Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN STATISTIKA

ACARA II
MANIPULASI DATA DAN EKSPLORASI DATA 1

Dosen Pengampu:
Ferryati Masitoh, S.Si, M.Si

Disusun Oleh:

Nama : Ariq Adnan


NIM : 160722614652
Off/Thn : G / 2016
Asisten : Retno Hatmanti Wilujeng

S1 GEOGRAFI
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2018
ACARA I

MEMBUAT KONSTRUKSI FLOWNETS

I. Tujuan
1. Mahasiswa mampu membuat konstruksi jaring aliran airtanah
(Flownets).
2. Mahasiswa mampu menentukan daerah tangkapan dan daerah
pemanfaatan airtanah berdasarkan peta flownets yang telah dibuat.
3. Mahasiswa mampu menganalisis sistem airtanah berdasarkan tipe
sungai daerah tersebut.
II. Dasar Teori
Flow net merupakan peta yang berisikan kontur air tanah dan
arah aliran air tanah. Garis kontur menunjukkan daerah-daerah yang
mempunyai tinggi muka air tanah sama. Peta ini dihasilkan dari
interpolasi titik-titik tinggi muka air tanah yang telah diketahui
sebelumnya. Arah aliran air tanah dapat ditentukan dengan menarik
garis tegak lurus kontur muka air tanah tinggi ke muka air tanah
rendah (Todd, 1980) dalam Harianja, Suyarto, Nuarsa, 2014.
Airtanah adalah air yang bergerak dalam tanah yang terdapat di
dalam ruang – ruang antara butir-butir tanah yang membentuk itu dan
di dalam retak-retak dari batuan (Sosrodarso dan Takeda, 1993).
Menurut Todd (1959), airtanah adalah air yang bergerak di dalam
tanah yang terdapat di dalam ruang antar butir-butir tanah yang
meresap kedalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah yang
disebut aquifer. Akuifer dapat disebut sebagai formasi batuan yang
terdiri dari beberapa material permeable yang cukup jenuh untuk
menghasilkan air dalam kuantitas yang signifikan dalam sumur
(Lohman et al. 1972). Airtanah berasal dari hasil infiltrasi, air sungai,
rembesan dari reservoir, rembesan buatan, proses kondensasi,
rembesan dari laut, air yang terjebak dalam batuan sedimentasi (air
bawaan), dan peremajaan air (volkanik, magmatik, dan kosmik)
(Mays, 2005).
Garis aliran adalah suatu garis sepanjang mana butir-butir akan
bergerak dari bagian hulu ke bagian hilir sungai melalui media tanah
yang tembus air (permeable). Garis ekipotensial adalah suatu garis
sepanjang mana tinggi potensial di semua titik pada garis tersebut
adalah sama. Kombinasi dari beberapa garis aliran dan garis
ekipotensial dinamakan jejaring aliran atau flownets (Das, 1993).
Menurut Puspita (2012) Flownets merupakan peta atau konstruksi
yang berisi peta kontur airtanah (equippotential line) dan peta aliran
tanah (streamlines). Garis kontur air tanah adalah garis yang
menghubungkan tempat – tempat yang mempunyai kedalaman muka
air tanah (hydraulic head) yang sama.
Garis kontur permukaan air (garis aliran) sangat mirip dengan
garis topografi yang ada pada peta. Garis topografi ini sangat penting
untuk mewakili elevasi di bawah permukaan tanah. Elevasi tersebut
adalah kedalaman hidrolik. Garis kontur permukaan air dapat
digunakan untuk mengetahui arah dari aliran airtanah pada wilayah
yang diberikan. aliran air tanah akan memotong tegak lurus (90º)
kontur air tanah pada kondisi akuifer yang homogen dan isotropis
karena pengaruh potensial gravitasi dan mempunyai arah aliran dari
muka air tanah (hydraulic head) tinggi menuju muka air tanah yang
lebih rendah (Tood, 1959).
Airtanah selalu bergerak dari area yang memiliki kedalaman
hidrolik yang tinggi ke area yang memiliki kedalaman hidrolik yang
rendah. Karena airtanah mengalir dari muka airtanah tinggi ke rendah,
misal dari A ke b, maka rasio dari selisih head A ke B dengan jaraknya
disebut hydraulic gradient atau kemiringan muka airtanah. Cara
menghitung hydraulic gradient adalah sebagai berikut:
III. Alat dan Bahan
Alat:
1. Alat Tulis
2. Spidol Ohp
Bahan:
1. Data Elevasi Muka Air Tanah
2. Kertas Kalkir
3. Milimeterblok
4. Peta Sebaran Titik Pengeboran Sumur
IV. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menentukan kontur interval airtanah sebesar 1.0 meter.
3. Membuat peta kontur airtanah menggunakan metode interpolasi
linier.
4. Menentukan arah aliran airtanah dengan menarik garis tegak lurus
(90°) kontur airtanah, usahakan bujursangkar yang tergambar
memiliki bentuk dan luasan yang relatif sama.
5. Menghitung gradient hydraulic pada segmen A-B tiap berpotongan
dengan garis kontur airtanah.
DIAGRAM ALIR

Menyiapkan alat dan bahan

Menentukan kontur interval

Membuat peta kontur


aliran airtanah

Menentukan arah aliran


airtanah

Menghitung gradient
hidraulic

V. Hasil
1. Peta Elevasi Air Tanah Sementara (terlampir)
2. Data Tabel Elevasi Muka Air Tanah (terlampir)
3. Data Perhitungan Interpolasi (terlampir)
4. Penampang Melintang Titik A-B di Kertas Milimeter Blok
(terlampir)
5. Peta Jaring Aliran Air Tanah (Flownets) di Kertas Kalkir
(terlampir)
6. Perhitungan Gradien Hidraulik (terlampir)
VI. Pembahasan

Kontruksi jaring aliran air tanah (flownets) berdasar pada sebaran


titik elevasi muka air tanah yang dapat ditunjukkan dengan kondisi
karakteristik akuifer. Pada praktikum kali ini diketahui dari hasil
penggambaran flownets muka air tanah terendah berada pada elevasi 276
mdpl, sedangkan tertinggi pada 293 mdpl. Hal ini dipengaruhi oleh
perbedaan intensitas peresapan air hujan pada bentukan morfologi yang
berbeda akan menyebabkan variasi kedalaman muka air tanah. Muka air
tanah pada daerah pegunungan umumnya lebih dalam dibandingkan
daerah yang rendah dan datar. Selain morfologi, faktor geologi daerah juga
berpengaruh terhadap keberadaan air tanah di suatu daerah.
Elevasi muka air tanah yang tertinggi berada di daerah bagian
timur laut menunjukkan bahwa daerah tersebut merupakan daerah hulu
atau daerah tangkapan air, sedangkan daerah terendah berada di selatan
sehingga daerah tersebut merupakan hulu dan merupakan daerah
pemanfaatan. Sesuai dengan sifat air yang mengalir dari tempat tinggi
menuju tempat rendah. Air tanah yang memiliki elevasi yang tinggi
menjadikannya sebagi daerah tangkapan air dan daerah yang rendah
merupakan dari penggunaan dan berahir di laut. daerah tangkapan
memiliki kedalaman tertentu tergantung dari jenis batuan yang tidak dapat
tertembus oleh air. Daerah ini akan selalu terisi air jika daerah hulu atau
daerah tangkapan terus mendapatkan air, setelah dari daerah ini maka
aliran air tanah akan berakhir di daerah buangan yang berperan sebagai
daerah akhir berupa pantai atau laut.
Pengambilan airtanah terjadi karena adanya pengaruh dari
pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin tinggi, hal ini
mengakibatkan kebutuhan akan air semakin besar. Kebutuhan air yang
besar mendorong manusia untuk mencari pengganti air sungai yang
merupakan sumber utama air bersih mulai tercemar oleh berbagai macam
limbah. Sebagai pengganti air sungai, penduduk beralih menggunakan
airtanah sebagai air baku untuk kebutuhan hidup. Kegiatan eksplorasi
airtanah yang berle-bihan ini merupakan sumber utama timbulnya masa-
lah airtanah pada daerah urban. Kebutuhan air terbesar berdasarkan sektor
kegiatan dapat dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu kebutuhan
domestik, pertanian (irigasi), dan industri. Daerah aliran air tanah yang
melewati permukiman mulai mengalami pencemaran karena terdapat
kontak dengan manusia. Air tanah memiliki resiko yang tinggi untuk
mengalami pencemaran yang meresap kedalam tanah hal ini karena
polutan yang bersifat cair akan mudah meresap kedalam tanah dan ikut
mengalir bersamaan dengan aliran air tanah sehingga tingkat polutan
tertinggi berada di daerah hilir karena pencemaran akan berkumpul.
Berdasarkan hasil perhitungan penurunan gradien hidraulik relatif
datar, sedangkan daerah yang memiliki gradien hidraulik tertinggi berada
pada segmen a-b dengan hasil 3,3 mm dan daerah dengan kemiringan
terendah berada di segmen k-l yang memiliki hasil gradien hidrulik
sebesar 1,2 mm. Daerah tinggi atau lereng gunung ini dapat berfungsi
sebagai daerah recharge yang cukup potensial, karena pada daerah ini
tataguna lahan masih didominasi oleh hutan dan tidak ada perubahan lahan
yang cukup signifikan sehingga airtanah lebih banyak meresap daripada
mengalir sebagai run off. Perhitungan dan pengambaran gradien hidraulik
memiliki tujuan untuk mengetahui ada tidaknya penurunan cadangan air
tanah, dimana semakin miringnya gradien hidraulik maka akan semakin
cepat aliran air tanah sehingga akan membuat muka air tanah akan
mengalami penurunan pada cadangan air tanah.
VII. Kesimpulan
1. Hasil penggambaran flownets muka air tanah terendah berada pada
elevasi 276 mdpl, sedangkan tertinggi pada 293 mdpl.
2. daerah yang memiliki gradien hidraulik tertinggi berada pada
segmen a-b dengan hasil 3,3 mm dan daerah dengan kemiringan
terendah berada di segmen k-l yang memiliki hasil gradien hidrulik
sebesar 1,2 mm.
3. Bertambahnya laju pertambahan penduduk, kebutuhan air bersih
akan semakin meningkat jadi mengakibatkan kebutuhan akan air
semakin besar.
Daftar Pustaka

Lohman SW, et al. 1972. Definitions of Selected Groundwater Term-Revision and


Conceptual Refinements. Geol. Surv. Water Supply Paper 1988, USA.
Mays LW. 2005. Water Resources Engineering. Second Edition. John Wiley &
Sons, United States of America.
Sosrodarso S, Takeda K. 1993. Hidrologi untuk pengairan . Pradnya Paramita,
Jakarta.
Todd DK. 1959. Groundwater Hydrology. Second Edition. John Wiley & Sons,
Singapore.
Das BM. 1993. Mekanika Tanah (diterjemahkan dari : Prinsiples Of Geotechnical
Engineering, penerjemah : N. Endah dan I.B. Mochtar). Penerbit
Erlangga: Jakarta.

LAMPIRAN

1. Peta Elevasi Air Tanah Sementara

2. Data Tabel Elevasi Muka Air Tanah


3. Data Perhitungan Interpolasi

4. Penampang Melintang Titik A-B di Kertas Milimeter Blok

5. Peta Jaring Aliran Air Tanah (Flownets) di Kertas Kalkir


6. Perhitungan Gradien Hidraulik

Anda mungkin juga menyukai