Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“KURIKULUM GEOGRAFI DI SD”

Dosen pengampu Mukhlis Mustofa, S.Pd, M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Beni Solikin (19540016)


2. Sabita Salsabila A (19540083)
3. Wahab cahya Saputra (19540088)
4. Gondang Firmasyah (19540104)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SALMET RIYADI SURAKARTA

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu
membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada
kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita
capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta
teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun
materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa
maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian,
yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami
jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan
makalah-makah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-
mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau
mengambil hikmah dari judul Kurikulum Geografi Di SD sebagai tambahan
dalam menambah referensi yang telah ada.

Surakarta, 14 Mei 2022

Penyusun

ii
Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

BAB I................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.............................................................................................................4

A. Latar Belakang.......................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..................................................................................................5

C. Tujuan....................................................................................................................5

BAB II...............................................................................................................................6

PEMBAHASAN................................................................................................................6

A. Pengertian Kurikulum............................................................................................6

B. Pengertian Geografi...............................................................................................8

C. Nilai Nasionalisme dalam Georgafi........................................................................8

D. Implementasi Kurikulum Dan Pengembangan Pembelajaran Geografi Oleh Guru


Sebagai Leader Of Change...........................................................................................10

BAB III............................................................................................................................12

PENUTUP.......................................................................................................................12

A. Kesimpulan..........................................................................................................12

B. Saran....................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan dari pendidikan nasional yaitu menjadikan peserta didik sebagai


warga negara yang bertanggung jawab. Setiap mata pelajaran memiliki
peranan yang unik dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air. Geografi
memiliki kontribusi dalam menumbuhkan cinta tanah air pada peserta didik
dikarenakan hakikat dari ilmu geografi mempelajari bumi sebagai tempat
tinggal manusia dengan objek kajian berupa tanah (litosfer), udara (atmosfer),
biosfer (makhluk hidup) antroposfer (penduduk) dan hidrosfer (air).

Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perbedaan dan


persamaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan,
kewilayahan dalam konteks keruangan (Semlok Pengajaran Geografi di IKIP
Semarang 1988). Geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan kausal
berbagai gejala dan peristiwa yang terjadi dimuka bumi, baik fisik maupun
yang menyangkut makhluk hidup besertapermasalahannya melalui pendekatan
keruangan, ekologi, dan regional. Dalam kurikulum 2013 mata pelajaran
geografi dikelompokkan pada rumpun Mata Pelajaran Peminatan Ilmu-ilmu
Sosial sehingga kajiannya lebih diarahkan pada sudut pandangkeberadaan dan
aktivitas manusia yang dipengaruhi oleh dinamika alam fisik. Karena materi
geografi sangat luas maka sangat diperlukan penataan kurikulum geografi
yang memperhatikan aspek keberlanjutan dan materi prasyarat sebagai dasar
bagi suatu materi berikutna.

Salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian serius adalah


kurikulum. Kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
(UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, Pasal 1 Ayat 19),
Kurikulum di Indonesia sendiri telah mengalami beberapa kali perubahan.
Perubahan kurikulum dan penjaminan mutu guru merupakan upaya
pemerintah mencapai tujuan pendidikan nasional (Yulianto,dkk,2017).
Perubahan kurikulum ini menunjukkan bahwa dunia pendidikan yang
dinamis, hal ini terjadi apabila dunia pendidikan tidak menginginkan terjebak

4
dalam suatu perubahan.

B. Rumusan Masalah.

1. Apa yang dimaksud dengan pengertian kurikulum ?


2. Apa yang dimaksud dengan geografi ?
3. Apa yang dimaksud Nilai Nasionalisme dalam Georgafi
4. Bagaimana Implementasi Kurikulum Dan Pengembangan Pembelajaran
Geografi Oleh Guru Sebagai Leader Of Change

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan pengertian kurikulum ?


2. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Geografi ?
3. Mengetahui Yang dimaksud nilai Nasionalisme dalam Geografi
4. Untuk mengetahui Implementasi Kurikulum Dan Pengembangan
Pembelajaran Geografi Oleh Guru Sebagai Leader Of Change

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum

Dalam dunia Pendidikan, kurikulum menjadi hal yang sangat penting.


Tanpa adanya Kurikulum yang tepat, para peserta didik tak akan memperoleh
target pembelajaran yang sesuai. Seiring berkembangnya zaman Kurikulum
dalam dunia pendidikan pun terus mengalami perubahan. Semuanya
disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik di eranya masing-masing.
Kurikulum berisi sekumpulan rencana, tujuan, dan materi pembelajaran.
Termasuk cara mengajar yang akan menjadi pedoman bagi setiap pengajar
supaya bisa mencapai target dan tujuan pembelajaran dengan baik.

Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu kata curir
dan currere yang merupakan istilah bagi tempat berpacu, berlari, dari sebuah
perlombaan yang telah dibentuk semacam rute pacuan yang harus dilalui oleh
para kompetitor sebuah perlombaan. Dengan kata lain, rute tersebut harus
dipatuhi dan dilalui oleh para kompetitor sebuah perlombaan. Konsekuensinya
adalah, siapapun yang mengikuti kompetisi harus mematuhi rute currere
tersebut. Dalam dunia pendidikan, istilah kurikulum ditafsirkan dalam
pengertian yang berbeda-beda oleh para ahli. Kurikulum dalam dunia
pendidikan seperti kata Ronald C. Doll : “ Kurikulum sekolah adalah muatan
proses, baik formal maupun informal yang diperuntukkan bagi pelajar untuk
memperoleh pengetahuan dan pemahaman, mengembangkan keahlian dan
mengubah apresiasi sikap dan nilai dengan bantuan sekolah”. Sedangkan
Maurice Dulton mengatakan “Kurikulum dipahami sebagai pengalaman-
pengalaman yang didapatkan oleh pembelajar di bawah naungan sekolah”.1
Dari beberapa definisi tersebut kurikulum dapat dimaknai dalam tiga konteks,
yaitu sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik,
sebagai pengalaman belajar, dan sebagai rencana program belajar. Pengertian
kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta

6
didik merupakan konsep kurikulum yang sampai saat ini banyak mewarnai
teori teori dan praktik pendidikan. Dalam makna ini kurikulum sering
dikaitkan dengan usaha untuk memperoleh ijazah, sedangkan ijazah itu sendiri
adalah keterangan yang menggambarkan kemampuan seseorang yang
mendapatkan ijazah tersebut.

Jadi, Kurikulum dapat diartikan sebagai sebuah jarak yang mesti


ditempuh seorang pelari supaya mendapat medali atau penghargaan lainnya.
Kemudian, istilah Kurikulum tersebut diadaptasi dalam dunia pendidikan. Jadi
pengertian Kurikulum dalam dunia pendidikan kemudian menjadi sekumpulan
mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh peserta didik supaya
mendapatkan ijazah atau penghargaan.

Adapun pengertian Kurikulum ini juga disampaikan dalam UU dan oleh


para ahli pendidikan, berikut pengertian menurut mereka:

1. Menurut Prof. Dr. S. Nasution

Prof. Dr. S. Nasution dalam bukunya yang berjudul Kurikulum dan


Pengajaran menyatakan, kurikulum adalah serangkaian penyusunan rencana
untuk melancarkan proses belajar mengajar. Adapun rencana yang disusun
tersebut berada di bawah tanggung jawab lembaga pendidikan dan parah
pengajar di sana.

2. Dr. Nana Sudjana

Dalam buku yang berjudul Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di


Sekolah karya Dr. Nana Sudjana disebutkan, pengertian kurikulum adalah
kumpulan niat dan harapan yang tertuang dalam bentuk program pendidikan
yang kemudian dilaksanakan dan diterapkan oleh guru di sekolah
bersangkutan.

3. Harold B. Alberty

7
Harold menyatakan bahwa kurikulum merupakan semua kegiatan yang
diberikan kepada peserta didik atas tanggung jawab sekolah. Kurikulum ini
tak hanya terbatas pada segala hal di dalam kelas saja, melainkan juga semua
kegiatan di luar sekolah.

4. Saylor, Alexander, dan Lewis

Menurut ketiga tokoh tersebut, kurikulum merupakan semua upaya yang


diadakan dan dilakukan oleh pihak sekolah untuk menstimulus peserta didik
belajar, baik belajar di dalam kelas, di halaman sekolah, maupun ketika berada
di luar sekolah.

Sementara itu, dalam UU tentang Sistem Pendidikan Nasional No 20


tahun 2003 pasal 1 butir 19 disebutkan, kurikulum merupakan seperangkat
pengaturan dan rencana mengenai tujuan, isi, dan materi pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman kegiatan pembelajaran guna mencapai
tujuan pendidikan.

Kurikulum menjadi sangat penting untuk dimiliki setiap sekolah sebagai


pedoman bagi para guru. Terutama bagi sekolah-sekolah formal, di mana
kurikulum akan menjadi pedoman dan memberikan arah dalam mengajar.
Sesuai dengan pengertian kurikulum, yaitu sesuatu yang terencana, maka
dalam dunia pendidikan segala kegiatan siswa dapat diatur dengan sedemikian
rupa. Sehingga tujuan adanya pendidikan dapat tercapai.

B. Pengertian Geografi
Arti geografi secara etimologis, adalah tulisan mengenai
bumi.Geografi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Geography”. Kata ini
berasal dari dua suku kata, yaitu Geo yang artinya bumi, dan Graphilin yang
artinya tulisan. Geografi merupakan salah satu mata pelajaran yang
memperkenalkan berbagai objek yang diharapkan dapat menumbuhkan minat
untuk meningkatkan rasa cinta tanah air peserta didik. Hakikat dari ilmu
geografi adalah mempelajari bumi sebagai tempat tinggal manusia geography
is study of earth as the home of people dengan objek kajian berupa tanah
(litosfer), udara (atmosfer), biosfer (makhluk hidup) antroposfer (penduduk)

8
dan hidrosfer (air) geografi ibarat sebuah makanan dengan menu komplit
yang dapat disungguhkan kepada peserta didik untuk meningkatkan minat
meraka dalam mencintai tanah air. Gunardo, R.B dalam Yani A. (2015: 138)
yang menjelaskan bahwa Ilmu geografi (khususnya pada cabang geografi
politik) adalah ilmu yang dapat dijadikan alat pembentuk karakter bangsa.
Geografi dapat memberi kesadaran bagaimana kondisi sumber daya alam dan
sumber daya manusia merupakan modal membangun bangsa agar menjadi
bangsa yang maju dan besar.

C. Nilai Nasionalisme dalam Georgafi


Nasionalisme dan jiwa patriotisme setiap warga negara menjadi
tameng pelindung dalam mengatasi permasalahan ini. Nasionalisme tidak
hanya menjadi topik pembicaraan untuk meningkatkan semangat rakyat
Indonesia dalam perjuangan merebut serta mempertahankan kemerdekaan.
Dewasa ini nasionalisme telah menjadi perekat bangsa dari kemajemukan
bangsa Indonesia yang dikenal memiliki berbagai latar belakang etnis, suku
dan budaya. Nasionalisme sejatinya juga dapat menjadi senjata ampuh dalam
konteks kehidupan modern terutama di tengah arus globalisasi, terutama untuk
mempertahankan identitas bangsa dari gempuran budaya asing. Nasionalisme
dengan demikian diharapkan menjadi filter aktif yang membentengi bangsa
dari gaya hidup ala bangsa lain yang tidak sesuai bahkan tidak konstruktif
bagi pembangunan karakter bangsa (Hamid. 2012: 42).
Pada masyarakat secara umum terdapat pandangan bahwa menumbuhkan rasa
cinta tanah air menjadi tanggung jawab dari mata pelajaran tertentu seperti
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN), tanpa mendiskriditkan
mata pelajaran tertentu setiap mata pelajaran memiliki peranan yang unik
dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air. Mata Pelajaran Sejarah memiliki
peranan untuk pencerahan dan penjelasan mengenai siapa diri bangsanya di
masa lalu yang menghasilkan dirinya dan bangsanya di masa kini dengan
membangun kesadaran ini akan memunculkan rasa nasionalisme. Sama halnya
dengan sejarah mata pelajaran geografi juga memiliki karakateristik
memperkenalkan ruang/ lokasi sebagai sudut pandang kajiannya.

9
Secara teoritis disebutkan Salah satu cara untuk menumbuhkan rasa
cinta yaitu adanya minat. Minat dapat tumbuh setelah individu mengenali
objeknya. Geografi merupakan salah satu mata pelajaran yang
memperkenalkan berbagai objek yang diharapkan dapat menumbuhkan minat
untuk meningkatkan rasa cinta tanah air peserta didik. Hakikat dari ilmu
geografi adalah mempelajari bumi sebagai tempat tinggal manusia geography
is study of earth as the home of people dengan objek kajian berupa tanah
(litosfer), udara (atmosfer), biosfer (makhluk hidup) antroposfer (penduduk)
dan hidrosfer (air) geografi ibarat sebuah makanan dengan menu komplit yang
dapat disungguhkan kepada peserta didik untuk meningkatkan minat meraka
dalam mencintai tanah air. Gunardo, R.B dalam Yani A. (2015: 138) yang
menjelaskan bahwa Ilmu geografi (khususnya pada cabang geografi politik)
adalah ilmu yang dapat dijadikan alat pembentuk karakter bangsa. Geografi
dapat memberi kesadaran bagaimana kondisi sumber daya alam dan sumber
daya manusia merupakan modal membangun bangsa agar menjadi bangsa
yang maju dan besar. Mengingat pentingnya menumbuhkan rasa nasionalisme
/ cinta tanah air serta kontribusi yang diberikan mata pelajaran Pendidikan
Geografi pada Kurikulum 2013.

D. Implementasi Kurikulum Dan Pengembangan Pembelajaran


Geografi Oleh Guru Sebagai Leader Of Change
Menteri Pendidikan Dasar dan menengah dan Kebudayaan Republik
Indonesia, Anies Baswedan dalam surat keputusannya terkait penghentian
sementara Kurikulum 2013 pada sekolah yang baru melaksanakan kurikulum
2013 selama satu semester,November 2014 menuliskan :

“Kunci Pengembangan Kualitas Pendidikan adalah pada guru.Kita tidak


boleh memandang bahwa pergantian kurikulum secara otomatis akan
meningkatkan kualitas pendidikan.Di tangan gurulah proses peningkatkan itu
bisa terjadi dan di tangan kepala sekolah yang baiklah dapat terjadi
peningkatan ekosistem pendidikan di sekolah”

10
Tampaknya, Sang Menteri memahami betul bahwa ruh pendidikan itu
tidak bisa dilepaskan dari peran sentral seorang guru. Hal ini senada
dengan pernyatan Prof. M.Yamin yang mengatakan bahwa ”Jalan terpenting
untuk mempertinggi mutu sekolah sekolah itu ialah mempertinggi mutu
pendidiknya”. Demikian juga pesan mantan Mendikbud Fuad Hasan yang
menyatakan bahwa prasyarat utama yang harus dipenuhi bagi
berlangsungnya proses belajar- mengajar yang menjamin optimalisasi hasil
„pembelajaran‟ secara kurikuler ialah tersedianya guru dengan kualifikasi dan
kompetensi yang mampu memenuhi tuntutan tugasnya (Kompas,28 Febuari
2000).

Posisi guru yang sangat strategis ini, ternyata berlawanan dengan kondisi
nyata di lapangan pendidikan Indonesia. Justru, sebagian guru
menjadi penghambat perubahan termasuk perubahan dalam kurikulum.
Hal ini tidak terlepas dari permasalahan paradigmatik di kalangan guru
yaitu merubah “mindset” guru tentang pembelajaran. Sebagian guru-guru kita
sudah sangat mapan” dan lama bertahan dengan gaya lama. Mengajar di
dalam benak mereka adalah menyampaikan materi sepanjang waktu pelajaran
yang diselingi dengan kegiatan mencatat dan bertanya jika ada. Guru-guru kita
sangat percaya bahwa pada yang ada pada diri mereka adalah sudah baik dan
layak dipakai dan diajarkan walaupun pada generasi yang sudah berganti
tahun. Guru guru kita dalam seminar atau pelatihan begitu aktif berbicara
sehingga lupa mencatat pelajaran-pelajaran berharga (lesson learned).

Guru-guru kita sibuk mengajar tapi lupa belajar dari bagaimana anak
belajar. Guru-guru kita sulit untuk menyediakan waktu merancang media
pembelajaran yang kreatif dan menarik, nyaris tidak ada. kesempatan untuk
membuat skenario atau rencana pembelajaran sendiri sehingga merasa biasa”
dengan perilaku “copy-paste” RPP orang lain. Guru kita sering terjebak dalam
“kapsul/enkapsulasi”nya sendiri sehingga sulit menerima hal-hal baru
apalagi yang mengusik zona amannya/safety zone. Guru-guru sebagian
masih lemah dalam hal adminitrasi dan dokumentasi penilaian.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk menjadikan guru sebagai pemimpin
perubahan (leader of change)? terkait dengan pembelajaran geografi? Belajar
dari pendapat Rogers (1962) dalam Miller dan Saller (1985:234) yang
menyatakan bahwa ada lima petunjuk agar perubahan bisa diadopsi oleh
sekolah terutama oleh para guru, yaitu;

a. Relatif bermanfaat (relative advantage). Pengetahuan itu harus bisa


meningkatkan pembelajaran.

b. Kesesuaian(compatibity), nilai tergantung dalam kurikulum baru


harus sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh implementator kurikulum.

11
c. Kompleks (complexity), kesukaran perubahan bisa dipahami dan
diaplikasikan di sekolah.

d. Fragmentasi (divisivility), bebeapa program baru bisa dipecah


menjadi beberapa segmen agar dapat di implementasikan secara bertahap.

e. Komunikasi (communicability), inovasi yang diajukan


dapat dikomunikasikan kepada orang terkait.

Setiap perubahan tentunya akan membawa dampak bagi masyarakat yang


mengenainya. Demikian juga dengan perubahan kurikulum. Guru sebagai
ujung tombak pendidikan di lapangan harusnya mampu memainkan peran
vital dalam perubahan kurikulum. Satu hal yang perlu disadari adalah tidak
ada guru hebat sepanjang zaman, guru hebat adalah guru hebat pada
zamannya. Artinya, seorang guru harus senantiasa melakukan pembaharuan
kompetensinya sebagai seorang guru baik kompetensi pedagogik,
professional, sosial dan personal sepanjang perjalan waktu. Coba bayangkan,
jika seorang guru tidak melakukan peningkatan pengetahuan (upgrading) dan
hanya mengandalkan ilmu yang diperoleh di masa perkuliahan belasan tahun
yang lalu, kemudian mengajar anak-anak yang tumbuh dan berkembang di
zaman internet dan sosial media saat ini? Tidak adil rasanya jika kita selalu
meminta anak didik untuk mencari dan mencari hal-hal baru sedangkan guru
masih diam dalam “kapsul‟nya. Saatnya guru mengubah “mindset” dalam
halSaatnya guru harus mengubah mindset dalam hal :

1. Pembelajaran di kelas bukan lagi dominasi guru melalui praktik


mengajar dengan pola “ menyuapi “ peserta didik tetapi pembelajaran
adalah kombinasi antara mengajar dengan kegiatan belajar.

2. Guru harus bersedia mengamalkan pesan agama yaitu belajar


sepanjang hayat (life long education).

3. Guru harus melakukan investasi pendidikan melalui pembelian


buku,meningkatkan level pendidikan,comparative study dan sebagainya.

4. Guru harus melek teknologi. Faktanya saat ini guru Indonesia


lemah dalam kompetensi utamanya namun juga lemah penguasaan
teknologi.

5. Guru harus berkolaborasi dan hindari keterasingan profesional.

Perubahan ini juga memberi ruang kepada peserta didik untuk


menyesuaiakan metode pembelajaran sesuai keadaan dan perkembangan kelas
dan peserta didik pada setiap kali pertemuan. Jika selama ini,guru harus
merancang metode dan teknik pembelajaran RPP jauh hari sebelum

12
pembelajaran dimulai (dengan mengabaikan perkembangan dan dinamika
kelas setiap hari) maka saat ini, hal itu tidak perlu terjadi.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang baik dalam


pelaksanaannya. Penataan materi dalam kurikulum suatu mata pelajaran harus
memperhatikan aspek cakupan dan urutan penyajian agar tercipta keberlanjutan
pemahaman seperti yang diharapkan. Perancang kurikulum harus menempatkan
suatu materi dengan memperhatikan aspek schemata dasar/pengetahuan awal/pre-
requisite sebagai dasar penerimaan materi selanjutnya.
Sebaik apapun dokumen kurikulum hanya akan menjadi tumpukan
kertas yang mengisi lemari dan loker sekolah tanpa diimplementasikan oleh guru-
guru yang profesional. Guru geografi sebagai “talented teacher” harus mau dan
maju sebagai “leader of change” dalam pengembangan pembelajaran geografi
berdasarkan kurikulum 2013. Guru harus mampu merancang pembelajaran yang
menyenangkan dan menantang, memberi peluang interaksi antara pendidik,
peserta didik dengan berbagai sumber belajar serta memfasilitasi peserta didik
untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya agar menjadi generasi
emas dan generasi yang diharapkan (what man can become).

B. Saran

Pendidik adalah ujung tombak pendidikan yang berinti pada proses


belajar, mengajar dan pembelajaran. Peran guru sangat strategis dalam
mencerdaskan anak bangsa. Hanya guru-guru profesional yang bisa membawa
misi mulia ini demi tercapainya tujuan pendidikan nasional. Perlu kiranya, para
pendidik untuk mengembangkan semangat berdiskusi dan berkolaborasi diantara

13
sesama pendidik baik di satu sekolah, antar sekolah, lintas kabupaten, kota,
provinsi bahkan negara ataupun dalam wadahwadah/organisasi profesi. Dalam
forum tersebut, guru bisa berbagi masalah yang dihadapi dan menemukan solusi
bersama

DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa. (2008). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya.

Nofrion. (2015). Penguatan Kurikulum dan Pembelajaran Geografi.


Kurikulum

Mata Pelajaran Geografi, 1-18.

Pelajaran
geografi.http://partosohadi.staff.fkip.uns.ac.id/2012/01/17/esensimedia
- pembelajaran-geospasial-dalam-mata-pelajaran-geografi/, diakses

22 September 2012

Wilayah Dalam Pembelajaran IPS SD.

http://utsurabaya.files.wordpress.com/2010/08/mamik1-peta.pdf,
diakses

22 September 2012

file:///C:/Users/Admin/Downloads/jurnal%207-kurikulum
%20%20geografi.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai