil,
agregat pecah, RAP dan bahkan material sub standar lainnya
(Ramanujam et at.,1997).

• Foam bitumen tidak akan memberikan kinerja yang baik


untuk material yang mengandung fraksi halus (< 0,075 mm)
kurang dari 5% atau lebih dari 20%.

• Penggunaan semen pada pekerjaan stabilisasi dengan foam


bitumen dibatasi maksimum 1,5%.
KARAKTERISTIK FOAM BITUMEN
Expansion ratio dan half life
• Expansion ratio : perbandingan antara volume aspal
maksimum yang dicapai pada kondisi berbuih
(foamed) dan volume pada kondisi tidak berbuih
(unfoamed). Suatu ukuran yang menggambarkan
viscositas foam bitumen.
• half life : waktu yang ditentukan pada saat volume
buih mencapai setengahnya sebelum kembali pada
kondisi tidak berbuih. Suatu ukuran yang
mengindikasikan tingkat kestabilan foam bitumen.
• Foam dinyatakan baik bila expansion ratio min. 8 kali
dan half life min 6 detik.
PROSES PEMBUATAN ASPAL BUSA

8
PERCOBAAN PEMBUATAN FOAM BITUMEN DI
LABORATORIUM
Beberapa faktor yang mempengaruhi sifat foam
bitumen, yaitu :

1. Kuantitas dan temperatur air


2. Sumber dan tipe bitumen
3. Temperatur bitumen & foaming chamber
4. Tekanan yg diberikan pada bitumen dan air
5. Bahan Tambah
PROSES PEMBUATAN ASPAL BUSA - 1

Panaskan bitumen di dalam Temperatur pada ketel menunjukkan


ketel mesin laboratorium. +160oC
PROSES PEMBUATAN ASPAL BUSA - 2

Batang pengukur dan drum penampung Tuangkan aspal busa ke dalam drum untuk memperoleh
aspal busa. bitumen seberat 500 gram. Begitu penuangan aspal busa
berhenti tekan (jalankan) stop watch.
PROSES PEMBUATAN ASPAL BUSA - 3

Pada waktu volume aspal busa menyusut sampai


Ukur ketinggian yang dicapai aspal busa di setengahnya, tekan (hentikan) stop watch. Catat waktunya
dalam drum sebagai ketinggian maksimum. sebagai Paruh Umur.
Contoh hubungan antara rasio pengembangan, umur
paruh dan kadar air pembentuk aspal busa
PERENCANAAN CMRFB

14
MULAI

RAP Agregat baru (bila Semen max 1,5 %


dibutuhkan)

Rancangan pembuatan aspal busa Campuran sesuai gradasi Tabel 3


(variabel kadar dan tekanan air, suhu bitumen)

Uji SNI 1743-2008 utk mendapatkan wopt,


Pembuatan aspal busa max

Buat campuran dengan variasi


Bagan alir kadar aspal busa

rancangan Buat benda uji dgn cara Marshall RSNI


M-01-2003 (diameter benda uji 10 cm)
campuran
Uji ITS setiap benda uji pada kondisi
kering dan rendaman

Tentukan kadar aspal busa optimum yang memenuhi


kriteria Tabel 4

Tidak
Memenuhi kriteria?

Ya
Tidak (ESA > 5x106)
ESA ≤ 5x106

Ya
Buat minimum 4 benda uji diameter 15
Uji UCS pada cm dgn cara SNI 1743-2008
kondisi seimbang

2 Benda uji diuji ITS pada kondisi kering 2 Benda uji UCS diuji pada kondisi
dan direndam seimbang
Laporan hasil pengujian

SELESAI SELESAI Memenuhi kriteria?


Tidak
Bahan
 Lapis Aspal Lama Melalui Penggarukan (Cold Milling)
Dicampur Dengan Menggunakan Foam Bitumen (2%-
3%) dan Semen (1%-1,5%).
 Penggunaan Bahan Garukan (RAP) Berkisar Antara
70%-100%
 Agregat baru (bila diperlukan) harus memenuhi
persyaratan agregat
 Agar material yang distabilisasi memiliki durabilitas
dan retained strength yang tinggi, diperlukan
penambahan filler aktif (semen) pada material yang
akan distabilisasi dengan foam bitumen.
Bahan garukan
• RAP (Reclaimed Asphalt Pavement) : hasil
garukan mengandung bahan pengikat
• RAM (Reclaimed Aggregate Material): agregat
tanpa bahan pengikat
GRADASI CAMPURAN DENGAN
FOAM BITUMEN
KARAKTERISTIK TIPIKAL CAMPURAN DENGAN
FOAM BITUMEN
Sifat-sifat Campuran Diameter Benda Diameter Benda
Uji 10 cm Uji 15 cm (>5x106
(<5x106 ESA) ESA)
Pemadatan 2x75 (1) MP(2)

Indirect Tensile Strength, ITS; kPa 300 225


min.
Tensile Strength Retained (TSR); (%) 90 90
min.
Unconfined Compresive Strength 700 700
(UCS); kPa min. (diameter kedua lalin
15 cm )
ITSrendam
Catatan : TSR 
2 x 75 Tumbukan Dengan Alat Pemadat Marshall ITSker ing
MP = Modified Proctor .
 
Perancangan
• Uji expansion ratio dan half life foam bitumen
• Tentukan kadar foam bitumen dan kadar air
pembentuk foam
• Tentukan proporsi RAP dan agregat baru dan
kadar semen
• Tentukan kadar air optimum campuran
RAP+Agregat+semen
• Buat benda uji Marshall (diameter 10 cm) atau
Modified Proctor (diameter 15 cm)
• Uji ITS
• Uji UCS
Formula Campuran Rancangan (Design Mix Formula) mencakup :

• Ukuran nominal maksimum partikel.


• Sumber-sumber agregat baru (bila digunakan).
• Persentase setiap fraksi agregat baru (bila digunakan) yang
akan digunakan.
• Persentase filler.
• Jenis aspal, expansion ratio dan half life.
• Gradasi gabungan antara RAP dengan agregat baru (bila
digunakan).
• Kadar air pembentuk foam
• Kadar air campuran
• Kadar foam bitumen dalam campuran.
PERSIAPAN PEMBUATAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN CMRFB
-1

Persiapkan pengaduk (mixer)


Campurkan bahan pembentuk CMRFB
campuran CMRFB.
(RAP, agregat baru dan semen).
PERSIAPAN PEMBUATAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN CMRFB
-2

Dekatkan antara lubang pada pengaduk dengan


corong penyemprot (sprayer) aspal busa.

Setelah pencampuran / pengadukan akan tercipta


campuran CMRFB yang homogen, dengan tanda-
tanda apabila campuran CMRFB dikepal di tangan,
akan tersisa bercak-bercak / titik-titik aspal yang
berarti tercampur sempurna/ homogen.
PERSIAPAN PEMBUATAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN CMRFB
-3

Benda uji diameter 10 cm Pengujian ITS benda uji diameter


(Marshall) 10 cm
Contoh hasil penentuan kadar aspal busa
rencana

Sifat Kadar aspal


campuran busa (%)
2,0 2,5 3,0 3,5
ITS kering

TSR

UCS

2,3% 3,0%
Rentang kadar aspal busa rencana (2,3 % sampai dengan 3,0%)

25
PENCAMPURAN, PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN
CMRFB

26
Penggarukan, pencampuran dan penghamparan
campuran
• Atur rangkaian alat recycling, tanki air dan tanki aspal
• Setel alat mesin recycling untuk mendapatkan :
– Kedalaman penggarukan rencana
– Tekanan dan nozzle pengeluaran air untuk pembuatan
foam bitumen
– Pengeluaran air yang diperlukan untuk pengkondisian
campuran pada 80%-90% kadar air optimum
– Suhu serta besaran pemasokan bitumen yang diperlukan
• Jalankan alat recycling

27
Penghamparan hasil campuran

• Siapkan permukaan yang akan dihampar


• Periksa kelengkapan dan kesiapan mesin
penghampar
• Penyiapan mesin penghampar sesuai
percobaan
• Tumpahkan campuran ke dalam mesin
penghampar
• Laksanakan penghamparan sesuai percobaan

28
Pemadatan dan Kadar air campuran
Pemadatan pada sekitar 90% kadar air optimum
Dari percobaan nilai ITS terbesar terjadi pada kadar
air antara 80-90% kadar air optimum.
Kadar air yang berlebihan dapat menyebabkan
pumping, fraksi halus migrasi ke permukaan yang
berbatasan dengan lapis aspal.
Pelapisan konstruksi diatas RFB memerlukan waktu
sekitar 2 hari guna memberi waktu kandungan air
dalam campuran bitumen menurun.

29
Pemadatan

• Periksa kadar air dan pengkondisian pada (80%-90%)


optimum
• Lakukan pemadatan dengan urutan sbb .:
– Pemadat tandem
– Pemadat getar amplitudo besar
– Pemadat getar amplitudo kecil
– Pemadat roda karet
• Minimum derajat kepadatan adalah 98% kepadatan JSD.
Ketebalan hamparan diukur dalam keadaan padat.
• Uji ketebalan dapat dilakukan dengan menggali dan
mengukur ketebalan atau diukur melalui pengukuran hasil
pengeboran inti (core drill) setelah hamparan berumur
minimum 14 hari.

30
Pencampuran RAP dan agregat baru

• Masukkan RAP dan agregat baru pada hopper


• Masukkan filler pada silo
• Setel : bukaan hopper, kecepatan mesin, tekanan
dan nozzle untuk pasokan air pembentuk foam bit,
temperatur dan pasoklan aspal untuk pembentuk
foam bit, pasokan air untuk memberikan kadar air
dibawah optimum pada campuran.
• Jalankan mesin pencampur
• Tampung hasil campuran kedalam truk
• Angkut campuran ke lapangan

31
Penggarukan perkerasan lama dengan alat
milling
Tipikal pelaksanaan dengan unit produksi campuran beraspal
sentral (in plant)

(7) (6) (5) (4) (3) (2) (1)


Pemadat Pemadat Pemadat Pemadat Asphalt Dump truck Unit produksi
roda getar getar tandem finisher campuran beraspal
karet dengan dengan sentral (in plant)
amplitudo amplitudo
kecil besar

33
Stockpile Reclaimed Asphalt Pavement
(RAP) /material hasil proses Milling

34
Detail alat pencampur foam bitumen (in plant)
(ref.Wirtgen)

Aggregate dosage
openings Mineral aggregate
Cementitious and/or (2 Hoppers)
bituminous binding
agent dosage

Loading belt

Cold mixed
material
conveyed onto a
stockpile or Transfer
transferred into conveyor
tip trucks Mixing in a Weighing by
twin shaft means of a
pugmill mixer belt scale
Pengisian Material
(RAP + Agregat)

36
In Plant Foam Bitumen Mixing

37
Penghamparan

38
Jenis alat untuk pemadatan
Jenis kegiatan CMRFB CMRFB Di CTRB Di
Sentral Tempat Tempat
Pemadatan Tandem 10- Tandem 10-12 Patfoot roller
awal 12 ton ton
Pemadatan Pemadat getar Pemadat getar/
utama padfoot roller
Perataan - Grader Grader
Pemadatan Pemadat getar Pemadat getar Pemadat getar
lanjutan
Pemadatan Roda karet Roda karet Roda karet
akhir (Tyre roller) (Tyre roller) (Tyre roller)

Berat statis pemadat getar minimum


Tebal padat (cm) Berat statis pemadat
getar minimum (ton)
< 15 12
15 - 20 15
20 - 25 19
>25 24
Kadar air pencampuran, pemadatan dan kadar
air sebelum lapisan diatasnya

 Pemadatan dilaksanakan pada sekitar 90% kadar air


optimum

 Dari percobaan nilai ITS terbesar tidak terjadi pada


kadar air optimum tetapi pada antara 80-90% kadar air
optimum.

 Pelapisan konstruksi diatas CMRFB memerlukan waktu


sekitar 2 hari guna memberi waktu kandungan air
dalam campuran bitumen menurun.
Pemadatan

41
Tipikal pelaksanaan dengan unit produksi campuran beraspal di
tempat (in place)

(8) (7) (6) (5) (4) (3) (2) (1)


Pemadat Pemadat Pemadat Motor Pad foot Mesin Tangki air Tangki
roda getar getar grader compac- recycling untuk aspal
karet dengan dengan tor pembuatan
amplitudo amplitudo aspal busa
kecil besar dan
pengaturan
kadar air
campuran

42
Proses Pencampuran Foamed
Bitumen (In Place)

Problem
sering
terjadi
Unit Utama Recycler
Recycler dan penghamparan CMRFB in place
Jejak roda recycler diatas campuran

46
• Pelapisan pekerjaan selanjutnya;
– Hamparan daur ulang campuran beraspal dingin
lapis fondasi dengan aspal busa dapat dilapisi
aspal diatasnya setelah kadar air campuran padat
telah menguap minimum 50% (sekitar 2 hari).
– Agar secepatnya setelah air menguap, konstruksi
daur ulang dilapisi dengan lapis penutup.
Lapis CMRFB dibawah AC (Contoh hasil bor inti)
Beberapa hal perlu diperhatikan

Keberhasilan pembuatan foam bitumen tergantung oleh


kuantitas air; sumber dan tipe bitumen; temperatur bitumen
dan foaming chamber; tekanan bitumen dan air; dan bahan
tambah.
Foam bitumen dapat digunakan sebagai bahan penstabilisasi
dalam proses daur ulang RAP.
Pemilihan bahan yang digunakan untuk menaikkan
persentase fraksi halus RAP yang akan distabilisasi dengan
foam bitumen sangat mempengaruhi persentase kadar foam
bitumen optimum, kekuatan, kekakuan dan durabilitas RFB.

49
Beberapa hal perlu diperhatikan (lanjutan)
• Untuk mendapatkan nilai ITS yang seragam, tebal
hamparan RFB, jenis dan berat alat pemadat yang
digunakan harus diperhatikan.
• Kadar air pemadatan perlu menjadi perhatian
karena merupakan salah satu faktor penting dalam
pencampuran dan pemadatan RFB.
• Pembentukan foam bitumen pada alat sangat vital,
periksa secara kontinyu!

50
Hubungan deformasi dan lintasan (WTM)
Pembentukan aspal busa harus
baik !!!!!

• Pembentukan foam bitumen pada CMRFB


yang tidak merata dapat menyebabkan
ketidak homogenan campuran sehingga ikatan
campuran kurang dan kekuatan lemah.

52
Kondisi lapis perkerasan(CMRFB dibawah AC) dan
akibatnya apabila Foam B. tidak bekerja dengan baik.

Permukaan alur Permukaan baik

CMR Foam
Bitumen
53
Pelaksanaan CMRFB In place dan In plant
No Item In plant In place
1 Alat pencampur Unit Pencampur Foam Recycler
Bitumen
2 Pencampuran Unit produksi sentral Langsung di lapangan
3 Transportasi Perlu Tidak perlu
camp
4 Crushing Tidak Ya
5 Penyaringan Ya Tidak
6 Penambahan Dicampurkan Ditebarkan
bahan
7 Kecepatan ** ***
hamparan
8 Kualitas campuran *** **
9 Unit alat Milling Grader
penghampar Paver Vibro roller
Tandem PTR
TERIMA
KASIH
55

TEKNOLOGI COLD MIX RECYCLING


WITH FOAM BITUMEN(CMRFB)

Anda mungkin juga menyukai