ACARA II
PENENTUAN POTENSI AIRTANAH
Dosen Pengampu:
Ferryati Masitoh, S.Si, M.Si
Disusun Oleh:
S1 GEOGRAFI
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2018
ACARA I
I. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menentukan besarnya potensi airtanah dengan
menggunakan flownets melalui pendekatan hukum darcy.
2. Mahasiswa dapat menganalisis hasil perhitungan air tanah.
II. Dasar Teori
Airtanah sebagai salah satu bagian dari sumberdaya air merupakan
sumberdaya yang paling penting bagi kehidupan manusia. Keberadaan
airtanah sangat melimpah serta kualitas yang baik menjadi salah satu
faktor tingginya minat manusia menjadikan airtanah menjadi salah satu
sumber air bersih. Airtanah terdapat pada formasi geologi yang dapat
menyimpan dan melalukan air dalam jumlah yang besar, yang dikenal
sebagai akuifer (Purnama, 2000).
Potensi airtanah pada dasarnya merupakan jumlah air yang ada
perkapita dalam kurun waktu tahunan (Purnama dkk, 2007). Penentuan
potensi airtanah selalu mengacu pada kuantitas yang mengacu pada
ketersediaan airtanah dan kualitas airtanah (Hidayat, 2008).
Potensi air tanah dapat diketahui dengan pola aliran air tanah
menggunakan flownet sehingga dapat melihat pergerakannya dan
dapat mengetahui area recharge dan discharge. Potensi air tanah dapat
dilihat melalui tinggi muka air tanahnya. Pengukuran TMA
menunjukkan data TMA yang beragam. TMA paling dangkal yaitu
12,84 m dan TMA paling dalam yaitu 26,35 m. Keberagaman TMA di
pengaruhi oleh kondisi topografi, dimana topografi yang tinggi
cenderung mempunyai TMA yang lebih dalam, dan daerah yang
bertopografi rendah cenderung mempunyai TMA dangkal.
Flownet memberikan gambaran secara spasial mengenai airtanah
sehingga dapat diketahui arah persebaran aliran yang dilaluinya. Hal
tersebut dapat berpengaruh terhadap kehidupan di atasnya.
Sebelum melakukan perhitungan, periksa apakah flownets yang
sudah dibuat diusahakan semaksimal mungkin memenuhi kondisi
berikut ini:
a. Arah aliran airtanah dan kontur airtanah berpotongan pada sudut
yang tepat (90O); dan
b. Flownets membentuk bujursangkar yang relatif sama.
c. Rumus untuk menghitung ebit airtanah pada flownets area per unit
lebar akuifer adalah: Q=Kph⁄f
dimana: Q = total debit per unit lebar akuifer (m3/hari)
K = hydraulic conductivity (m/hari)
p = jumlah arah aliran airtanah yang dibatasi oleh garis tepi persegi
panjang
h = beda tinggi antara dua kontur yang akan diukur
f = jumlah penurunan kontur airtanah
Hukum Darcy adalah persamaan yang mendefinisikan kemampuan
suatu fluida mengalir melalui media berpori seperti batu. Hal ini
bergantung pada kenyataan bahwa jumlah aliran antara dua titik secara
langsung berkaitan dengan perbedaan tekanan antara titik-titik, jarak
antara titik-titik, dan interkonektivitas jalur aliran dalam batuan antara
titik-titik.
III. Alat dan Bahan
1. Alat:
a. Alat tulis
b. Penggaris
c. HVS
d. Laptop
2. Bahan
a. Data flownets
IV. Langkah Kerja
1. Identifikasi kondisi airtanah yang bertipe homogeny isotropis
2. Hitung jumlah arah aliran airtanah yang dibatasi oleh garis tepi
persegi panjang!
3. Hitung beda tinggi antara dua kontur yang akan diukur
4. Hitung jumlah penurunan kontur airtanahnya
( Kph )
5. Hitung debit Q =
f
DIAGRAM ALIR
Menyiapkan alat
dan bahan
Menentukan kondisi airtanah yang
bertipe homogen isotropis
Pada praktikum kali ini diketahui nilai debit sungai pada setiap
flownets memiliki perbedaan. Karena semakin sempit bujur sangkar
nilai debit air tanahnya semakin besar ini dikarenakan karna pada
daerah tersebut merupakan daerah yang curam, sedangkan semakin
lebar bujur sangkar maka nilai debit airtanahnya semakin kecil karena
merupakan daerah yang landai. Sedangkan untuk potensi aliran air
tanah merupakan potensi atau jumlah air tanah yang berada dalam
akuifer.
2. Perhitungan