ACARA II
MANIPULASI DATA DAN EKSPLORASI DATA 1
Dosen Pengampu:
Ferryati Masitoh, S.Si, M.Si
Disusun Oleh:
S1 GEOGRAFI
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2018
ACARA I
I. Tujuan
1. Mahasiswa mampu membuat konstruksi jaring aliran airtanah
(Flownets).
2. Mahasiswa mampu menentukan daerah tangkapan dan daerah
pemanfaatan airtanah berdasarkan peta flownets yang telah dibuat.
3. Mahasiswa mampu menganalisis sistem airtanah berdasarkan tipe
sungai daerah tersebut.
II. Dasar Teori
Flow net merupakan peta yang berisikan kontur air tanah dan
arah aliran air tanah. Garis kontur menunjukkan daerah-daerah yang
mempunyai tinggi muka air tanah sama. Peta ini dihasilkan dari
interpolasi titik-titik tinggi muka air tanah yang telah diketahui
sebelumnya. Arah aliran air tanah dapat ditentukan dengan menarik
garis tegak lurus kontur muka air tanah tinggi ke muka air tanah
rendah (Todd, 1980) dalam Harianja, Suyarto, Nuarsa, 2014.
Airtanah adalah air yang bergerak dalam tanah yang terdapat di
dalam ruang – ruang antara butir-butir tanah yang membentuk itu dan
di dalam retak-retak dari batuan (Sosrodarso dan Takeda, 1993).
Menurut Todd (1959), airtanah adalah air yang bergerak di dalam
tanah yang terdapat di dalam ruang antar butir-butir tanah yang
meresap kedalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah yang
disebut aquifer. Akuifer dapat disebut sebagai formasi batuan yang
terdiri dari beberapa material permeable yang cukup jenuh untuk
menghasilkan air dalam kuantitas yang signifikan dalam sumur
(Lohman et al. 1972). Airtanah berasal dari hasil infiltrasi, air sungai,
rembesan dari reservoir, rembesan buatan, proses kondensasi,
rembesan dari laut, air yang terjebak dalam batuan sedimentasi (air
bawaan), dan peremajaan air (volkanik, magmatik, dan kosmik)
(Mays, 2005).
Garis aliran adalah suatu garis sepanjang mana butir-butir akan
bergerak dari bagian hulu ke bagian hilir sungai melalui media tanah
yang tembus air (permeable). Garis ekipotensial adalah suatu garis
sepanjang mana tinggi potensial di semua titik pada garis tersebut
adalah sama. Kombinasi dari beberapa garis aliran dan garis
ekipotensial dinamakan jejaring aliran atau flownets (Das, 1993).
Menurut Puspita (2012) Flownets merupakan peta atau konstruksi
yang berisi peta kontur airtanah (equippotential line) dan peta aliran
tanah (streamlines). Garis kontur air tanah adalah garis yang
menghubungkan tempat – tempat yang mempunyai kedalaman muka
air tanah (hydraulic head) yang sama.
Garis kontur permukaan air (garis aliran) sangat mirip dengan
garis topografi yang ada pada peta. Garis topografi ini sangat penting
untuk mewakili elevasi di bawah permukaan tanah. Elevasi tersebut
adalah kedalaman hidrolik. Garis kontur permukaan air dapat
digunakan untuk mengetahui arah dari aliran airtanah pada wilayah
yang diberikan. aliran air tanah akan memotong tegak lurus (90º)
kontur air tanah pada kondisi akuifer yang homogen dan isotropis
karena pengaruh potensial gravitasi dan mempunyai arah aliran dari
muka air tanah (hydraulic head) tinggi menuju muka air tanah yang
lebih rendah (Tood, 1959).
Airtanah selalu bergerak dari area yang memiliki kedalaman
hidrolik yang tinggi ke area yang memiliki kedalaman hidrolik yang
rendah. Karena airtanah mengalir dari muka airtanah tinggi ke rendah,
misal dari A ke b, maka rasio dari selisih head A ke B dengan jaraknya
disebut hydraulic gradient atau kemiringan muka airtanah. Cara
menghitung hydraulic gradient adalah sebagai berikut:
III. Alat dan Bahan
Alat:
1. Alat Tulis
2. Spidol Ohp
Bahan:
1. Data Elevasi Muka Air Tanah
2. Kertas Kalkir
3. Milimeterblok
4. Peta Sebaran Titik Pengeboran Sumur
IV. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menentukan kontur interval airtanah sebesar 1.0 meter.
3. Membuat peta kontur airtanah menggunakan metode interpolasi
linier.
4. Menentukan arah aliran airtanah dengan menarik garis tegak lurus
(90°) kontur airtanah, usahakan bujursangkar yang tergambar
memiliki bentuk dan luasan yang relatif sama.
5. Menghitung gradient hydraulic pada segmen A-B tiap berpotongan
dengan garis kontur airtanah.
DIAGRAM ALIR
Menghitung gradient
hidraulic
V. Hasil
1. Peta Elevasi Air Tanah Sementara (terlampir)
2. Data Tabel Elevasi Muka Air Tanah (terlampir)
3. Data Perhitungan Interpolasi (terlampir)
4. Penampang Melintang Titik A-B di Kertas Milimeter Blok
(terlampir)
5. Peta Jaring Aliran Air Tanah (Flownets) di Kertas Kalkir
(terlampir)
6. Perhitungan Gradien Hidraulik (terlampir)
VI. Pembahasan
LAMPIRAN