Anda di halaman 1dari 16

PERKEMBANGAN KURIKULUM PADA MASA ORDE LAMA

Untuk Memenuhin Tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum yang dibimbing oleh :

Bu Nawang Sulistyani, M. Pd.

Nama Anggota Kelompok 5 :

1. Fian Febiarsyah A. (201910430311159)


2. Putri Ayu Mauliddianah ((201910430311167)
3. Kartika Diana Rosinta (201910430311171)
4. Muchlis Rijal P. (201910430311176)
5. Rifdah Azhar Mufidah (201910430311180)
6. Galista Maulidia Amelia (201910430311186)
7. Hilyatul Habibah (201910430311193)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN PELAJARAN 2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas Telaah Kurikulum. Pada kesempatan yang baik ini, penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada dosen kami dan juga teman teman yang turut bekerja
sama dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan pada waktunya.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Pasuruan, 13 Oktober 2020

Penyusun

ii
iii
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................2
2.1 Kurikulumyangdigunakanpadamasaordelama..................................................................2
2.2 Pendidikan pada masa orde lama......................................................................................3
2.3 Prinsip pengembangan kurikulum pada awal kemerdekaan s.d. masa Orde Lama .........6

BAB III PENUTUP......................................................................................................................6

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................11


3.2 Saran ................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia


melakukan banyak perubahan yang tidak hanya terjadi dalam bidang pemerintahan saja,
tetapi juga dalam bidang pendidikan. Perubahan yang terjadi dalam pendidikan merupakan
perubahan yang bersifat mendasar, yaitu perubahan menyangkut penyesuaian kebijakan
pendidikan dengan dasar dan cita-cita suatu bangsa yang merdeka dan negara yang ingin
berdiri sendiri (Rifa’i, 2016: 122). Sehingga untuk penyesuaian itu dengan melihat cita-cita
bangsa Indonesia, bidang pendidikan mengalami perubahan. Terutama dalam landasan
filosofi pendidikan, tujuan pendidikan, sistem pendidikan, dan kesempatan belajar yang
diberikan kepada rakyat Indonesia.
Melihat pemerintahan masa Orde lama melakukan perubahan diantaranya dalam
pendidikan. Seperti diketahui setelah KMB (Konferensi Meja Bundar) pada 1949 maka
terbentuklah Republik Indonesia Serikat. Di dalam RIS diaturnya mengenai pendidikan dan
pengajaran dan didalam RIS juga diatur tentang pendidikan nasional. Dengan begitu, maka
system pendidikan pada masa Orde Lama tidak jauh beda dengan masa sebelumnya, tetapi
dalam masa Orde Lama menfokuskan kepada pendidikan dan pengajaran serta mengatur
tentang pendidikan nasional. Maka semuanya dalam bidang pendidikan periode 1945-1966
semuanya telah diatur dalam UUD yang berdasarkan Pancasila.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana pendidikan pada masaorde lama?
2. Kurikulum apa saja yang digunakan pada masa orde lama?
3. Bagaimana prinsip perkembangaan kurikulum pada awal kemeerdekaan sampai dengan
orde lama?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana pendidikan pada masaorde lama
2. Untuk mengetahui kurikulum apa saja yang digunakan pada masa ore lama
3. Untuk mengetahui prinsip perkembangaan kurikulum pada awal kemeerdekaan sampai
dengan orde lama

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.4 PENDIDIKAN PADA MASA ORDE LAMA

Pada saat dicetuskan dasar negara yaitu Pancasila sebagai landasan utama negara
Indonesia oleh Soekarno 1 Juni 1945, maka ketentuan yuridis konstitusional tersebut
dijadikan konstruksi hukum yang tentunya mengandung konsekuensi formal, fungsional, dan
impratif. Pancasila dijadikan pijakan sebagai norma dasar dan norma tertinggi di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara di negera republik Indonesia. Pancasila adalah ideologi
negara dan ideologi bangsa Indonesia.
Pancasila adalah identitas dan karakteristik bangsa atau keperibadian nasional yang
perwujudannya secara melembaga sebagai sistem pancasila yang menjiwai setiap
keperibadian bangsa, pandangan hidup (keyakinan bangsa) sistem kenegaraaan dan
masyarakat Indonesia (Zulkarnain, 2017: 61). Landasan dan visi pendidikan masa Orde lama
ketika itu diharapkan mampu menentukan tujuan pendidikan yang jelas. Oleh karena itu,
tujuan pendidikan yang jelas pada gilirannya akan mengarahkan ke pencapaian kompetensi
yang dibutuhkan serta metode pembelajaran yang efektif.
Pada akhirnya, kelak pendidikan mampu menjawab tuntutan untuk mensejahterakan
masyarakat dan kemajuan bangsa. Pada awal kemerdekaan, pembelajaran di sekolah-sekolah
lebih ditekankan pada semangat nasionalisme dan membela tanah air (Tim Uny: 76). Pada
masa ini penekanan pendidikan kepada isu nasionalisasi dan ideologisasi. Penekanan pada
kedua bidang tersebut tidak lainkarena masa tersebut masa krusial pasca kemerdekaan,
dimana banyak konflik yang mengarah pada separatisme dan terjadi interplay (tarik ulur)
antara pihak yang sekuler dengan agamis (Sarnoto, 2012: 33). Revolusi nasional meletus
pada tanggal 17 Agustus 1945 yang dikenal dengan Proklamasi Kemerdekaan. Dengan ini
maka tercapailah kemerdekaan yang telah lama diidamkan bangsa Indonesia.
Proklamasi mampu mematahkan belenggu penjajahan dan menimbulkan hidup baru
dilapangan apa saja salah satunya di bidang pendidikan, dirasakan perlu mengubah sistem
pendidikan sesuai dengan suasana baru (Ahmadi, 1987: 78). Sehingga ada usaha
perencanaan dalam pendidikan dan pengajaran yang telah dipersiapkan pada hari-hari
terakhir penjajahan Jepang menjadi modal dan pedoman pertama dilapangan pendidikan.
Pendidikan masa awal kemerdekaan berlandaskan Pancasila yang merupakan falsafah
negara. Meski baru penentuan saja karena belum dijelaskan bagaimana meletakkan dasar itu
pada tiap pelajaran (Somarsono Moestoko, 1986: 145).
Senada dengan lika-liku perjalanan sejarah bangsa dan negara Indonesia sejak di
Proklamasikan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 sampai sekarang.
Maka, sejarah pendidikan Indonesia pada masa Orde Lama dapat dilihat sesuai dengan
pembagian kurun waktu yang ditandai dengan peristiwa penting dan tonggak sejarah sebagai
pengingat, diantaranya periode 1945-1950 dan Periode 1950-1966.

Pendidikan pada masa orde lama di awali sejak Proklamasi Kemerdekaan berlandaskan
Pancasila yang merupakan falsafah negara. Meskipun baru tahap penentuan saja sebab
2
belum dijelaskan bagaimana meletakkan dasar itu pada settiap pelajaran. Senada dengan
dinamika perjalanan sejarah bangsa pasca Proklamasi sampai sekarang. Sejarah pendidikan
Indonesia masa orde lama dapat dilihat sesuai dengan pembagian kurun waktu ditandai
dengan peristiwa penting dan tonggak sejarah, yaitu Periode 1945-1950 dan Periode 1950-
1966. Sistem pendidikan periode 1945-1950 seperti zaman Jepang tetap diteruskan,
sedangkan rencana pembelajaran umumnya sama dan bahasa Indonesia ditetapkan sebagai
bahasa pengantar untuk sekolah.

Akan tetapi oleh pemerintahan Indonesia diberlakukan beda. Diketahui pada periode ini sudah
ditetapkan setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan pengajaran dari semua lapisan
masyarakat. Berbeda dengan zaman Kolonial yang mendapatkan pengajaran hanya golongan
tertentu. Sistem pendidikan periode ini mulai dari pendidikan rendah(Sekolah Rakyat) sampai
pendidikan tinggi (Sekolah Tinggi Republik). Sedangkan periode 1950-1966 hanya melanjutkan dan
mengimplementasikan kebijakan mengenai sistem pendidikan yang telah di atur sedemikian rupa.

Semuanya sudah di atur mengenai pendidikan nasional sejak pasca Proklamasi


Kemerdekaan tertera di dalam UU No. 4/1950 yang kemudian disempurnakan (jo) menjadi
UU No. 12/1954 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah. Pada 1961
diatur UU No. 22/1961 tentang Pendidikan Tinggi, dilanjutkan dengan UU No.14/1965
tentang majelis pendidikan nasional, dan UU No. 19/1965 tentang pokok system pendidikan
nasional pancasila.

2.5 KURIKULUM YANG DIGUNAKAN PADA MASA ORDE LAMA

Kurikulum Rencana Pelajaran (1947-1968)

3
a. Kurikulum Tahun 1947 (Rentjana Pelajaran 1947)

Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan.
Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih popular dari pada curriculum
(bahasa inggris) kurikulum yang dipakai oleh bangsa Indonesia pada tahun 1947 adalah
Rentjana Pelajaran 1947. Bentuknya memuat dua hal pokok yaitu : (1) daftar mata pelajaran
dan jam pengajarnya, (2) garis-garis besarpengajaran.

Kurikulum ini masih dipengaruhi system pendidikan kolonial Belanada dan Jepang,
sehingga hanya meneruskan kurikulum yang pernah digunakan sebelumnya oleh Belanda.
Kurikulum ini tujuannya tidak menekankan pada pendidikan pikiran, tetapi yang diutamakan
adalah pendidikan watak, kesadaran berwarganegara dan bermasyarakat.

b. Kurikulum Tahun 1952 (Rentjana Pelajaran Terurai 1952)


Kurikulum 1952 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1947,
dimana kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran.Karena itu, kurikulum 1952 lebih dikenal
sebagai Rencana Pelajaran Terurai 1952.Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem
pendidikan nasional.Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap
rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-
hari. Dengan kata lain, pendekatan kontekstual dalam pembelajaran sudah digunakan pada masa
tersebut. Pada tahun ini, menteri PP dan K yang pada waktu itu dijabat oleh Mr. Soewandi
melakukan usaha untuk mengubah system pendidikan dan pengajaran sehingga akan lebih sesuai
dengan keinginan dan cita-cita bangsa Indonesia pada waktu itu.
Kemudian dibentuk Panitia Penyelidik Pengajaran dalam rangka mengubah system pendidikan
kolonial kedalam system pendidikan Nasional.Perubahan system tersebut memiliki konsekuensi logis
yaitu semua kurikulum pada semua tingkat pendidikan mengalami perubahan sehingga yang semula
dioreantasikan pada kepentingan kolonial diubah menjadi kebutuhan bangsa yang merdeka.
Salah satu hasil dari panitia tersebut adalah menyangkut kurikulum rencana pelajaran pada setiap
tingkat pendidikan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Pendidikan pikiran harus dikurangi
2.   Isi pelajaran harus dihubungkan terhadap kesenian
3.   Pendidikan watak
4.   Pendidikan jasmani
5.   Kewarganegaraan dan masyarakat
Maka setelah undang-undang pendidikan dan pengajaran No. 04 tahun 1950 dikeluarkan, maka
lahirlah beberapa hal penting :
1.   Kurikulum pendidikan rendah ditujukan untuk menyiapkan anak memiliki dasar-dasar
pengetahuan, kecakapan, dan ketangkasan baik lahir maupun batin, serta mengembangkan bakat dan
kesukaannya
2.   Kurikulum pendidikan menengah ditujukan untuk menyiapkan pelajar ke pendidikan yang lebih
tinggi, serta mendidik tenaga-tenaga ahli dalam berbagai lapangan khusus, sesuai dengan bakat
masing-masing dan kebutuhan masyarakat.

4
3.   Kurikulum pendidikan tinggi ditujukan untuk menyiapkan pelajar agar dapat menjadi pimpinan
dalam masyarakat, dan dapat memelihara kemajuan ilmu, dan kemajuan hidup kemasyarakatan.

c. KurikulumRentjana Pelajaran1964

Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi cirri dari kurikulum ini adalah
bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik
untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Panca
wardhana yang meliputi pengembangan daya cipta, rasa, karya, dan moral. Mata pelajaran
diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi :moral, kecerdasan, emosional/artistic,
keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pada saat itu pendidikan dasar lebih menekankan
pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis, yang disesuaikan dengan perkembangan
anak.

d. Kurikulum 1968

Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari kurikulum1961 ,yaitu dilakukannya


perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa
pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan
perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUN 1945 secara murni dan
konsekuen.

Dari segi tujuan pendidikan kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan
pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani,
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan
beragama.

Kelahiran kurikulum 1968 yang bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964
yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia
Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran:
kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.

F. Prinsip pengembangan kurikulum pada awal kemerdekaan s.d. masa Orde Lama

5
Prinsip pengembangan kurikulum sering pula disebut sebagai asas pengembangan
kurikulum. Yang dimaksudkan dengan asas ini adalah prinsip pedagogis dan didaktik
pembaharuan kurikulum yang dijadikan pedoman untuk memilih bahan dan kegiatan belajar,
menentukan luas dan urutan bahan dan kegiatan, serta menyusun metodologi pengajaran.

Kurikulum 1947

Ada 5 prinsip (asas) pembaharuan yang melahirkan Kurikulum 1947, yaitu:

1. Asas pendidikan dan pengajaran sebagai alat pembangunan bangsa dan negara

2. Perkembangan yang seimbang dan harmonis

3. Isi pengajaran yang praktis dan beban yang tidak terlalu berat

4. Belajar aktif, kreatif, dan produktif

5. Menyesuaikan pendidikan dan pengajaran dengan tingkat perkembangan anak

Pekerjaan Tangan, Gerak Badan, dan Sekolah Partikelir), Gagasan ini dilontarkan untuk
mengganti model sekolah lama yang disebut sebagai "lusiteren praat-school" (sekolah
"dengar dan bicara"). Dalam laporan komisi tersebut bahwa pembaharuan pendidikan untuk
bangsa Indonesia akan berarti sebesar-besarnya jika pembaharuan itu akan menghasilkan:

a) Cara mendidiki yang dapat membuat bangsa kita terlepas dari tradisi kolonial, dan dapat
membangkitkan serta mengembangkan kekuatan kreatif sehingga bangsa kita dapat
merupakan masyarakat yang kuat serta sehat, baik Iahir maupun batin, dan

b) Cara mendidik yang membawa kita kepada martabat perikemanusiaan yang tinggi. Dalam
sekolah kerja anak-anak dipimpin supaya produktif dan berguna bagi masyarakat.

6
Melalui sekolah kerja anak dapat berkembang secara seimbang dan harmonis karena ciri
pendidikan kolonial adalah terlalu intelektualistik atau terlalu menekankan perkembangan
kecerdasan otak. Pendidikan nasional hendaknya menekankan keseimbangan antara
perkembangan kecerdasan otak dan perkembangan watak, budi pekerti, jasmani dan rasa
keindahan, antara perkembangan manusia sebagai pribadi dan sebagai warga negara dan
anggotamasyarakat, antara isi pelajaran teoritis dan yang praktis dan keterampilan tangan,
Untuk itu dalam memilih bahan pelajaran harus dijaga agar praktis atau relevan dengan
kebutuhan anak, masyarakat dan pembangunan bangsa dan tidak terlalu berat bagi anak.

Gagasan sekolah kerja ini tampak juga pada prinsip belajar aktif, kreatif, dan produktif.
Melalui sekolah kerja anak dipimpin agar produktif dan berguna bagi masyarakat. Untuk itu,
sekolah harus berusaha agar:

a) Anak-anak bersifat aktif, kreatif, dan belajar atas dasar pengalaman,

b) Anak-anak bisa mencari, mendapat, dan mempergunakan pengetahuan dan


pengalamannya,

c) Perhatian dan usaha pendidikan dipusatkan pada keadaan dan jiwa anak,

d) Anak-anak dapat menghasilkan barang sesuatu dengan kemauan dan kekuatan sendiri.

e) Anak-anak belajar menyediakan diri untuk keperluan masyarakat,

f) Anak-anak kelak menjadi anggota masyarakat yang bertabiat sosial, dan

g) Sekolah berwujud 'kuntum masyarakat' dan kelas menjadi persekutuan kerja.

Berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diuraikan, pendidikan dan pengajaran di sekolah


rendah harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak dengan selalu mengindahkan
pusat-pusat perhatian murid serta batas-batas kejayaan atau kesanggupannya yang
berhubungan dengan umur, corak jiwa, sifatnya (laki perempuan), agamanya, dan suasana
lingkungan lainnya.

7
Kurikulum 1964

Pemikiran yang mendahului kelahiran Kurikulum 1964 menunjukkan keinginan yang kuat
agar penyusunan kurikulum selalu didasarkan atas pertimbangan seberapa jauh program
pengajaran atau kurikulum itu memberikan sumbangan bagi:

1. Kesejahteraan anak-anak didik di sekolah

2. Pembangunan masyarakat di sekitar sekolah, dan

3. Pembangunan bangsa dan negara dalam rangka mencapai tingkat hidup yang lebih tinggi
bagi rakyat dan masyarakat Indonesia, lahir dan batin.Keinginan tersebut tercermin pula
dalam salah satu prinsip atau asas didaktik Kurikulum 1964 yang menyatakan bahwa semua
pengetahuan dan kegiatan yang diajarkan haruslah fungsional praktis dalam arti berguna
bagi anak dan masyarakat, sekarang dan di masa yang akan datang, dalam mencapai tiga
kerangka tujuan revolusi nasional.

Sehubungan dengan gagasan sekolah kerja dan pendekatan inkuiri tampaknya gagasan ini
belum terwujud pada sekolah dasar. Namun, upaya pembaharuan pendidikan dan pengajaran
telah mulai dilembagakan secara struktural pada awal tahun 1950-an, Kementerian Pp dan K
mulai mendirikan lembaga-lembaga yang diserahi tugas membuat pembaharuan kurikulum,
seperti:

 Balai Pendidikan Pengetahuan Alam (Science Learning Center - STC) yangbertugas


menatar guru dan mengembangkan kurikulum IPA.
 Urusan Pengajaran Bahasa Indonesia dan Balai Bahasa Daerah (UPBID) dan Urusan
Pengajaran IImu Kemasyarakatan (UPIK) yang bertugas mengawasidan membina mata
pelajaran serta membantu mengembangkan danmemperbaiki mata pelajaran yang
bersangkutan.
 Urusan penyelidikan (research) yang melanjutkan tugas Balai Penyelidikandan
Perancang Pendidikan dan Pengajaran (BP4) dalam menyelenggarakansekolah-sekolah
percobaan, mengembangkan tes hasil belajar, danmengumpulkan statistik persekolahan.
Kurikulum yang diujicoba merupakanrevisi rencana pelajaran Sekolah Dasar yang berlaku
waktu itu.

8
(Laporan Komisi Il dan Laporan Komisi Pekerja tentang Pengajaran Rendah, Panitia
Penyelidik Pengajaran, 1946).

Konsep sekolah kerja tampaknya dipengaruhi aliran psikologi belajar inkuiri yang pada masa
itu amat dipengaruhi pandangan-pandangan John Dewey tentang pendidikan progresif. la
menandaskan bahwa pendidikan warga negara yang terlibat mengandung:

 Penghargaan terhadap keanekaragaman, dalam arti tiap individu harus


diakuikemampuannya, minat, ide, kebutuhan, dan identitas budayanya, dan
 .Pengembangan kecerdasan kritis dan terlibat secara sosial yangmemampuakan individu
untuk memahami dan berpartisipasi secara efektifdalam urusan masyarakat sctempat dalam
upaya kerja sama untuk mencapaikebaikan umum.

Belajar berbasis inkuiri berhubungan dengan:

 Pertanyaan: muncul dari pengalaman


 Bahan: bervariasi, otentik, menantang
 Kegiatan: melibatkan, pengalaman konkret menggunakan tangan (hands-onexperience),
membuat kreasi, bekerja sama, menghidupi peran baru
 Dialog: mendengarkan orang lain; mengartikulasi pemahaman
 Releksi: mengekspresikan pengalaman; bergerak dari konsep baru ketindakan.

John Dewey menandaskan bahwa dalam menghadapi sebuah dunia yang berubah,
gunakanlah metode ilmiah:

 Menyadari suatu masalah


 Rumuskan masalah itu
 Ajukan hipotesis untuk memecahkannya
 Selidiki konsekuensi hipotesis dalam cahaya pengalaman
 Tes solusi yang paling mungkin

9
 Urusan Kewajiban Belajar yang menyelenggarakan percobaan pelaksanaankewajiban
belajar dan mengusahakan pembaharuan isi pendidikan dan metodepengajaran, terutama
Pendidikan Keterampilan,

 Urusan Pendidikan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Rakyat (UPTK/SR)sebagai bagian


Jawatan Pendidikan Umum bertugas dan bertanggung jawabdalam perencanaan,
pengawasan, dan penilaian pendidikan, termasukperencanaan kurikulum dan
penyelenggaraan ujian negara, yaitu Ujian MasukSekolah Lanjutan Tingkat Pertama secara
rutin. Ketika Menteri PendidikanDasar dan Kebudayaan melalui Instruksi NO. 2 tahun 1961
memerintahkanmengadakan pembaharuan kurikulum sesuai dengan sistem
Pancawarhana,UPTK/SR-lah yang melaksanakan penyusunan kurikulum sekolah dasar
yangbaru (1961). Konsep kurikulum sekolah dasar yang baru kemudian diujicobaAkan
tetapi, upaya itu hanya berjalan dua tahun (1962 - 1963) karenaperencanaan yang kurang
sistematik dan matang serta biaya dan sarana yangserba kurang. Setelah Jawatan Pendidikan
Umum dihapuskan pada tahun1963, dibentuk Direktorat Pendidikan Prasekolah. Sekolah
Dasar, dan SekolahLuar Biasa. Direktorat baru ini meneruskan tugas UPTK/SR.

Upaya pembaharuan kurikulum yang mendahului Kurikulum 1964 tampaknya kurang


membuahkan hasil yang diharapkan berkenaan dengan konsepsi sekolah kerja dan
pendekatan inkuiri karena perencanaan yang kurang matang dan keterbatasan dana dan
sarana.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendidikan pada masa orde lama di awali sejak Proklamasi Kemerdekaan berlandaskan
Pancasila yang merupakan falsafah negara. Meskipun baru tahap penentuan saja sebab belum
dijelaskan bagaimana meletakkan dasar itu pada settiap pelajaran. Sejarah pendidikan Indonesia
masa orde lama dapat dilihat sesuai dengan pembagian kurun waktu ditandai dengan peristiwa
penting dan tonggak sejarah, yaitu Periode 1945-1950 dan Periode 1950-1966. Sistem
pendidikan periode 1945-1950 seperti zaman Jepang tetap diteruskan, sedangkan rencana
pembelajaran umumnya sama dan bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa pengantar untuk
sekolah. Prinsip pengembangan kurikulum sering pula disebut sebagai asas pengembangan
kurikulum. Yang dimaksudkan dengan asas ini adalah prinsip pedagogis dan didaktik
pembaharuan kurikulum yang dijadikan pedoman untuk memilih bahan dan kegiatan belajar,
menentukan luas dan urutan bahan dan kegiatan, serta menyusun metodologi pengajaran.

3.2 Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapar banyak kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Suryadi Ahmad.2020. PengembanganKurikulumJilid 1. Sukabumi: CV Jejak,anggota IKAPI

Fadli, Muhammad Rijal, & Kumalasari, Dyah. 2019. Sistem Pendidikan Indonesia Pada Masa
Orde Lama (Periode 1945-1966). JURNAL AGASTYA, VOL.9 (2), 157-171.

12

Anda mungkin juga menyukai