Anda di halaman 1dari 79

PEMBAHASAN

DRAFT PEDOMAN
KETENTUAN PRAKTIS PENGUJIAN TANAH
DAN UJI PONDASI TIANG JEMBATAN
ALTERNATIF 1
(22-23 Februari 2016)
SUSUNAN ACARA

Senin, 22 Februari 2016


JAM KEGIATAN
09.30 – 10.00 Rehat Kopi
10.00 - 12.00 SESI I
Penyelidikan Geoteknik untuk Pondasi Tiang Jembatan
12.00 – 13.00 Isoma
13.00 – 14.00 LANJUTAN SESI I
Penyelidikan Geoteknik untuk Pondasi Tiang Jembatan
14.00 – 15.00 SESI II
Pondasi Tiang Jembatan
15.00 – 15.30 Rehat Kopi

15.30 – 17.30 LANJUTAN SESI II


Pondasi Tiang Jembatan
SUSUNAN ACARA

Selasa, 23 Februari 2016

JAM KEGIATAN
09.00 - 12.00 SESI III
Uji Pondasi Tiang Jembatan

12.00 – 13.00 Isoma

13.00 – 14.00 Kesimpulan Akhir


ALTERNATIF 2
(22 Februari 2016)
SUSUNAN ACARA

Senin, 22 Februari 2016

JAM KEGIATAN
09.00 – 09.30 Rehat Kopi
09.30 - 12.00 SESI I
Penyelidikan Geoteknik untuk Pondasi Tiang Jembatan

12.00 – 13.00 Isoma


13.00 – 15.00 SESI II
Pondasi Tiang Jembatan
15.00 – 15.30 Rehat Kopi
15.30 – 18.00 SESI III
Uji Pondasi Tiang Jembatan
18.00 – 19.00 Makan Malam
19.00 – 20.00 Kesimpulan Akhir
DAFTAR ISI DAN ACUAN
NORMATIF
DAFTAR ISI DRAFT PEDOMAN
 BAB I : PENDAHULUAN
 BAGIAN I
 BAB II : JEMBATAN DAN PONDASI
JEMBATAN DAN JEMBATAN
PONDASI JEMBATAN
 BAB III : PENYELIDIKAN LAPANGAN
 BAGIAN II
 BAB IV : PENGUJIAN
PENYELIDIKAN GEOTEKNIK LABORATORIUM

 BAGIAN III  BAB V : PONDASI TIANG PANCANG


PONDASI TIANG JEMBATAN  BAB VI : PONDASI TIANG BOR

 BAB VII : STATIC LOADING TEST


 BAGIAN IV  BAB VIII : PDA
UJI PONDASI TIANG JEMBATAN  BAB IX : PIT
 BAB X : SONIC LOGGING

 BAB XI : PENUTUP (PRODUK


PEKERJAAN)
DAFTAR ISI DRAFT PEDOMAN
5.7.3 Uji Dilatometer 42
1. Ruang Lingkup 1 5.7.4 Uji Dynamic Cone Parameter (Dcp) 42
2. Acuan Normatif 1 5.8 Jumlah Dan Jarak Titik Penyelidikan Lapangan 42
3. Istilah Dan Definisi 5 5.8.1 Jumlah Dan Jarak Titik Penyelidikan Lapangan Untuk
4. Jembatan Dan Pondasi Jembatan 8 Pondasi Dan Dpt 44
4.1 Jembatan 8 5.8.2 Jumlah Dan Jarak Titik Penyelidikan Lapangan Untuk
4.1.1 Bagian-Bagian Jembatan 8 Oprit Jembatan 45
4.1.2 Tipe-Tipe Jembatan 9 6. Penyelidikan Laboratorium 46
4.1.3 Bentang Jembatan 10 6.1 Sampel Tanah 47
4.1.3.1 Jembatan Dengan Bentang Pendek 10 6.1.1 Perlakuan Sampel Tanah Dari Lapangan Ke Laboratorium 47
4.1.3.2 Jembatan Dengan Bentang Menengah 11 6.1.2 Cara Mengambil Dari Tabung Untuk Sampel Uji Dilaboratorium 48
4.1.3.3 Jembatan Dengan Bentang Panjang 11 6.2 Indeks Propertis 49
4.2 Pondasi Jembatan 11 6.2.1 Kadar Air (Moisture Content) 49
4.2.1. Pondasi Telapak 12 6.2.2 Berat Jenis (Spesific Gravity) 50
4.2.2. Pondasi Sumuran 13 6.2.3 Berat Isi (Bulk Density) Dan Berat Isi Kering (Dry Density) 51
4.2.3. Pondasi Tiang Pancang 13 6.2.4 Uji Saringan (Grain Size Analysis) 52
4.2.4. Pondasi Tiang Bor 13 6.2.5 Uji Hidrometer (Hydrometer Test) 52
5. Penyelidikan Lapangan 14 6.2.6 Batas-Batas Atterberg (Atterberg Limits) 53
5.1 Tahapan Penyelidikan Lapangan 14 6.3 Uji Kuat Geser Tanah 56
5.1.1 Pengumpulan Data Terdahulu, Studi Literatur Dan 6.3.1 Uji Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression) 56
Peninjauan Lapangan 15 6.3.2 Uji Triaksial (Triaxial Unconsolidated Undrained) 57
5.1.2 Penyelidikan Utama 15 6.3.3 Uji Geser Langsung Unconsolidated Undrained (Direct Shear) 58
5.1.3 Penyelidikan Tambahan 15 6.4 Uji Konsolidasi 58
5.2 Sondir (Cone Penetrometer Test) 17 6.5 Uji Permeabilitas 59
5.2.1Alat-Alat 18 6.6 Uji Kompaksi 60
5.2.2Prosedur Uji Dan Hasil Uji Sondir 20 6.7 Uji Cbr 61
5.2.3Pengawasan Mutu Uji Sondir 20 6.8 Pengujian Laboratorium Untuk Jembatan 62
5.2.3.1 Pengawasan Alat Uji Sondir 20 7. Pondasi Tiang Pancang 63
5.2.3.2 Pengawasan Persiapan Pengujian 22 7.1 Pondasi Tiang Pancang 63
5.2.3.3 Pengawasan Prosedur Pengujian 22 7.2 Jenis Pondasi Tiang Pancang 66
5.2.3.4 Pengawasan Pembacaan Hasil Uji 23 7.2.1 Pondasi Tiang Kayu 66
5.3 Pemboran Teknik 24 7.2.2 Pondasi Tiang Baja 66
5.3.1Jenis Bor Teknik 24
7.2.3 Pondasi Tiang Beton 70
5.4 Uji Penetrasi Standar (Spt) 26
7.2.3.1 Pondasi Tiang Beton Pracetak 70
5.4.1 Alat-Alat 28
7.2.3.2 Pondasi Tiang Beton Pratekan 71
5.4.2 Prosedur Uji Dan Hasil Uji Spt 30
7.2.4 Pondasi Tiang Pancang Komposit 72
5.4.3 Pengawasan Mutu Uji Spt 30
7.3 Alat Pondasi Tiang Pancang 72
5.4.3.1 Pengawasan Persiapan Uji Spt 30
7.3.1 Leader 72
5.4.3.2 Pengawasan Prosedur Pengujian 31
7.3.2 Helmet 72
5.5 Pengambilan Sampel Tanah 32
5.5.1 Pengambilan Sampel Tanah Terganggu 35
7.3.3 Bantalan Palu 73
5.5.1.1 Tabung Laras Belah (Split Barrel) 33 7.3.4 Bantalan Tiang 73
5.5.1.2 Tabung Modifikasi California 33 7.3.5 Palu (Hammer) 73
5.5.2 Pengambilan Sampel Tanah Tak Terganggu 34 7.3.5.1 Drop Hammer 74
5.5.2.1 Tabung Dinding Tipis (Thin Wall Sampler) 34 7.3.5.2 Diesel Hammer 79
5.5.2.2 Tabung Piston 36 7.3.5.3 Jack In Pile 81
5.5.2.3 Tabung Pitcher 37 7.3.5.4 Vibratory And Sonic Power Driven Hammer 84
5.5.3 Alat-Alat 39 7.3.6 Ruyung (Follower) 85
5.5.4 Pengawasan Pengambilan Sampel Tanah 39 7.3.7 Prosedur Pemilihan Alat Pancang 85
5.5.4.1 Pengawasan Pengambilan Sampel Tanah 39 7.3.7.1 Berdasarkan Jenis Tanah 85
5.5.4.2 Pengawasan Penyimpanan Benda Uji Sampel 7.3.7.2 Berdasarkan Jenis Tiang Pancang 85
Tanah Tak Terganggu 40 7.4 Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang 89
5.6 Sumur Pit 40 7.5 Pengawasan Pembuatan Dan Pengujian Tiang Pancang 92
5.7 Penyelidikan Lapangan Lainnya 41 7.6 Kalendering (Final Set) Dan Dynamic Formula 99
5.7.1 Uji Geser Baling (Vane Shear Test) 41 7.6.1 Kalendering 99
5.7.2 Uji Pressuremeter 41 7.6.1.1 Alat-Alat Kalendering 99
7.6.1.2 Pelaksanaan Kalendering 99
DAFTAR ISI DRAFT PEDOMAN
7.6.1 Formula Dinamik 100 11.4 Analisis Dan Interpretasi Hasil Uji PIT 139
7.7 Proteksi Pondasi Jembatan Terhadap Scouring 101 11.5 Pengawasan Mutu Uji PIT 144
8. Pondasi Tiang Bor 102
8.1 Pondasi Tiang Bor 102 11.6 Jumlah Dan Penentuan Titik Uji PIT 144
8.2 Alat Pondasi Tiang Bor 110 12. Sonic Logging 145
8.3 Pelaksanaan Pondasi Tiang Bor 104 12.1 Sonic Logging 145
8.3.1 Pekerjaan Persiapan 104 12.2 Alat Uji Sonic Logging 146
8.3.2 Metode Pelaksanaan Pondasi Bored Pile 104 12.3 Pelaksanaan Uji Sonic Logging 147
8.3.3 Pekerjaan Bored Pile 106
8.4 Pengawasan Pondasi Tiang Bor 108 12.4 Analisis Dan Interpretasi Hasil Uji/Test Sonic Logging 148
8.5 Proteksi Pondasi Jembatan Terhadap Scouring 112 12.4.1 Sonic Amplitudo Log 149
9. Loading Test 113 12.4.2 Sonic Wavetrain Log 151
9.1 Loading Test Beban Tekan 114 12.5 Pengawasan Mutu Uji Sonic Logging 151
9.1.1 Pelaksanaan Uji Loading Tes Beban Tekan 114 12.6 Jumlah Dan Penentuan Titik Uji Sonic Logging 152
9.2.1.1 Prosedur Pembebanan 114
9.2.1.1.1 Prosedur Pembebanan Monotonik 114
9.2.1.1.2 Prosedur Pembebanan Siklik 114
9.2.1.1.3 Quick Load Test 115
9.2.1.1.4 Pembebanan Dengan Kecepatan Konstan 115
9.2.1.1.5 Swedish Cyclic Test Method 115
9.1.2 Analisis Dan Interpretasi Hasil Uji Loading Test 115
9.1.2.1 Metode Davisson 116
9.1.2.2 Chin’s Method 116
9.1.2.3 Metoda Mazurkiewich 117
9.1.3 Alat Uji Loading Test Beban Tekan 118
9.2 Loading Test Beban Lateral 120
9.2.1 Pelaksanaan Loading Test Beban Lateral 120
7.2.1.1 Prosedur Pembebanan 120
9.2.2 Analisis Dan Interpretasi Hasil Loading Test Beban Lateral 120
9.2.3 Alat Uji Loading Test Beban Lateral 120
9.3 Loading Test Beban Tarik 122
9.3.1 Pelaksanaan Uji Loading Test Beban Tarik 122
7.4.1.1 Prosedur Pembebanan 122
9.3.2 Analisis Dan Interpretasi Hasil Uji Loading Test
Beban Tarik 122
9.3.3 Alat Uji Loading Test Beban Tarik 122
9.4 Pengawasan Mutu Uji Loading Test 124
9.5 Jumlah Dan Penentuan Titik Uji Loading Test 125
9.6 Oterberg Cell Test (O-Cell Test) 126
9.6.1 Peralatan Pengujian O-Cell 127
10. PDA Test (Pile Driving Analysis Test) 129
10.1 PDA 129
10.2 Alat Uji PDA 130
10.3 Pelaksanaan Uji PDA 132
10.4 Analisis Dan Interpretasi Hasil Uji/Test PDA 133
10.4.1 Metode Capwap 133
10.4.2 Case Method 134
10.5 Refusal Dan Ultimate 134
10.5.1 Refusal 135
10.5.2 Ultimate 135
10.6 Pengawasan Mutu Uji 135
10.7 Jumlah Dan Penentuan Titik Uji PDA 136
11. PIT (Pile Integrity Test) 137
11.1 PIT (Pile Integrity Test) 137
11.2 Alat Uji PIT 137
11.3 Pelaksanaan Uji PIT 138
ACUAN NORMATIF
• SNI 03-1725-1989 : Tata Cara Pelaksanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya
• SNI 03-1738-1989 : Panduan Pengujian CBR Lapangan
• SNI 03-1744-1989 : Panduan Pengujian CBR Laboratorium
• SNI 03-1964-1990 : Metode Pengujian Berat Jenis Tanah
• SNI 03-1966-1990 : Metode Pengujian Batas Plastis Tanah
• SNI 03-2436-1991 : Metode Pencatatan dan Interpretasi Hasil Pemboran Inti
• SNI 03-2451-1991 : Spesifikasi Pilar dan Kepala Jembatan Sederhana Bentang 10 Meter dengan Pondasi Tiang
Pancang
• SNI 03-2827-1992 : Metode Pengujian Lapangan Dengan Alat Sondir
• SNI 03-342-1994 : Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah dengan Alat Hidrometer
• SNI 03-4804-1998 : Metode Pengujian Berat Isi dan Rongga Udara dalam Agregat
• SNI 03-4434-1997 : Spesifikasi Tiang Pancang Beton Pracetak Untuk Pondasi Jembatan, Ukuran (30 X 30, 35 X 35,
2
40 X 40) Cm Panjang 10-20 Meter Baja Tulangan BJ 24 Dan BJ 40
• SNI 03-6747-2002 : Tata Cara Perencanaan Teknis Pondasi Tiang Untuk Jembatan Departemen Pekerjaan Umum
(DPU)
• SNI 03-6795-2002 : Metode Pengujian Untuk Menentukan Jenis Tanah Ekspansif
• SNI 1742:2008 : Cara Uji Kepadatan Ringan untuk Tanah
• SNI 1976:2008 : Cara Koreksi Kepadatan Tanah yang Mengandung Butiran Kasar
• SNI 2436:2008 : Tata Cara Pencatatan dan Identifikasi Hasil Pengeboran Inti
• SNI 2451-2008 : Spesifikasi Pilar dan Kepala Jembatan Beton Sederhana Bentang 5 m Sampai dengan 25 m
Dengan Fondasi Tiang Pancang
• SNI 2813:2008 : Cara Uji Kuat Geser Langsung Tanah Terkonsolidasi dan Terdrainase
• SNI 3454:2008 : Tata Cara Pemasangan Instrumen Magnetos dan Pemantauan Pergerakan Vertikal Tanah
• SNI 4153-2008 : Cara Uji Penetrasi Lapangan Dengan SPT
ACUAN NORMATIF
• SNI 3967:2008 : Spesifikasi Bantalan Elastometer Tipe Polos dengan Tipe Berlapis untuk Perletakan Jembatan
• SNI 6424:2008 : Cara Uji Potensi Pengembangan atau Penurunan Satu Dimensi Tanah Kohesif
• RSNI T-02-2005 : Standar Pembebanan Untuk Jembatan
• RSNI T-03-2005 : Perencanaan Struktur Baja Untuk Jembatan
• RSNI T-12-2004 : Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan
• Pd T-03.2-2005-A : Penyelidikan Geoteknik Untuk Fondasi Bangunan Air
• Pt T-43-2000-A : Tata Cara Pelaksanaan Pekerjaan Tanah (Bagian 1 Keselamatan Dalam Pekerjaan Tanah)
• ASTM D1143 : Standard Method Of Testing Piles Under Static Axial Compressive Loads
• ASTM D1586 :Standard Test Method for Standarf Penetration Test (SPT) And Split-Barrel Sampling of Soils
• ASTM D-1587 : Standard Practice for Thin-Walled Tube Sampling of Soils for Geotechnical Purposes
• ASTM D-1883 : Standard Test Method for California Bearing Ratio (CBR) of Laboratory-Compacted Soils
• ASTM D2435 : Standard Test Method for One-Dimensional Consolidation Properties of Soil Using Incremental
Loading
• ASTM D2216 : Standard Test Methods for Laboratory Determination of Water (Moisture) Content of Soil and
Rock by Mass
• ASTM 2487 : Standard Practice for Classification of Soils for Engineering Purpose (Unifield Soil Classification
System
• ASTM 2488 : Standard Practice for Description and Identification of Soils (Visual-Manual Procedure)
• ASTM D2850 : Standard Test Method for Unconsolidated-Undrained Triaxial Compression Test on Cohesive
Soils
• ASTM D2974 : Standard Test Method for Moisture, Ash, and Organic Matter of Peat and Other Organic Soils
• ASTM 7765 : Standard Practice for Use of Foundry Sand in Structural Fill and Embankments
• ASTM D3441 : Standard Test Method for Mechanical Cone Penetration Tests of Soil
• ASTM D3689 :Method For Testing Individual Piles Under Static Axial Tensile Load
• ASTM D3966 : Standard Test Methods for Deep Foundations Under Lateral Load
ACUAN NORMATIF
• ASTM D3740 : Practice for Minimum Requirement for Agencies Engaged in Testing and/or Inspection of Soil
and Rock as Used in Engineering Design and Construction
• ASTM D4186 : Standard Test Method for One-Dimensional-Consolidation Properties of Saturated Cohesive
Soils Using Controlled-Strain Loading
• ASTM D4220 : Standard Practices for Preserving and Transporting Soil Sample
• ASTM D427 : Test Method for Shrinkage Factors of Soils by the Mercury Method
• ASTM D4318 : Standard Test Method for Liquid Limit, Plastic Limit, and Plasticity Index of Soils
• ASTM D4767 : Standard Test Method for Consolidated Undrained Triaxial Compression Test for Cohesive Soils
• ASTM D4943 : Standard Test Method for Shrinkage Factors of Soils by the Wax Method
• ASTM D4945 :Standard Test Method For High-Strain Dynamic Testing Of Deep Foundations
• ASTM D5778 : Standard Test Method of Electronic Friction Cone and Piezocone Penetration Testing of Soils
• ASTM D5882 :Standard Test Method For Low Strain Impact Integrity Testing Of Deep Foundations
• ASTM D6026 : Practice for Using Significant Digits in Geotechnical Data
• ASTM D-698 : Standard Test Method for Laboratory Compaction Characteristics of Soils Using Standard Effort
(12400 ft-lbf/ft3 (600 kN-m/m3))
• ASTM D6760 :Standard Test Method For Integrity Of Concrete Deep Foundations By Ultrasonic Crosshole
Testing
• ASTM 7383 : Standard Test Methods for Axial Compressive Force Pulse (Rapid) Testing of Deep Foundations
• ASTM 7949 : Standard Test Methods for Thermal Integrity Profiling of Concrete Deep Founddations
• ASTM D854 : Standard Test Method for Specific Gravity of Soil Solids by Water Pycnometer
• AASHTO LRFD :Bridge Design Spesification Vol.6
• BS EN 1997-1:2004 :Eurocode 7: Geotechnical Design
• BS 8004:1986 : Code Of Practice For Foundation”
• FHWA HI-98-032 : Load And Resistance Factor Design (LRFD) For Highway Bridge Substructures
JEMBATAN DAN PONDASI
JEMBATAN
JEMBATAN & PONDASI JEMBATAN

JEMBATAN
PANJANG BENTANG
Bentang Pendek 6 meter – 20 meter
Bentang Sedang 20 meter – 100 meter
Bentang Panjang > 100 meter
JEMBATAN & PONDASI JEMBATAN
PONDASI JEMBATAN
JENIS PONDASI JEMBATAN KEDALAMAN TANAH KERAS
Pondasi Telapak Tanah Keras Dangkal (± D < 4 m)
Pondasi Sumuran (Caisson) Tanah Keras Sedang (± D = 4-9 m)
Pondasi Tiang (Pancang dan Bor) Tanah Keras Dalam (± D > 9 m)
BAGIAN I
Penyelidikan Geoteknik untuk
Pondasi Tiang Jembatan
PENYELIDIKAN LAPANGAN
DIAGRAM ALIR PENYELIDIKAN LAPANGAN
Penyelidikan
Lapangan
SEBELUM SESUDAH

Studi Literatur,
Pengumpulan Data
Sekunder, Peninjauan
Lapangan

Penyelidikan Geoteknik

Sondir Mekanik Pemboran Teknik dan Undisturb Sample Uji Lapangan


atau Sondir Standard Penetration (UDS) dan Uji Langsung Lainnya
Elektrik Test (SPT) Sumur (Trial Pits) (Insitu Test)

Sesuai? Penyelidikan Tambahan

Tidak
Ya

Kondisi Pelapisan &


Parameter Tanah
Didapat

Selesai
PENYELIDIKAN LAPANGAN
UJI SONDIR (Cone Penetration Test, CPT)

Jenis Alat Sondir


• Sondir Mekanis (ASTM D3441)
• Sondir Listrik (ASTM D5778)

Kapasitas Alat Sondir


• Sondir Ringan, dengan kapasitas 0-250 kg/cm2 dan kedalaman max ± 30m
• Sondir Berat, dengan kapasitas 0-600 kg/cm2 dan kedalaman max ± 50m

Bagian Alat Sondir


• Konus dan Selimut (bidang) geser.
• Mesin pembeban (mekanik atau hidraulik) dan Manometer.
• Pipa dorong.
• Batang dalam.
• Alat bersertifikat dan terkalibrasi rutin.
PENYELIDIKAN LAPANGAN
PENGAWASAN UJI SONDIR
• Prosedur pelaksanaan dan hasil uji sondir mengacu pada SNI 2827:2008.
• Pelaksanaan uji sondir disupervisi oleh ahli geoteknik yang bersertifikat keahlian
geoteknik.
• Pelaksanaan uji sondir dilakukan oleh master sondir yang berpengalaman dan memiliki
sertifikat keahlian / keterampilan / pelatihan.
• Alat sondir dan kelengkapannya dalam kondisi baik dan bersertifikat (serifikat mutu alat).
• Alat sondir dan kelengkapannya terkalibrasi secara rutin (sertifikat kalibrasi alat).
• Dokumen data asli lapangan dilampirkan.
• Laporan di ttd ahli geoteknik dan bertanggung jawab.
• Perencana bertanggungjawab terhadap hasil penyelidikan geteknik

Pengawasan Kondisi Alat Uji Sondir Detail


pengawasan uji
Pengawasan Persiapan Pengujian Sondir sondir
diuraikan
Pengawasan Prosedur Pengujian Sondir
dalam bentuk
Pengawasan Pembacaan Hasil Uji Sondir tabel check list
PENYELIDIKAN LAPANGAN
PENGAWASAN UJI SONDIR
Tabel Check List Pengawasan Uji Sondir
PENYELIDIKAN LAPANGAN
PENGEBORAN TEKNIK
Pengeboran Manual Pengeboran Bilas Pengeboran Inti (Core
(Auger Boring) (Wash Boring) Drilling)

• Pengeboran tangan, • Tidak • Direkomendasikan


kedalaman direkomendasikan untuk penyelidikan
pengeboran untuk penyelidikan geoteknik.
dangkal. geoteknik. • Single, double, triple
barrel.
PENYELIDIKAN LAPANGAN
PENGAWASAN PENGEBORAN TEKNIK
• Pengeboran Bilas (Wash Boring) TIDAK direkomendasikan untuk digunakan dalam pengeboran
penyelidikan geoteknik.
• Pengeboran Manual/Pengeboran Tangan (Auger Boring) digunakan untuk pengeboran
penyelidikan geoteknik kedalaman dangkal.
• Pengeboran Inti (Core Drilling) direkomendasikan dan digunakan untuk pengeboran
penyelidikan geoteknik (single/double/triple barrel).
• Prosedur pelaksanaan, pencatatan dan interpretasi dari pengeboran inti (core drilling)
mengacu pada SNI 03-2436-1991.
• Kedalaman penghentian pemboran hingga tanah keras (4 kali berturut-turut nilai SPT lebih dari
50) dan harus lebih besar dari 40m dengan kriteria mengacu ke gambar (….akan dilengkapi
gambar).
• Pelaksanaan pengeboran teknik disupervisi oleh ahli geoteknik yang bersertifikat keahlian
geoteknik.
• Pelaksanaan pengeboran teknik dilakukan oleh master bor yang berpengalaman dan memiliki
sertifikat keahlian / keterampilan / pelatihan.
• Alat bor dan kelengkapannya dalam kondisi baik dan bersertifikat (sertifikat mutu alat).
• Dokumen data asli lapangan dilampirkan.
• Laporan di ttd ahli geoteknik dan bertanggung jawab.
• Perencana bertanggungjawab terhadap hasil penyelidikan geteknik
PENYELIDIKAN LAPANGAN
PENGAWASAN PENGEBORAN TEKNIK
PENYELIDIKAN LAPANGAN
PENGAWASAN PENGEBORAN TEKNIK
PENYELIDIKAN LAPANGAN
PENGAWASAN PENGEBORAN TEKNIK
PENYELIDIKAN LAPANGAN
UJI SPT (Standard Penetration Test)
Bagian Alat SPT

• Set mesin bor dan aksesorisnya.


• Split barrel sampler (diameter 50mm, panjang 500mm).
• Alat penahan (tripod).
• Palu dengan berat 63.5 kg dengan toleransi ± 1%.
• Mesin penarik Palu (mekanik atau hidraulik).
• Alat bersertifikat dan terkalibrasi rutin.

Prosedur Uji SPT


• Prosedur pelaksanaan dan hasil uji SPT mengacu pada SNI 4153:2008.
• Tinggi jatuh palu 760 mm dan palu jatuh dengan free falling (jatuh bebas) tanpa ada
hambatan sampai menumbuk.
• Interval pengujian SPT kurang lebih setiap 1.5-2 meter.
• Kedalaman bor+SPT hingga tanah keras (3-4 kali berturut-turut nilai SPT lebih dari 50) dan
minimal 30-40 meter.
• (4 kali berturut-turut nilai SPT lebih dari 50) dan harus lebih besar dari 40m dengan kriteria
mengacu ke gambar (….akan dilengkapi gambar).
PENYELIDIKAN LAPANGAN
PENGAWASAN UJI SPT
• Prosedur pelaksanaan dan hasil uji SPT mengacu pada SNI 4153:2008.
• Pelaksanaan uji SPT disupervisi oleh ahli geoteknik yang bersertifikat keahlian geoteknik.
• Pelaksanaan uji SPT dilakukan oleh master bor+SPT yang berpengalaman dan memiliki
sertifikat keahlian / keterampilan / pelatihan.
• Alat SPT dan kelengkapannya dalam kondisi baik dan sesuai dengan standard astm
• Alat SPT dan kelengkapannya terkalibrasi secara rutin (sertifikat kalibrasi alat).
• Dokumen data asli lapangan dilampirkan.
• Laporan penyelidikan tanah di ttd oleh ahli geoteknik yang bersertifikat ahli geoteknik yg
bertanggung jawab terhadap hasil penyelidikan tanah tsbt.
• Perencana bertanggungjawab terhadap hasil penyelidikan geteknik

Pengawasan Kondisi Alat Uji SPT


Detail
Pengawasan Persiapan Pengujian SPT pengawasan uji
SPT diuraikan
Pengawasan Prosedur Pengujian SPT dalam bentuk
tabel check list
Pengawasan Pembacaan Hasil Uji SPT
PENYELIDIKAN LAPANGAN
PENGAWASAN UJI SPT
Tabel Check List Pengawasan Uji SPT
Pekerjaan:
Lokasi:

No Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan


• Blok penahan sudah dipasang di pipa bor ya tidak
• Pipa bor sudah diberi tanda pada ketinggian
75 cm ya tidak
• Kedalaman lubang bor yang akan diuji sudah
Pekerjaan:
dibersihkan ya tidak
Lokasi:
• Split barrel sampler sudah dipasang di pipa
bor ya tidak
1 Persiapan
• Pipa bor pada ujung lainnya sudah No Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
disambungkan ya tidak •Interval pengujian diambil 2,0 m ya tidak

• Peralatan uji SPT masuk kedalam dasar • Tali pengikat palu sudah ditarik sampai pada
lubang bor sampai kedalaman yang diinginkan ya tidak tandan yang telah dibuat (sekitar 75 cm) ya tidak
• Batang bor sudah diberi tanda mulai dari 15 • Palu dilepas dan jatuh bebas menimpa
cm, 30 cm dan 45 cm ya tidak penahan ya tidak
•Dilakukan sampai penetrasi 15 cm pertama ya tidak

• Dihitung jumlah pukulan atau tumbukan N


pada penetrasi 15 cm yang pertama
ya tidak
1 Prosedur Pengujian
• Di ulangi 3 langkah diatas sampai pada
penetrasi 15 cm yang kedua dan ketiga
ya tidak
• Dicatat pukulan setiap penetrasi 15 cm ya tidak
• Jumlah pukulan pertama diabaikan (hanya
N2 + N3) ya tidak
• Nilai N sudah lebih besar daripada 50
ya tidak
• Penghitungan nilai N dilanjutkan sampai 3
kali kedalaman pertama ya tidak
PENYELIDIKAN LAPANGAN
PENGAMBILAN SAMPEL TANAH
Tanah Terganggu (DS)
Terganggu/tak Metode
Tabung Jenis tanah yang cocok
• Jenis tabung DS: terganggu penetrasi
Tabung laras belah Dipukul dengan
- Open Drive Sample Terganggu Pasir, lanau, lempung
(split- barrel) palu
- Tabung laras belah (split barrel)
Pasir, lanau, lempung dan Dipukul dengan
- Tabung modifikasi california Modified california Terganggu
kerikil hammer
Tekan Didorong secara
Tanah Tidak Terganggu (UDS) menerus(continous
Sebagian tak
Pasir, lanau dan lempung hidraulik dengan
terganggu
push) lining plastic
• Jenis tabung UDS: Tabung dinding Lempung, lanau, tanah
- Tabung dinding tipis (thin wall Didorong secara
tipis (thin-walled Tak terganggu berbutir kasar halus, pasir
sampler) mekanik
shelby tube) lempungan
- Tabung piston (Piston Sampler) Didorong secara
- Tabung pitcher (Pitcher Sampler) Piston Tak terganggu Lanau dan lempung
hidraulik
• Alat pengambilan UDS: Lempung kaku sampai
- Tabung UDS keras, lanau, pasir, batuan
Rotasi dan
- Lilin paraffin Pitcher Tak terganggu lapuk sebagian dan tanah
tekanan hidraulik
- Plastik pembungkus dan label berbutir kasar beku atau
- Box penyimpan yg dilengkapi terisi lilin
dengan busa.
PENYELIDIKAN LAPANGAN
PENGAWASAN
PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN UDS
• Prosedur pelaksanaan pengambilan dan penyimpanan sampel tanah tidak terganggu
(UDS) mengacu pada ASTM D-1587-83.
• Pelaksanaan pengambilan dan penyimpanan sampel tanah disupervisi oleh ahli
geoteknik yang bersertifikat keahlian geoteknik.
• Pelaksanaan pengambilan dan penyimpanan sampel tanah dilakukan oleh master
bor yang berpengalaman dan memiliki sertifikat keahlian / keterampilan / pelatihan.
• Tabung UDS dan kelengkapannya dalam kondisi baik dan bersertifikat (serifikat mutu
tabung (dimensi dan material)). Sesuai dgn standard astm
• Interval pengambilan UDS kurang lebih setiap 5 meter dan setiap lapisan tanah.
• Core box disimpan di lapangan selama periode konstruksi (khususnya utk jembatan
khusus)

Detail pengawasan pengambilan


Pengawasan Pengambilan Sampel Tanah
dan penyimpanan sampel tanah
Pengawasan Peyimpanan Sampel Tanah diuraikan dalam bentuk tabel
check list
PENYELIDIKAN LAPANGAN
PENGAWASAN
PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN UDS
Tabel Check List Pengawasan Pengambilan dan Penyimpanan Sampel Tanah
Pekerjaan:
Lokasi:

No Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan


• Tabung tidak penyok (dalam kondisi baik)
ya tidak
• Lubang bor tidak mengalami hambatan sebelum
pengambilan sampel ya tidak
• Penekanan dalam kecepatan konstan untuk tanah
1 Pengambilan Tanah lunak-sedang ya tidak
• Penekanan dalam satu kali dorongan untuk tanah
lunak-sedang ya tidak
• Pemukulan tabung dilakukan untuk tanah sedang
dan lengket ya tidak
• Penetrasi tabung ≤ 6x diameter tabung untuk tanah
sedang dan lengket ya tidak

Pekerjaan:
Lokasi:

No Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan


•Tabung ditutup dengan lilin parafin ya tidak
• Disimpan ditempat teduh ya tidak
• Tabung diberi label ya tidak
•Tabung dibungkus busa selama pengangkutan ya tidak
1 Penyimpanan Benda Uji
• Penyimpanan dilakukan dalam kondisi tegak dan
ruangan yang sejuk ya tidak

• Pengujian laboratorim dilakukan segera


ya tidak
PENYELIDIKAN LAPANGAN
JUMLAH DAN LOKASI TITIK SONDIR UNTUK PONDASI
SEBELUM
Jumlah dan Lokasi Titik Sondir
Keterangan
No Bentang Jembatan Pondasi dan DPT

 1-2 Titik
1 Pendek (<20 m)  25-50 meter Menyesuaikan dengan kebutuhan dan tergantung dari kondisi geologi setempat
 Setiap lokasi abutment dan pilar

 2-3 Titik
2 Sedang (20-100 m)  25-50 meter Menyesuaikan dengan kebutuhan dan tergantung dari kondisi geologi setempat
 Setiap lokasi abutment dan pilar

 3-4 Titik
3 Panjang (>100 m)  25-50 meter Menyesuaikan dengan kebutuhan dan tergantung dari kondisi geologi setempat
 Setiap lokasi abutment dan pilar
SESUDAH
Jumlah dan Lokasi Titik Sondir
Keterangan
No Bentang Jembatan Pondasi dan DPT

• Menyesuaikan dengan kebutuhan dan tergantung dari kondisi geoteknik setempat.


 Setiap l okasi a butment dan pilar • Titik uji sondir diletakan menyebar pada lokasi abutment dan pilar.
1 Pendek (6-20 m)  1 Ti ti k untuk l ebar jembatan 7 meter • Jika medan sulit atau titikuji sondir mentok maka titik dapat bergeser sekitar 3 meter dari
 2 Ti ti k untuk l ebar jembatan 14 meter koordinat awal dengan persetujuan pengawas ahli geoteknik.
• Jika titik uji sondir mentok maka disarankan dilakukan pengeboran teknik dan uji spt.

• Menyesuaikan dengan kebutuhan dan tergantung dari kondisi geoteknik setempat.


 Seti ap l okasi a butment dan pilar • Titik uji sondir diletakan menyebar pada lokasi abutment dan pilar.
2 Seda ng (20-100 m)  1 Ti tik untuk l ebar jembatan 7 meter • Jika medan sulit atau titikuji sondir mentok maka titik dapat bergeser sekitar 3 meter dari
 2 Ti tik untuk l ebar jembatan 14 meter koordinat awal dengan persetujuan pengawas ahli geoteknik.
• Jika titik uji sondir mentok maka disarankan dilakukan pengeboran teknik dan uji spt.

• Menyesuaikan dengan kebutuhan dan tergantung dari kondisi geoteknik setempat.


 Setiap l okasi a butment dan pilar • Titik uji sondir diletakan menyebar pada lokasi abutment dan pilar.
3 Pa nja ng (>100 m)  1 Ti ti k untuk l ebar jembatan 7 meter • Jika medan sulit atau titikuji sondir mentok maka titik dapat bergeser sekitar 3 meter dari
 2 Ti ti k untuk l ebar jembatan 14 meter koordinat awal dengan persetujuan pengawas ahli geoteknik.
• Jika titik uji sondir mentok maka disarankan dilakukan pengeboran teknik dan uji spt.
PENYELIDIKAN LAPANGAN
JUMLAH DAN LOKASI TITIK SONDIR UNTUK OPRIT
SEBELUM
Jumlah dan Lokasi Titik Sondir
Keterangan
No Tinggi Oprit Oprit
 1-2 Titik Menyesuaikan dengan kebutuhan dan
1 Rendah
 50-100 meter tergantung dari kondisi geologi setempat
 2-3 Titik Menyesuaikan dengan kebutuhan dan
2 Sedang
 50-100 meter tergantung dari kondisi geologi setempat
 3-4 Titik Menyesuaikan dengan kebutuhan dan
3 Tinggi
 50-100 meter tergantung dari kondisi geologi setempat

SESUDAH
Jumlah dan Lokasi Titik Sondir
Keterangan
No Tinggi Timbunan Oprit
• Menyesuaikan dengan kebutuhan dan tergantung dari kondisi geoteknik setempat.
 Setiap interval 25 meter • Ji ka medan sulit a tau titik uji s ondir mentok maka titik dapat bergeser sekitar 3 meter dari
1 Rendah
dan minimal 1 titik koordinat awal dengan persetujuan pengawas a hli geoteknik.
• Ji ka titik uji sondir mentok maka disarankan dilakukan pengeboran teknik dan uji spt.

• Menyesuaikan dengan kebutuhan dan tergantung dari kondisi geoteknik setempat.


 Setiap interval 25 meter • Ji ka medan sulit a tau titik uji s ondir mentok maka titik dapat bergeser sekitar 3 meter dari
2 Sedang
dan minimal 2 titik koordinat awal dengan persetujuan pengawas a hli geoteknik.
• Ji ka ti tik uji sondir mentok maka disarankan dilakukan pengeboran teknik dan uji spt.

• Menyesuaikan dengan kebutuhan dan tergantung dari kondisi geoteknik setempat.


 Setiap interval 25 meter • Ji ka medan sulit a tau titik uji s ondir mentok maka titik dapat bergeser sekitar 3 meter dari
3 Tinggi
dan minimal 3 titik koordinat awal dengan persetujuan pengawas a hli geoteknik.
• Ji ka ti tik uji sondir mentok maka disarankan dilakukan pengeboran teknik dan uji spt.
PENYELIDIKAN LAPANGAN
JUMLAH DAN LOKASI TITIK BOR+SPT UNTUK PONDASI
SEBELUM
Jumlah dan Jarak Titik Bor (SPT+UDS)
Keterangan
No Bentang Jembatan Pondasi dan DPT
 0-1 Titik
Menyesuaikan dengan kebutuhan dan
1 Pendek (6-20 m)  25-50 meter
tergantung dari kondisi geologi setempat
 Setiap lokasi abutment dan pilar
 1 Titik
Menyesuaikan dengan kebutuhan dan
2 Sedang (20-100 m)  25-50 meter
tergantung dari kondisi geologi setempat
 Setiap lokasi abutment dan pilar
 1-2 Titik
Menyesuaikan dengan kebutuhan dan
3 Panjang (>100 m)  25-50 meter
tergantung dari kondisi geologi setempat
 Setiap lokasi abutment dan pilar
SESUDAH
Jumlah dan Jarak Titik Bor+SPT
Keterangan
No Bentang Jembatan Pondasi dan DPT
• Menyes uaikan dengan kebutuhan dan tergantung dari kondisi
 Setiap lokasi abutment dan pilar geoteknik s etempat.
1  Pendek (6-20 m)  1 Titik untuk lebar jembatan 7 meter • Ti ti k bor+spt diletakan menyebar pada l okasi a butment dan pilar.
 1 Titik untuk lebar jembatan 14 meter • Ji ka medan sulit ma ka titik dapat bergeser s ekitar 3 meter da ri
koordi nat a wal dengan persetujuan pengawas a hli geoteknik.
• Menyes uaikan dengan kebutuhan dan tergantung dari kondisi
 Setiap lokasi abutment dan pilar geoteknik s etempat.
2  Sedang (20-100 m)  1-2 Titik untuk lebar jembatan 7 meter • Ti ti k bor+spt diletakan menyebar pada l okasi a butment dan pilar.
 1-2 Titik untuk lebar jembatan 14 meter • Ji ka medan sulit ma ka titik dapat bergeser s ekitar 3 meter da ri
koordi nat a wal dengan persetujuan pengawas a hli geoteknik.
• Menyes uaikan dengan kebutuhan dan tergantung dari kondisi
 Setiap lokasi abutment dan pilar geoteknik s etempat.
3  Panjang (>100 m)  2-3 Titik untuk bentang 100-200 meter • Ti tik bor+spt diletakan menyebar pada l okasi a butment dan pilar.
 4 Titik untuk bentang lebih dari 200 meter • Ji ka medan sulit ma ka titik dapat bergeser s ekitar 3 meter da ri
koordi nat a wal dengan persetujuan pengawas a hli geoteknik.
PENYELIDIKAN LAPANGAN
JUMLAH DAN LOKASI TITIK BOR+SPT UNTUK OPRIT
SEBELUM
Jumlah dan Jarak Titik Bor dan SPT
Keterangan
No Tinggi Oprit Oprit
 0-1 Titik Menyesuaikan dengan kebutuhan dan
1 Rendah
 50-100 meter tergantung dari kondisi geologi setempat
 1 Titik Menyesuaikan dengan kebutuhan dan
2 Sedang
 50-100 meter tergantung dari kondisi geologi setempat
 1-2 Titik Menyesuaikan dengan kebutuhan dan
3 Tinggi
 50-100 meter tergantung dari kondisi geologi setempat

SESUDAH
Jumlah dan Jarak Titik Bor+SPT
Keterangan
No Tinggi Timbunan Oprit
• Menyesuaikan dengan kebutuhan dan tergantung dari kondisi geoteknik setempat.
 Setiap interval 25 meter • Jika medan sulit atau titik uji sondir mentok maka titik dapat bergeser sekitar 3 meter dari
1 Rendah koordinat awal dengan persetujuan pengawas ahli geoteknik.
dan minimal 1 titik • Menggunakan hand boring jika tanah dasar bukan tanah lunak.
• Menggunakan bor teknik jika tanah dasar merupakan tanah lunak.
• Menyesuaikan dengan kebutuhan dan tergantung dari kondisi geoteknik setempat.
 Setiap interval 25 meter • Jika medan sulit atau titik uji sondir mentok maka titik dapat bergeser sekitar 3 meter dari
2 Sedang koordinat awal dengan persetujuan pengawas ahli geoteknik.
dan minimal 2 titik • Menggunakan hand boring jika tanah dasar bukan tanah lunak.
• Menggunakan bor teknik jika tanah dasar merupakan tanah lunak.
• Menyesuaikan dengan kebutuhan dan tergantung dari kondisi geoteknik setempat.
 Setiap interval 25 meter • Jika medan sulit atau titik uji sondir mentok maka titik dapat bergeser sekitar 3 meter dari
3 Tinggi koordinat awal dengan persetujuan pengawas ahli geoteknik.
dan minimal 3 titik • Menggunakan hand boring jika tanah dasar bukan tanah lunak.
• Menggunakan bor teknik jika tanah dasar merupakan tanah lunak.
PENGUJIAN LABORATORIUM
PENGAWASAN
PENGAMBILAN SAMPEL UJI DARI TABUNG UDS
Tabel Check List Pengawasan Pengambilan Sampel Uji Dari Tabung UDS
Pekerjaan:
Lokasi:

No Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan


• Sampel tanah tertutup plastik
ya tidak

• Sampel tanah disusun didalam peti yang terbuat


1 Perlakuan Sampel Tanah dari kayu dengan tumpukan maksimum 4 buah
ya tidak

• Bagian dasar peti diberi pelindung seperti gabus


atau bahan lain untuk mengurangi getaran
ya tidak
Pekerjaan:
Lokasi:

No Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan


•Segel lilin pada ujung atas sudah dibuka ya tidak
• Jarak antara ujung tabung dengan sampel tanah
sudah diukur dan dicatat ya tidak
• Lilin pada ujung bawah tabung sudah dibuka ya tidak

•Sudah diukur dan dicatat massa tabung dan tanah


Pengambilan Tanah dari
1 ya tidak
Tabung
• Sampel diletakkan pada alat pengeluar sampel
vertikal (vertical extruder) dengan ujung atasnya
terletak pada bagian paling atas ya tidak
• Sampel dipotong sesuai dengan panjang yang
dibutuhkan untuk pengujian ya tidak
• Contoh yang telah dipotong diberi tanda ya tidak
PENGUJIAN LABORATORIUM

Uji Indeks Properties Uji Kuat Geser Tanah


• Kadar Air ASTM D-2216-92 • Uji Kuat Tekan Bebas ASTM D-2166

• Berat Jenis ASTM D-654-92 • Uji Triaksial


ASTM D-2850-97 & D-
4767-88
• Berat Isi dan Berat Isi Kering ASTM D-2049
• Uji Geser Langsung ASTM D-3080
• Uji Saringan ASTM D-1140-00 & D-422-63

• Uji Hidrometer ASTM D-422


• Batas-Batas Atterberg ASTM D-4318-93 & D-427

Uji Konsolidasi ASTM D-2435-91

Uji Permeabilitas ASTM D-2434 & D-5084

Uji Kompaksi ASTM D-698-00a & D-1557

Uji CBR ASTM D-1883-99


PENGUJIAN LABORATORIUM
JENIS UJI LABORATORIUM UNTUK OPRIT DAN JEMBATAN
Pengujian Laboratorium
Oprit
Pondasi dan DPT
Tanah dasar Oprit Timbunan dan Lereng Oprit
Pengujian
Bentang Bentang Bentang
Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi
Pendek Sedang Panjang

Indeks Properties + + + + + + + + +
Uji Kuat Tekan Bebas   +   +   +
Uji Triaksial (Uji UU, uji CU)
  +   +   +

Uji Geser Langsung   +   +   +


Uji Konsolidasi   +  + + - - -
Uji Permeabilitas   +   + - - -
Uji Kompaksi - - - - - - + + +
Uji CBR - - - - - - + + +
• Banyaknya dan jenis pengujian laboratorium •(+) = Perlu dilakukan
akan bervariasi untuk setiap kondisi.
• Pengujian Indeks Properties secara lengkap
•() = Menyesuaikan kebutuhan
disarankan dilaksanakan pada semua kondisi. •(-) = Boleh tidak dilakukan
BAGIAN II
Pondasi Tiang Jembatan
PONDASI TIANG PANCANG

• Pondasi Tiang Kayu


Jenis Pondasi Tiang Pancang
• Pondasi Tiang Baja
• Pondasi Tiang Beton Pracetak dan Pratekan Pracetak
• Pondasi Tiang Komposit

• Drop Hammer
Alat Pondasi Tiang Pancang
• Diesel Hammer
• Vibratory Hammer
• Hydraulic Hammer
PONDASI TIANG PANCANG

Diagram Alir Pemilihan


Alat Pancang
Berdasarkan Jenis
Pondasi Tiang
PONDASI TIANG PANCANG

Diagram Alir Pemilihan


Alat Pancang
Berdasarkan Jenis
Tanah
PONDASI TIANG PANCANG
PELAKSANAAN PONDASI TIANG PANCANG

- Jika digunakan 2 titik dalam pengangkatan maka jarak sebesar L/5 dari masing-masing ujung tiang.
- Jika digunakan 1 titik, momen lentur terkecil pada ± WL/22 yaitu pada posisi 3L/10.
PONDASI TIANG PANCANG
PELAKSANAAN PONDASI TIANG PANCANG

Pengangkatan tiang
pancang oleh alat Tiang pancang
pemancang diluruskan

memasukkan tiang
pancang ke dalam kemiringan di cek
alat pemancang
dengan water pass
PONDASI TIANG PANCANG
TIPIKAL UKURAN TIANG PANCANG
Tipikal Tiang Beton Pracetak (Segitiga)
Tipikal Tiang Baja (Tiang Pipa)

Tipikal Tiang Beton Pracetak (Kotak)

Tipikal Tiang Baja (Profil H)

Tipikal Dimensi

Tipikal Pipa Beton Pratekan (Spun Pile)


PONDASI TIANG PANCANG
HAMMER
Keuntungan dan Kerugian Drop Hammer Keuntungan dan Kerugian Single Acting Hammer

Keuntungan dan Kerugian Double Acting Hammer


PONDASI TIANG PANCANG
HAMMER
Spesifikasi Alat Single Acting Hammer
Spesifikasi Alat Double Acting Hammer dan Differential
Tipe
Massa dari Energi Tingkat Pemukulan Hammer
Buatan Ram Pukulan Maksimum
(kg) (m/kg) (Pukulan per menit) Massa dari Energi Tingkat Pemukulan
Tipe
MRB180 2000 2560 50 Jenis Alat Buatan Ram Pukulan Maksimum

Menck MRB270 3000 3150 50 (kg) (m/kg) (Pukulan per menit)


(W. Jerman) MRB500 5000 6250 50 500N 91 165 330
MRB1000 10000 12500 50 600N 227 415 250
BSP (USA)
2 1360 1000 70 700N 385 650 225
Double
Vulcan 1 2270 2070 60 1100 2270 2650 95
Acting
(USA) 010 4540 4490 50 SB80 270 400 205
Hammer
030 13610 12440 55 Menck SB180 600 945 150
- 2540 3425 50 (Germany) SB270 870 1410 130
BSP
- 3050 4110 50 SB400 1300 2170 115
International
- 5080 6850 50 18C 816 500 150
(UK)
- 10160 13700 50 Differential Vulcan 80C 3630 3370 111
Hammer (USA) 140C 6350 4970 103
400C 18140 15660 100
PONDASI TIANG PANCANG
DIESEL HAMMER
Tipikal Alat Diesel Hammer Keuntungan dan Kerugian
Energi Tingkat Pemukulan
Tipe Massa dari Ram Jenis Keuntungan Kerugian
Buatan Pukulan Maksimum
Tidak memerlukan sumber Tidak dapat digunakan sebagai
(kg) (N-m) (Pukulan per menit)
D12 1250 31000 40-60
energi luar. Pile extractor.

Delmag D22 2700 55000 40-60 Dalam pemancangan lunak,


Berat yang ringan dan mudah
(Jerman) D30 3000 33000-75000 39-60 dapat mogok akibat rebound
dipindahkan.
D36 3600 42000-102000 37-53 yang tidak mencukupi.
K13 1300 37000 40-60 Langkah panjang dalam
Kobe K25 2500 75000 39-60
Single Acting Diesel Hammer Biaya operasi yang rendah. pemukulan dapat menyebabkan
(Jepang) K35 3500 105000 39-60
retak tension pada tiang beton.
K45 4500 135000 39-60
Untuk palu dengan sistem
M14 1350 36000 42-60 Mudah dioperasikan pada
Mitsubishi M23 2295 160000 42-60 pembakaran atomisasi, sistem
cuaca dingin.
(Jepang) M33 3290 88500 40-60 pembakarannya sangat rumit.
M43 4290 116000 40-60 Frekuensi pukulannya rendah
(40-60 pukulan per menit)
Berat palu relatif lebih berat
Tidak memerlukan sumber
dibandingkan dengan single
energi luar.
acting diesel hammer.
Double Acting Diesel Hammer
Frekuensi pukulan tinggi (80 Sistem pembakaran atomisasi
pukulan per menit) dapat menyulitkan untuk
penggunaan.
PONDASI TIANG PANCANG
VIBRATORY DAN HYDRAULIC HAMMER
Spesifikasi Teknis
Hydraulic Jacked Pilling System

Tipe Tiang yang Tipe Tiang yang


Kapasitas Alat Digunakan Digunakan
Tipe Alat
(Ton)
(Persegi, mm) (Spun Pile)

YZY80T 80 150, 170, 200 NA

150, 170, 200,


YZY250T 250 250, 300, 350, 400
230, 250, 300, 350

YZY60T 600
Spesifikasi Alat Pile Vibrators
250, 300, 350,
250, 300,350,400
400,450, 500, 600
YZY800T 800 Tipe Massa Frekuensi Kekuatan Minimum
Buatan
(kg) (Hz) (KVA)
6.5-30 900 50 35
Menck
22-30 2200 50 125
(Germany)
44-15/30 5400 25-50 250
KM2-2000A 2565 18-21 37
VM2-4000A 3558 14-18 60
Tomen (Jepang)
VM2-5000 4887 18-30 90
VM2-25000 7400 10 150
Vibro Mac 5 18-30 4940 220
(Italia) 12 10-16 6100 220
PONDASI TIANG PANCANG
BERAT HAMMER
Berat Hammer

Persamaan Untuk Menentukan


Tinggi Palu Berdasarkan Jenis Palu dan
Tiang

• Tiang pancang dengan berat sampai 7.5 ton perbandingan penumbuk dengan tiang minimum dua pertiga.
• Tiang 7.5 sampai 12 ton perbandingan penumbuk dengan tiang minimum satu perdua.
• Untuk tiang baja berat palu dapat dua kali berat tiang
• Untuk diesel hammer, Berat Palu = (Berat Tiang x 0,5) + 500 kg
PONDASI TIANG PANCANG
BERAT HAMMER

Berat Hammer untuk Tiang Miring


PONDASI TIANG PANCANG
Formulir Pengawasan Pekerjaan Tiang Pancang
No. Gambar Referensi: 1. persetujuan direksi ya tidak
No. Gambar Kerja: 2. umur beton saat pengujian ………….hari
Pekerjaan: 3. peralatan digunakan sesuai tidak sesuai
Lokasi: 4. kapasitas alat kerja sesuai sesuai tidak sesuai
5. alat kerja dalam kondisi baik ya tidak
6. lokasi tiang uji ……………………….
No Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
7. nomor tiang yang diuji ………………………
tidak
1. gambar kerja lengkap lengkap
8. beban rencana …………………….KN
2. ada program terinci untuk pemancangan ya tidak 9. waktu pengujian …./…./20…. jam: ……..
3. ada rumus pemancangan dan kapasitas waktu beban penurunan
ya tidak
tiang (menit) (ton) (mm)
1 Persiapan 10. pembebanan
4. ada metode penyambungan tiang ya tidak
5. ada sertifikat tiang pancang ya tidak
6. ada usulan pengujian tiang ya tidak
waktu
7. ada contoh tiang pancang ya tidak pengujian pembebanan lendutan (mm)
8. data tiang pancang lengkap ya tidak 7 (menit)
(Loading Test) 11. lendutan
1. alat pancang
-jenis ……………………………..
-kapasitas …………………………………..
2 Peralatan 12. penurunan total sesuai tidak sesuai
- berat palu ………………………….ton
2. alat ukur tekanan ada tidak ada 13. penurunan permanen sesuai tidak sesuai
3. alat ukur elevasi ada tidak ada 14. pembersihan setelah pembebanan ya tidak sesuai
1. jumlah tiang uji ………..buah 15. laporan pengujian pembebanan ada tidak ada
2. lokasi pengujian ……………………………. 16. statisifikasi lapisan tanah ada tidak ada
3 pengujian tiang (test pile)
3. kedalaman hasil pengujian ………..m 17. kurva kalibrasi alat pengukur tekanan ada tidak ada
4. dilakukan evaluasi hasil pengujian ya tidak 18. gambar diameter piston dongkrak ada tidak ada
1. ada sertifikat hasil pengujian ada tidak ada
19. grafik pengujian (x=beban), y=penurunan ada tidak ada
4 pemesanan dan pembelian 2. jumlah tiang yang dipesan ………..buah
20. tabel pembacaan alat ada tidak ada
3.tanggal pembelian …./…./20…..
1. elevasi kepala tiang dibawah tanah dasar …………….m 21. pergeseran kepala tiang sesuai tidak sesuai
2. dilakukan penggalian ya tidak 22. kemiringan …………………………..permeter
3. perlindungan kepala tiang ya tidak 23. kelengkungan …………………………………..
5 penumbukan tiang
4. tinggi jatuh palu ……………..m 1. dilakukan pengupasan ya tidak
5. energi total alat pancang ………………..kgm per pukulan 2. rata-rata panjang sisa kepala tiang …………………………….cm
6. jumlah tiang per lubang ……………buah 8 pemotongan kepala tiang
7. posisi tiang ………………….
3. proses pemotongan dilakukan dengan benar ya tidak
8. perpanjangan tiang ………………….m
4. penambahan penjangkaran ada tidak ada
1. permukaan sambungan dibersihkan ya tidak
1. perbaikan tiang yang cacat ya tidak
ya tidak 9 perbaikan pekerjaan 2. penarikan kembali tiang yang rusak ya tidak
2. metode penyambungan sesuai persyaratan
6 penyambungan tiang
3. alat kerja dalam kondisi baik ya tidak 3. pemancangan tiang pengganti ya tidak
4. proses penyambungan dilakukan dengan keselamatan dan kesehatan
ya tidak 10 1. peralatan K3 ada tidak
benar kerja (K3)
PONDASI TIANG PANCANG
KALENDERING
Alat

• Spidol
• Kertas milimeterblock dan Selotip
• Kayu pengarah spidol agar selalu pada
posisinya

Pelaksanaan Kalendering

• saat kalendering telah ditentukan, dihentikan Rumus Formula Dinamik


pemukulan oleh hammer Formula SF
• memasang kertas miliometer blok pada tiang
pancang menggunakan selotip Hiley 2-3
• memasang spidol yang ditumpu pada kayu, Danish 3-6
• menjalankan pukulan setelah 10 pukulan Janbu 3-6
kertas milimeter diambil
• tahap ini dilakukan 2-3 kali agar memperoleh Modified ENR 4-6
grafik yang bagus. Eytelwein 6
PONDASI TIANG BOR

Pekerjaan Pondasi Tiang Bor • Pekerjaan Persiapan


• Pekerjaan Pemboran + StabilisasiLubang +
Pembersihan Lubang
• Pekerjaan Penulangan
• Pekerjaan Pengecoran
• Pelerjaan Pile Cap

Metoda Pelaksanaan Pondasi Tiang Bor • Metoda Kering


• Metoda Wet/Slurry
• Metoda Casing
Tipikal Dimensi Tiang Bor
PONDASI TIANG BOR
Metode Pengerjaan Tiang Bor
PONDASI TIANG BOR
Pengujian Lubang Bor

Alat-Alat Koden Test

• Winch Unit
• Recorder Unit

Prosedur Pengujian
Hasil Koden Test
– Pastikan sekitar lubang bor steril agar alat uji
dapat mengakses ke dalam lubang bor » Data profil sepanjang lubang bor
– Tempatkan winch unit tepat diatas lubang
» Kemiringan rata-rata lubang
bor atau diatas casing baja. Pastikan posisi
sensor tepat di tengah lubang » Data lokasi yang memiliki
– Turunkan sensor kebawah lubang yang sudah kegagalan, seperti terjadi
terpasang bentonite dan tahan sensor pada
kedalaman setiap 1 sampai 1,5 m
pengurangan diameter atau
– Tarik kembali sensor dan ulangi. dinding lubang yang runtuh.
» Data kedalaman lubang
PONDASI TIANG BOR
Formulir Pengawasan Pekerjaan Pondasi Tiang Bor
No. Gambar Referensi:
1. ketinggian pengecoran dari elevasi yang
No. Gambar Kerja: ………………..cm
Pekerjaan: akan dipotong
Lokasi:
Penyempurnaan Kepala Tiang 2. beton yang lepas kelebihan dan lemah
5 ya tidak
Bor dikupas dari bagian puncak tiang bor
No Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
tidak
1. peralatan pengeboran 3. baja tulangan tertinggal memiliki panjang
lengkap lengkap ya tidak
2. beton sesuai tidak yang cukup
3. baja tulangan sesuai tidak
4. stacking out sesuai tidak 1. perbaikan terhadap cacat pada tiang bor ya tidak
5. gambar kerja ada tidak
1 Persiapan
6. metode pelaksanaan ada tidak
6 Perbaikan pekerjaan
2. perbaikan terhadap hasil diluar toleransi ya tidak
7. jalan alih sementara ada tidak
8. perhitungan rancangan ada tidak
9. dilakukan penyimpanan contoh bahan yang
digali untuk tiang bor pada tiang bor pertama ya tidak
pada tiap kelompok keselamatan dan kesehatan
1. penetrometer …………………………….. 7 1. peralatan K3 ya tidak
2 Peralatan 2. jenis ………………………………….. kerja (K3)
3. kapasitas …………………………
1. kedalaman pemboran ……………….m
2. diameter pemboran …………………m
3. alat bor dalam kondisi baik ya tidak
4. pengujian penetrometer dilakukan selama
ya tidak
pemboran
3 Pemboran
5. ketinggian casing dibawah permukaan
………..m
beton
6. lubang dibersihkan dari material lepas ya tidak
7. lubang ditutup selama pengecoran ya tidak
8. waktu pemboran …/…../20….. Jam….
1. pekerjaan dilakukan setelah ada
ya tidak
persetujuan direksi
sesuai
2. penulangan tidak sesuai
3. pengecoran sesuai
tidak sesuai
4. waktu pengecoran …/…../20….. Jam….
5. kontrol terhadap muka air tanah ya tidak
6. pengecoran dibawah air/lumpur ya tidak
7. pembersihan bahan lunak dan bahan lepas
dari lokasi pengecoran ya tidak
4 Penulangan dan Pengecoran
8. kondisi alat tremi baik kurang
9. pipa tremi ada tidak ada
10. diameter pipa tremi ………………cm
11. kepala corong ada tidak ada
12.kedap air ya tidak
13. pipa tremi diperpanjang sedikit dibawah
permukaan beton baru sedikit diatas ya tidak
permukaan lumpur/air
14. pipa tremi selalu penuh dengan beton baru ya tidak
15. diberikan sumbat didepan beton yang
ya tidak
dimasukkan pertama kali
BAGIAN III
Uji Pondasi Tiang Jembatan
UJI PONDASI TIANG JEMBATAN

Diagram Alir Uji Pondasi


Tiang Jembatan
UJI PONDASI TIANG JEMBATAN
STATIC LOADING TEST
(UJI PEMBEBANAN STATIK)

Beban Aksial Beban Lateral Beban Tarik

Prosedur pelaksanaan Uji Prosedur pelaksanaan Uji Prosedur pelaksanaan Uji


Beban Aksial Tekan Beban Lateral mengacu Beban Tarik mengacu
mengacu pada ASTM pada ASTM D-3966. pada ASTM D-3689.
D1143-81.
PENYELIDIKAN LAPANGAN
PENGAWASAN UJI PEMBEBANAN STATIK
• Prosedur pelaksanaan dan hasil uji Pembebanan Statik (tekan, lateral, Tarik)
mengacu pada ASTM D1143-81, ASTM D-3966, ASTM D-3689.
• Pelaksanaan uji pembebanan statik disupervisi oleh ahli geoteknik yang
bersertifikat keahlian geoteknik.
• Pelaksanaan uji, interpretasi dan analisa hasil uji pembebanan statik
dilakukan oleh operator uji pembebanan statik yang berpengalaman dan
memiliki sertifikat keahlian / keterampilan / pelatihan.
• Alat uji pembebanan statik dan kelengkapannya dalam kondisi baik dan
bersertifikat (serifikat mutu alat).
• Alat uji pembebanan statik dan kelengkapannya terkalibrasi secara rutin
(sertifikat kalibrasi alat).

Pengawasan Mutu Uji Pembebanan Detail pengawasan uji


Statik Pembebanan Statik
Pengawasan Keamanan Pengujian diuraikan dalam
Pembebanan Statik bentuk tabel check list
UJI PONDASI TIANG JEMBATAN
PENGAWASAN UJI PEMBEBANAN STATIK
Tabel Check List Pengawasan Uji Pembebanan Statik
No. Gambar Referensi:
No. Gambar Kerja:
Pekerjaan:
Lokasi:

No Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan


• Apakah beton yang diuji sudah dalam kondisi baik No. Gambar Referensi:
(kerataan permukaan, kelembapan beton dan umur No. Gambar Kerja:
beton)? ya tidak
Pekerjaan:
• Apakah percobaan pembebanan sudah disetujui
direksi pekerjaan? ya tidak Lokasi:
• Beban pengujian tidak boleh diberikan sampai kuat
tekan beton minimum 95% dari kuat tekan beton 28
hari ya tidak No Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
• Apakah peralatan pengujian dalam kondisi yang • Apakah ruang kerja sudah diperiksa bebas dari
baik? ya tidak
puing-puing, lumpur, kerikil, oli, atau material licin? ya tidak
• Apakah titik referensi sudah diperiksa? ya tidak
• Apakah lantai kerja memakai plat kayu atau plat
1 Pengawasan Mutu Uji • Apakah pembacaan peningkatan lendutan setiap 15
menit setelah penambahan beban tersebut? ya tidak baja dengan kualitas yang baik dan rata? ya tidak
• Apakah beban dikendalikan sesuai standar yang
berlaku? ya tidak • Apakah hydraulic jack dipasang dengan plat
• Apakah tiang pancang yang diuji dianggap runtuh
bearing berbentuk lingkarang? Pastikan terpasang
apabila penurunan total sudah melebihi 2,5 mm? Pengawasan Keamanan dengan benar supaya tidak ada beban eksentris. ya tidak
ya tidak
1
Pengujian • Apakah beban dalam kondisi stabil (tidak terangkat,
• Apakah penyedia jasa membuat laporan hasil untuk mengayun atau tergantung)? ya tidak
setiap pengujian pembebanan? ya tidak • Apakah alat tes sudah disetujui oleh direksi
• Apakah tiang uji diperpanjang atau diperdalam pekerjaan? ya tidak
ketika daya dukung aman belum tercapai? • Apakah semua alat tes sudah dalam posisi yang
ya tidak
benar? ya tidak
• Apakah proses pengujian sudah mengikuti standar
yang berlaku? ya tidak
UJI PONDASI TIANG JEMBATAN
Osterberg Cell Test (O-Cell Test)
Skema Pemasangan alat Peralatan
1. Instrumen Pembebanan
- High Pressure Hidraulic Oil Pump
2. Instrumen Pungukur Perpindahan
atau Penurunan
- Komputer
- Auto Data Gathered
3. Instrumen Pengukur Tegangan
- Grating Sensor
- Grating sensor Network
analyzer

Kondisi Ultimate
• Perpindahan lebih besar dari 40
mm.
• Jika tambahan beban
menyebabkan penurunan lebih
dari 5x penurunan pada tingkat
beban sebelumnya.
• Jika penurunan terus berlanjut
selama 24 jam
UJI PONDASI TIANG JEMBATAN
PDA TEST (PILE DRIVING ANALYSER)
Bagian Alat PDA

• Pile Driving Analyzer ( PDA )


• Dua (2) Strain transducer
• Dua (2) Accelerometer
• Kabel Penghubung

Berat Hammer uji PDA


• W/Q = 1% untuk jenis tanah kohesif kaku atau bebatuan
• W/Q = 1,5% untuk jenis tiang friksi pada umumnya
• W/Q = 2% untuk pondasi tiang bor dengan jenis tanah daya dukung ujung
pondasi tanah berbutir kasar (grained coarse soils)

• W= Berat Hammer
• Q= Kapasitas Ultimit Tiang (Qu)
PENYELIDIKAN LAPANGAN
PENGAWASAN UJI PDA
• Prosedur pelaksanaan dan hasil uji PDA mengacu pada pada ASTM D4945-
12.
• Pelaksanaan uji PDA disupervisi oleh ahli geoteknik yang bersertifikat
keahlian geoteknik.
• Pelaksanaan uji, interpretasi dan analisa hasil uji PDA dilakukan oleh
operator uji PDA yang berpengalaman dan memiliki sertifikat keahlian /
keterampilan / pelatihan.
• Alat uji PDA dan kelengkapannya dalam kondisi baik dan bersertifikat
(serifikat mutu alat).
• Alat uji PDA dan kelengkapannya terkalibrasi secara rutin (sertifikat kalibrasi
alat).

Detail pengawasan uji


Pengawasan Mutu Uji PDA PDA diuraikan dalam
bentuk tabel check list
UJI PONDASI TIANG JEMBATAN
PENGAWASAN UJI PDA
Tabel Check List Pengawasan Uji PDA
No. Gambar Referensi:
No. Gambar Kerja:
Pekerjaan:
Lokasi:

No Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan


• Apakah alat yang digunakan dalam kondisi prima
(Komputer, kabel dan sensor) dan mempunyai
sertifikat kalibrasi minimal 2 tahun sekali?
ya tidak
• Apakah Testing Engineer mengerti pemahaman
tentang PDA dan memiliki sertifikat bertaraf nasional
dan internasional? ya tidak
• Apakah kondisi kepala tiang rata dan tidak ada
keropos pada tiang beton? ya tidak
• Apakah beton yang diuji sudah mencapai umur 28
hari dan hasil uji kuat tekan beton sesuai dengan
desain? ya tidak
• Apakah berat hammer yang digunakan sebesar 1-2
1 Pengawasan Mutu Uji % dari daya dukung ultimate ? ya tidak
• Apakah pengujian yang menggunakan drop hammer
menggunakan ladder (selongsong) yang tepat agar
tidak terjadi eksentrisitas? ya tidak

• Apakah keamanan pengujian sangat diutamakan?


Baik terhadap alat dan kepada penguji.
ya tidak
• Apakah laporan hasil pengujian dibawah
pengawasan ahli geoteknik yang memiliki sertifikat
alat PDA? ya tidak
• Apakah faktor keamanan PDA test sebesar 3 ? ya tidak
• Apakah semua prosedur pengetesan sudah
memenuhi standar yang ditentukan oleh ASTM D-
4945 terbaru? ya tidak
UJI PONDASI TIANG JEMBATAN
PIT (PILE INTEGRITY TEST)
Bagian Alat PIT

• Palu genggam yang terbuat dari bahan khusus


• Sebuah akselerometer yang berpresisi tinggi yang dihubungkan dengan
komputer yang dilengkapi dengan penyesuai, penguat dan pen-digitasi-an
sinyal
PENYELIDIKAN LAPANGAN
PENGAWASAN UJI PIT
• Prosedur pelaksanaan dan hasil uji PIT mengacu pada pada ASTM D-5882-
07.
• Pelaksanaan uji PIT disupervisi oleh ahli geoteknik yang bersertifikat
keahlian geoteknik.
• Pelaksanaan uji, interpretasi dan analisa hasil uji PIT dilakukan oleh
operator uji PIT yang berpengalaman dan memiliki sertifikat keahlian /
keterampilan / pelatihan.
• Alat uji PIT dan kelengkapannya dalam kondisi baik dan bersertifikat
(serifikat mutu alat).
• Alat uji PIT dan kelengkapannya terkalibrasi secara rutin (sertifikat kalibrasi
alat).

Detail pengawasan uji


Pengawasan Mutu Uji PIT PIT diuraikan dalam
bentuk tabel check list
UJI PONDASI TIANG JEMBATAN
PENGAWASAN UJI PIT
Tabel Check List Pengawasan Uji PIT
No. Gambar Kerja:
Pekerjaan:
Lokasi:

No Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan


• Apakah pengujian dilakukan di kepala tiang yang
data dan bersih? ya tidak
• Apakah alat dalam kondisi prima dan melampirkan
sertifikat hasil kalibrasi alat? ya tidak
• Apakah kedalaman PIT tidak melebihi 30-40 kali
diameter tiang? ya tidak
1 Pengawasan Mutu Uji • Apakah pengujian dilakukan beberapa kali sampai
hasil grafik relatif konsisten? ya tidak
• Apakah Testing Engineer memiliki sertifiakat dan
memahami dasar teori PIT? ya tidak
• Apakah prosedur pengetesan mengacu pada
standar yang telah ditentukan ASTM D-5882 terbaru?
ya tidak
UJI PONDASI TIANG JEMBATAN
SONIC LOGGING TEST
Bagian Alat Sonic Logging Test

• Sonic Integrity Tester, berupa komputer yang dapat menghasilkan,


menerima, dan men-digitasi gelombang ultra Sonic. Alat ini juga dilengkapi
dengan pengukur kedalaman.
• Sepasang probe pemancar (transmitter) dengan penerima (receiver)
gelombang ultra Sonic (selanjutnya disebut probe uji) yang dilengkapi
dengan kabel sepanjang 100 m.

Cross Hole dan Single Hole


PENYELIDIKAN LAPANGAN
PENGAWASAN UJI SONIC LOGGING
• Prosedur pelaksanaan dan hasil uji Sonic Logging mengacu pada pada
ASTM. D-6760-12.
• Pelaksanaan uji Sonic Logging disupervisi oleh ahli geoteknik yang
bersertifikat keahlian geoteknik.
• Pelaksanaan uji, interpretasi dan analisa hasil uji Sonic Logging dilakukan
oleh operator uji Sonic Logging yang berpengalaman dan memiliki sertifikat
keahlian / keterampilan / pelatihan.
• Alat uji Sonic Logging dan kelengkapannya dalam kondisi baik dan
bersertifikat (serifikat mutu alat).
• Alat uji Sonic Logging dan kelengkapannya terkalibrasi secara rutin
(sertifikat kalibrasi alat).

Detail pengawasan uji


Sonic Logging
Pengawasan Mutu Uji Sonic Logging
diuraikan dalam
bentuk tabel check list
UJI PONDASI TIANG JEMBATAN
PENGAWASAN UJI SONIC LOGGING

Tabel Check List Pengawasan Uji Sonic Logging


No. Gambar Kerja:
Pekerjaan:
Lokasi:

No Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan


• Apakah panjang saluran dan panjang profil diagram
ultrasonic sesuai? ya tidak
• Apabila ada perbedaan ukuran tidak boleh melebihi
1% antara kedua panjang atau 0,25 m ya tidak
• Apakah setiap lokasi uji diberi tanda? ya tidak
• Apakah data yang lokasi uji berupa data
1 Pengawasan Mutu Uji kedalaman pondasi, tanggal tes, nama operator dan
informasi terkai? ya tidak
• Apakah Informasi hasil disimpan secara aman dan
tidak teracak? ya tidak
• Apakah prosedur pengetesan sudah sesuai dengan
standar yang ditetapkan oleh ASTM D67670?
ya tidak
UJI PONDASI TIANG JEMBATAN
STATIC LOADING TEST TEKAN
SEBELUM
Static Loading Test Tekan
Keterangan
No Bentang Jembatan Jumlah Titik
 0-1 Titik  Berdasarkan kecurigaan pada pelaksanaan pekerjaan pondasi
1 Pendek (<20 m)  1-1.5% dari jumlah tiang  Menyesuaikan dengan kebutuhan
 Setiap lokasi abutment dan pilar  Menyesuaikan jika dilakukan uji PDA

 1 Titik  Berdasarkan kecurigaan pada pelaksanaan pekerjaan pondasi


2 Sedang (20-100 m)  1-1.5% dari jumlah tiang  Menyesuaikan dengan kebutuhan
 Setiap lokasi abutment dan pilar  Menyesuaikan jika dilakukan uji PDA

 1-2 Titik  Berdasarkan kecurigaan pada pelaksanaan pekerjaan pondasi


3 Panjang (>100 m)  1-1.5% dari jumlah tiang  Menyesuaikan dengan kebutuhan
 Setiap lokasi abutment dan pilar  Menyesuaikan jika dilakukan uji PDA

SESUDAH
Static Loading Test Tekan Keterangan
No Bentang Jembatan Jumlah Titik
 0 Titik  Berdasarkan kecurigaan pada pelaksanaan pekerjaan pondasi
1 Pendek (6-20 m)  1-1.5% dari jumlah tiang  Menyesuaikan dengan kebutuhan
 Setiap lokasi abutment dan pilar  Menyesuaikan jika dilakukan uji PDA
 1 Titik  Berdasarkan kecurigaan pada pelaksanaan pekerjaan pondasi
2 Sedang (20-100 m)  1-1.5% dari jumlah tiang  Menyesuaikan dengan kebutuhan
 Setiap lokasi abutment dan pilar  Menyesuaikan jika dilakukan uji PDA
 2 Titik  Berdasarkan kecurigaan pada pelaksanaan pekerjaan pondasi
3 Panjang (>100 m)  1-1.5% dari jumlah tiang  Menyesuaikan dengan kebutuhan
 Setiap lokasi abutment dan pilar  Menyesuaikan jika dilakukan uji PDA
UJI PONDASI TIANG JEMBATAN
STATIC LOADING TEST
Lateral
Static Loading Test Lateral
Keterangan
No Bentang Jembatan Jumlah Titik

 10% dari statik loading test tekan  Apabila dalam perencanaan ada tiang dengan
1 Pendek (6-20 m)  0,1 - 0,15% dari jumlah tiang beban Lateral
 Menyesuaikan dengan kebutuhan

 Apabila dalam perencanaan ada tiang dengan


 10% dari statik loading test tekan
2 Sedang (20-100 m) beban Lateral
 0,1 - 0,15% dari jumlah tiang
 Menyesuaikan dengan kebutuhan
 Apabila dalam perencanaan ada tiang dengan
 10% dari statik loading test tekan
3 Panjang (>100 m) beban Lateral
 0,1 - 0,15% dari jumlah tiang
 Menyesuaikan dengan kebutuhan

Tarik
Static Loading Test Tarik
Keterangan
No Bentang Jembatan Jumlah Titik
 Apabila dalam perencanaan ada tiang
 1% dari tiang yang mengalami tarik
1 Pendek (6-20 m) dengan beban Tarik
 Menyesuaikan dengan kebutuhan
 Apabila dalam perencanaan ada tiang
 1% dari tiang yang mengalami tarik
2 Sedang (20-100 m) dengan beban Tarik
 Menyesuaikan dengan kebutuhan
 Apabila dalam perencanaan ada tiang
3 Panjang (>100 m)  1% dari tiang yang mengalami tarik dengan beban Tarik
 Menyesuaikan dengan kebutuhan
UJI PONDASI TIANG JEMBATAN
PDA TEST (PILE DRIVING ANALYSER)
Sebelum
Jumlah Titik PDA
Keterangan
No Bentang Jembatan Jumlah Titik
 1-2 Titik
Berdasarkan kecurigaan pada pelaksanaan pekerjaan pondasi dan
1 Pendek (<20 m)  10% dari jumlah tiang
menyesuaikan dengan kebutuhan
 Setiap lokasi abutment dan pilar
 2-3 Titik
Berdasarkan kecurigaan pada pelaksanaan pekerjaan pondasi dan
2 Sedang (20-100 m)  10% dari jumlah tiang
menyesuaikan dengan kebutuhan
 Setiap lokasi abutment dan pilar
 3-4 Titik
Berdasarkan kecurigaan pada pelaksanaan pekerjaan pondasi dan
3 Panjang (>100 m)  10% dari jumlah tiang
menyesuaikan dengan kebutuhan
 Setiap lokasi abutment dan pilar

Sesudah
Jumlah Titik PDA
Keterangan
No Bentang Jembatan Jumlah Titik

 1-2 Titik  Berdasarkan kecurigaan pada pelaksanaan pekerjaan pondasi dan


1 Pendek (6-20 m)  5-10% dari jumlah tiang menyesuaikan dengan kebutuhan
 Setiap lokasi abutment dan pilar  Jika dilakukan Static loading test maka jumlah uji PDA bisa berkurang

 2-3 Titik  Berdasarkan kecurigaan pada pelaksanaan pekerjaan pondasi dan


2 Sedang (20-100 m)  5-10% dari jumlah tiang menyesuaikan dengan kebutuhan
 Setiap lokasi abutment dan pilar  Jika dilakukan Static loading test maka jumlah uji PDA bisa berkurang
 3-4 Titik  Berdasarkan kecurigaan pada pelaksanaan pekerjaan pondasi dan
3 Panjang (>100 m)  5-10% dari jumlah tiang menyesuaikan dengan kebutuhan
 Setiap lokasi abutment dan pilar  Jika dilakukan Static loading test maka jumlah uji PDA bisa berkurang
UJI PONDASI TIANG JEMBATAN
PIT (PILE INTEGRITY TEST)
Jumlah Titik
Jumlah Titik PIT
Keterangan
No Bentang Jembatan Jumlah Titik
 0-1 Titik  Berdasarkan kecurigaan pada pelaksanaan
 5-10% dari jumlah tiang pekerjaan pondasi
1 Pendek (6-20 m)  Setiap lokasi abutment  Menyesuaikan dengan kebutuhan
dan pilar  Menyesuaikan jika dilakukan uji PDA dan Sonic
Logging
 Berdasarkan kecurigaan pada pelaksanaan
 1-2 Titik
pekerjaan pondasi
 5-10% dari jumlah tiang
2 Sedang (20-100 m)  Menyesuaikan dengan kebutuhan
 Setiap lokasi abutment
 Menyesuaikan jika dilakukan uji PDA dan Sonic
dan pilar
Logging
 Berdasarkan kecurigaan pada pelaksanaan
 2-3 Titik
pekerjaan pondasi
 5-10% dari jumlah tiang
3 Panjang (>100 m)  Menyesuaikan dengan kebutuhan
 Setiap lokasi abutment
 Menyesuaikan jika dilakukan uji PDA dan Sonic
dan pilar
Logging
UJI PONDASI TIANG JEMBATAN

SONIC LOGGING TEST

Jumlah Titik
Jumlah Titik Sonic Logging
Keterangan
No Bentang Jembatan Jumlah Titik

 0-1 Titik
 Berdasarkan kecurigaan pada pelaksanaan
 5-10% dari jumlah tiang
pekerjaan pondasi
1 Pendek (6-20 m)  Setiap lokasi abutment dan
 Menyesuaikan dengan kebutuhan
pilar
 Menyesuaikan jika dilakukan uji PDA dan PIT

 1-2 Titik  Berdasarkan kecurigaan pada pelaksanaan


 5-10% dari jumlah tiang pekerjaan pondasi
2 Sedang (20-100 m)
 Setiap lokasi abutment dan  Menyesuaikan dengan kebutuhan
pilar  Menyesuaikan jika dilakukan uji PDA dan PIT

 2-3 Titik  Berdasarkan kecurigaan pada pelaksanaan


 5-10% dari jumlah tiang pekerjaan pondasi
3 Panjang (>100 m)
 Setiap lokasi abutment dan  Menyesuaikan dengan kebutuhan
pilar  Menyesuaikan jika dilakukan uji PDA dan PIT
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai