Anda di halaman 1dari 10

IMPLEMENTASI INOVASI PEMBELAJARAN GEOGRAFI

TINGKAT SMA DALAM KURIKULUM 2013

Tri Eko Purnomo


SMA NEGERI 1 BANTARSARI

Abstrak
Artikel ini berisi gagasan tentang implementasi inovasi pembelajaran geografi tingkat SMA
dalam kurikulum 2013 sebagai jantungnya pendidikan (heart of education) dan pedoman dalam
pembelajaran. Pada akhir abad ke-18 M, mulai berkembang pandangan tentang geografi sebagai
suatu disiplin ilmiah. Selain itu, geografi juga mulai dipandang sebagai pengetahuan yang dapat
dimanfaatkan secara praktis. Sebaliknya, paham tentang geografi manusia mengalami
kemunduran di kalangan para sarjana pada masa awal dan pertengahan abad ke-19 M.
Kemunduran pengetahuan terjadi di Eropa Barat, khususnya di Inggris dan Berlin. Di Inggris,
ilmu tentang geografi manusia tidak berkembang setelah Alexander Maconochie mengundurkan
diri dari pekerjaannya sebagai ilmuwan geografi manusia. Di Universitas Berlin, geografi
manusia tidak mengalami perkembangan. Penyebabnya adalah tidak adanya penerus dari
ilmuwan geografi bernama Carl Ritter yang wafat pada tahun 1859. Pada akhir abad ke-19 M,
ilmu tentang geografi lebih dipusatkan kepada pengetahuan geologi dan metode ilmiah yang
berkaitan dengan geologi. Kajian yang dilakukan lebih mengutamakan tentang iklim, tumbuhan,
dan hewan, serta bentang alam. Dalam kurikulum 2013 mata pelajaran geografi dikelompokkan
pada rumpun Mata Pelajaran Peminatan Ilmu-ilmu Sosial sehingga kajiannya lebih diarahkan
pada sudut pandang keberadaan dan aktivitas manusia yang dipengaruhi oleh dinamika alam
fisik. Sebagai kurikulum yang berbasis kompetensi, mata pelajaran Geografi ditetapkan
memiliki empat buah Kompetensi Inti (KI) yaitu kompetensi aspek menghayati dan
mengamalkan ajaran agama, kompetensi aspek afektif, kompetensi aspek kognitif, dan
kompetensi aspek psikomotor. Terkait dengan kajian dalam tulisan ini, penyusun kurikulum
harus mempertimbangkan aspek cakupan dan urutan (scope and sequence). Penataan materi
geografi, baik cakupan maupun urutannya akan berdampak terhadap tingkat pemahaman dan
proses konstruksi pengetahuan peserta didik.

Kata kunci: Geography, K13


.
PENDAHULUAN
Pada dasarnya pengertian pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat.
Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan
mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau
perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya
pengajaran dan pelatihan.
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan
tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-
anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Pendididikan menurut UU No. 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 merupkan “usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta kettrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untk
selalu dikembangkan kearah yang lebih baik. Hal ini harus sejalan dengan era globalisasi. Untuk
memajukan suatu pendidikan ada lima komponen yang sangat penting. Komponen-komponen
tesebut adalah:
1. Tujuan pendidikan,
2. Pendidik,
3. Peserta didik
4. Kurikulum,
5. Lembaga pendidikan.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tertuang dalam UU
Sisdiknas, perlu disusun standar nasional pendidikan, salah satunya adalah Standar Isi di mana
Kurikulum menjadi salah satu bagiannya. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas), Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Tentunya menjadi tugas dan tanggung jawab kita semua untuk mewujudkan pendidikan
sebagaimana diamanatkan oleh UU no.20/2003, tentang Sisdiknas. Manakala kita memiliki
sumberdaya manusia (SDM) yang kompetendiharapkanakan mampu mengantarkan bangsa
Indonesia menjadi kekuatan ekonomi dunia yang patut diperhitungkan. Namun, jika SDM yang
kita miliki kurang memiliki kompetensi yang memadai, maka potensi itu justruakanmenjadi
beban berat luar biasa bagi negara. Maka langkah tepat dan cepat perlu diambil untuk menjamin
terbentuknya generasi yang kompeten sesuai dengan tuntutan perkembangan, salah satunya
adalah melakukan pengembangan/penyempurnaan kurikulum dari waktu ke waktu, dan untuk
saat ini kita sedang “heboh” dengan Kurikulum 2013 (K-13).
Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 1 Ayat 19 tentang Sistem Pendidikan
Nasioanl, mengartikan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengetahuan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum 2013 merupakan
salah satu kebijakan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam
rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 dikembangkan dalam
rangka menyiapkan peserta didik supaya memiliki kemampuan soft skills dan hard skills yang
seimbang sehingga mampu beradaptasi di mana pun dan kapan pun berada. Kedua kemampuan
tersebut ditanamkan kepada peserta didik memalui kegiatan pembelajaran yang lebih
menekankan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Dalam konteks implementasi Kurikulum 2013, guru, termasuk guru-guru
Geografi,sebagai ujung tombak terdepan dalam pengembangan dan pelaksanaan pembelajaran
geografi pada jenjang sekolah, kiranya harus memahami posisi Geografi itu sendiri di dalam
Struktur K-13. Selanjutnya guru punya tanggung jawab serta kewajiban untuk melakukan
upaya-upaya mendasar dalam berbagai bentuk inovasi pembelajaran agar pelaksanaan proses
pembelajaran dapat mencapai kompetensi yang ditetapkan, sekaligus ikut mengantarkan anak-
anak bangsa ini menjadi menjadi bangsa yang bermartabat di mata bangsanya maupun di mata
internasional. Tulisan ini akan membahas tentang Implementasi Inovasi Pembelajaran Geografi
Tingkat SMA dalam Kurikulum 2013.

HASIL DAN DISKUSI


Kurikulum 2013
Kurikulum merupakan sebuah rencana pembelajaran, kamu mestinya akan sadar kalau
fungsi kurikulum ini sangatlah penting dalam kemajuan pendidikan baik di Indonesia maupun di
dunia. Dengan adanya kurikulum, kamu bisa mengetahui kemana tujuan sebuah pendidikan
dijalankan. Singkatnya pada lingkup sekolah, kamu akan mengetahui kemana arah pembelajaran
yang akan kamu terima di sekolah tersebut. Karena itulah, kurikulum hukumnya wajib ada di
setiap institusi pendidikan.
Di Indonesia, telah terjadi beberapa kali pergantian kurikulum. Tentunya dari berbagai
pergantian tersebut ada sisi positif maupun negatif. Kurikulum di Indonesia dikembangkan dan
disepakati oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan dengan guru-guru atau tenaga pengajar.
Tentu saja setiap negara memiliki kurikulum yang berbeda-beda pula, hal ini tergantung kepada
bagaimana tujuan dari pendidikan masing masing negara tersebut. Fungsi kurikulum secara luas
adalah dalam rangka untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum merupakan alat atau usaha
untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan tersebut diantaranya adlaah:
1. Tujuan Nasional (Pendidikan Nasional)
2. Tujuan Institusional (Lembaga atau Institusi)
3. Tujuan Kurikuler (Bidang Studi)
4. Tujuan Instruksional (Penjabaran Bidang Studi)
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, fungsi kurikulum dapat dibagi kedalam
beberapa pengelompokan berdasar pihak yang berkaitan dengan kurikulum tersebut.
1. Bagi peserta didik, fungsi kurikulum adalah sebagai sarana untuk mengukur kemampuan diri
dan konsumsi pendidikan. Hal ini berkaitan juga dengan pengejaran target target yang
membuat peserta didik dapat mudah memahami berbagai materi ataupun melaksanakan
proses pembelajaran setiap harinya dengan mudah. Selain itu juga diharapkan agar peserta
didik mendapatkan pengalaman pengalaman baru yang di masa depan dapat dikembangkan
sesuai dengan perkembangannya, dan bisa menjadi bekal kehidupan nantinya. Selain itu,
fungsi kurikulum bagi peserta didik adalah mempermudah mereka dalam memetakan jadwal
yang akan mereka buat nantinya. Dengan jadwal ini, mereka dapat membagi waktu untuk
mengerjakan pekerjaan pekerjaan yang harus dikerjakan sesuai dengan tuntunan oleh guru
atau pendidik nantinya. Kurikulum akan mempermudah peserta didik dalam memetakan apa
yang harus ia kerjakan dari waktu ke waktu, dengan sesuai denga evaluasi yang dilakukan
oleh guru dalam 3 atau 6 bulan sekali.
2. Bagi pendidik ataupun guru, fungsi kurikulum akan sangat berguna dalam penerapan cara
mengajar nantinya. Pendidik atau guru akan merasa sangat terbantu dengan adanya
kurikulum, karena mereka dapat mengajar dengan mengikut struktur yang telah dibuat dalam
penyampaian materi maupun evaluasi yang akan dilakukan terhadap peserta didik nantinya.
Fungsi kurikulum disini juga bisa disebut sebagai pedoman kerja bagi pihak pendidik atau
guru. Dengan adanya kurikulum, pendidik atau guru dapat mengadakan evaluasi terhadap
perkembangan peserta didik dalam menyerap ilum dan pengalaman yang telah diberikan.
3. Bagi orang tua peserta didik, Orang tua merupakan sosok yang harus bersinergi dengan pihak
sekolah dalam pembentukan karakter maupun pembelajaran ilmu bagi peserta didik. Oleh
karena itu, orang tua diwajibkan untuk tahu kurikulum yang dipakai oleh sekolah anaknya.
Karena nantinya orang tua juga harus menuntun dan memberikan pengajaran pada anak
sesuai dengan kurikulum yang diterapkan. Selain itu, fungsi kurikulum lainnya bagi orang tua
adalah sebagai gambaran bagaimana anaknya belajar dan apa saja yang didapatkan anaknya
selama di sekolah. Jadi, orang tua juga bisa mengevaluasi anak maupun sekolah dalam
penerapan kurikulum pembelajaran. Yang paling penting, fungsi orang tua tentunya juga
signifikan dalam mendukung penerapan kurikulum, baik bagi anak yang merupakan peserta
didik dan juga bagi pendidik dalam memudahkan proses belajar mengajar.
Seiring dengan perkembangan zaman, pengertian kurikulum berkembang semakin
kompleks. “Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan
siswa”, Oemar Hamalik dalam M. Joko Susilo (2007:78). Menurut Sukmadinata dalam M. Joko
Susilo (2007:80) “Kurikulum merupakan suatu rencana yang memberikan pedoman atau
pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar”.
Kurikulum 2013 merupakan Kurikulum yang dapat menghasilkan insan indonesia yang:
Produktif, Kreatif, Inovatif, Afektif, melalui penguatan Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan
yang terintegrasi. Elemen utama yang mengalami perubahan terkait dengan Kurikulum 2013
meliputi empat elemen yaitu:
1. Standar Kompetensi Lulusan,
2. Standar Isi,
3. Standar Proses,
4. Standar Penilaian.
Standar-standar tersebut dikembangkan mengacu pada Peraturan Pemerintah nomor 32 Tahun
2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan maupun Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 itu sendiri.
Ciri pembelajaran dalam Kurikulum 2013 adalah pendekatan scientific yang dicirikan
oleh pengembangan kemampuan dan keterampilan dalam mengamati, menanya, mencoba,
menalar, dan mengkomunikasikan Sementara Model Pembelajaran yang sangat dianjurkan
adalah: Inquiry - Discovery learning, Problem based learning, Project based learning, dan
Collaborative learning.
Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan kurikulum berbasis
kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP tahun 2006 yang mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Hal terebut merupakan
penyempurnaan pola pikir dari KBK dan KTSP. Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum itu
sifatnya dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat
mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Meskipun demikian, perubahan dan
pengembangannya harus dilakukan secara sistematis dan terarah, tidak asal berubah. (Trianto:
269: 2017) Pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang kurikulum 2013 yang
diimplementasikan secara bertahap, mulai tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum 2013
menerapkan pembelajaran berbasis aktivitas, yang diharapkan akan menghasilkan insan
Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui pengutan sikap pengetahuanan
keterampilan yang terintegrasi.
Pembelajaran Geografi di Tingkat SMA
Geografi merupakan ilmu untuk menunjang kehidupan sepanjang hayat dan mendorong
peningkatan kehidupan. Lingkup bidang kajiannya memungkinkan manusia memperoleh
jawaban atas pertanyaan dunia sekelilingnya yang menekankan pada aspek spasial, dan ekologis
dari eksistensi manusia. Bidang kajian geografi meliputi bumi, aspek dan proses yang
membentuknya, hubungan kausal dan spasial manusia dengan lingkungan, serta interaksi
manusia dengan tempat. Sebagai suatu disiplin integratif, geografi memadukan dimensi alam
fisik dengan dimensi manusia dalam menelaah keberadaan dan kehidupan manusia di tempat
dan lingkungannya.
Mata pelajaran Geografi membangun dan mengembangkan pemahaman peserta didik
tentang variasi dan organisasi spasial masyarakat, tempat dan lingkungan pada muka bumi.
Peserta didik didorong untuk memahami aspek dan proses fisik yang membentuk pola muka
bumi, karakteristik dan persebaran spasial ekologis di permukaan bumi. Selain itu peserta didik
dimotivasi secara aktif dan kreatif untuk menelaah bahwa kebudayaan dan pengalaman
mempengaruhi persepsi manusia tentang tempat dan wilayah.
Hakikat Geografi sebagai ilmu, selalu melihat keseluruhan gejala dalam ruang, dengan
memperhatikan secara mendalam tiapaspek yang menjadi komponen keseluruhan. Geografi
sebagai satu kesatuan studi (unified geography), melihat satu kesatuan komponen alamiah
dengan komponen insaniah pada ruang tertentu di permukaan bumi, dengan mengkaji faktor
alam dan faktor manusia yang membentuk integrasi keruangan di wilayah yang
bersangkutan.Gejala interelasi, interaksi, integrasi keruangan, menjadi hakikat kerangka kerja
utama pada geografi dan studi geografi (Nursid Sumaatmadja, 1981: 34). Geografi adalah suatu
studi tentang gejala dan sifat-sifat permukaan bumi serta penduduknya yang disusun
berdasarkan letak dan mencoba menjelaskan interaksi antara gejala dan sifat-sifat itu.
Pembelajaran menurut Degeng dalam bukunya Hamzah B. Uno (2006: 2) adalah upaya
membelajarkan siswa. Dalam pembelajaran siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai
salah satu sumber belajar, tetapi juga berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang
dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang di inginkan. Menurut Oemar Hamalik (2007:
25), pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang dilaksanakan
dengan menggunakan cara menuangkan pengetahuan kepada siswa.
Pembelajaran geografi merupakan pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan
permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan
variasi kewilayahannya. Pembelajaran Geografi merupakan pembelajaran tentang hakikat
geografi yang diajarkan di sekolah dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak
pada jenjang pendidikan masing-masing (Nursid Sumaatmadja, 2001: 12). Berdasarkan
Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI), pembelajaran geografi membangun
dan mengembangkan pemahaman peserta didik tentang variasi dan organisasi spasial
masyarakat, tempat dan lingkungan pada muka bumi peserta didik didorong utuk memahami
aspek dan proses fisik yang membentuk pola muka bumi, karakteristik dan persebaran spasial
ekologis dipermukaan bumi. Selain itu peserta didik dimotivasi secara aktif dan kreatif untuk
menelaah bahwa kebudayaan dan pengalaman mempengaruhi persepsi manusia tentang tempat
dan wilayah.Pengetahuan, ketrampilan, dan nilai- nilai diperoleh dalam pembelajaran Geografi
diharapkan dapat membangun kemampuan peserta didik untuk bersikap, bertindak cerdas, arif
dan bertanggung jawab dalam menghadapi masalah sosial, ekonomi dan ekologis.
Karena materi geografi sangat luas maka sangat diperlukan penataan kurikulum geografi
yang memperhatikan aspek keberlanjutan dan materi prasyarat sebagai dasar bagi suatu materi
berikutnya. Dalam dunia pendidikan konsep ini disebut schemata atau kadang disebut juga
dengan kemampuan awal, pre-requisite atau cognitive entry behavior. Kemampuan awal pada
dasarnya merupakan keadaan atau keterampilan yang harus dimiliki siswa terlebih dahulu
sebelum ia mempelajari pengetahuan atau keterampilan baru. Seperti yang diungkapkan oleh
Trianto (2007:21) bahwa sering seorang siswa mengalami kesulitan dalam memahami suatu
pengetahuan tertentu, yang salah satu penyebabnya adalah karena pengetahuan baru yang
diterima tidak terjadi hubungan dengan pengetahuan sebelumnya. Dalam hal ini, pengetahuan
awal sebelumnya menjadi syarat utama dan menjadi sangat penting bagi siswa untuk
memilikinya.

Implementasi Inovasi Pengembangan Kurikulum 2013 dikaitkan dengan Pembelajaran


Geografi
Hasil kajian mengenai pengembangan kurikulum ini, yang terpenting adalah pada
dimensi implementasinya. Beauchamp (1975: 164) mengartikan implementasi kurikulum
sebagai "a process of putting the curriculum to work". Fullan (Miller dan Seller, 1985: 246)
mengartikan implementasi kurikulum sebagai "the putting into practice of an idea, program or
set of activities which is new to the individual or organization using it". Berdasarkan atas dua
pendapat tersebut, sesungguhnya, implementasi pengembangan kurikulum merupakan suatu
kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan desain kurikulum serta pelaksanaannya dalam
bentuk kegiatan operasional di kelas, yaitu mulai dari pengembangan desain kurikulum sampai
proses transmisi dan transformasi segenap pengalaman belajar kepada peserta didik
Untuk mengembangkan berbagai bentuk inovasi pembelajaran Geografi, perlu dipahami
berbagai fenomena terkait dengan upaya inovasi di bidang pembelajaran. Karakteristik manusia
Abad-21 yang dimaksud. Berdasarkan “21st Century Partnership Learning Framework”,
terdapat beberapakompetensi dan/atau keahlian yang harus dimiliki oleh SDM Abad-21, yaitu:
1. Kemampaun berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical-Thinking and Problem-
Solving Skills) mampu berfikir secara kritis, lateral, dan sistemik, terutama dalam konteks
pemecahan masalah,
2. Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama (Communication and Collaboration Skills)
mampu berkomunikasi dan berkolaborasi secara efektif dengan berbagai pihak,
3. Kemampuan mencipta dan membaharui (Creativity and Innovation Skills) mampu
mengembangkan kreativitas yang dimilikinya untuk menghasilkan berbagai terobosan
yang inovatif,
4. Literasi teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communications
Technology Literacy) mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan kinerja dan aktivitas sehari-hari,
5. Kemampuan belajar kontekstual (Contextual Learning Skills) mampu menjalani aktivitas
pembelajaran mandiri yang kontekstual sebagai bagian dari pengembangan pribadi,
6. Kemampuan informasi dan literasi media (Information and Media Literacy Skills) mampu
memahami dan menggunakan berbagai media komunikasi untuk menyampaikan beragam
gagasan dan melaksanakan aktivitas kolaborasi serta interaksi dengan beragam pihak.
(BSNP, 2010: 44-45).
Pendidik adalah orang yang mendidik, yang merupakan orang memberikan ilmu dan
pengetahuan baru bagi orang lain secara konsisten serta berkesinambungan. Kedudukan
pendidik dalam pendidikan adalah merupakan salah satu dari tiang utama untuk bisa
terlaksananya pendidikan. sehingga, kita tidak bisa dipungkiri lagi bahwa sebuah proses
pendidikan tidak akan bisa berjalan tanpa ada yang mendidik atau tanpa seorang pendidik Peran
guru sangat strategis dalam mencerdaskan anak bangsa. Hanya guru-guru profesional yang bisa
membawa misi mulia ini demi tercapainya tujuan pendidikan nasional. Perlu kiranya, para
pendidik untuk mengembangkan semangat berdiskusi dan berkolaborasi diantara sesama
pendidik baik di satu sekolah, antar sekolah, lintas kabupaten, kota, provinsi bahkan negara
ataupun dalam wadah-wadah/organisasi profesi. Dalam forum tersebut, guru bisa berbagi
masalah yang dihadapi dan menemukan solusi bersama. Semoga.
Dalam hal ini, pendidik juga mempunyai tanggung jawab dalam perkembangan peserta
didik dengan upaya mengembangkan seluruh kompetensi yang dimiliki oleh peserta didiknya,
seperti potensi afektif, kognitif, dan psikomotorik. Selain tanggung jawab, pendidik juga
mempunya tugas yang besar untuk dapat membuat anak didiknya paham akan ilmu dan
pengetahuan yang diajarkan.
KESIMPULAN
Pendidik adalah ujung tombak pendidikan yang berinti pada proses belajar, mengajar dan
pembelajaran. Peran guru sangat strategis dalam mencerdaskan anak bangsa. Hanya guru-guru
profesional yang bisa membawa misi mulia ini demi tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Perlu kiranya, para pendidik untuk mengembangkan semangat berdiskusi dan berkolaborasi
diantara sesama pendidik baik di satu sekolah, antar sekolah, lintas kabupaten, kota, provinsi
bahkan negara ataupun dalam wadah-wadah / organisasi profesi. Dalam forum tersebut, guru
bisa berbagi masalah yang dihadapi dan menemukan solusi bersama. Kurikulum yang baik
adalah kurikulum yang paling mengerti kekomplekan pemikiran dalam suatu kebudayaan /
bangsa sekaligus jawaban atas tuntutan zaman. Kurikulum sebagai “the heart of education”
harus mampu membekali peserta didik dengan kompetensi yang diperlukan untuk rekonstruksi
sosial dan realisasi diri dalam konteks kehidupan kini, masa depan dan tantangan perkembangan
dunia yang terus berubah (a changing society). Sebaik apapun dokumen kurikulum hanya akan
menjadi tumpukan kertas yang mengisi lemari dan loker sekolah tanpa diimplementasikan oleh
guru-guru yang profesional. Guru geografi sebagai “talented teacher” harus mau dan maju
sebagai “leader of change” dalam pengembangan pembelajaran geografi berdasarkan kurikulum
2013. Guru harus mampu merancang pembelajaran yang menyenangkan dan menantang,
memberi peluang interaksi antara pendidik, peserta didik dengan berbagai sumber belajar serta
memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya agar
menjadi generasi emas dan generasi yang diharapkan (what man can become).
REFERENSI
- Paradigma Pendidikan Nasional Abad-21. Jakarta: BSNP Beauchamp, G. (1975).
Curriculum theory. Willmette, Illionis: The Kagg Press.
- Hamalik, Oemar. (2007). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
- Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. (2017). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif.
- Seller dan Miller. (1985). Curriculum; Perspectives and practice. New York: Longman
Sumaatmadja, Nursid. (2001). Metode Pembelajaran Geografi. Jakarta: Bumi. Aksara.
- Susilo, Muhammad Joko. (2007). KTSP: Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan.
Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Trianto. (2007). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya. Kencana
Prenada Media Group.
- Progresif, DanKontekstual. Jakarta: Kencana.
- B uno, Hamzah. (2006). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT
Bumi. Aksara Badan Standar Nasional Pendidikan (2010).
- Kemendikbud. 2003. Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 2003 Sistem Pendidkan
nasional. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
- Kemendikbud. 2013. Peraturan Pemerintah No 32 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah No 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
- Kemendikbud. 2016. Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia
- Nursid Sumaatmadja. (1981). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan.
Bandung: alumni
- Peraturan Pemerintah (2005) Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidika. Jakarta: Depdiknas Republik Indonesia.
- Peraturan Pemerintah (2013) Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan. Jakarta: Kemdikbud.
- Permendikbud no. 58 Th. 2014, Tentang Kurikulum 2013 SMP/MTs, Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum SMP/MTs Permendikbud no. 59 Th. 2014, Tentang Kurikulum
2013 SMA/MA, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA

Anda mungkin juga menyukai