Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
KAMPUS PURWAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala ridho dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan Laporan ini. Shalawat serta salam mudah-mudahan tercurah
limpahkan kepada junjungan kita yaitu Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para
sahabatnya dan umumnya kepada kita semua selaku penerus risalahnya hingga akhir zaman,
aamiin.
Penulisan laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas mata kuliah Perencanaan
Pembelajaran STI. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat Bapak Nuur Wachid Abdul Majid, S.pd., M.pd.
selaku Dosen Pengampu.
Semoga Allah SWT memberikan kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik
lagi. Besar harapan laporan ini mampu menambah pengalaman serta ilmu yang bermanfaat bagi
semua pembaca. Sehingga untuk kedepannya laporan ini mampu menambah wawasan menjadi
semakin luas dan lebih baik lagi. Karena keterbatasan ilmu dan wawasan yang kami punya, kami
percaya pasti banyak sekali kekurangan dalam laporan ini, untuk itu kami sangat mengharapkan
saran serta kritik yang membangun kami agar di kemudian hari menjadi lebih baik lagi.
.
Purwakarta, 15 Februari 2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................................... 2
D. Manfaat ....................................................................................................................... 2
BAB II Pembahasan ........................................................................................................ 3
A. Pendidikan pada Masa Penjajahan .............................................................................. 3
1. Pendekatan Pembelajaran pada Masa Portugis ..................................................... 3
2. Pendidikan pada Masa Belanda ............................................................................ 4
3. Pendidikan pada Masa Jepang .............................................................................. 6
B. Pendidikan Pasca Kemerdekaan ................................................................................. 9
1. Pendidikan pada Masa Kemerdekaan sampai Orde Lama .................................... 9
a. Periode 1945 – 1950 ....................................................................................... 9
b. Periode 1950 – 1966 ....................................................................................... 12
2. Pendidikan pada Masa Orde Baru ........................................................................ 13
3. Pendidikan pada Masa Reformasi ......................................................................... 14
C. Highlight Perkembangan Pendidikan dari Masa ke Masa .......................................... 15
BAB III Penutup .............................................................................................................. 18
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 18
B. Saran ........................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki suatu keunikan yang mana pendidikan merupakan bagian dari
kebudayaan, namun disisi lain juga pendidikan merupakan bentuk proses dari pembudayaan
itu sendiri. Sejatinya sebelum datangnya penjajah ke Indonesia, masyarakat di Indonesia
sendiri sudah mengenal dengan pendidikan baik dari internal seperti keluarga maupun
eksternal seperti lingkungan, yang mana pendidikan ini sangat berpengaruh kepada seorang
anak sehingga ia dapat menjadi seorang pribadi yang dapat bermanfaat bagi dirinya, keluarga
maupun lingkungan dia sendiri. Karena dengan pendidikan pula akan menciptakan generasi
penerus bangsa yang akan memajukan negara tersebut hingga yang akan mengharumkan
negara tersebut.
Indonesia sebagai negara pada masa lampau yang sering mengalami penjajahan oleh
bangsa Eropa hingga Negeri Matahari Terbit, dengan kedatangan bangsa-bangsa tersebut
pendidikan yang diberikan membentuk masyarakat yang feodal, karena pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah kolonial diberikan dengan garis warna dan diskriminatif,
yang mana dibedakan antara golongan seperti jenis tingkatan berdasarkan kelompok Eropa,
Timur Asing dan pribumi, walaupun dalam praktiknya golongan pribumi ini masih terbagi
lagi menjadi golongan pribumi priyayi dan pribumi biasa. Dari berbagai negara-negara yang
pernah menginjakkan kakinya di tanah Indonesia selama bertahun-tahun itulah
mengakibatkan dampak pada keberlangsungan hidup masyarakat Indonesia di berbagai
bidang, salah satunya ialah bidang Pendidikan. Pada bidang tersebut tentulah akan selalu
berkesinambungan dengan pendekatan pembelajaran yang terjadi di Indonesia. Pendekatan
pembelajaran setiap masa pastilah berbeda, karena perubahan teknologi dari zaman ke zaman
sangat andil dalam dunia pendidikan. Sehingga rencana-rencana pembelajaran pun sering
berganti, hingga sering terdengar di telinga kita ‘ganti menteri, ganti kebijakan’.
Sehingga tujuan penulisan yang melatar belakangi laporan ini yaitu untuk mengetahui
apa yang melatarbelakangi pelaksanaan pendidikan yang terjadi pada masa pemerintahan
kolonial serta pelaksanaaan pendidikan pada masa pemerintahan kolonial tersebut. Selain itu
penulisan laporan ini memiliki tujuan untuk mengetahui perbedaan ataupun persamaan model
pendidikan dari masa pemerintahan kolonial sampai dengan sekarang.
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, adapun rumusan masalah yang terdapat dalam pembuatan
laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perbedaan pendidikan pada masa penjajahan dan masa kemerdekaan?
2. Bagaimana pendekatan pembelajaran pada masa Portugis?
3. Bagaimana pendekatan pembelajaran pada masa Belanda?
4. Bagaimana pendekatan pembelajaran pada masa Jepang?
5. Bagaimana pendekatan pembelajaran pada masa Orde Baru?
6. Bagaimana pendekatan pembelajaran pada masa Reformasi?
7. Bagaimana arah tujuan pendidikan dari setiap masa?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan yang terdapat dalam pembuatan laporan
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Perbedaan Pendidikan Pada Masa Penjajahan dan Masa Kemerdekaan.
2. Untuk mengetahui Bagaimana Pendekatan Pembelajaran Pada Masa Portugis.
3. Untuk mengetahui Bagaimana Pendekatan Pembelajaran Pada Masa Belanda.
4. Untuk mengetahui Bagaimana Pendekatan Pembelajaran Pada Masa Jepang.
5. Untuk mengetahui Bagaimana Pendekatan Pembelajaran Pada Masa Orde Baru.
6. Untuk mengetahui Bagaimana Pendekatan Pembelajaran Pada Masa Reformasi.
7. Untuk mengetahui bagaimana arah tujuan pendidikan dari setiap masa.
D. Manfaat
Laporan ini ditulis dengan tujuan agar dapat memberikan gambaran tentang
pendekatan pembelajaran dari masa penjajahan dan masa kemerdakaan tentang sejarah
pendidikan di Indonesia sehingga pendidikan dapat terlaksana dengan baik dan tepat sasaran
dimasa yang akan datang nantinya. Serta mempelajari pendekatan pembelajaran dengan sudut
pandan dan arah tujuan pendidikan dari setiap masa. Selain itu juga diharapkan dapat untuk
menambah kepustakaan tentang pendidikan dari masa ke masa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan pada Masa Penjajahan
1. Pendekatan Pembelajaran pada Masa Portugis
Pendidikan dan pengajaran pada masa pengaruh portugis dalam abad ke-16 sampai
abad ke-18, sejarah pendidikan pada masa itu melaksanakan sistem pengajaran dimana
wujud lembaganya yang lebih dikenal dengan nama Sekolah, yang sebenarnya sudah
dimulai pada permulaan abad ke-16 dengan kedatangan Bangsa Portugis di Indonesia
setelah itu disusul oleh Bangsa Spanyol. Kedatangan Bangsa Portugis di Indonesia yaitu
sebagai orang Peranggi tidak dapat dipandang terlepas dari konteks perkembangan sistem
dunia yang semakin meluas karena akibat ekspansi Barat pada akhir abad ke-15. Ditambah
pula dengan adanya hubungan dibidang politik dan ekonomi antara bangsa-bangsa di Eropa
khususnya bangsa Portugis dan juga Spanyol, dengan bangsa-bangsa di Asia khususnya
bangsa yang di Timur Tengah, karena tidak dapat dilepaskan dari dampak Perang Salib
yang terjadi sebelumnya. Persaingan yang ada di bidang perdagangan dan pelayaran
menambah semakin tajamnya konflik tersebut.
Karena berkembangnya perdagangan di masa itu, pada permulaan abad ke -16
Bangsa Portugis bercita-cita ingin menguasai perdagangan dan perniagaan Timur-Barat
dengan cara menemukan arah jalan laut yang menuju dunia Timur serta menguasai bandar-
bandar dan daerah-daerah strategis yang menjadi mata rantai perdagangan dan perniagaan
di daerah tersebut. Di samping dengan tujuan mencari kejayaan (glorious) dan kekayaan
(gold), bangsa Portugis datang ke Timur termasuk (Indonesia) yang bermaksud juga ingin
menyebarkan agama yang mereka anut, yakni Katholik (gospel). Pedagang Portugis
tersebut menetap dibagian Timur Indonesia, yang dimana tempat tersebut rempah-rempah
yang mahal itu dihasilkan, karena biasanya mereka didampingi oleh misionaris.
Karena dilihat dari berbagai sudut pandang bangsa Barat dengan sikap
keagamaannya dalam abad pertengahan tersebut. Usaha kristiani-sasi yang dilakukan oleh
para misionaris yang menyertai ekspedisi militer pada bangsa Portugis dan Spanyol
semakin memperkuat konfrontasi di atas dan dengan sendirinya membawa pengaruh
terhadap pendidikan di daerah-daerah yang bersangkutan. Dengan tujuan untuk
membangun dan menyebarkan sebuah Orde Baru bagi pelayanan tugas-tugas misi agama
Katolik Roma di Palestina, tetapi kemudian berkembang. Sehingga menjadi sebuah
3
4
(1) Pendidikan dasar yang meliputi jenis sekolah dengan pengantar Bahasa Belanda (ELS,
HCS, HIS), sekolah dengan pengantar bahasa daerah (IS, VS, VgS), dan sekolah
peralihan.
(2) Pendidikan lanjutan dimana yang meliputi pendidikan umum (MULO, HBS, AMS)
dan pendidikan kejuruan.
(3) Pendidikan tinggi.
Hal yang tidak kalah penting ialah bahwa pendidikan juga dimanfaatkan untuk
membina kelompok-kelompok di kalangan penduduk pribumi, yang kesetiaan serta
loyalitasnya kepada orang orang Belanda dapat diandalkan, di antaranya komunitas-
komunitas imigran Kristen di Ambon.
3. Pendidikan pada Masa Jepang
Didorong semangat yang tinggi bangsa Jepang ingin mengembangkan pengaruh
dan wilayah sebagai bagian dari rencana membentuk Asia Timur Raya yang meliputi
Manchuria, Daratan China, Kepulauan Filiphina, Indonesia, Malaysia, Thailand, Indo
China dan Rusia yang dimana di bawah kepemimpinan Jepang. Bangsa Jepang mulai
melakukan ekspansi militer ke berbagai negara sekitarnya tersebut. Dengan memberi
konsep “Hakko Ichiu” (Kemakmuran Bersama Asia Raya) dan sebuah semboyan “Asia
untuk Bangsa Asia”, bangsa Jepang ini pun menargetkan Indonesia sebagai wilayah yang
potensial akan menopang ambisi besarnya tersebut. Dengan konteks sejarah di dunia yang
menuntut dukungan militer yang kuat, bangsa Jepang mengelola pendidikan di Indonesia
pun tidak bisa dilepaskan dari tujuan serta kepentingan ini. Sehingga dapat dikatakan
bahwa sistem pendidikan di masa pendudukan bangsa Jepang sangat dipengaruhi motif
yang sangat mendukung untuk kemenangan militer dalam peperangan Pasifik.
Pada Februari tahun 1942 setelah menyerang Sumatera Selatan, bangsa Jepang
selanjutnya menyerang Jawa dan akhirnya memaksa bangsa Belanda menyerah pada Maret
1942. Sejak itulah bangsa Jepang kemudian menerapkan beberapa kebijakan-kebijakan
terkait pendidikan yang memiliki implikasi luas terutama bagi sistem pendidikan di era
kemerdekaan nantinya. Hal-hal tersebut antara lain dapat mengelabui Indonesia dengan
dijadikannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pengantar pendidikan menggantikan
Bahasa Belanda. Adanya integrasi serta perubahan sistem pendidikan dengan
dihapuskannya sistem pendidikan berdasarkan kelas sosial di era penjajahan Belanda.
Meski zaman pendudukan bangsa Jepang di bumi nusantara sangatlah singkat, tetapi
7
Pada sekolah tingkat lanjutan ini dimasa penjajahan bangsa Jepang dilakukan
selama 3 tahun. Yang dimana pendidikan lanjutan ini merupakan cikal bakal dari
lahirnya Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau dulu dikenal juga dengan nama
Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP). Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini hanya
dapat ditempuh jika siswa tersebut telah menyelesaikan pendidikan di tingkat sekolah
dasar.
3. Pendidikan Menengah (Koto Chu Gakko)
Setelah menyelesaikan sekolah pada pendidikan lanjutan, kemudian siswa
tersebut dapat melanjutkan untuk menempuh pendidikan menengah selama 3 tahun,
yang dimana sekarang kita kenal dengan sebutan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau
yang pernah juga dikenal dengan nama Sekolah Lanjut Tingkat Atas (SLTA). Pada
sekolah pendidikan menengah memberikan pembelajaran yang lebih terarah dan
berdasarkan pada hasil pembelajaran pendidikan lanjutan.
4. Pendidikan Kejuruan (Kogyo Gakko)
Pada pendidikan kejuruan yang dimana merupakan cikal bakal dari berdirinya
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yaitu pendidikan lanjutan dengan fokus
pembelajaran yang lebih spesifik. Pada pendidikan jenjang ini memiliki tujuan utama
agar siswa dapat segera menerapkan dan mempraktekannya keahliannya langsung
kepada masyarakat. Yang mencakup lanjutan pendidikan bersifat vokasional antara
lain dibidang pertanian, teknik dan pelayaran.
5. Pendidikan Tinggi
Setelah penguasaan bangsa Jepang, semua sekolah yang berbasis Belanda
ditutup. Akibatnya, para guru dan tenaga pengajar terpaksa mengartikan segala sumber
buku catatan Belanda ke dalam bahasa Jepang dan Indonesia. Setelah melakukan
perubahan sekolah akademis menjadi sekolah sekolah vokasi. Serta larangan untuk
membangun sekolah swasta yang mengakibatkan ditutupnya Taman Guru dan Taman
Madya. Dan pada pendidikan tinggi yang ada di masa pendudukan bangsa Jepang ini
adalah Sekolah Tinggi Kedokteran dan Sekolah Tinggi Teknik Bandung.
Untuk mendidik Guru terdapat 3 jenis sekolah yaitu:
1) Sekolah guru 2 tahun (Syoto Sihan Gakko)
2) Sekolah guru 4 tahun (Gotu Sihan Gakko)
3) Sekolah guru 6 tahun (Koto Sihan Gakko)
9
Karena tujuan utama dari pendidikan pada masa Jepang di Indonesia adalah
menyediakan tenaga kerja bagi rakyat indonesia secara cuma cuma (Romusha) dan
prajurit untuk membantu peperangan bagi kepentingan bangsa Jepang.
B. Pendidikan Pasca Kemerdekaan
1. Pendidikan pada Masa Kemerdekaan sampai Orde Lama
Pendidikan Indonesia pada masa Orde Lama dilihat sesuai dengan pembagian
kurun waktu yang ditandai dengan peristiwa penting dan tonggak sejarah, diantaranya
pada periode 1945 - 1950 dan periode 1950 - 1966.
a. Periode 1945 - 1950
Sistem pendidikan yang diterapkan di Indonesia setelah kemerdekaan
meneruskan sistem pendidikan pada zaman jepang. Sedangkan rencana pembelajaran
sama seperti sebelumnya namun, perbedaannya bahasa Indonesia ditetapkan menjadi
bahasa pengantar untuk sekolah dan buku buku yang digunakan merupakan buku
terjemahan dari bahasa belanda.
1) Pendidikan Rendah
Pendidikan yang terendah di Indonesia sejak awal kemerdekaan adalah
Sekolah Rakyat (SR) dengan lama pendidikan 6 tahun (sebelumnya 3 tahun).
Kurikulum yang digunakan sesuai dengan keputusan menteri PK & K
tanggal 19 November 1946 No 1153/Bhg A yang menekankan pembelajaran SR
dengan pelajaran bahasa dan berhitung.
Pendidikan ini terdiri dari 38 jam pelajaran seminggu, 8 jam bahasa
Indonesia, 4 jam bahasa daerah dan 17 jam untuk berhitung (untuk kelas IV, V,
dan VI).
2) Pendidikan Guru
Dalam periode ini, ada 3 jenis pendidikan guru yaitu:
a. Sekolah Guru B (SGB)
Pada pendidikan SGB, lama pendidikan yang ditempuh adalah selama 4
tahun dengan tujuan untuk sekolah rakyat. Pada sekolah ini yang diterima
adalah lulusan SR yang akan lulus dalam ujian masuk sekolah lanjutan. Pada
kelas I, II, dan III, pendidikan yang diberikan berupa pendidikan umum yang
biasa diajarkan di sekolah sedangkan pendidikan keguruan hanya diberikan
apabila siswa tersebut telah berada di kelas IV. Untuk sistem ujian yang
10
a. Pendidikan Ekonomi
Berupa sekolah dagang yang pendidikannya tiga tahun setelah sekolah
rakyat dengan tujuan memenuhi kebutuhan tenaga administrasi atau
pembukuan.
b. Pendidikan Kewanitaan
Merupakan pendidikan khusus wanita yang dibangun dengan nama
sekolah kepandaian putri (SKP), dan pada tahun 1947 dibangun sekolah
guru kepandaian putri (SGKP) dengan masa pendidikan 4 tahun yang
dilaksanakan setelah lulus dari SMP atau SKP.
5) Pendidikan Teknik
Merupakan pendidikan yang terlibat dalam pertahanan negara dan sebagian
dijadikan sebagai pabrik senjata. Pembelajaran dalam sekolah teknik ini
berdasarkan jurusan pada sekolah yang ditempuhnya, diantaranya:
● Kursus Kerajinan Negeri (KKN) terdiri atas jurusan kayu, besi, anyaman,
perabot rumah, las dan batu.
● Sekolah Teknik Pertama (STP) terdiri atas jurusan kayu, batu, keramik,
perabot rumah, anyaman, besi, listrik, mobil, cetak, tenun kulit, motor, ukur
tanah dan ngecor.
● Sekolah Teknik (ST) terdiri atas jurusan bangunan gedung, bangunan air
dan jalan, bangunan radio, bangunan kapal, percetakan dan pertambangan.
● Sekolah Teknik Mesin (SMT) terdiri atas jurusan angunan gedung,
bangunan sipil, bangunan kapal, bangunan mesin, bangunan listrik,
bangunan mesin kapal, kimia, dan pesawat terbang
● Pendidikan Guru
6) Pendidikan Tinggi
Sistem persekolahan dan tujuan diatur dalam UU No.4 tahun 1950 pada bab
V pasal 7, yakni:
a. Pendidikan dan pengajaran taman kanak - kanak
b. Pendidikan dan pengajaran rendah
c. Pendidikan dan pengajaran menengah
d. Pendidikan dan pengajaran tinggi
e. Pendidikan dan pengajaran kepada orang - orang dalam keadaan kekurangan
12
jika ia kembali ke tanah air ia dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat. Tidak ada
halangan ekonomis yang merintangi seseorang untuk belajar di sekolah, karena
diskriminasi dianggap sebagai tindakan kolonialisme.
Soekarno pernah berkata “sungguh alangkah hebatnya kalau tiap-tiap guru di
perguruan taman siswa itu satu persatu adalah Rasul Kebangunan!, Hanya guru yang
dadanya penuh dengan jiwa kebangunan dapat menurunkan ke bangunan ke dalam
jiwa sang anak”
Dari perkataan soekarno diatas terlihat bahwa beliau pada pemerintahan orde
lama menaruh perhatian tinggi terhadap pendidikan negaranya. Bersama dengan
menteri pendidikan Ki Hadjar Dewantara dikembangkan pendidikan dengan sistem
among berdasarkan asas kemerdekaan, kodrat alam, kebudayaan, kebangsaan, dan
kemanusiaan yang dikenal sebagai Panca Dharma Taman Siswa dan semboyan ing
ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.
2. Pendidikan pada Masa Orde Baru
Pada pemerintahan orde baru yang dipimpin oleh Soeharto, Indonesia
mengedepankan moto yaitu “mengedepankan manusia Indonesia seutuhnya dan
masyarakat Indonesia”, sehingga pada tahun 1969-1970 diadakan sebuah Proyek
Penilaian Nasional Pendidikan (PPNP) dan menemukan empat masalah pokok dalam
pendidikan di Indonesia yaitu pemerataan, mutu, relevansi dan efisiensi pendidikan dan
hasilnya digunakan untuk membentuk Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
dan Kebudayaan (BP3K). Lalu di bawah Menteri Wardiman Djojoadiningrat (kabinet
pembangunan VI) mengedepankan wacana pendidikan “link and match” sebagai upaya
untuk memperbaiki pendidikan Indonesia pada masa itu (Rianti Nugroho, 2008: 16).
Sebagaimana sistem politik yang ada pada masa Orde Baru ini, manajemen
pendidikan juga yang terjadi pada masa tersebut dilaksanakan secara sentralistis, dimana
semua kebijakan sampai detail ditentukan oleh pusat. Kegiatan ini merupakan implikasi
perencanaan dan upaya untuk meningkatkan mutu bersifat top-down, sehingga
peningkatan mutu tidak terjadi di sekolah-sekolah dan hanya terjadi di pusat, sekolah
walaupun merupakan lembaga yang secara langsung memberikan pembelajaran tidak
memiliki kewenangan yang memadai.
Pendidikan pada masa Orde Baru diarahkan kepada keseragaman dalam berpikir
maupun bertindak, contohnya pakaian seragam sehingga tidak ada perbedaan dan
14
juga banyak melakukan pemberian bantuan dalam pendidikan seperti beasiswa dan
sebagainya.
Pasal 39 ayat 2 Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional bahwa pendidik merupakan tenaga profesional, maka seorang seperti guru dan
dosen sebagai tenaga profesional mempunyai visi untuk memberikan pembelajaran sesuai
dengan prinsip-prinsip profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama kepada setiap
warga negara dalam menerima dan mendapatkan pendidikan yang baik. Lalu dalam
Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru sebagai tenaga
profesional hanya dapat dilakukan oleh orang yang memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan jenis dan jenjang
pendidikan tertentu, hal ini tentunya diperlukan untuk menghasilkan generasi penerus
yang baik diperlukan pengajar dan pendidik yang baik pula.
C. Highlight Perkembangan Pendidikan dari Masa ke Masa
Periode Deskripsi
Penjajahan Belanda Pendidikan pada masa ini masih bercorak keagamaan yakni
Kristen Protestan. Berikut gambaran sistem Pendidikan yang
dibuat oleh VOC:
● Pendidikan Dasar
● Sekolah Latin
● Seminarium Theologicum (Sekolah Seminari)
● Akademie der Marine (Akademi Pelayanan)
● Sekolah Cina
● Pendidikan Islam
16
Masa Orde Baru Pendidikan pada masa Orde Baru diarahkan kepada
keseragaman dalam berpikir maupun bertindak, contohnya
pakaian seragam sehingga tidak ada perbedaan dan
melahirkan sifat disiplin. Relevansi pendidikan juga
diperhatikan dengan menyesuaikan untuk kebutuhan
pembangunan terhadap sumber daya manusia, sasaran
perbaikan diantaranya pemberantasan buta aksara. Selain itu,
pada masa Orde Baru ini, dicanangkan program yang
populer yaitu mengenai kegiatan “wajib belajar 9 tahun”.
B. Saran
Dari hasil analisis yang telah kami lakukan juga didapatkan beberapa saran, saat ini
kebijakan pendidikan menjadi hal yang sudah tidak aneh dan bahkan menjadi sebuah tema
dalam perdebatan publik dan kompetisi antarpartai politik di Indonesia. Dalam kampanye
baik pemilu legislatif dan pemilu presiden misalnya, pendidikan menjadi salah satu isu yang
ada dalam materi kampanye ataupun dalam rumusan visi dan misi dari para kandidat. Realita
yang terjadi baik yang kita lihat dan rasakan adalah pendidikan dan politik saling
memengaruhi dan mewarnai. Sehingga persoalan pendidikan yang ada di masyarakat
khususnya diperlukan kerjasama dari semua pihak untuk mewujudkan Indonesia yang lebih
baik lagi kedepannya dan menghasilkan manusia-manusia yang cerdas sesuai dengan Undang
Undang Dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Hartono, Y. (2016). Pendidikan Dan Kebijakan Politik (Kajian Reformasi Pendidikan Di
Indonesia Masa Orde Lama Hingga Reformasi). AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN
PEMBELAJARANNYA, 6(01), 35-45.
2. Fadli, M. R., & Kumalasari, D. (2019). Sistem Pendidikan Indonesia Pada Masa Orde Lama
(Periode 1945-1966). Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya, 9(2), 157-171.
3. Supardan, D. (2008). Menyingkap Perkembangan Pendidikan Sejak Masa Kolonial Hingga
Sekarang: Perspektif Pendidikan Kritis. Generasi Kampus, 1(2).
4. Afandi, A. N., Swastika, A. I., & Evendi, E. Y. (2020). PENDIDIKAN PADA MASA
PEMERINTAH KOLONIAL DI HINDIA BELANDA TAHUN 1900-1930. Jurnal Artefak
Vol, 7(1).
5. Abbas, A. (2018). Pendidikan di Indonesia pada Masa Jepang. Ash-Shahaba: Jurnal
Pendidikan dan Studi Islam, 4(1), 62-75.
19