PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN
Struktur Beton I 3- 1
leleh yang berhubungan dengan fy, tegangan pada tulangan
harus diambil sama dengan fy.
e. Dalam perhitungan aksial dan lentur beton bertulang, kuat tarik
beton harus diabaikan, kecuali bila ketentuan 20.4 SNI 03-2847-
2002 dipenuhi.
f. Hubungan antara distribusi tegangan tekan beton dan regangan
beton boleh diasumsikan berbentuk persegi, trapesium, parabola
atau bentuk lainnya yang menghasilkan perkiraan kekuatan
yang cukup baik bila dibandingkan dengan hasil pengujian.
g. Ketentuan 12.2.(6) SNI 03-2847-2002 seperti tertuang pada
point f diatas dapat dipenuhi oleh suatu distribusi tegangan
beton persegi ekuivalen yang didefinisikan sebagai berikut :
1) Tegangan beton sebesar 0,85 fc’ diasumsikan terdistribusi
secara merata pada daerah tekan ekuivalen yang dibatasi
oleh tepi penampang dan suatu garis lurus yang sejajar
dengan sumbu netral sejarak a = β1.c dari serat dengan
regangan maksimum.
2) Jarak c dari serat dengan regangan maksimum ke sumbu
netral harus diukur dalam arah tegak lurus terhadap sumbu
tersebut.
3) Faktor β1 harus diambil sebesar 0,85 untuk beton dengan
nilai kuat tekan fc’ lebih kecil dari pada atau sama dengan
30 Mpa. Untuk beton dengan nilai kuat tekan diatas 30
Mpa, β1 harus direduksi sebesar 0,05 untuk setiap kelebihan
7 MPa diatas 30 MPa, tetapi β1 tidak boleh diambil kurang
dari 0,65.
Struktur Beton I 3- 2
εcu=0.003 0.85fc'
xb ab=β1.xb Cc'
h d
As T=As.fy
εs=εy=fy/Es
b
Gambar 3.1 Diagram tegangan regangan pada kondisi balanced
Struktur Beton I 3- 3
φ .Pn(max) = 0,85φ [0,85 f c ' (Ag − Ast ) + f y Ast ]
b) Untuk komponen struktur non prategang dengan tulangan
sengkang pengikat yang sesuai dengan 9.10(5). SNI 03-2847-
2002.
Struktur Beton I 3- 4
a. U = 1,4D (3-1)
b. U = 1,2D + 1,6L+ 0,5(A atau R) (3-2)
c. U = 1,2D + 1,0L ± 1,6W +0,5(A atau R) (3-3)
d. U = 0,9D ± 1,6W (3-4)
e. U = 1,2D + 1,0L ± 1,0E (3-5)
f. U = 0,9D ± 1,0E (3-6)
g. U = 1,4(D + F) (3-7)
h. U = 1,2(D + T) + 1,6L + 0,5(A atau R) (3-8)
Tulangan tarik mulai leleh tepat pada saat beton mencapai regangan
batasnya dan akan hancur karena tekan. Pada awal terjadinya
keruntujuan, regangan tekan yang diijinkan pada serat tepi yang
Struktur Beton I 3- 5
tertekan 0,003, sedangkan regangan baja sama dengan regangan
lelehnya yaitu εy = fy/Es.
Apabila akan dilakukan perencaanaan struktur dengan kondisi
balanced mempunyai pengertian bahwa tegangan baja yang terjadi
sama dengan tegangan lelehnya atau dengan kata lain baja tarik
(tulangan tarik) tepat mencapai tegangan leleh. Untuk menjadikan
kondisi tersebut maka penulangan terpasang ( ρ pada struktur
rencana sedemikian rupa direncanakan sama dengan ρbalanced dengan
xrencana juga sebesar xbalanced. Dengan kata lain juga bisa disampaikan
bahwa struktur yang direncanakan dalam kondisi balanced akan
menjadikan lelehnya tulangan tarik bersamaan dengan hancurnya
beton.
0,003 600
xb = (d ) = (d ) (3-9)
fy 600 + f y
0,003 +
200.000
εcu=0.003 0.85fc'
xb ab=β1.xb Cc'
h d
As T=As.fy
εs=εy=fy/Es
b
εs 0,003
⇔ =
(d − xb ) xb
Struktur Beton I 3- 6
⇔ ε s = 0,003
(d − xb )
xb
⇔ f s = 600
(d − xb )
xb
⇔
εy
=
(d − xb )
0,003 xb
⎛d ⎞
⇔ ε y = 0,003⎜⎜ − 1⎟⎟
⎝ xb ⎠
0,003d
⇔ = ε y + 0,003
xb
0,003d E
⇔ xb = x s
ε y + 0,003 Es
600
⇔ xb = d
f y + 600
⇔ ab = β1.xb
⎧⎪ 600 ⎫⎪
⇔ ab = β1.⎨ d⎬
⎪⎩ 600 + f y ⎪⎭
dengan ketentuan :
β1 = 0,85 fc’ ≤ 30Mpa (3-11)
β1 = 0,85 – 0,05((fc’+7) – 30) fc’ > 30 Mpa (3-12)
Akan tetapi β1 tidak boleh diambil kurang dari 0,65
Struktur Beton I 3- 7
b. Kondisi Under Reinforced
(εs > εy, As < Asb, ρ < ρb, fs = fy, εcu = 0,003)
Struktur Beton I 3- 8
εcu=0.003 0.85fc'
xb ab=β1.xb Cc'
h d
As T=As.fy
εs<εy
εs=εy=fy/Es
b
εs>εy
Struktur Beton I 3- 9