Hidrogeologi merupakan cabang hidrologi yang berhubungan dengan air tanah
Hidrogeologi mempunyai makna yang sama akan tetapi penekanannya lebih besar dalam aspek ke-geologian. Oleh karena itu uraian tentang air tanah tidak akan lepas dari ilmu hidrologi, mulai dari kejadian air tanah, pergerakan air tanah dan sampai mencapai lajur jenuh didalam akifer serta pelepasannya di permukaan tanah. Air tanah diartikan sebagai air yang berada pada lapisan tanah jenuh (groundwater), kemudian menjadi deposit air di dalam lapisan tanah, yang bisa keluar melalui mata air (artesis), atau tinggal dalam lapisan tanah sebagai air fosil (fossil water). Sedangkan soil water atau soil moisture adalah air yang berada di lapisan tanah dan belum jenuh dan sebagian besar digunakan untuk keperluan pertanian karena letaknya yang cukup dekat pada permukaan sehingga tersedia bagi akar tumbuhan. Terdapat dua sumber air tanah, yaitu air hujan yang meresap kedalam tanah melalui pori-pori atau retakan dalam formasi batuan dan akhirnya mengalir mencapai permukaan air tanah dan air yang berasal dari aliran air permukaan diatas tanah seperti danau, sungai, reservoir dan lain sebaginya yang meresap melalui pori-pori tanah masuk kedalam lajur jenuh. Siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu, proses-prosesnya antara lain : 1) Pertisipasi, yaitu jatuhnya air dari atmosfer ke tanah 2) Evaporasi, yaitu transformasi air menjadi uap yang bergerak dari permukaan tanah, air dan tumbuhan ke udara 3) infiltrasi, yaitu penyerapan air ke dalam tanah melalui retakan pada tanah dan batuan secara eksponensial, dan 4) Aliran air permukaan. Terdapat beberapa sumber air tanah yaitu air hujan yang masuk ke dalam tanah melalui pori-pori atau celah-celah batuan dan mencapai permukaan, air dari danau, sungai, waduk, dan lain-lain yang meresap melalui pori-pori tanah ke saluran jenuh, dan batuan vulkanik. Di musim panas, sumber air tanah menjadi salah satu sumber air yang mengalir ke sungai. Akuifer merupakan formasi geologi yang memiliki kemampuan untuk menyimpan dan melalukan air tanah ke sumur-sumur atau mata air-mata air. Akuifer dilapisi oleh lapisan batuan dengan kemampuan meluluskan air yang rendah. Lapisan yang sama dapat menutupi akuifer yang mengakibatkan akuifer tersebut di bawah tekanan (confined aquifer). Untuk akuifer tanpa lapisan penutup, air tanah dalam akuifer tanpa tekanan (unconfined aquifer). Sifat mendasar akuifer berhubungan dengan kapasitas menyimpan air tanah dan kapasitas mengalirkan air tanah. Akuifer sangat beragam dalam sifat hidrolik dan volume tandon karena keadaan geologi yang juga beragam. Berdasarkan kedudukannya terhadap permukaan, air tanah terbagi atas dua, yaitu air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal tersimpan dalam akuifer dekat permukaan pada kedalaman 15 – 40 meter. Air tanah dalam tersimpan dalam akuifer pada kedalaman > 40 m. Air tanah dapat terbentuk dari titik imbuh (recharge) pada saat hujan turun, kemudian tinggal di dalam akuifer dan akan muncul kembali secara alami di titik luah (discharge), tergantung dari kedudukan zona jenuh air, topografi, kondisi iklim, dan sifat hidrolika akuifer. Jika jumlah total pengambilan air tanah dari suatu sistem akuifer lebih besar dari jumlah rata-rata imbuhan, akan terjadi penurunan muka air tanah serta berkurangnya cadangan air tanah dalam akuifer. Perlapisan tanah oleh bebatuan mengacu pada kemampuan dapat menahan atau tidak air tersebut. Perbedaan tersebut membagi lapisan tanah menjadi empat lapisan, yaitu: 1) Aquifer adalah lapisan yang dapat menyimpan dan mengalirkan air dalam jumlah besar dan bersifat permeabel, seperti kerikil, pasir, dan lain-lain. 2) Aquiclude adalah lapisan yang dapat menahan air tetapi tidak dapat mengeluarkan air dalam jumlah besar seperti lempung dan silt. 3) Aquifuge adalah lapisan batuan yang tidak dapat menahan atau mengeluarkan air, seperti granit dan batuan kompak. 4) Aquitard adalah lapisan batuan yang dapat menahan air, tetapi hanya dapat melewati air dalam jumlah yang sangat terbatas. Daerah imbuhan air merupakan daerah resapan air yang mampu menambah air tanah secara alami pada cekungan air tanah. Letak daerah imbuhan biasanya berada di kawasan hulu aliran sungai dengan morfologi berupa perbukitan/pegunungan yang memiliki elevasi lebih tinggi. Daerah luahan air tanah merupakan daerah keluaran air tanah yang berlangsung secara alami pada suatu cekungan air tanah. Letak daerah luahan biasanya berada di daerah hilir dengan morfologi berupa dataran rendah. Ketersediaan air tanah di suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh kondisi geologi seperti litologi batuan, struktur batuan dan porositas. Menurut kondisi geologi Indonesia, ketersediaan air tanah di Indonesia secara umum dibagi menjadi empat kategori: air tanah pada batuan lepas, air tanah pada batuan vulkanik kuarter, air tanah pada batuan karbonat, dan air tanah pada batuan padu. Dari keempat jenis tersebut, air tanah pada batuan lepas adalah yang paling baik dalam mengalirkan air yang tersedia. Daerah pemanfaatan air tanah pada umumnya dikembangkan pada 3 (tiga) daerah yang cukup luas dan mempunyai potensi air tanah yang tinggi yaitu daerah dataran antar pegunungan, daerah dataran rendah & pantai, dan daerah lembah sungai yang luas. Daerah dataran antar pegunungan diprakirakan mempunyai potensi air tanah tinggi, daratan ini dikelilingi perbukitan yang menjadi sumber imbuhan air tanah. daerah dataran rendah & pantai mempunyai potensi air tanah yang cukup baik tergantung dari daerah imbuhannya. Daerah lembah sungai yang luas mempunyai potensi air tanah cukup tinggi. Areal ini merupakan daerah patahan dengan igir lembah menjulang tinggi di sisi kiri dan kanan. Prinsip keseimbangan air tanah berkaitan dengan aspek keseimbangan dari berbagai macam komponen pasokan, dalam hal ini jumlah imbuhan dan pendayagunaan/luah air tanah. Penentuan kapasitas akifer tertekan dan tak tertekan yaitu dengan menentukan daerah imbuhan dan luahan. Penentuan Neraca Air Tanah didapat dari Pengimbuhan alami untuk akifer yang dapat ditentukan dengan analisa keseimbangan air tanah dari daerah pengisian ulang (recharge area). Cekungan air tanah merupakan suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat dimana semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung. Cekungan air tanah berada di daratan dengan pelamparan yang sampai dibawah dasar laut. Proses hidrogeologis yang terjadi pada suatu cekungan air tanah meliputi pengimbuhan, pengaliran dan peluahan atau pelepasan air tanah dan setiap kejadian hidrogeologis tersebut berlangsung pada daerah yang berbeda-beda. Non cekungan air tanah merupakan daerah yang tidak dibatasi oleh batas hidrogeologis dan tidak atau bukan tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung serta tidak memiliki kesatuan sistem akuifer. Jumlah cekungan air tanah kebanyakan berada di wilayah Jawa dan Madura. Namun untuk potensi, pulau Kalimantan memiliki potensi terbesar untuk cekungan air tanah bebas dan pulau Papua untuk potensi cekungan air tanah tertekan.