Anda di halaman 1dari 29

KONSTITUSI JEPANG

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Undang-Undang 1945
dan Perbandingan Konstitusi

Disusun Oleh :

Adenita Damayanti 1401617023


Dwi Zahrah Imania 1401617008
Nurul Hanifah 1401617033
Pandu Astika 1401617086
Reny Chairani 1401617020
Satria Aji 1401617029

Dosen Pengampu :
Dr. M. Japar, M.Si
PPKN A 2017

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Konstitusi Jepang.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Jakarta, 01 Juni 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................... i

DAFTAR ISI.....................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................

A. Latar Belakang......................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................2

PROFIL NEGARA JEPANG..........................................................3

BAB II POKOK-POKOK KONSTITUSI JEPANG........................

A. Bentuk Negara.......................................................................7
B. Bentuk Konstitusi..................................................................8
C. Bentuk Lembaga Legislatif..................................................11
D. Bentuk Lembaga Eksekutif.................................................15
E. Bentuk Lembaga Yudikatif.................................................15

BAB III PELAKSANAAN KONSTITUSI NEGARA......................

A. Ketaatan Pada Hukum yang Berlaku................................17


B. Tantangan Perubahan Konstitusi Jepang.........................18

BAB IV KESIMPULAN & REKOMENDASI.................................

A. Simpulan...............................................................................20
B. Rekomendasi........................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jepang adalah sebuah negara kepulauan yang didirikan oleh Kaisar Jimmu
pada abad ke-7 SM. Jepang merupakan sebuah negara yang paling disegani di
wilayah Asia karena memiliki teknologi yang jauh lebih maju dibanding dengan
negara-negara di sekitarnya. Di Jepang terdapat 47 pemerintah daerah tingkat
prefektur (setingkat provinsi) dan memiliki lebih dari 3300 pemerintah daerah pada
tingkat bawah. Para kepala pemerintah daerah tersebut dipilih oleh rakyat setempat
melalui pemilihan.

Jepang menganut sistem negara monarki konstitusional yang sangat


membatasi kekuasaan Kaisar Jepang. Sebagai kepala negara seremonial,
kedudukan Kaisar Jepang diatur dalam konstitusi sebagai "simbol negara dan
pemersatu rakyat". Kekuasaan pemerintah berada di tangan Perdana Menteri
Jepang dan anggota terpilih Parlemen Jepang, sementara kedaulatan sepenuhnya
berada di tangan rakyat Jepang. Kaisar Jepang bertindak sebagai kepala negara
dalam urusan diplomatik.

Kokkai (国会) adalah nama parlemen Jepang. Parlemen Jepang terdiri dari
dua majelis : Majelis Rendah Jepang (衆議院 shūgi'in) dan Majelis Tinggi Jepang
(参議院 sangi'in). Kedua majelis dipilih secara langsung melalui sistem pemilihan
paralel. Di samping memutuskan undang-undang, Kokkai bertanggung jawab
memilih Perdana Menteri Jepang.

Menurut Konstitusi Jepang, Kokkai adalah "aparatur kekuasaan negara


tertinggi" dan "satu-satunya aparatur negara yang menciptakan undang-undang" di
Jepang. Selain undang-undang, anggota parlemen juga bertugas dalam menyetujui
anggaran negara dan meratifikasi perjanjian negara.

1
Kabinet Jepang beranggotakan Perdana Menteri dan para menteri. Perdana
Menteri adalah salah seorang anggota parlemen dari partai mayoritas di Majelis
Rendah. Partai Demokrat Liberal (LDP) berkuasa di Jepang sejak 1955, kecuali
pada tahun 1993. Pada tahun itu terbentuk pemerintahan koalisi yang hanya
berumur singkat dengan partai oposisi. Partai oposisi terbesar di Jepang adalah
Partai Demokratik Jepang.

Perdana Menteri Jepang adalah kepala pemerintahan. Perdana Menteri


diangkat melalui pemilihan di antara anggota Parlemen. Bila Majelis Rendah dan
Majelis Tinggi masing-masing memiliki calon perdana menteri, maka calon dari
Majelis Rendah yang diutamakan. Pada praktiknya, perdana menteri berasal dari
partai mayoritas di parlemen. Menteri-menteri kabinet diangkat oleh Perdana
Menteri. Kaisar Jepang mengangkat Perdana Menteri berdasarkan keputusan
Parlemen Jepang, dan memberi persetujuan atas pengangkatan menteri-menteri
kabinet. Perdana Menteri memerlukan dukungan dan kepercayaan dari anggota
Majelis Rendah untuk bertahan sebagai Perdana Menteri.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pokok-Pokok Konstitusi Jepang?

2. Bagaimana Pelaksanaan Konstitusi Jepang?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui sistem pemerintahan dan lembaga-lembaga serta struktur


pemerintahan negara Jepang.

2. Untuk mengetahui Konstitusi Jepang.

3. Untuk mengetahui pelaksanaan Konstitusi Jepang.

2
PROFIL NEGARA JEPANG

Bendera Negara Jepang Lambang Negara Jepang

 Nama Asli Negara Jepang : Nihon atau Nippon, Resmi Nipponkoku


atau Nihonkoku.1
 Ibu Kota Jepang : Tokyo
 Bentuk Negara : Kesatuan
 Pemerintahan : Monarki Konstitusional
 Kepala Negara Jepang : Kaisar
Nama Kaisar yang pernah menjabat :
1. Kaisar Jimmu 6. Kaisar Taisho Yoshihito
2. Kaisar Suizei 7. Kaisar Showa Hirohito
3. Kaisar Ojin Mikoto 8. Kaisar Akihito
4. Kaisar Senka
5. Kaisar Meiji Mutsuhito
 Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri
Nama Perdana Menteri Jepang

Periode Meiji

1. Ito Hirobumi menjabat pada tanggal 22 Desember 1885 sampai 30 April 1888
2. Kiyotaka Kuroda menjabat tanggal 30 April 1888 sampai 25 Oktober 1889

1
http://www.id.emb-japan.go.jp/expljp_12.html diakses pada 23 juni 2018 pukul 12.15

3
3. Yamagata Aritomo menjabat tanggal 24 Desember 1889 sampai 6 Mei 1891
4. Matsukata Masayoshi menjabat tanggal 6 Mei 1891 sampai 8 Agustus 1892
5. Ito Hirobumi menjabat tanggal 8 Agustus 1892 sampai 3 Agustus 1896
6. Matsukata Masayoshi menjabat tanggal 3 Agustus 1896 sampai 12 Januari 1898
7. Ito Hirobumi menjabat tanggal 12 Januari 1898 sampai 30 Juni 1898
8. Okuma Shigenobu menjabat tanggal 30 Juni 1898 sampai 8 Agustus 1898
9. Yamagata Aritomo menjabat tanggal 8 Agustus 1898 sampai 19 Oktober 1900
10. Ito Hirobumi menjabat tanggal 19 Oktober 1900 sampai 10 Mei 1901
11. Katsura Taro menjabat tanggal 2 Juni 1901 sampai 7 Januari 1906
12. Saionji Kinmochi menjabat tanggal 7 Januari 1906 sampai 14 Juli 1908
13. Katsura Taro menjabat tanggal 14 Juli 1908 sampai 30 Agustus 1911
14. Saionji Kinmochi menjabat tanggal 30 Agustus 1911 sampai 21 Desember 1912

 Periode Taisho

1. Katsura Taro
2. Yamamoto Gonnohyoe
3. Okuma Shigenobu
4. Terauchi Mesatake
5. Hara Takashi
6. Takashi Korekiyo
7. Kato Takaaki
8. Wakatsuki Reijiro2

 Periode Showa

Terdapat 34 perdana menteri yang menjabat pada periode ini, mulai dari Tanaka
Giichi sampai pada Noboru Takeshita.

2
https://japan.kantei.go.jp/98_abe/meibo/index_e.html diakses pada tanggal 23 Juni 2018 pada
pul 13.30

4
 Periode Heisei

Terdapat 17 perdana menteri yang menjabat mulai dari Sosuke Uno yang menjabat
tanggal 3 Juni 1989 sampai 10 Agustus 1989, sampai pada Shizo Abe yang
menjabat mulai tanggal 26 Desember 2012 sampai saat ini.3

Wilayah Asia Timur

Nama Asli Nihon atau Nippon

Nama Internasional Japan

Luas Wilayah 377.727 km2.

Jumlah Penduduk 127.214.499 jiwa

Ibu Kota Tokyo

Bentuk Pemerintahan Konstitusi Kerajaan

Sistem Pemerintahan Monarki Parlementer

Pemerintahan Lokal 43 prefectures dan 4 kotapraja utama

Lagu Kebangsaan Kimigayo

Suku Bangsa Jepang, Ainu, Korea

Agama Shinto, Buddha, Kristen

Bahasa Resmi Jepang

3
Ibid,

5
Mata Uang Yen

Tanggal Bersejarah 3 November 1946 merupakan hari konstitusi

Pendapatan per kapita US$31.410 pada tahun 2005 dan merupakan


Penduduk pendapat per kapita, tertinggi di Asia.

Hasil Pertanian Padi, gandum, buah-buahan, teh, ketela, kedelai,


dan tembakau

Sumber Alam Batu bara, besi, mangan, seng, dan tembaga, emas,
perak, timah, chromit, sulfur,minyak

Zona waktu UTC + 9

Kode Telepon 81

Partai yang ada di Jepang : 4

1. Partai Rakyat Baru


2. Partai Demokratik Liberal
3. Partai Demokratik Jepang
4. Partai Demokratik Konstitusional Jepang
5. Komeito
6. Partai Demokratik Sosial
7. Partai Hijau Jepang
8. Partai Matahari Terbit
9. Partai Restorasi Jepang
10. Partai untuk Generasi-Generasi masa depan

4
https://japan.kantei.go.jp/98_abe/meibo/index_e.html diakses pada tanggal 23 Juni 2018 pada
pul 13.30

6
8
BAB II

Pokok-Pokok Konstitusi Negara Jepang

a. Bentuk Negara
Pemerintahan Jepang adalah sebuah monarki konstitusional yang
didalamnya terdapat kuasa seorang Kaisar yang masih dibatasi dan hanya
diturunkan terutama ketika melakukan tugas resmi. Seperti Negara lainnya
pemerintahan dipecah jadi 3 Cabang yaitu Eksekutif, Legislatif, dan
Yudikatif. Jepang Merupakan Negara Kesatuan, yang memuat 47
pembagian administratif dengan Kaisar sebagai Kepala Negara. Sedangkan
yang berperan sebagai pengarah sekaligus pengendali pemerintah
merupakan Perdana Mentri sehingga Perdana Menteri berperan sebagai
Kepala Pemerintahan. Negara ini juga menganut sistem Parlementer oleh
karena itu Perdana Mentri disini yang berperan sebagai Kepala
Pemerintahan. Perdana Menteri ditunjuk oleh Parlemen Jepang dan
dinobatkan oleh seorang Kaisar. Karena Seorang Kaisar tidak mempunyai
kuasa terkait dengan hubungan pemerintah maka sebagai gantinya, Kabinet
bersama enteri Negara dan Perdana Mentri merupakan pengarah sekaligus
pengendali pemerintah. Kabinet adalah sumber kekuasaan dari cabang
Eksekutif yang dibentuk oleh Perdana Menteri. Parlemen Jepang
merupakan lembaga legislatif dan menggunakan sistem Bikameral yang
terdiri dari dua majelis yaitu Majelis Tinggi dan Majelis Rendah yang
dipilih langsung oleh rakyat, yang bersumber dari kedaulatan. Mahkamah
Agung dan pengadilan rendah lainnya membentuk cabang Yudisial, mereka
sudah terlepas dari Eksekutif dan Legislatif.5
b. Bentuk Konstitusi

5
“Jepang”, http://www.id.emb-japan.go.jp/expljp_02.html Diakses Pada 23 Juni 2018 Pukul
12.00

7
Pada tahun 1868, sistem pemerintahan Jepang bergeser dari Negara
Feudal ke Negara Monarchy. Transisi ini disebut “Meiji Restoration” (Meiji
Ishin). Dengan transisi ini, Shogun (Panglima) di Edo (Tokyo)
menyerahkan kekuasaan tertinggi yang dipegang selama 265 tahun kepada
Kaisar berada di Kyoto. Sejak Meiji Restoration, kekuasaan politik sehari-
hari secara de facto ada di tangan para aristocrat dan pejabat tinggi. Tetapi,
sejak 1874, ada gerakan hak demokratik (democratic rights
movement, Jiyuu Minken Undou). Tujuan utama gerakan ini adalah
pendirian parlement dan penetapan UUD.

Pada 1976, kaisar memerintah bawahannya untuk mempersiap draf


UUD. Dan juga, pada 1881, kaisar mengumumkan dekrit yang sebut
pendirian parlementpada 1890. Sejak 1882, beberapa aristocrats memulai
survey UUD negara-negara barat, dan, akhirnya, mereka memilih konstitusi
German (German Imperial Constitution, atau Bismarck’s constitution)
sebagai contoh UUD Jepang baru itu. Konstitusi German tersebut bersifat
monarkis dan membatasi hak-hak warga negara. Pada 1889, UUD 1889
diumumkan, dan diperlaksanakan pada 1890. UUD 1889 bersifat UUD
monarkis, dan kaisar memegang kekuasaan tertinggi (kaisar dianggap
sebagai dewa tertinggi). Warga negara dianggap subjek kaisar, dan hak
warga sangat terbatas. Walaupun ada pasal-pasal tentang hak warga, tetapi
hak-hak itu mudah dibatasi oleh UU. Gagasan pembagian kekuasaan adalah
sangat lemah. Kabinet bertanggungjawab kepada kaisar bukan kepada
parlemen.6

Dekrit kaisar lebih tinggi daripada UU. Pengadilan tidak


mempunyai hak uji dan kesempatan gugatan administratif adalah sangat
sempit. Kepala daerah adalah pejabat Departmen Dalam Negeri
yangditunjuk oleh Kaisar.Walaupun UUD 1889 adalah jauh dari
Konstitutional demokratik, UUD itu tetap ada signifikansebagai UUD

6
Ibid,

8
modern kedua di Asia menyusul UUD Ottoman Empire (Turky) pada 1876.
Pada 15 Agustus 1945, akhirnya perang dunia kedua, Jepang dikalahkan
oleh AS dan negara-negaraberaliansinya (Sekutu). Ini adalah penyerahan
tanpa syarat menurut Deklarasi Potsdam. Didalam Deklarasi Potsdam ada
pasal yang menuntut demokratisasi, pelindungan HAM,
dan disarmament Jepang. Sekutu, khusunya AS, menganggap bahwa salah
satu sebab militarism Jepang adalah konstitusi yang tak bisa membatasi
kekuasan eksekutif.

Maka AS memerintah pemerintah Jepang mempersiapkan UUD


baru yang mementingkan asas demokrasi, HAM dan perdamaian (pacifism).
Dibawah kontrol tentara AS sangat ketat (General Head Quarter Sektutu,
GHQ), pada 1946, pemerintah Jepang mengumumkan UUD baru, dan
memperlakukannya pada tahun berikut.Poin-poin penting UUD 1947
adalah:

1. kaisar sebagai simbol kesatuan warga (weak constitutional-monarchy)

2. membatal kekuataan military dan penolakan perang (pacifism)

3. kedaulatan rakyat

Didalam UUD 1947 jelas pengaruhan konstitutionalism AS.


Umpamanya, judicial review, pembagian kekuasaan (trias politika),
pemilihan langsung kepala daerah, HAM dan liberalism. Tetapi juga, UUD
1947 mempunyai hal-hal mirip dengan UUD negara lain sezaman, seperti
UUD Jerman Barat (Bonn Constitution, 1949), UUD Italy (1948). Salah
satu pointnya adalah mementingkan peran pemerintah untuk menjamin hak
sosial (welfare sosial state).7

Bentuk Konstitusi yang digunakan oleh Negara Jepang pada saat ini
merupakan Konstitusi 1947. Konstitusi ini menetapkan pemerintahan

7
Ibid,

9
berdasarkan Sistem Parlementer dan menjamin kepastian akan hak-hak
dasar warga negara. Berdasarkan ketetapannya, Kaisar Jepang berperan
sebagai "simbol Negara dan persatuan rakyat" dan menjalankan peran yang
murni seremonial tanpa kedaulatan yang sesungguhnya. Dengan demikian,
berbeda dengan raja atau ratu lainnya, Kaisar Jepang secara formal
bukanlah kepala negara meskipun ia ditampilkan dan diperlakukan
sebaimana layaknya seorang kepala negara. Konstitusi ini, yang disebut
juga "Konstitusi Damai ( 平和憲法 Heiwa-Kenpō?)," memiliki
karakteristik utama dan terkenal karena tidak memberikan hak untuk
memulai perang; yang terdapat pada Pasal 9, dan dalam penjelasan yang
lebih ringkas pada ketetapan de jure kedaulatan rakyat yang berhubungan
dengan peranan kekaisaran.

Konstitusi ini ditulis ketika Jepang berada di bawah


pendudukan Sekutu seusai Perang Dunia II dan direncanakan untuk
menggantikan sistem monarki absolut yang militeristik dengan suatu
bentuk demokrasi liberal. Saat ini, dokumen konstitusi ini bersifat kaku dan
belum ada amendemen yang ditambahkan sejak penetapannya.

Konstitusi ini terdiri dari sekitar 5.000 kata. Ia mempunyai sebuah


pembukaan serta 103 pasal-pasal, yang dikelompokkan ke dalam sebelas
bab. Pembagian bab-bab tersebut ialah sebagai berikut8:

I. Kaisar (1-8)

II. Penolakan Perang (9)

III. Hak dan Tugas Rakyat (10-40)

IV. Diet (41-64)

V. Kabinet (65-75)

8
Japan Constitution 1947

10
VI. Peradilan (76-82)

VII. Keuangan (83-91)

VIII. Pemerintah Mandiri Daerah (92-95)

IX. Amendemen (96)

X. Hukum Tertinggi (97-99)

XI. Ketentuan Tambahan (100-103)

Di Dalam Konstitusi ini mengatur semua Pemerintahan Jepang. Seperti Contoh


Karena Jepang menganut Sistem Parlementer maka pada Konstitusi 1947 ini pada
Bab I pasal 1 disebutkan bahwa :

“ The Emperor shall be the symbol of the state and of the unity of the people,
deriving his position from the will of the people with whom resides sovereign
power.”9

Sehingga jelas bahwa Kaisar mempunyai batasan dalam Konstitusi dan


peraturan perundang-undangan jadi Kaisar tapi bisa memerintah secara Absolut
karena mempunyai batasan hanya sebagai Kepala Negara saja. Selain itu di dalam
Konstitusi ini juga memuat Hal-Hal lain seperti Penolakan Perang, Hak dan tugas
Rakyat serta hal mengenai aturan Negara lainnya.

c. Bentuk Lembaga Legislatif

Lembaga Legislatif di Jepang disebut Diet/Kokkai. Diet merupakan kekuasaan


Legislatif. Dalam Konstitusi ini, Diet merupakan badan atau organ tertinggi dalam
kekuasaan Negara dan juga merupakan satu-satunya badan dalam pembuatan
undang-undang. Diet terdiri dari dua kamar, yaitu House Of Representatives (shugi-
in) dan House of Councillors (Saugi-in). Kedua kamar harus terdiri dari anggota

9
Japan Constitution 1947

11
yang terpilih dari seluruh rakyat. Jumlah anggota kamar harus disesuaikan atau
dipastikan dengan undang-undang. Masa Jabatan dari House of Representatives
haruslah 4 tahun.

Namun demikian, masa jabatan tersebut harus diberhentikan sebelum masa


jabatan penuh tercapai dalam hal House of Representatives dibubarkan. Sedangkan
masa jabatan dari anggota-anggota House of Councillors haruslah 6 tahun, dan
pemilihan untuk separuh dari anggota-anggota harus diadakan setiap 3 tahun. Tidak
boleh ada seorangpun yang diperbolehkan menjadi anggota kedua House of
Representatives secara bersama-sama. Jika House of Representatives dibubarkan
maka harus diadakan pemilihan umum dari anggota-anggota House of
Representatives dalam waktu empat puluh hari dari tanggal pembubarannya dan
Diet harus diundang bersidang dalam waktu tiga puluh (30) hari dari tanggal
pemilihan. Jika House of Representatives dibubarkan maka House of Councillors
dibubarkan pada waktu yang sama.

Pengaturan tentang Diet terdapat dalam Bab IV Konstitusi Jepang mulai dari
pasal 41 sampai pasal 64. Ketentuan bahwa Diet adalah lembaga tertinggi negara
ditemukan dalam pasal 41 berbunyi

“The Diet Shall be the Highest organ of the state power, and shall be the sole
law-making organ of the State.”10

“Diet Haruslah merupakan badan tertinggi dari kekuasaan negara, dan harus
merupakan satu-satunya pembuat undang-undang dari negara.”
Parlemen Jepang/Diet adalah lembaga tertinggi Negara dan satu-satunya badan
pembuat undang-undang negara yang terdiri dari dua Dewan, (bikameral), yaitu :

1). Majelis Rendah (Shugiin), anggotanya dipilih melalui Pemilu dengan masa
jabatan 4 tahun (Pasal 45).

2). Majelis Tinggi (Sangiin), anggotanya dipilih melalui Pemilu dengan masa
jabatan 6 tahun (Pasal 46)

10
Japan Constitution 1947

12
Kedua kamar mempunyai anggota yang dipilih secara langsung, yang merupakan
perwakilan seluruh rakyat. Jumlah anggota dan kualifikasi anggota kedua kamar
parlemen tersebut ditentukan oleh undang-undang. Sistem dua kamar Jepang
berbeda dengan Indonesia yaitu Strong Bicameral.

Hal ini bisa dilihat dalam pasal-pasal mengenai kewenangan masing-masing kamar.
Pasal 48 dengan sangat tegas memuat ketentuan “Tiada seorang pun diperbolehkan
menjadi anggota dari kedua Houses secara bersama-sama”. Secara umum, Kamar
Bawah mempunyai kekuasaan lebih besar daripada Senate, yakni:

(a) Fungsi Legislasi

 House of Representatives atau Kamar Bawah

Pasal 59 ayat (2) Bila kamar bawah meluluskan RUU tapi Senate menolaknya,
kamar bawah bisa memperundangkannya dengan majoritas 2/3.

Pasal 59 ayat (4) Bila kamar bawah meluluskan RUU (dan perjanjian international)
tapi Senate menetapkannya selama 60 hari, maka RUU tersebut diperundangkan
secara automatis.

Pasal 60 Kedua dari pasal sebelumnya berlaku juga untuk persetujuan Diet yang
diperlukan bagi penyelesaian mengenai perjanjian-perjanjian.

 House of Councillors atau Kamar Atas/Senat

Pasal 59 ayat 1 “suatu rencana undang-undang menjadi undang-undang atas


diluluskannya oleh kedua Houses, kecuali bila sebaliknya diatur oleh undang-
undang. Sifatnya memberikan pertimbangan atau menyetujui suatu rencana
undang-undang atau tidak”.11

(b) Fungsi Anggaran

 House of Representatives

Pasal 60 ayat (1) “Anggaran belanja dan pendapatan negara harus mula-mula
diajukan kepada House of Representatives. Bila penetapan kamar bawah dan Senate
berbeda tentang RAPBN, penetapan kamar bawah menjadi penetapan diet.

 House of Councillors/Senat

Pasal 60 ayat (2) “memberikan pertimbangan atas RAPBN”

11
Ibid,

13
(c) Fungsi Pengawasan :

 House of Councillors

Pasal 69 “Kamar bawah mempunyai hak motion of nonconfidence (mosi tidak


percaya) terhadap kabinet”.12

Sistem Amandemen

Awal dilakukan Amandemen UUD Jepang terjadi pada Pada 15 Agustus 1945,
akhir perang dunia kedua, Jepang dikalahkan oleh AS dan negara-negara
beraliansinya (Sekutu). Ini adalah penyerahan tanpa syarat menurut Deklarasi
Potsdam. Didalam Deklarasi Potsdam ada pasal yang menuntut demokratisasi,
pelindungan HAM, dan disarmament Jepang. Sekutu, khusunya AS, menganggap
bahwa salah satu sebab militarism Jepang adalah konstitusi yang tak bisa membatas
kekuasan eksekutif. Maka AS memerintah pemerintah Jepang mempersiap UUD
baru yang mementingkan asas demokrasi, HAM dan pedamaian (pacifism).

Dibawah kotrol tentara AS sangat ketat (General Head QuarterSektutu, GHQ),


pada 1946, pemerintah Jepang mengumumkan UUD baru, dan memperlakukannya
pada tahun berikut. Selanjutnya ketentuan mengenai Amandemen UUD Jepang
sudah diatur juga dalam UUD tersebut. Namun, ketentuan sistem Amademen
Jepang temasuk rigid. Maka procedure perubahan UUD adalah jauh lebih susah
daripada UU biasa. Sampai terakhir ini, perubahan UUD adalah salah satu isu
critical yang membagi kiri-kanan aliran politik.

Di Jepang, pro-amendamen UUD adalah kaum konservatif. Mereka memikir bahwa


UUD kita adalah UUD tertekan dan bertentangan mitos orang Jepang. Pasal 96-1
adalah pasal tentang amendamen: Untuk memulai proses amendamen, harus ada
usulan (motion) amendamen yang dapat setujuan lebih 2/3 dari jemulah anggota
setiap kamar Diet. Bila ada usulan ini, Diet mengadakan referendam khusus untuk
amendamen. Untuk mengesahkan amendamen, perlu ada pemungutan suara
setujuan lebih dari 50% di referendum.

Secara lengkap Pasal 96 berbunyi :

(1) Perubahan-perubahan terhadap Undang-undang Dasar ini harus dimulai oleh


Diet, melalui suara persetujuan bersama dari dua pertiga atau lebih anggota-anggota
masing-masing Houses dan haruslah mengenai hal itu diajukan kepada rakyat untuk
diratifikasi, yang akan memerlukan suara-suara penguatan dari mayoritas semua

12
Ibid,

14
suara referendum khusus atau pada pemilihan sedemikian sebagaimana Diet akan
menentukan dengan jelas.

(2) Perubahan-perubahan bila diratifisir sedemikian, harus segera diumumkan oleh


Kaisar atas nama rakyat, sebagai bagian integral dari Undang-Undang Dasar ini.

d. Bentuk Kelembagaan Eksekutif


Kekuasaan eksekutif dipegang oleh kabinet (naikaku) dikepalai oleh
Perdana Menteri. Perdana Menteri (PM) Jepang mengepalai sebuah kabinet
dimana PM sekaligus adalah pemimpin partai mayoritas di majelis rendah
(parlemen), dan secara kolektif bertanggungjawab kepada Kokkai (Diet), PM dan
kabinetnya harus meletakan jabatan bila tidak memperoleh kepercayaan lagi dari
majelis rendah. Majelis Rendah (Shugiin) dan Majelis Tinggi (Sangiin) adalah dua
badan yang terdapat dalam Kokkai (Diet). Seorang Perdana Menteri bisa
membubarkan kamar bawah, kamar bawah bisa mengecam kabinet (motion of
confidence). Perdana Menteri dan mayoritas menteri kabinet diwajibkan menjadi
anggota Diet, dan dalam menjalankan tugas kekuasaan eksekutif , mengharuskan
secara kolektif bertanggungjawab kepada Diet. Lembaga eksekutif di Jepang
diatur dalam Konstitusi Jepang Bab V tentang Kabinet mulai dari Pasal 65 sampai
Pasal 75.

Ketentuan bahwa lembaga eksekutif sebagai lembaga kekuasaan tertinggi dalam


Pasal 65 berbunyi “Kekuasaan eksekutif harus berada di tangan Kabinet”. Pasal
66 ayat (1) berbunyi

‘The Cabinet shall consist of prime minister, who shall be it’s head, and other
Ministers of State, as provided for by law.”

“Kabinet harus terdiri dari Perdana Menteri, yang menjadi ketuanya, dan
menteri-menteri lainnya dari negara, sebagaimana diatur dengan undang-
undang”.13

e. Bentuk Kelembagaan Yudikatif

13
Japan Constituion 1947

15
Kekuasaan Yudikatif diserahkan kepada Mahkamah Agung yang membawahi
badan-badan kehakiman (peradilan) yang didirikan berdasarkan undang-undang.
MA dapat melimpahkan kekuasaan untuk membuat peraturan-peraturan kepada
pengadilan-pengadilan yang lebih rendah. Kewenangan MA yakni membuat
peraturan-peraturan yang menentukan mengenai prosedur dan pelaksanaan, hukum
acara dan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penuntut, disiplin intern dari
pengadilan-pengadilan dan administrasi dari urusan-urusan kehakiman. MA harus
terdiri dari Hakim Kepala dan sejumlah hakim lainnya, dimana Hakim Kepala itu
diangkat oleh Kabinet. Mahkamah Agung adalah pengadilan dari upaya terakhir
dengan kekuasaan untuk menentukan kesalahan dari undang-undang, perintah-
perintah, peraturan-peraturan atau keputusan resmi apa pun.

Lembaga Yudikatif di Jepang diatur dalam Konstitusi Jepang Bab VI tentang


Kehakiman, mulai dari Pasal 76 sampai Pasal 82. Ketentuan mengenai lembaga
yudikatif sebagai lembaga tertinggi negara dapat dilihat dalam Pasal 76 (1)
“Seluruh kekuasaan kehakiman adalah di tangan Mahkamah Agung dan
pengadilan-pengadilan demikian yang lebih rendah sebagaimana ditentukan di
dalam undang-undang”. (2) Tidak ada pengadilan luar biasa boleh diadakan, dan
tidak juga suatu organ atau badan dari eksekutif diberi kekuasaan kehakiman yang
final.14

14
Japan Constitution 1947

16
BAB III

Pelaksanaan Konstitusi Negara

a. Ketaatan Masyarakat terhadap Hukum yang Berlaku

Seperti yang kita tau masyarakat di Jepang sangatlah menjunjung tinggi aturan
jadi begitu pula dengan dengan mereka menaati Konstitusi mereka sangat
menjunjung tinggi Undang-Undang yang berlaku di Negaranya. sistem hukum
Jepang dan Indonesia tidak bisa dibandingkan untuk mencari benar dan salah serta
menyalahkan satu dengan yang lain, melainkan mencari sudut pandang berbeda. Di
Jepang, selain diatur dengan peraturan, masyarakat Jepang juga diatur oleh etika
dan kebiasaan," ujar guru besar Undip di bidang filsafat hukum itu. Pandangan Prof
Adji tersebut diamini oleh pihak Jepang, yaitu masyarakat Jepang sangat
menghargai apa yang tidak tertulis di belakang UU.

Hal di atas terungkap dalam salah satu rangkaian kegiatan training saat
berkunjung ke Kota Sakai dan diterima langsung Wali Kota Sakai Osami
Takeyama. Sesuai dengan UU Jepang, peraturan daerah (Perda) membolehkan
pencantuman ancaman pidana penjara maksimal 2 tahun penjara. Tetapi, ketika
ditanya soal contoh Perda Sakai yang mengancam pidana penjara tersebut,
Takeyama kebingungan mencarinya. Sebab, di Jepang, warganya sudah cukup taat
pada ancaman denda administrasi maksimal 1 juta yen. Nyaris tidak ada ancaman
penjara badan dalam Perda Sakai, namun masyarakatnya taat Perda dan tertib.Pun
bila harus membuat Perda yang berisi ancaman pidana penjara, Pemkot Sakai akan
meminta masukan dari kejaksaan guna menilai apakah rencana ancaman pidana
penjara itu tepat atau tidak. Namun Perda dengan ancaman penjara seperti itu nyaris
tidak ada.15

15
https://news.detik.com/berita/d-3428735/belajar-dari-jepang-di-belakang-uu-ada-etika-
hukum Diakses pada 01 Juni 2018 Pukul 12.45

17
b. Tantangan Perubahan Konstitusi Jepang

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan ingin melihat perubahan


konstitusi Jepang pascaperang yang pasifis atau antiperang pada tahun 2020. Dalam
pesannya saat memperingati 70 tahun konstitusi, Abe mengatakan perubahan
seharusnya merujuk secara tegas pada Angkatan Bela Diri Jepang, untuk mencegah
pandangan bahwa kekuatan militer itu tidak konstitusional.

Konstitusi Jepang yang antiperang diterapkan Amerika Serikat yang


mengalahkan Jepang saat Perang Dunia II untuk mencegah kekaisaran yang pernah
menjajah sejumlah negara di Asia itu memiliki kekuatan militer.Namun kubu
nasionalis mengharapkan perubahan atas militer Jepang sejalan dengan
meningkatnya ketegangan yang dipicu oleh 'sikap bermusuhan; Korea Utara.

Pemerintah Pyongyang sudah menyatakan akan terus melakukan uji coba rudal
maupun nuklir walau mendapat tekanan dari sekutu utamanya, Cina, maupun dari
Amerika Serikat. Dalam uji coba rudal awal Maret, pemerintah Jepang menyatakan
empat rudal balistik Korea jatuh di kawasan zona ekonomi eksklusif Jepang.

Selain kekhawatiran atas serangan Korea Utara, muncul pula kekhawatiran di


Jepang atas hal yang dianggap sebagai semakin meluasnya pengaruh Cina di
dunia.Dalam pesan videonya, Rabu (03/05), PM Abe mengatakan dia ingin
mengubah konstitusi Jepang pada tahun 2020, ketika Tokyo menjadi tuan rumah
Olimpiade."Kita harus menghapuskan ruang untuk diskusi yang menuduh
Angkatan Bela Diri tidak konstitusional," tambahnya.

Keikutsertaan personel nontempur Jepang dalam pasukan koalisi internasional


di Irak pada tahun 2006 lalu diprotes oleh sekelompok warga Jepang lewat gugatan
ke pengadilan karena menganggapnya inkonstitusional.

18
PM Abe juga membantah ada rencana untuk merevisi Pasal 9 yang
menyebutkan Jepang selamanya akan meninggalkan perang sebagai negara
berdaulat dan angkatan darat, laut, serta udara tidak akan dipertahankan.Pemerintah
Tokyo berpendapat bahwa pasal itu tidak menghentikan negara untuk memiliki
kemampuan dalam mempertahankan diri dengan kekuatan militer.Tahun lalu Abe
mendapat dukungan mayoritas dua pertiga suara di Majelis Rendah Parlemen yang
dibutuhkan untuk perubahan konstitusi namun harus mendapat persetujuan lewat
referendum nasional. Beberapa jajak pendapat memperlihatkan warga Jepang
secara meluas menerima 'konstitusi damai' namun berbeda pendapat jika
menyangkut Pasal 9.16

Perbandingan dan Kaitan Antara Konstitusi Jepang dan Konstitusi Indonesia

Pada dasar nya ada perbedaan yang sangat jelas dari sistem konstitusi yang ada di
Jepang dan konstitusi yang ada di Indonesia.Bentuk Konstitusi Jepang sendiri
berupa dokumen legal yang terdiri atas beberapa pasal yang mengatur berbagai
aspek dan bidang.Dari berbagai tinjauan mengenai apakah ada bentuk kelebihan
dari konstitusi jepang untuk di Implementasikan di Indonesia maka kita harus
terlebih dahulu melihat dari bentuk pemerintahan jepang itu sendiri.Jepang sendiri
merupakan suatu negara dimana bentuk pemerintahan nya Monarki
Konstitusional,bentuk pemerintahan ini merupakan sejenis monarki pada umum
nya yang mengakui raja,ratu,atau kaisar sebagai kepala negara,namun pada bentuk
monarki konstitusional posisi kaisar di Jepang hanya sebagai posisi simbolis
kepemimpinan dalam pemerintahan negara.Terkait dengan bentuk pemerintahan itu
sendiri maka isi dari konstitusi negara Jepang sendiri tidak terlepas dari bentuk
pemerintahan nya itu sendiri.Pada dasar nya pembagian isi dari konstitusi Jepang
itu sendiri dibagi menjadi berbagai bab yaitu berisi sekitar 5000 kata,103 pasal-
pasal,dan 11 bab pokok,diantara bab pokok tersebut mengatur :

16
“Tantangan Konstitusi Jepang” http://www.bbc.com/indonesia/dunia-39792431 diakses pada
01 Juni 2018 Pukul 13.00

19
1.Kaisar (1-8)

2.Penolakan Perang (9)17

3.Hak dan Tugas Rakyat (10-40)

4.Diet (41-64)

5.Kabinet (65-75)

6.Peradilan (76-82)

7.Keuangan (83-91)

8.Pemerintahan Mandiri Daerah ( 92-95)

9.Amandemen (96)

10.Hukum Tertinggi (97-99)

11.Ketentuan Tambahan (100-103)

Dari berbagai isi dari konstitusi diatas jika dibandingkan dengan konstitusi yang
ada di Indonesia sangat lah jauh berbeda,mengapa berbeda? Yang pertama ialah
dari dasar nya negara tersebut.Bentuk pemerintahan Jepang sendiri sangat berbeda
dari bentuk pemerintahan negara Indonesia sehingga isi dari konstitusi itu sendiri
mengatur hal hal yang menyangkut bentuk pemerintahan negara Jepang
sendiri,yaitu Monarki Konstitusional sehingga isi dari kosntitusi itu sendiri
mengatur hal hal mengenai kedudukan,posisi,kekuasaan kaisar sebagai kepala
negara yang mana hal tersebut tidak cocok untuk diambil nilai nilai nya untuk
diterapkan di Indonesia,selebih nya aspek-aspek yang ada di Konstitusi Jepang
kurang lebih sudah ada dan sudah diatur di dalam konstitusi Indonesia,seperti Hak
dan kewajiban warga negara,seperti di pasal 27-35 di UUD 1945,dan mengenai
aspek yang lain pun sudah diatur dan disesuaikan dengan sosiologis dan budaya
Indonesia sendiri.Namun ada satu hal yang secara tidak langsung dapat diambil dari

17
. Japan Constitusion 1947

20
konstitusi Jepang itu sendiri,walaupun tidak secara langsung.Nilai yang patut
diambil ialah mengenai Restorasi Meiji pada tahun1868,inti dari restorasi Meiji ini
ialah dimana Jepang sadar akan perubahan perubahan seiring waktu dimana pada
saat itu negara negara barat sudah lebih maju dalam aspek teknologi dalam berbagai
bidang,seperti Industri,dan keamanan dan mereka melakukan pembaharuan dimana
perubahan ini menyebabkan perubahan secara besar-besaran pada struktur politik
dan sosial Jepang.Pada saat itu awal nya Jepang menyadari keterbelakangan kondisi
negara nya disaat datang nya pihak Amerika Serikat oleh Komodor Matthew
C.Perry yang memaksa Jepang membuka pelabuhan-pelabuhan nya untuk kapal
asing yang ingin berdagang.Pihak Amerika datang dengan menaiki kapal super
besar yang dilengkapi persenjataan dan teknologi yang lebih maju dibandingkan
teknologi di Jepang saat itu,akhirnya Jepang sadar akan kondisi tersebut dan
berencana melakukan pembaharuan dalam berbagai bidang seperti perdagangan
yang secara tidak langsung menyebabkan bangkit nya Industrialisasi yang dimana
sekarang ini menjadi tonggak utama negara Jepang yang menggerakan roda
perekonomian Jepang menjadi baik,Perubahan juga terjadi dibidang Politik dimana
Jepang membenahi kondisi perpolitikan dan pemerintahan Jepang itu sendiri,pada
saat itu wilayah wilayah feodal dan mulai diterapkan sistem prefektur yang masih
bertahan hingga sekarang ini,serta di Bidang keamanan yang mana teknologi
keamanan dan pertahanan Jepang pada saat itu berkiblat ke Eropa Barat,sehingga
delegasi delegasi Jepang pun dikirim ke Eropa Barat untuk mempelajari teknologi
tersebut,namun seiring waktu mereka beralih ke negara Prancis dan Inggris
mengenai aspek ini.Dan di bidang ekonomi pemerintah baru melaksanakan
kebijakan untuk menyatukan sistem moneter dan pajak.Dan yang paling penting
ialah untuk menciptakan negara modern,Pihak Jepang sadar bahwa sistem
pendidikan yang komprehensif sangat penting sehingga pada tahun 1871 sebuah
kementrian pendidikan dibuat untuk melaksanakan reformasi Pendidikan.Nilai
yang dapat kita ambil dari Restorasi Meiji ialah posisi Jepang sebelum restorasi
Meiji tidak jauh dengan posisi negara asia pada umum nya,masih lemah,masih
mengandalkan pertanian sebagai pendorong nilai ekonomi negara nya sehingga bisa
dikatakan sebelum Jepang melakukan Restorasi Meiji,posisinya pada saat itu rawan

21
akan di jajah oleh bangsa barat.Namun salah satu tokoh dari Jepang yaitu daimyo
Shimazu18 Nariakira menyimpulkan bahwa “jika kita mengambil inisiatif,kita bisa
mendominasi,jika tidak,kita akan di dominasi”. Pada saat itu lah mereka sadar
bahwa mereka harus melakukan perombakan serta belajar mempelajari teknologi
perkembangan zaman pada saat itu untuk bertahan.Intinya ialah dalam restorasi
Meiji adalah Jepang mengambil dan mempelajari teknologi dan kemajuan dari
pihak “Barat” dan disesuaikan dengan nilai “Timur” yang mana disesuaikan dengan
nilai budaya mereka.Nilai ini lah yang harus dipelajari oleh Indonesia dimana kita
harus mengambil langkah sendiri,inisiatif sendiri untuk mempertahankan keutuhan
Indonesia,jika saja Indonesia sedari dulu melakukan hal yang kurang lebih seperti
itu maka penjajahan oleh bangsa barat tidak perlu terjadi dan menyebabkan luka
yang dalam.Namun nilai dari Restorasi Meiji sendiri dapat kita ambil dan terapkan
pada saat ini,yaitu dimana sebagai masyarakat Indonesia,kita perlu mengambil
inisiatif dan melakukan pembaruan yang tidak melanggar nilai budaya dan dasar
negara kita yaitu pancasila yang mana harus kita lakukan untuk Indonesia dapat
lebih maju dan terlepas dari penjajahan dalam bentuk lain pada saat ini.

18
Restorasi Meiji tahun 1868-1912 m http://wawasansejarah.com/restorasi-meiji/ diakses pada
02 juni pukul 10.30

22
23
BAB IV

Kesimpulan dan Rekomendasi

A.Simpulan

Jepang merupakan Negara dengan Sistem Pemerintahan Monarki Parlementer dengan


Bentuk Negara Kesatuan. Jepang memiliki Kaisar sebagai Kepala Negara dan Perdana Menteri
sebagai Kepala Pemerintahan. Konstitusi yang dipakai di Jepang saat ini merupakan Konstitusi
1947. Konstitusi ini terdiri dari sekitar 5.000 kata. yang mempunyai sebuah pembukaan serta 103
pasal-pasal, yang dikelompokkan ke dalam sebelas bab. Pembagian Kekuasaan pemerintahan di
Jepang terbagi atas 3 cabang seperti pada umumnya yaitu Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif.
Masyarakat Jepang sangat menjunjung tinggi hukum yang ada karena penanaman Etika dan Moral
yang baik.

B. Rekomendasi

1. Harus dijunjungnya Etika dan Moral terlebih dahulu agar Konstitusi bisa berjalan dengan baik.

2. Seharusnya Wakil Rakyat dipilih dari warga-warga yang terbaik yang memang siap untuk
mendengarkan Aspirasi atau keluh kesah masyarakat lainnya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Sakaguchi, Shojiro.2014. Constituonalism in Asia in the Early Twenty-First Century.


Cambridge Publisher. Inggris.

Glen D. Hook.2005.Japan Contested Constitution.London and New york publisher. Canada

Japan Constitution 1947:contituteproject.org

“Jepang”, http://www.id.emb-japan.go.jp/expljp_02.html Diakses Pada 23 Juni 2018 Pukul


12.00

https://news.detik.com/berita/d-3428735/belajar-dari-jepang-di-belakang-uu-ada-etika-hukum
Diakses pada 01 Juni 2018 Pukul 12.45

“Tantangan Konstitusi Jepang” http://www.bbc.com/indonesia/dunia-39792431 diakses pada 01


Juni 2018 Pukul 13.00

25

Anda mungkin juga menyukai