Disusun oleh:
Kelompok 1
Cindy Monica (342020004)
Nanda Fadillah Pramudya (342020008)
Kenita Purwati (342020018)
Dosen Pengampu:
Dr. Yetty Hastiana, M.Si
Sulton Nawawi, S.Pd., M.Pd
Tutik Fitri Wijayanti, S.Pd., M.Pd
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB 1PENDAHULUAN..................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
3.1. Kesimpulan......................................................................................................17
3.2. Saran................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah kurikulum di indonesia ?
2. Apa hakikat kurikulum di indonesia ?
3. Bagaimana peran kurikulum bagi pendidikan di indonesia ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Pada tahun 1942, AMS (milik Belanda) diganti oleh Jepang menjadi
Sekolah Tinggi (SMT) dengan lama belajar 3 tahun. Isi dalam rencana pelajaran
SMT yang sangat penting diketahui yaitu dilarang memakai bahasa Belanda,
bahasa resmi dan pengantar merupakan bahasa Indonesia, mewajibkan bahasa
Jepang sebagai mata pelajaran, adanya pengajaran adat istiadat Jepang, sejarah
Jepang menjadi sangat penting, dan perlunya mempelajari pelajaran ilmu bumi
dalam aspek geopolitik.
9
2.1.4 Sejarah Kurikulum di Era Zaman Reformasi
1. Kurikulum 2004
Kuriklum Berbasis Kompetensi (KBK) Kurikulum 2004 ini lebih dikenal
dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Disebut Kurikulum Berbasis
Kompetensi karena sekolah diberi kewenangan untuk menyusun silabus yang
dikehendaki, yang disesuaikan dengan kebutuhan sekolah. Kurikulum 2004
menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun
klasikal, yang berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan
keberagaman. Dimana kegiatan pembelajarannya menggunakan pendekatan dan
metode yang bervariasi, sumber belajarnya juga bukan hanya pada guru tetapi
juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif. Penilaian pada
kurikulum ini menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan
atau pencapaian suatu kompetensi.
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun untuk menjalankan
amanah yang tercantum dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20
tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Kurikulum ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Standar Isi (SI) yang
pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan
sekolah itu sendiri. Oleh karena itu guru memiliki otoritas dalam mengembangkan
kurikulum secara bebas dengan memperhatikan karakteristik siswa dan
lingkungan di sekolah masing-masing.
Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 tahun 2006
tentang pelaksanaan SI dan SKL, ditetapka oleh kepala sekolah setelah
memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Pemberlakuan kurikulum ini
sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, yang artinya tidak ada intervensi dari
Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasioanal.
3. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis karakter yang menekankan
pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
terintegrasi. Pada kurikulum ini dalam proses pembelajarannya bukan lagi
10
berpusat kepada guru melainkan berpusat kepada kepada siswa, sedangkan guru
hanya sebagai fasilitator saja. Agar terbentuk generasi yang produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif, kurikulum ini mendorong siswa untuk memiliki tanggung
jawab kepada lingkungan, kemampuan interpersonal, antar personal, maupun
memiliki kemampuan berpikir kritis.
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor yang meliputi arus
globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup,
kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan
perkembangan ditingkat internasional. Oleh karena itu kurikulum ini bertujuan
untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia.
12
Pengalaman-pengalaman belajar bisa berupa mempelajari mata pelajaran
dan berbagai kegiatan lain yang dapat memberi pengalaman beajar yang
bermanfaat. Kegiatan belajar pun tidak terbatas pada kegiatan-kegitan
belajar didalam kelas atau sekolah, melainkan juga kegiatan yang dilakukan
diluar kelas atau sekolah; asalkan dilakukan atas tanggung jawab sekolah
(Romine, 1954).
Menurut strate meyer, frokner dan Mck Kim (1947) menurut ketiga
tokoh diatas mengartikan kurikulum dalam tiga cara, yaitu:
a. Mata pelajaran-mata pelajaran dan kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan
di kelas
b. Seluruh pengalaman belajar, baik yang diperoleh dikelas maupun di luar
kelas yang disponsori oleh sekolah
c. Seluruh pengalaman hidup siswa. Kurikulum mencakup aspek yang
cukup luas yakni meliputi seluruh pengalaman siswa, karena menurut
ketiga tokoh diatas berpandangan bahwa pendidikan bertugas
mempersiapkan siswa untuk dapat berfungsi dan menyesuaikan diri
dengan seluruh aspek kehidupan di masyarakat. Menurut Thorn ton dan
Wright (1964) mengemukakan bahwa kurikulum diguakan utuk
menunjukkan kepada semua pengalaman belajar siswa yang diperoleh
dibawah pegawasan sekolah.
3. Kurikulum sebagai rencana tentang kesempatan belajar
Istilah rencana belajar yaitu apa yang diinginkan oleh perencana
kurikulum untuk dipelajari siswa selama mengikuti pendidikan di sekolah.
Menurut Hilda Taba(1962) menyatakan kurikulum adalah suatu rencana
belajar. Oleh karena itu, konsep-konsep tetang belajar dan perkembangan
individu dapat mewarnai bentuk-bentuk kurikulum. Rencana belajar
mencakup tujuan, materi, organisasi kegiatan dan penilaian keberhasilan
belajar.
13
2.3 Peran Kurikulum
Kurikulum dalam pendidikan merupakan komponen yang sangat strategis
dalam upaya pencapaian tujuan pendidkan Nasional. Upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa merupakan bagian yang terpenting dari sekian permasalahan
bangsa. Setiap warga negara sudah dijamin oleh undang-undang 1945 untuk
mendapatkan kecerdasan melalui proses pendidikan. Oleh karena itu untuk
mencapai tujuan pendidikan tersebut diperlukan suatu program yang terencana,
terukur dan dapat dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan oleh pihak terkait,
itulah sebenarnya kurikulum.
Berangkat dari pemikiran di atas maka, peranan dan kedudukan kurikulum
dalam pendidikan adalah sebagai arah atau pedoman dalam pencapaian tujuan
pendidikan seperti yang telah diamanatkan oleh undang-undang. Semakin baik
pedoman itu dipelajari dan dilaksanakan maka semakin cepat pencapaian tujuan
pendidikan. Dengan demikian kurikulum sangat strategis dan menentukan dalam
pencapaian tujuan pendidikan. Menurut Umar Hamalik, (1990 ) Terdapat tiga
peranan kurikulum dalam kegiatan pendidikan yaitu peranan konservatif, peranan
kritis atau evaluatif, dan peranan kreatif. Untuk lebih jelasnya dibawah ini
dijelaskan ke tiga peranan kurikulum dalam pendidikan yaitu ;
14
2.3.2 Peranan Kreatif
Kurikulum selalu berperan dalam menciptakan suatu prodak sebagai hasil
kreasi dalam memenuhi tanggung jawabnya terhadap tuntutan pendidikan dan
perkembangan ilmu pengetahuan yang senantiasa terjadi setiap saat. Peranan
kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan keterbaruan
sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat
pada masa sekarang dan masa mendatang.
Kurikulum harus mengandung hal-hal yang dapat membantu setiap siswa
mengembangkan semua potensi yang ada pada dirinya untuk memperoleh
pengetahuan,keterampilan dan perubahan serta penanaman sikap kepribadian
dalam kehidupan sehari-hari.
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kurikulum di Indonesia setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945 telah
mengalami 9 kali perubahan diantaranya adalah pada tahun 1947, 1952, 1964,
1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan 2013. Pengertian kurikulum menurut
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 sudah mencakup pengertian kurikulum dari
tiga pandangan yang lain yaitu, kurikulum adalah “Seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu”. (Bab I Pasal 1 ayat 19).
Hakekat kurikulum menurut Saylor, Alexander dan leuwis (1981), membuat
kategori rumusan pengertian kurikulum, yaitu Kurikulum sebagai rencana tentang
mata pelajaran atau bahan-bahan pelajaran, kurikulum sebagai rencana tentang
pengalaman belajar dan kurikulum sebagai rencana tentang kesempatan belajar.
Kurikulum dalam pendidikan merupakan komponen yang sangat strategis
dalam upaya pencapaian tujuan pendidkan Nasional. Upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa merupakan bagian yang terpenting dari sekian permasalahan
bangsa.
3.2. Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi “Sejarah, Hakikat,
Dan Peran Kurikulum” yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya
masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan makalah ini. Penulis
berharap pembaca dapat memberikan kritikmdan saran untuk berbaikan makalah
dari penulisan dan tanda baca. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi
serta manfaat untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi pembaca.
17
DAFTAR PUSTAKA
18