Abstrak
Artikel ini berisi gagasan tentang implementasi inovasi pembelajaran geografi tingkat SMA
dalam kurikulum 2013 sebagai jantungnya pendidikan (heart of education) dan pedoman dalam
pembelajaran. Pada akhir abad ke-18 M, mulai berkembang pandangan tentang geografi sebagai
suatu disiplin ilmiah. Selain itu, geografi juga mulai dipandang sebagai pengetahuan yang dapat
dimanfaatkan secara praktis. Sebaliknya, paham tentang geografi manusia mengalami
kemunduran di kalangan para sarjana pada masa awal dan pertengahan abad ke-19 M.
Kemunduran pengetahuan terjadi di Eropa Barat, khususnya di Inggris dan Berlin. Di Inggris,
ilmu tentang geografi manusia tidak berkembang setelah Alexander Maconochie mengundurkan
diri dari pekerjaannya sebagai ilmuwan geografi manusia. Di Universitas Berlin, geografi
manusia tidak mengalami perkembangan. Penyebabnya adalah tidak adanya penerus dari
ilmuwan geografi bernama Carl Ritter yang wafat pada tahun 1859. Pada akhir abad ke-19 M,
ilmu tentang geografi lebih dipusatkan kepada pengetahuan geologi dan metode ilmiah yang
berkaitan dengan geologi. Kajian yang dilakukan lebih mengutamakan tentang iklim, tumbuhan,
dan hewan, serta bentang alam. Dalam kurikulum 2013 mata pelajaran geografi dikelompokkan
pada rumpun Mata Pelajaran Peminatan Ilmu-ilmu Sosial sehingga kajiannya lebih diarahkan
pada sudut pandang keberadaan dan aktivitas manusia yang dipengaruhi oleh dinamika alam
fisik. Sebagai kurikulum yang berbasis kompetensi, mata pelajaran Geografi ditetapkan
memiliki empat buah Kompetensi Inti (KI) yaitu kompetensi aspek menghayati dan
mengamalkan ajaran agama, kompetensi aspek afektif, kompetensi aspek kognitif, dan
kompetensi aspek psikomotor. Terkait dengan kajian dalam tulisan ini, penyusun kurikulum
harus mempertimbangkan aspek cakupan dan urutan (scope and sequence). Penataan materi
geografi, baik cakupan maupun urutannya akan berdampak terhadap tingkat pemahaman dan
proses konstruksi pengetahuan peserta didik.