Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM GEOHIDROLOGI

ACARA IV
INVERS AUGER HOLE

Dosen Pengampu:
Ferryati Masitoh, S.Si, M.Si

Disusun Oleh:

Nama : Ariq Adnan


NIM : 160722614652
Off/Thn : G / 2016
Asisten : Retno Hatmanti Wilujeng

S1 GEOGRAFI
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2018
ACARA IV

INVERS AUGER HOLE

I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menghitung nilai konduktivitas hidrolik dengan
menggunakan metode invers auger hole
2. Mahasiswa mampu menganalisis hasil nilai konduktivitas hidrolik

II. Dasar Teori


Data mengenai permebilitas tanah sangat penting diketahui untuk
digunakan dalam kepentingan-kepentingan pembukaan daerah
pengairan dan drainase. Pengamatan keterhantaran hidaulik dapat juga
dilakukan langsung dilapangan. Salah satu metode yang dapat
digunakan untuk pengamatan keterhantaran hidrolik dilapangan adalah
metode auger hole. Menurut Susanto (2004), metode auger hole adalah
metode yang cepat, sederhana dan dapat dipercaya untuk pengukuran
keterhantaran hidraulik lapisan tanah yang berada di bawah muka air
tanah.
Susanto (2004), juga menjelaskan bahwa metode auger hole
memberikan nilai permeabilitas rata-rata lapisan tanah dari muka air
tanah sampai beberapa sentimeter dibawah lubang auger. Jika ada
lapisan kedap pada dasar lubang auger maka nilai K ditentukan oleh
lapisan-lapisan di atas lapisan kedap ini.
Metode auger-hole adalah metode yang cepat, sederhana dan dapat
diandalkan untuk mengukur konduktivitas hidrolik tanah di bawah
permukaan air. Hal ini banyak digunakan dalam kaitannya dengan
desain sistem drainase di tanah yang tergenang air dan dalam
penyelidikan rembesan kanal. Prinsip umumnya sangat sederhana:
tanah dilubangi dengan bor hingga kedalaman tertentu di bawah muka
air tanah yang dangkal. Ketika ekuilibrium tercapai dengan air tanah di
sekitarnya, sebagian air di dalam lubang dihilangkan. Air meresap ke
dalam lubang lagi, dan kecepatan di mana air naik dalam lubang
diukur dan kemudian diubah dengan formula yang sesuai untuk
konduktivitas hidrolik (k) untuk tanah (Beers, 1983).
Hidrolic Conductivity dapat ditentukan dengan metode pendugaan
(metode kolerasi) dan melalui pengukuran. Pendugaan Hidrolic
Conductivity melalui metode kolerasi dilakukan dengan memakai
metode distribusi ukuran butir atau metode permukaan spesifik. Kedua
metode dapat digunakan untuk pendugaan Hidrolic Conductivity
karena adanya hubungan yang erat antara ukuran dan jumlah pori serta
ukuran butir dengan Hidrolic Conductivity. Penetapan nilai Hidrolic
Conductivity melalui pengukuran dapat dilakukan di laboratorium atau
lapangan. Metode yang sering digunakan adalah metode Constand
Head, Falling Head, dan Ring Sample (di laboratorium). Sedangkan di
lapangan dipergunakan metode Auger Hole, Inverse Anger
Hole, dan Peizometer. (Franklin and Hubao Zhang, 2002).
III. Alat dan Bahan
1. Alat:
a. Alat tulis
b. Penggaris
c. HVS
d. Laptop
2. Bahan
a. Data penurunan muka air dalam lubang yang telah disediakan
b. Kertas Semi Logaritmik

IV. Langkah Kerja

Menyiapkan alat dan bahan


L a n g k a h K e rja

Mengisi parameter metode invers Auger


Hole pada lembar kerja yang disediakan

Menghitung nilai Ht1 dari data yang tersedia


dengan rumus:
Ht1 = D – H’t1

Masukkan data hasil perhitungan ke


dalam kertas semi logaritmik

Menentukan nilai tan α dan menghitung


besarnya nilai K (Konduktivitas Hidrolik)

Menyusun Laporan

V. Hasil
1. Tabel hasil perhitungan konduktivitas hidrolik (terlampir)
2. Grafik kurva semi logaritmik (terlampir)
VI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini mengenai perhitungan konduktivitas
hidrolik menggunakan metode inverse auger hole dengan rumus K =
1,15.r.tan. Total data pada praktikum kali ini diketahui sebanyak 11
data penurunan muka air yang dengan total waktu 1350 detik.
Kemudian hasil data tersebut dipindahkan ke kertas semilog yang
nantinya berupa kurva. Sehingga nantinya mahasiswa dapat
mengetahui tingkat cepat lambatnya suatu aliran dan debit beserta
arahnya yang mana dapat bergunan sebagai acuan untuk menentukan
kebutuhan akan air bersih.
Metode invers auger hole ini dilakukan dengan cara membuat
lubang dengan bor tanah sedalam kurang lebih 2 meter. Kemudian isi
air pada lubang yang telah di bor dan tunggu proses air infiltrasi yang
terjadi. Saat infiltrasi berlangsung, dilakukan penghitugan berapa
pengurangan air yang ada di dalam lubang tersebut dengan
memperhatikan waktu yang telah ditentukan
Diketahui hasil perhitungan ht1+r/2 volume air tertinggi yang
tertinggal sebesar 22,5 cm pada waktu ke 0 detik. Sedangkan volume
air tertinggal yang terendah sebesar 0,5 cm pada waktu 1350 detik.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin lama waktu maka volume
yang tertinggal dalam proses penyerapan air yang melwati pori – pori
pada batuan.
Sedangkan hasil perhitungan konduktivitas hidrolik menggunakan
metode invers auger hole ini diketahui konduktivitas hidroliknya
sebesar 331,04 m/hari. Hal ini megindikasikan bahwa daerah tersebut
merupakan kawasan yang dominan material kerikil menengah sesuai
dengan tabel klasifikasi nilai konduktivitas pada tabel 2.2.
Daerah yang memiliki dominan kerikil menengah ini membuat air
akan mudah lolos dari zona akuifer dikarenakan kerikil memiliki
rongga rongga yang dapat dimasuki oleh aliran air tanah yang
menyebabkan perembesan air sangat cepat dan baik. Sehingga pada
daerah ini memiliki muka air tanah yang sangat dangkal.
VII. Kesimpulan
1. Dapat disimpulkan bahwa pada praktikum kali ini mengenai
perhitungan konduktivitas hidrolik menggunakan metode inverse
auger hole.
2. Hasil perhitungan diketahui sebesar 311,04 m/hari. Jadi dapat
disimpulkan bahwa daerah tersebut memiki dominan material yang
berupa kerikil menengah yang memiliki sifat mudah dalam
meloloskan air.

VIII. Daftar Pustaka


Beers, van W. F. J. 1983. The Auger Hole Method. Netherlands:
International Institute for Land Reclamation and
Improvement.
Schwartz, F.W. and Zhang, H., 2003, Fundamentals of Ground Water:
John Wiley & Sons, New York, 583 p.
Susanto, R.H,.2004. Metoda Auger: Sebuah Pengukuran
Keterhantaran Hidraulik Tanah di Bawah Permukaan Air
Tanah (Sebuah Terjemahan dari : The Auger Method, a
field measurement of the hydraulic conductivity of soil the
water table W.F.J van beers, 1993. ILRI, The Nedherland).
Bahan Bacaan Irigasi dan Drainase Lahan Fakultas
Pertanian. Universitas Sriwijaya. RI. 001-1998
Todd, D.K. 1980. Groundwater Hydrology. John Willey and sons.
New York.
LAMPIRAN
1. Tabel dan hasil perhitungan konduktivitas hidrolik

2. Grafik kurva semi logaritmik

Anda mungkin juga menyukai