Anda di halaman 1dari 57

KONSTRUKSI BETON 1

(SIL317)

KOLOM BETON

Dr. Ir. Erizal, MAgr.


Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
Fakultas Teknolog Pertanian
Institut Pertanian Bogor

1
Komponen
Struktur Beton Bertulang (1)

2
Komponen
Struktur Beton Bertulang (2)

3
KOLOM
 Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur
yang memikul beban dari balok.
 Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang
memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga
keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang
dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh
struktur (Sudarmoko, 1996).
 SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah
komponen struktur bangunan yang tugas utamanya
menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi
yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral
terkecil. Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh
bangunan ke pondasi. 4
KOLOM

(1) Kolom adalah Komponen Struktur yang


digunakan untuk menahan beban aksial
dan momen
(2) Rasio tinggi dan dimensi terlebar harus
lebih besar atau sama dengan 3
(3) Jika rasio tinggi dan dimensi terlebar
kurang 3 disebut PEDESTAL
(4) Secara Teoritis PEDESTAL tidak
memerlukan penulangan
5
TIPE KOLOM BERDASARKAN
TULANGAN LATERAL
(1). Berdasarkan tulangan lateral : Kolom
dengan sengkang ikat dan kolom dengan
sengkang spiral
(2). Sengkang ikat untuk yang berbentuk
segi empat
(3) Sengkang spiral untuk yang berbentuk
lingkaran
6
TIPE KOLOM BERDASARKAN TULANGAN LATERAL

7
Untuk kolom pada bangunan sederhan bentuk kolom
ada dua jenis yaitu kolom utama dan kolom praktis.

 Kolom Utama
Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang
fungsi utamanya menyanggah beban utama yang
berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak
kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk
menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila
jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka
struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi
kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2
biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok
8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya
jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 – 10 cm 8

maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).


Kolom Praktis
Adalah kolom yang berfungsi membantu
kolom utama dan juga sebagai pengikat
dinding agar dinding stabil, jarak kolom
maksimum 3,5 meter, atau pada
pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut).
Dimensi kolom praktis 15/15 dengan
tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.

9
Dasar- dasar Perhitungan
Menurut SNI-03-2847-2002 : empat ketentuan terkait perhitungan kolom:
1. Kolom harus direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang
bekerja pada semua lantai atau atap dan momen maksimum yang
berasal dari beban terfaktor pada satu bentang terdekat dari lantai atau
atap yang ditinjau. Kombinasi pembebanan yang menghasilkan rasio
maksimum dari momen terhadap beban aksial juga harus
diperhitungkan.
2. Pada konstruksi rangka atau struktur menerus pengaruh dari adanya
beban tak seimbang pada lantai atau atap terhadap kolom luar atau
dalam harus diperhitungkan. Demilkian pula pengaruh dari beban
eksentris karena sebab lainnya juga harus diperhitungkan.
3. Dalam menghitung momen akibat beban gravitasi yang bekerja pada
kolom, ujung-ujung terjauh kolom dapat dianggap jepit, selama ujung-
ujung tersebut menyatu (monolit) dengan komponen struktur lainnya.
4. Momen-momen yang bekerja pada setiap level lantai atau atap harus
didistribusikan pada kolom di atas dan di bawah lantai tersebut
berdasarkan kekakuan relative kolom dengan juga memperhatikan
kondisi kekekangan pada ujung kolom. 10
Jenis-jenis Keruntuhan Kolom

11
1.3.5 Jenis-jenis Keruntuhan Kolom
Berdasarkan besarnya regangan pada baja tulangan
tarik,keruntuhan penampang kolom dapat dibedakan
atas :
1. Keruntuhan Tarik :
Keruntuhan kolom diawali dengan lelehnya baja tulangan tarik.
2. Keruntuhan seimbang (Balanced) :
Pada keruntuhan ini, lelehnya baja tulangan tarik bersamaan
dengan runtuhnya beton bagian tekan.
:
3. Keruntuhan Tekan :
Pada waktu runtuhnya kolom, beton pada bagian tekan runtuh
terlebih dahulu, sedangkan baja tulangan tarik belum leleh.

12
Jika Pn adalah beban aksial nominal suatu kolom, dan Pnb adalah
beban aksial nominal pada kondisi seimbang (balanced), maka :

Pn < Pnb : Tipe keruntuhan Tarik


Pn = Pnb : Tipe keruntuhan Seimbang
Pn > Pnb : Tipe keruntuhan Tekan

Dalam segala hal, keserasian regangan (strain compatibility)


harus tetap terpenuhi.

Untuk disain tulangan kolom, tipe keruntuhan yang dianjurkan


adalah tipe keruntuhan tekan.

13
0,85.fc’
0,003 Pnb

a. Tipe Keruntuhan Seimbang (Balanced)


c a = .c b b 1
As’.fy
0,85.fc’.ab.b
eb

d
Kondisi keruntuhan seimbang (balanced) tercapai apabila
baja tulangan tarik mengalami regangan leleh (s= y), dan pada
saat itu pula beton mengalami regangan batasnya, cu = 0,003.
A .f s y

 s=  y

Dari segitiga regangan yang sebangun, dapat diperoleh


persamaan tinggi garis netral pada kondisi seimbang
(balanced), cb yaitu :

cb 0 , 003
 ...( 1.14 )
d fy
0 , 003 
Es
dengan nilai Es = 200.000 MPa, diperoleh :

14
CONTOH 1 :

50 Hitunglah beban pada kondisi balanced (seimbang)


3D22
(Pnb dan Mnb) dari suatu penampang kolom yang
500 mengalami beban aksial dan lentur pada gambar
3D22 berikut : fc’ = 25 MPa dan fy = 390 MPa
50

300
0,85.fc’
0,003 Pnb
Jawab :
As’.fy eb
3D22 cb ab=1.c
0,85.fc’.ab.b
Luas tulangan tarik :
d
As = 3D22 = 1140,40 mm2

3D22
Luas tulangan tekan :
As.fy As’ = 3D22 = 1140,40 mm2
 s=  y

15
Garis netral pada kondisi seimbang :
600 600
cb  .d  . 450  272,73 mm
600  f y 600  390
ab  0,85. 272,73  231,82 mm
Tegangan pada tulangan tekan :
c d '
f s'  E s . s'  600. .  f y
 c 
 
 c  d
'


f s  Es . s  600.
' '
.  f y

 c 
 272,73  50 
 600.   490 MPa ; f s'  f y  390 MPa
 272,73 

16
Kapasitas Penampang pada kondisi seimbang :
Pnb  0,85 . f c' .ab .b  As' . f s'  As' . f y
 0,85 .25 .231,82 .300 1.477 .852 N
 1.477 ,85 kN  
 a
2

 
M nb  Pnb .eb  0,85. f c' .ab .b. y  b   As' . f s' . y  d '  As . f y .d  y 

 
198.165.242  88.951.200  88951.200  376067842 N
 376,07 kNm

Eksentrisitas pada kondisi seimbang :

M nb 376,07 kNm
eb    0,2545 m  254,5 mm
Pnb 1.477,85 kN

17
b. Tipe Keruntuhan Tarik
Keruntuhan tarik terjadi dengan lelehnya baja tulangan tarik.
Eksentritas yang terjadi adalah : e > eb atau Pn < Pnb

Apabila tulangan tekan, As’ belum leleh, maka :

c d '
f s'  E s . s'  600. .  f y
 ...( 1.19 )
 c 
dan apabila baja tulangan tekan sudah leleh, dan As’ = As, maka :

c 
Pn  0,85. f .a.b  A . f  As . f y
' '
s y
'
 ...( 1.20 )

Pn  0,85. f c .a.b
'
...( 1.21 )

18
 
 
a
 
M n  0,85. f c .a .b. y    As' . f y' . y  d '  As . f y .d  y 
'

2

    ...( 1.22 )
h a
M n  0,85. f c .a .b.    As . f y . d  d '
'
 
...( 1.23 )
2 2
 
Oleh karena :

a
Pn
, maka: M n  P.
h  a
A .f d  d 
'

0,85. f c' .b
n s y
2 ...( 1.24 )
maka :

 
Pn . e  Pn .h 
0,
Pn
85. ' 
.
/ 2  As . f y 
d  d '
 ...( 1.25 )
 f c b 

19
Pn
'
1,7. f c .b
 Pn .( 0,5h  e )  As . f y d d '
0  ...( 1.26 )

 1

 h  
 h 
2

Pn  0,85 f c' b.d   e     e  


2. As . f y . d  
d '
 2

'  

2   2  0 ,85 . f c .b  
...( 1.27 )

 1


 h  2.e  h  2.e 
Pn  0,85 f c' b.d   
2


2. A . f . d   d '
 2


s y
'  

2 
 2  0 ,85 . f c .b  
...( 1.28 )

20
As As'  maka :
Jika :  b.d
dan   '
b.d
 1

 h  2.e  h  2.e   d  
2 ' 2
Pn  0,85 f c b.d      2. .m.1   
'

2.d 
 2.d   d 
 
dimana : ...( 1.29)

fy ...( 1.30 )
m
0,85. f c'

21
CONTOH 2 :
Hitunglah beban aksial nominal Pn untuk penampang pada
Contoh 1, apabila beban yang bekerja dengan eksentrisitas
e = 270 mm.
Jawab :
Dari contoh 1 diperoleh eb = 254,5 mm < e = 270 mm :
 Keruntuhan yang terjadi diawali dengan lelehnya tulangan tarik

 1

 h  2.e  h  2.e   d  
2 ' 2
Pn  0,85f c b.d      2..m.1  
'


2.d 
  2.d   d 

f
dimana : m  y
0,85. f c'

22
c. Tipe Keruntuhan Tekan
Tipe keruntuhan tekan terjadi diawali dengan hancurnya beton
sedangkan baja tulangan tarik belum leleh. Eksentrisitas e lebih
kecil daripada eksentrisitas pada kondisi seimbang (balanced),
e<eb dan tegangan pada tulangan tariknya lebih kecil daripada
tegangan leleh (fs < fy).

Selain diperlukan persamaan dasar (1-10) dan (1–11), diperlukan


prosedur coba-coba dan penyesuaian serta adanya keserasian
regangan di seluruh bagian penampang.

Cara lain yang lebih praktis dapat dilakukan dengan


menggunakan solusi pendekatan dari Whitney.

23
Persamaan Whitney
didasarkan atas asumsi-asumsi sebagai berikut :
1. Tulangan diletakkan secara simetris pada suatu lapisan yang
sejajar dengan sumbu lentur penampang segi-empat.
2. Tulangan tekan sudah leleh.
3. Luas tekan beton yang tergantikan oleh tulangan tekan
diabaikan terhadap beton tertekan total
4. Untuk kontribusi Cc dari beton, tinggi blok tegangan ekivalen
dianggap sebesar 0,54.d.
5. Kurva interaksi dalam daerah tekan adalah garis lurus.

Persamaan Whitney, untuk kolom dengan keruntuhan tekan :


As' . f y b.h. f c'
Pn   ...( 1.31 )
 e   3.h.e 
 0,5  2   1,18

 ' 
d d    d 

24
Diagram Interaksi P – M Kolom

25
1.4. Diagram Interaksi P – M Kolom
Kapasitas penampang beton bertulang untuk menahan
kombinasi gaya aksial dan momen lentur dapat
digambarkan dalam suatu bentuk kurva interaksi antara
kedua gaya tersebut, disebut diagram interaksi P – M kolom.

Setiap titik dalam kurva tersebut menunjukkan kombinasi


kekuatan gaya nominal Pn (atau Pn) dan momen nominal Mn
(atau Mn) yang sesuai dengan lokasi sumbu netralnya.

: dapat dibagi menjadi dua daerah, yaitu


Diagram interaksi ini
daerah yang ditentukan oleh keruntuhan tarik dan daerah
yang ditentukan oleh keruntuhan tekan, dengan
pembatasnya adalah titik seimbang (balanced).

26
Gambar 1.4. Diagram interaksi P-M dari suatu penampang kolom.

27
CONTOH 3 :
50 Dari soal contoh 1, buatlah diagram interaksi P-M
3D22
dari penampang kolom tersebut :
500
Mutu beton fc’ = 25 MPa dan mutu baja fy = 390 MPa
3D22
50
Jawab :
300

a. Kapasitas maksimum (Po) dari kolom : (kolom sentris)

Po  0,85. f c' . Ag  Ast   Ast . f y


 0,85. 25.300.500  2280,8  2280,8.390  4.028.545 N
 4.028,5 kN

28
b. Kekuatan nominal maksimum penampang kolom :
untuk kolom dengan tulangan sengkang ikat
Pn (max) = 0,80 Po = 0,80 x 4.028,5 = 3.222,8 kN
Eksentristas minimum : emin = 0,1 x 500 mm = 50 mm

c. Kuat Tekan Rencana Kolom : Pn


untuk kolom dengan tulangan sengkang ikat :
Pn (max) =  0,80 Po = 0,65 x 3.222,8 kN = 2.094,8 kN

d. Kapasitas Penampang pada Kondisi Seimbang (Balanced):

Pnb  0,85. f c' .ab .b  As' . f s'  As . f y


 
 
 
M nb  Pnb .eb  0,85. f c' .ab .b. y  b   As' . f s' . y  d '  As . f y .d  y 
a
 2
 
29
Pnb  0 ,85 . f c' .a b .b  As' . f s'  As . f y
 0 ,85 .25 .231 ,82 .300 1 .477 .852 N
 1 .477 ,85 kN
 
 b 
 
M nb  Pnb.eb  0,85. fc .ab .b. y    As' . f s' . y  d '  As . f y .d  y 
' a
2

 
198.165.242 88.951.200 88951.200 376067842N
 376,07 kNm
Eksentrisitas pada kondisi seimbang :

M nb 376,07 kNm
eb    0,2545 m  254,5 mm
Pnb 1.477,85 kN

30
 . Pnb  0,65 x 1.477,85 kN  960,6 kN
 . M nb  0,65 x 376,07 kNm  244,4 kNm
e. Kapasitas Penampang pada Kondisi Momen Murni : ( P = 0)
Kapasitas penampang dengan kondisi momen murni ditentukan
Dengan menganggap penampang balok dengan tulangan tunggal

 As . f y 
M n  As . f y .  d  0,59. ' 
 f c .b 
 1140,4. 390 
1140,4. 390.  450  0,59.  184,6 kNm
 25. 300 
 . M n  0,80 x 184,6 kNm  147,68 kNm

31
Diagram Interaksi P - M

5000

4000
Mn, Pn
3000
fPn, Pn

Mn, Pn
2000
Keruntuhan tekan
1000
Keruntuhan tarik
0
0 100 200 300 400

fMn, Mn

Mn, Pn fMn, fPn

32
1.5. Kolom Beton Bundar
Sebagaimana halnya dengan kolom segi-empat, pada kolom
bundar keseimbangan momen dan gaya yang sama digunakan
untuk mencari gaya tahanan nominal Pn untuk suatu
eksentritas yang diberikan. Persamaan keseimbangan tersebut
serupa dengan persamaan (1-10) dan (1-11), dengan perbedaan
dalam hal :
Bentuk luas yang tertekan yang merupakan elemen lingkaran, dan
Tulangan-tulangan tidak dikelompokkan kedalam kelompok tekan
dan tarik sejajar.
Dengan demikian gaya dan tegangan pada masing-masing
tulangan harus ditinjau sendiri-sendiri. Luas dan titik berat segmen
lingkaran dihitung dengan menggunakan persamaan matematisnya.
Apabila tidak demikian, dapat digunakan persamaan dari Whitney
sebagai penyederhanaan.

33
1.5.1. Metoda Empiris untuk Analisis Kolom Bundar

Untuk penyederhanaan analisis kolom bundar dapat di-


transformasikan menjadi kolom segi-empat ekuivalen, seperti pada
Gambar 1.5.

Ds

h b
Penampang ekivalen regangan tegangan

(a). Penampang kolom bundar (b). Penampang segi-empat ekuivalen

Gambar 1.5. Transformasi kolom segi-empat menjadi kolom


segi-empat ekuivalen

34
Agar keruntuhannya berupa keruntuhan tekan, penampang
segi-empat ekuivalen harus mempunyai :

1. Tebal dalam arah lentur, sebesar 0,8.h, dimana h adalah


diameter luar lingkaran kolom bundar.

2. Lebar kolom segi-empat ekuivalen diperoleh sama


dengan luas bruto kolom bundar dibagi 0,8.h, jadi b =
Ag/(0,8.h), dan

3. Luas tulangan total Ast ekuivalen di-distribusikan pada 2


lapis tulangan yang sejajar masing-masing Ast/2, dengan
jarak antara lapisannya 2Ds/3 dalam arah lentur dimana Ds
adalah diameter lingkaran tulangan (terjauh) as ke as.

35
Apabila dimensi kolom segi-empat ekuivalen telah diperoleh,
analisis dan disain dapat dilakukan seperti kolom segi-
empat aktual.

Persamaan untuk keruntuhan tarik dan keruntuhan tekan, dapat


juga dinyatakan dalam dimensi kolom bundar sebagai berikut :
a. Untuk keruntuhan Tarik :

  0,85.e 
2
g.m.Ds  0,85.e  
Pn  0,85f c .h  
' 2
 0,38    0,38
  h  2,5.h  h 

b. Untuk keruntuhan Tekan : ...( 1.32 )
'
Ast . f y Ag . f
Pn  
c

 3.e   9,6.h.e 
   1,0   1,18
2
...( 1.33 )
 Ds  0,8.h  0,67.Ds  
36
dimana :
h ; diameter penampang kolom bundar
Ds ; diameter lingkaran tulangan (terjauh) as ke as
e ; eksentrisitas terhadap pusat plastis penampang
g = Ast/Ag = luas tulangan bruto/luas beton bruto
m = fy/0,85.fc’

37
1.6.Kolom Pendek dengan Tulangan pada 4 sisi
Apabila kolom mempunyai tulangan pada ke-empat sisinya,
persamaan dasar (1-10) dan (1-11) harus disesuaikan dulu.
Kontrol keserasian tegangan harus tetap dipertahankan di
seluruh bagian penampang.

Cara coba-coba dan penyesuaian dilakukan dengan


menggunakan asumsi tinggi garis netral c, sehingga tinggi
blok tegangan a diketahui.

Besarnya regangan pada setiap lapis (layer) tulangan


ditentukan dengan menggunakan distribusi regangan seperti
Gambar. 1.6.

38
Pn
Pn

Gambar 1.6. Kolom dengan tulangan pada keempat sisinya,


(a).penampang melintang; (b). regangan ; (c). gaya-gaya yang
bekerja

39
Beberapa anggapan yang digunakan adalah :
Gsc : titik berat gaya tekan pada tulangan tekan
Gst : titik berat gaya tarik pada tulangan tarik
Fsc : resultan gaya tekan pada tulangan =  As’.fsc
Fst : resultan gaya tarik pada tulangan =  As.fst
Keseimbangan antara gaya-gaya dalam dengan momen
dan gaya luar harus terpenuhi, yaitu :

Pn  0,85. f .a.b  Fsc  Fst


c
'
...( 1.33 )

 
 h a 
M n  0,85. f c' .a.b.    Fsc . ysc  Fst . yst ...( 1.34 )
2 2
 
40
Cara coba-coba dengan penyesuaian diterapkan dengan
menggunakan suatu asumsi tinggi garis netral c.

Besarnya regangan pada setiap lapis (layer) tulangan


ditentukan dengan menggunakan distribusi regangan seperti
Gambar 1.6. untuk menjamin terpenuhinya keserasian
regangan.

Tegangan pada setiap lapis tulangan diperoleh dengan


menggunakan persamaan berikut :

si  c  si 
fsi  Es .si  Es .cu.  600.  ...( 1.35 )
c  c 
dimana : fsi haruslah ≤ fy.

41
Carilah Pn untuk nilai c yang di-asumsikan, dengan
menggunakan pers. (1-33). Kemudian subsitusikan besarnya
nilai Pn ke dalam pers. (1-34), dan diperoleh harga c.

Apabila nilai c belum cukup dekat dengan yang di-asumsikan


semula, lakukan coba-coba berikutnya.

Gaya tahanan nominal Pn yang sesungguhnya adalah yang


diperoleh pada coba-coba terakhir, dengan nilai c yang
benar.

42
Contoh Soal

43
44
45
46
47
• Cara analitis : Memakan waktu lama
–Untuk pemakaian tertentu
–Typikal diagram interaksi
• Tersedia desain aid :
1. Buku Bantuan Diagram Interaksi
–Untuk pemakaian umum
–Variasi diagram interaksi
2. Dibantu dengan software “ PCACOL”

48
Kolom Panjang
Mu2 = M2b + M2s
• Ada bahaya tekuk
• Pengamanan dg Magnification Method
• Sistem Unbraced : Mc = δb.M2b + δs.M2s
• Sistem Braced : Mc = δb.Mu2

49
e min untuk kolom panjang

• e min = ( 15 + 0,03 h ) mm sebagai dasar


eksentrisitas untuk magnification

50
Curvature
Pu1 Pu1 Pu1

Mu1 Mu1 Mu1


kLn kLn kLn
Mu2 Mu2 Mu2

Pu2 Pu2 Pu2

Single Curvature Double Curvature


Mu1
Mu10 Mu1
0
0
Mu2 Mu2 Mu2
51
Magnification Factor
δb dan δs = Pembesar eksentrisitas awal untuk
mengamankan bahaya tekuk
δb = Untuk Sistem Braced atau beban yg
tdk menimbulkan pergeseran sumbu
kolom
δs = Untuk beban yg menimbulkan
pergeseran sumbu kolom ( angin,
gempa )

52
Cm
b  ≥1,0
Pu
1-
Pc
1
s  ≥1,0
1  Pu
 Pc
 2 EI
Pc  Ptekuk 
kLn
( Ec Ig / 5)  Es . Is
EI 
1 d
( Ec Ig / 3,5)
EI 
1 d
M 1b
Cm  0,6  0,4
M 2b
53
KONTROL KOLOM
PENDEK dg
START SENGKANG
Hitung Po=0 0,85fc’(Ag-Ast) +fy.Ast

Data awal : Beban


PU, Mu, fc’, fy,
Masuk compressive
E<e min=0,1h ? failure region

Hitung e = Mu/Pu

Kolom konsentris
emin=0,1h
Coba ρ=8%
Hitung Po=0,85fc’(Ag-Ast) +fy.Ast

Rencanakan ulang
Hitung Po max= 1% < ρ < 8% ρ min =1%
Pu/φ=Pu/0,65 ρ max = 8%

Coba Ag lalu
tentukan h,b
SELESAI

54
START
DESAIN KOLOM
PENDEK dg
Data awal : Beban SENGKANG
PU, Mu, fc’, fy, φ, ρ Pilih dimensi
tulangan

Hitung e = Mu/Pu Hitung X , Pn capacity

YA
Gunakan grafik interaksi/ software dg ρ φP Pn cap > P Pn SELESAI
coba2 =2% shg diperolehAg. Sesuai perlu ?
harga k= φPn/(fc’.Ag), lalu estimasikan
b=h

Dimensi h, b, ρg
Hitung k dan k e/h diperbesar
sebenarnya maka
diperoleh ρg,Ast perlu

55
START n 2 EI
Pc  , ,
(kLu )2
DESAIN KOLOM dg
b  Cm PENGARUH
Pu
1- Pc KELANGSINGAN

Data awal :
Kolom Bracedframe, Pu
Pn perlu 
PU, Mu, fc’, fy, Lu 
Mn perlu  b Mu

Mn
e 
Pn
Hitung Ec, Ig, Is,
M1/M2 & k=1
Klu/r=34-12(M1/M2) Redesain
Cm=0,6+0,4M1/M2,
Periksa dg statika  X, Pn cap
r=0,3h
βd= 1,2D/
(1,2D+1,6L)

φPn cap > Pn


perlu ?
0, 2Ec IgEs Is
EI  atau
1d
0,4EcIg
YA
EI  SELESAI
1d

56
57

Anda mungkin juga menyukai